Home / Fantasi / Kultivator Inti Semesta / Bab 6: Aku Akan Membuatmu Mengerti

Share

Bab 6: Aku Akan Membuatmu Mengerti

last update Huling Na-update: 2024-07-30 19:01:24

Xiao Tian yang melihat hal itu mengerutkan keningnya. “Daniel bukan lawannya, orang itu memiliki 280 lingkaran tenaga dalam, sedikit lagi menerobos pendekar kelas empat.”

Ziyan Rouxi seperti salah mendengar, sejak kapan adik angkatnya ini pintar menjadi pengamat?

Daniel menangkupkan tangannya. “Patriark, aku akan melawannya!”

Xing Han mendengus dingin. “Sampah, maju lah!” ejeknya tanpa rasa takut.

Tanpa ragu, Daniel langsung melompat ke depan, mengayunkan pedang yang dipegangnya. Pedang itu bersinar dengan energi berwarna ungu yang misterius.

Dengan gerakan yang begitu cepat dan lincah, Daniel melancarkan serangan bertubi-tubi, baik tebasan maupun tusukan. Namun, Xing Han seolah tak merasa terganggu. Ia menghindar dari setiap serangan Daniel dengan mudah, seolah menari di antara hujan pedang.

Klang—

Daniel melancarkan serangan cepat dan kuat dengan pedangnya, namun Xing Han dengan tenang dan sigap menggunakan sarung pedangnya untuk menahan serangan tersebut. Bahkan Xing Han tidak mencabut pedangnya, seolah mengejek Daniel yang berusaha keras melukainya.

Di sisi lain, Xiao Tian merasa cemas melihat situasi tersebut. Dia menghadap FA Wa dan berkata, "Kakek, Daniel bukan lawannya. Dari serangan Xing Han tadi, jelas dia bermaksud melakukan serangan dadakan dan langsung melumpuhkan Daniel. Ini tidak bisa dibiarkan." Ekspresi Xiao Tian penuh kekhawatiran, sementara FA Wa merenung sejenak, memperhatikan pertarungan yang terus berlanjut antara Daniel dan Xing Han.

"Tian, aku tahu itu. Tapi, tidak ada lagi murid yang bisa bersaing dengannya di bawah usia 17 tahun. Aku harap Daniel menyerah sebelum Dia terluka.” Fa Wa tersenyum pahit melihat ini, itu hanya pertarungan sepihak. Anak bernama Xing Han itu tidak melakukan serangan, walaupun jelas-jelas dia memiliki tenaga dalam yang lebih besar, dia sedang mempermainkan Daniel.

“Kakek, biarkan aku yang melawannya! Aku tidak akan membiarkan orang tua itu mempermalukan kakek di Sekte kakek sendiri.”

“Tian, kamu bahkan belum pernah berlatih. Bagaimana kamu bisa bertarung?”

Xiao Tian menatap kakeknya dengan mata yang tulus, wajahnya penuh keteguhan. "Kakek, Tian akan jujur. Tian sering berlatih tanpa sepengetahuan kakek. Kekuatan Tian lebih dari cukup untuk mengusir tamu tidak diundang itu!" ujarnya dengan tegas.

Melihat wajah serius Xiao Tian, Fa Wa sedikit bingung, dia tidak tahu harus percaya atau tidak. Kedua alisnya bertaut, memperhatikan setiap detail ekspresi wajah Xiao Tian.

Setelah beberapa saat berpikir, Fa Wa membulatkan tekadnya, dia mencoba percaya terhadap Xiao Tian. Lagipula dia mengetahui sifat cucu angkatnya ini, dia bukan orang yang suka bercanda apalagi dalam keadaan seperti ini.

Fa Wa mengangguk pelan, kemudian menepuk bahu Xiao Tian dengan penuh kepercayaan. “Lakukanlah! Namun, jika kamu tidak bisa melawannya kamu segera mengaku kalah.” Fa Wa sangat khawatir, walaupun yang lainnya menyembunyikan kekuatannya, dia bisa melihat semuanya. Tetapi, dia tidak bisa melihat kekuatan Xiao Tian.

****

“Sampah, sekarang sudah waktunya aku mengakhiri pertarungan ini!” Xing Han tiba-tiba mencabut pedangnya, lalu bergerak dengan sangat cepat, dia bermaksud untuk membunuh Daniel, dia tidak ingin melukainya saja.

Namun, ketika pedang Xing Han akan mengenai leher Daniel dan menuntaskan nyawanya, sesosok bayangan mendadak melintas dengan kecepatan luar biasa. Xiao Tian sudah berdiri di hadapan Daniel, melindunginya dari serangan Xing Han. Dengan kekuatan luar biasa, dia menjepit pedang Xing Han dengan kedua jarinya, menahan serangan mematikan itu tepat di depan wajah Daniel.

"Sudah cukup! Atau aku akan memberikan pelajaran terhadapmu!" ujar Xiao Tian dengan nada dingin yang menusuk tulang.

Semua orang di ruangan itu terkejut dengan kemunculan tiba-tiba pria muda tersebut. Para tetua dan murid tercengang, bahkan Fa Wa yang merupakan kakek angkat Xiao Tian sendiri terkejut bukan kepalang.

Xing Han mengerutkan kening, heran melihat sosok yang berani menghentikannya. Ia menatap Xiao Tian yang ternyata masih berusia muda, bahkan lebih muda darinya. Namun, yang membuat Xing Han penasaran adalah aura dingin yang terpancar dari tubuh Xiao Tian, seolah bisa membekukan setiap jiwa yang mendekatinya

“Apakah kamu bermaksud untuk ikut bertarung? Jika ingin bertarung, aku tidak keberatan melawan kalian berdua sekaligus!” Walaupun Xiao Tian menghentikan serangannya, Xing Han masih tidak menempatkan Xiao Tian di matanya.

Xiao Tian menggelengkan kepalanya. “Apakah kamu tidak mengerti maksudku? Jika tidak mengerti. Baiklah, aku akan membuatmu mengerti.”

Xiao Tian menatap patriark Lembah Tanpa Batas itu dengan tajam. “Orang tua, aku tidak tahu darimana asal Anda. Namun, tindakanmu di Sekteku tidak menunjukkan sikap sebagai seorang ahli. Jika Anda menginginkan pertarungan antara murid, bukan seperti ini caranya. Sekte Pedang Tertinggiku akan memuaskan Amda dengan pertarungan yang Anda inginkan.”

Mendengar komentar anak kecil yang tajam itu, wajah Gan Feng memerah, amarah memuncak di wajahnya. Sebagai seorang patriark dari Lembah Tanpa Batas, bagaimana mungkin dia bisa mentolerir kata-kata seorang anak yang belum mengerti tentang dunia persilatan? Namun, sebelum dia bisa meluapkan kemarahannya, Fa Wa, yang berdiri di sampingnya, sudah membuka suaranya terlebih dahulu.

"Gan Feng, apakah kamu tidak merasa malu dengan sikapmu yang kekanak-kanakan? Ucapan Tian benar adanya! Jika kamu ingin melihat kekuatan antara murid Lembah Tanpa Batas dan Sekte Pedang Tertinggiku, aku akan dengan senang hati memenuhi keinginanmu," ujar Fa Wa dengan nada menggoda, seolah menantang Gan Feng. "Tapi sekarang, duduklah di sini, dan kita akan menyaksikan pertarungan antara murid kita dengan tenang," lanjut Fa Wa, menunjuk ke kursi yang sudah disiapkan di sampingnya.

Gan Feng menahan amarahnya. Kedua murid dari Lembah Tanpa Batas dan Sekte Pedang Tertinggi mulai bersiap-siap untuk bertarung.

Semua orang yang hadir bisa merasakan ketegangan di udara, mereka tidak hanya terkejut dengan tindakan Xiao Tian, tetapi mereka juga terkejut dengan ucapan Fa Wa sebagai patriark mereka.

“Apakah patriark akan membiarkan Tian melawan orang itu?”

“Aku tidak tahu! Namun, dari ucapan yang disampaikan patriark, sepertinya memang begitu. Tapi, kamu tahu sendiri, aktivitas Tian setiap hari hanya menyapu halaman, dia tidak pernah melakukan latihan. Jadi bagaimana Tian memiliki kemampuan melawan orang itu?”

Orang-orang mulai mempertanyakan tindakan Xiao Tian dan ucapan Fa Wa.

Menurut penilaian mereka, Xiao Tian adalah anak kecil yang tidak memiliki minat beladiri. Itu bisa diketahui karena anak itu tidak pernah terlihat latihan.

****

Gan Feng menahan amarahnya dan dengan terpaksa duduk di samping Fa Wa. “Jika itu pendapatmu, itu akan lebih baik, aku bisa melihat siapa genius muda dari Sektemu yang sesungguhnya?”

Fa Wa menatap Xiao Tian. “Tian, apakah kamu yakin ingin bertarung?”

Xiao Tian tersenyum tipis. “Kakek, Tian sebenarnya tidak ingin bertarung, karena orang ini tidak membangkitkan minat ku. Namun, tindakannya di Sekte kita terlalu arogan, jadi sepertinya aku tidak bisa tinggal diam.”

Xiao Tian menatap Daniel. “Senior Daniel, kamu bisa turun, biarkan orang ini menjadi urusan ku.”

Daniel sedikit ragu, karena dia juga memiliki pikiran yang sama seperti orang lain. Tapi, kekuatan yang ditunjukkan Xiao Tian untuk menghentikan serangan Xing Han membuat dia berpikir lain. “Baiklah, adik junior harus hati-hati. Orang ini masih menyembunyikan kekuatannya.”

“Senior tidak perlu khawatir, serahkan ini padaku.” Xiao Tian tersenyum ramah terhadap Daniel.

Xing Han mendengus dingin. “Apakah kalian sudah basa-basi nya?”

Xiao Tian tersenyum kecil. Tetapi dalam senyumnya tersembunyi keganasan yang tidak diketahui Xing Han.

Daniel keluar dari arena beladiri membiarkan Xiao Tian berhadapan dengan Xing Han.

Sekarang semua mata tertuju padanya. Mereka ingin melihat anak pemalas itu memiliki kemampuan beladiri atau tidak.

Xiao Tian berdiri tegak di tengah arena, tatapan tajamnya menatap Xing Han yang mencemoohkannya dengan nada sinis. "Anak kecil, jangan salahkan aku karena kejam! Pedang tidak memiliki mata, jadi jangan salahkan aku jika kamu terluka parah," ejek Xing Han sambil menggenggam erat pedangnya.

Orang-orang di sekitar arena baru sadar bahwa Xiao Tian tidak memiliki senjata, mereka mulai bergumam khawatir. Pada saat yang kritis, Daniel langsung bergerak. "Adik junior, ambil ini!" seru Daniel sambil melemparkan pedangnya ke arah Xiao Tian.

Xiao Tian dengan sigap menangkap pedang yang dilemparkan Daniel. Ia mengangguk, "Terima kasih, senior." Kata-katanya penuh rasa hormat, namun nada suaranya tetap tenang dan percaya diri.

Setelah Xiao Tian memegang senjata. Xing Han menatap Fa Wa. “Apakah pertarungan ini sudah bisa dimulai?”

Fa Wa mengangguk setuju, lalu mengangkat tangannya sebagai tanda pertandingan dapat dimulai. Setelah mendapatkan persetujuan Fa Wa, Xing Han tidak mau membuang banyak waktu. Dia ingin mempermalukan bocah kecil di hadapannya.

Xing Han langsung mengeluarkan pedang dari sarungnya, dia melompat dengan kecepatan tinggi.

Xiao Tian tidak bergerak, dia masih berdiri dengan tenang. Ketika Xing Han melakukan tebasan, Xiao Tian hanya mengangkat pedang yang masih berada dalam sarungnya.

Suara benturan senjata langsung terdengar oleh semua orang. Namun, melihat Xiao Tian bisa menahan serangan itu dengan mudah, orang-orang sekarang yakin bahwa Xiao Tian memiliki kemampuan, bukan sekedar omong kosong untuk mencari perhatian.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (6)
goodnovel comment avatar
Ate Driyanto Kriswan
Monster jenius mulai dari unjuk kemampuan dan kekuatan dari rahasia jiwa dan tubuhnya...
goodnovel comment avatar
Yudistira
aku mlh baru tau d sini jg ada tian
goodnovel comment avatar
Evanscapenovel
aduh aing jadi ngakak.
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Kultivator Inti Semesta   Bab 7: Bocah Kecil

    Setelah menahan tebasan pedang Xing Han, dalam hitungan sepersekian detik, Xiao Tian memutar pergelangan tangannya dengan cepat dan lincah. Arah pedang yang sebelumnya digunakan untuk menahan serangan Xing Han, kini berubah menjadi serangan mematikan yang langsung menghantam tubuh bagian perut Xing Han. Bang— “Eaahh…” Xing Han terlempar beberapa meter. Setelah menstabilkan tubuhnya, dia tiba-tiba menyemprotkan darah dari mulutnya. Xing Han menatap Xiao Tian dengan ganas sambil menyeka darahnya. “Bocah kecil, aku terlalu meremehkanmu. Aku tidak menyangka kamu memiliki kekuatan seperti ini. Sekarang kamu tidak akan memiliki kesempatan lagi untuk bertahan!” Xing Han langsung melepaskan aura yang sesungguhnya. Sekarang orang-orang bisa merasakan kekuatan Xing Han. “Sial, anak bernama Xing Han ini memiliki jumlah tenaga dalam yang sangat besar, dia sudah hampir menjadi pendekar kelas empat. Bagaimana ini? Tian pasti dikalahkan oleh-nya!” “Jangan terlalu panik, lihat wajah Tian.

    Huling Na-update : 2024-07-30
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 8: Kekuatan Xiao Tian

    “Anak kecil perhatikan kata-katamu! Kamu harus tau sedang berbicara dengan siapa!” Setelah mengatakan itu, Gan Feng langsung meninggalkan Sekte Pedang Tertinggi. Fa Wa dari awal hingga akhir, tidak banyak berkata apa-apa. Matanya hanya memancarkan kilatan dingin yang menakutkan. “Gan Feng, jangan berbesar kepala karena kamu memiliki anak yang bekerja di kekaisaran. Kekaisaran bukanlah kekuatan yang bertindak lalim. Jika kamu terus bersikap seperti ini, tidak lama lagi Lembah Tanpa Batas milikmu bisa menghilang dari Dinasti She.” Gumaman Fa Wa tidak didengar oleh siapapun. Lalu dia menatap Xiao Tian. “Anak ini sudah menyembunyikan kekuatannya dariku. Bahkan sampai saat ini, dia masih tidak menggunakan tenaga dalamnya, dia hanya menggunakan kekuatan fisiknya saja untuk menghadapi Xing Han. Aku benar-benar telah membawa bibit yang bagus.” Fa Wa menatap Ziyan Rouxi juga. “Rouxi, apakah kamu sudah mengetahui kekuatan adikmu? Hingga saat ini aku bahkan tidak bisa melihat ranah apa dia

    Huling Na-update : 2024-07-30
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 9: Mata Luar Biasa Xiao Tian

    Xiao Tian tidak ingin memberitahu Fa Wa bahwa dia memiliki kemampuan mata yang sangat istimewa. Apa pun yang dilihatnya, Xiao Tian akan langsung menghafalnya, bahkan tidak hanya itu, dia juga bisa melihat kekurangan dalam setiap tulisan. “Kakek, aku tidak mengerti mengapa kakek bertanya seperti itu. Karena menurutku, jika orang lain juga sering membaca sepertiku, mereka juga akan bisa menghafalnya.” Fa Wa tersenyum. “Tian, tidak semua orang bisa menghafal apa yang mereka baca. Kemampuanmu untuk menghafal menunjukkan betapa cerdasnya dirimu. Sekarang, kakek ingin melihat apakah kamu bisa mempraktikkan teknik pedang dasar dari Sekte Pedang Tertinggi kita.” Xiao Tian mengangguk. “Baik, kakek. Aku akan mempraktikkannya. Jika ada kesalahan, kakek jangan segan menegurku.” Xiao Tian mengambil pedang kayu, pedang yang biasa digunakan oleh anak-anak untuk berlatih. Melihat Xiao Tian mengambil pedang kayu, Fa Wa tidak menghentikannya. Dia ingin melihat apakah keterampilan pedang Xiao Tia

    Huling Na-update : 2024-07-30
  • Kultivator Inti Semesta    Bab 10: Maju! Jika Tidak Menginginkan Nyawa Kalian

    Xiao Tian mulai menelan satu pil yang berwarna hijau gelap. “Aku awali dengan pil pembersih tulang, aku harus menghilangkan semua kotoran yang berada di seluruh tulang-tulangku. Ketika kotorannya hilang, aku bisa membentuk ulang tulang-tulangku dengan pil kedua.” Xiao Tian menatap pil hijau gelap itu dengan tekad yang kuat. Dengan gerakan tangan yang mantap, dia memasukkan pil tersebut ke dalam mulutnya dan menelannya. Sejenak, tidak ada yang terasa, namun tidak lama kemudian, rasa nyeri yang tajam mulai merambat dari tulang-tulangnya. Wajahnya meringis, menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit yang semakin menjadi. Keringat dingin mulai membasahi dahinya, sementara Xiao Tian berusaha tetap tenang. Perlahan, rasa sakit itu menjadi lebih intens, seolah-olah ada ribuan jarum yang sedang mengikis kotoran-kotoran yang melekat di tulangnya, napasnya terengah-engah, menahan rasa sakit yang hampir tak tertahankan. Selama empat hari, Xiao Tian terus berjuang melawan rasa sakit yan

    Huling Na-update : 2024-07-30
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 11: Sadis

    Sembilan orang lainnya saling menatap tidak percaya. "Tidak mungkin, bagaimana bocah kecil sepertinya bisa membunuh teman kita?" suara gemetar salah satu dari mereka memecah keheningan. Raut mukanya menunjukkan ketidakpercayaan yang mendalam, seolah-olah realitas yang ada terlalu absurd untuk diterima.Namun, sebelum dia dapat melanjutkan kata-katanya, seorang dari kelompok it, dengan cepat memotong, “Hati-hati, jangan meremehkan lawan kita walaupun itu hanya seorang bocah kecil. 5 orang lainnya ikuti aku untuk membunuh anak yang membunuh teman kita, sedangkan kalian bertiga, habisi bocah kecil yang berlindung di belakangnya!”Melihat Xiao Tian dan Daniel akan diserang, Liu Qingyun berusaha melepaskan diri. "Liu Qingyun, jangan harap kamu bisa menyelamatkan anak itu! Aku sudah mengantisipasi seluruh kekuatanmu, kamu tidak akan bisa lepas dariku untuk menolongnya," teriak salah satu pria terkuat ke arah Liu Qingyun.Namun, yang tidak dia tahu, ketika enam orang hendak menyerang Xiao Ti

    Huling Na-update : 2024-07-31
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 12: Organisasi Gagak Darah

    Ketika orang itu menghilang, dia tidak tahu bahwa meskipun wajahnya tertutup oleh topeng, wajahnya tetap terlihat jelas oleh mata Xiao Tian yang tajam. Namun, Xiao Tian memilih untuk tidak memberi tahu Liu Qingyun tentang hal itu, karena apa yang dia lihat adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.Liu Qingyun, Shu Hen, dan Daniel menatap Xiao Tian secara bersamaan, ekspresi mereka penuh dengan kebingungan dan keheranan. Terutama Liu Qingyun yang tampak lebih serius daripada biasanya. “Tian, aku tidak tahu apa yang telah patriark ajarkan kepadamu. Namun, aku harus memperingatkanmu. Tidak baik bagi anak sekecilmu memiliki aura pembunuh yang begitu pekat. Jika kamu terus haus untuk membunuh, bukankah kamu tidak ada bedanya dengan pendekar aliran hitam?”Mendapatkan teguran seperti itu, Xiao Tian tidak marah ataupun tersinggung. Dia malah tersenyum kecil, menunjukkan ketenangan yang jarang terlihat pada anak seusianya. “Tetua, aku mengerti apa yang tetua pikirkan. Namun, aku

    Huling Na-update : 2024-07-31
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 13: Tekad dan keyakinan diri

    Liu Qingyun memimpin perjalanan kembali. "Kita masih harus melewati satu gunung lagi sebelum singgah di kota." Daniel yang penasaran, karena baginya pusat kekaisaran terasa sangat jauh, bertanya, "Tetua, apakah setelah kita sampai di kota, perjalanan menuju pusat kekaisaran She masih jauh?" Liu Qingyun menggelengkan kepalanya. "Masih cukup jauh. Kita masih memiliki perjalanan panjang. Namun, patriark tidak ingin kita terlalu lama di jalan. Oleh karena itu, patriark memberiku banyak uang agar kita bisa menggunakan jasa transportasi. Kita akan menggunakan kapal laut untuk mempercepat perjalanan menuju pusat kekaisaran." “Rooaarr!” Saat mereka asyik mengobrol, tiba-tiba mereka dihadang oleh sekawanan binatang buas. Di depan mereka berdiri lima harimau besar. Tiga di antaranya memiliki ranah pendekar raja bumi peringkat 1, sementara dua lainnya memiliki ranah pendekar raja bumi peringkat 3. Harimau-harimau itu memiliki tubuh yang kekar dan berotot, dengan bulu belang hitam dan or

    Huling Na-update : 2024-08-01
  • Kultivator Inti Semesta   Bab 14: Daniel menerobos

    Liu Qingyun menatap Xiao Tian dengan heran, karena anak kecil itu memikul tubuh harimau yang ukurannya lebih besar daripada dirinya sendiri. “Perjalanan kali ini benar-benar banyak kejutan. Tian ini setiap hari hanya bekerja menyapu dan membersihkan rak buku. Namun, siapa sangka dia telah menyembunyikan kemampuan yang melebihi orang lain. Patriark benar-benar beruntung menemukan cucu angkat sepertinya.” Mendengar ucapan Liu Qingyun, Shu Hen pun mengangguk setuju.Xiao Tian mulai membersihkan daging-daging harimau itu, lalu mengumpulkan kayu bakar dalam jumlah besar. Xiao Tian tidak menggunakan alat untuk menciptakan api. Sebaliknya, dia terus mengubah tenaga dalamnya menjadi elemen api. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya dia berhasil menciptakan api yang keluar dari telapak tangannya. “Sepertinya di masa depan aku harus sering berlatih. Sekarang aku sudah mengetahui cara mengubah tenaga dalam menjadi elemen alam. Namun, ini masih terlalu lemah; elemen yang aku ubah belum bisa aku

    Huling Na-update : 2024-08-02

Pinakabagong kabanata

  • Kultivator Inti Semesta   CH-432

    Xiao Rui mengerutkan kening. Matanya menyipit, dan pandangannya menjadi jauh lebih tajam. “Garis darah Klan Xiao, tapi bukan dari Klan cabang. Lalu dari mana asalnya? Berani sekali menggunakan nama Klan Xiao.” “Tuan muda, benar. Tapi kebanyakan dari kami menyangka dia berasal dari Klan Inti. Sekarang aku akan menunjukkan potretnya. Apakah Tuan muda mengenalnya?” Tetua dari Klan Xiao cabang melangkah maju. Di tangannya tergenggam sebuah gulungan kuno berlapis pelindung energi. Dengan gerakan halus namun terlatih, ia membuka gulungan itu, menampilkan potret seseorang yang tak asing lagi bagi para pembaca, namun asing total bagi para tokoh yang berdiri di hadapan gambar tersebut. Sosok dalam gambar itu adalah Xiao Tian. Tatapan tajam, rahang tegas, dan aura tenang namun mengancam terpancar dari lukisan tersebut. Begitu gambar itu terlihat jelas, Xiao Rui, Xiao Zimo, dan Xiao Yue mengerutkan kening bersamaan. Bahkan Xiao Fa yang jarang menunjukkan perubahan ekspresi ikut memperlihatk

  • Kultivator Inti Semesta   CH-431

    Melihat seluruh hadirin berlutut seolah dunia ini telah tunduk kepada mereka, dua pemuda dari Klan Xiao inti hanya tersenyum dingin. Tidak ada rasa bangga yang terpancar dari mata mereka, seolah penghormatan dari puluhan juta makhluk itu tidak lebih dari angin lalu. Namun, satu di antara mereka masih membuka suara dengan nada netral namun penuh tekanan. “Bangun.” Hanya satu kata. Satu kalimat pendek tanpa penekanan emosi, namun suara itu menggema tajam di setiap telinga yang mendengarnya. Tanpa satu pun berani menunda, seluruh yang berlutut segera berdiri. “Terima kasih, Tuan.” Pemuda itu hanya mengangguk ringan, seperti sudah terbiasa dengan pemujaan semacam ini. Tatapannya kemudian beralih ke pria paruh baya yang berdiri dengan tenang di belakang mereka. “Tetua Xiao Fa, apakah kamu bisa tahu hal apa yang ada di balik cahaya itu?” Pria itu melangkah setengah maju. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi gugup, meskipun kini sedang menjawab langsung pertanyaan dari generasi muda Kl

  • Kultivator Inti Semesta   CH-430

    “Binatang tua, pertarungan tidak harus menggunakan kekuatan terus menerus. Tetapi membutuhkan kecerdasan juga. Kesempatan ini sangat berguna untuk melatih kecerdasanku, apakah aku bisa keluar hidup-hidup dalam kondisi saat semua orang memburuku atau tidak. Jika aku tertangkap dan mati, itu hanya bisa dikatakan otakku tak berfungsi.” Leihuo Dashi tertawa keras dalam pikirannya. “Hahaha, bagus. Jika kultivator takut mati, diam saja di rumah menjadi manusia biasa. Kalau ingin bertambah kuat, berarti harus berani menantang kematian!” Ketika semua orang menatap pilar cahaya yang masih memancar ke langit, keheningan seketika terpecah oleh getaran aneh yang berasal dari atas. Langit, yang semula hanya menjadi latar bagi cahaya, tiba-tiba bergemuruh hebat. Awan-awan terbelah, angin menjerit seperti menyambut kehadiran sesuatu yang tak biasa. Lalu, tanpa aba-aba, sebuah celah dimensi robek dengan paksa di angkasa. Retakan itu seolah membuka pintu menuju dunia lain. Dari balik retakan ters

  • Kultivator Inti Semesta   CH-429

    “Niu Gan, Jilang, Bairu. Walaupun aku pergi, kita pasti akan bertemu lagi,” ucap Xiao Tian, suaranya tenang namun mengandung keyakinan yang dalam. Ketiga sosok di hadapannya menatap dalam diam sejenak. Mata mereka menyimpan kesedihan, tetapi tidak satu pun yang memohon Xiao Tian untuk tetap tinggal. Mereka tahu, jalan yang dipilih oleh Kakak Tian bukanlah jalan biasa. “Baiklah Kakak, hati-hati. Aku harap Kakak Tian mendapatkan keberuntungan di Alam Guijian. Walaupun anggota klan Xiao inti kemungkinan datang, Kakak tidak boleh kalah oleh mereka,” ujar Niu Gan akhirnya. Suaranya serak tertahan, namun penuh semangat. Xiao Tian menanggapi dengan senyum tipis yang hanya muncul di saat-saat seperti ini—bukan sekadar senyum, melainkan ketegasan yang telah melalui ribuan pertarungan. “Tentu saja.” Tanpa kata tambahan, dia melangkah mengikuti Jue Giang yang telah bergerak menuju sisi utara halaman tempat formasi kuno disembunyikan. Pepohonan rimbun menggantungkan dedaunan panjang ke tanah

  • Kultivator Inti Semesta   CH-428

    "Anak muda, aku tidak menyangka kamu bisa mengetahui kondisiku tanpa memeriksaku secara langsung," ucapnya pelan namun penuh wibawa. Xiao Tian tidak menjawab, hanya tersenyum kecil. Sejak masuk rumah ini, ia telah mengaktifkan mata langitnya dan memeriksa keadaan lelaki itu secara mendalam, tanpa menyentuh satu pun bagian tubuhnya. "Senior belum menjawab pertanyaanku," ujar Xiao Tian, nadanya datar tapi penuh penekanan. Pria itu menghela napas panjang, kemudian memutar tubuhnya perlahan agar lebih tegak. Ia menatap langit-langit rumah yang mulai menghitam karena waktu senja. "Aku hanya ingin membuat Niu Gan dan yang lainnya merasakan dunia luar. Mereka terlalu lama tinggal di tempat ini, terlalu nyaman dan terlalu tertutup. Tapi aku memang benar-benar menyuruh mereka mencarikan obat. Bukan karena aku sakit parah, tapi karena aku tahu... tanpa perbaikan pada jiwaku, aku akan selamanya terjebak sebagai Setengah Dewa peringkat satu." Xiao Tian mendekat satu langkah. Tatapannya tidak

  • Kultivator Inti Semesta   CH-427

    Xiao Tian, Niu Gan, Jilang dan Bairu tiba di kota Lizuang. Begitu mereka mendarat di dataran rendah, langkah Xiao Tian terhenti sejenak. Pandangannya menyapu jalan berbatu dan bangunan-bangunan tua yang berdiri dalam kesunyian yang menekan. Alisnya mengerut. Bahkan tanpa menajamkan persepsi, ia bisa merasakan betapa tipisnya energi spiritual di wilayah ini. Kering dan mati, seperti tanah yang sudah lama tidak tersentuh kehidupan. “Alam seperti ini masih ada di Langit Berbintang?” bisiknya, lebih kepada dirinya sendiri. Udara yang ia hirup seakan tak memiliki daya, hanya beban kosong yang membungkam kekuatan batin. Dalam diam, kenangan tentang kampung halamannya perlahan menyeruak. “Alam ini hampir sama dengan Alam Tianwu, bahkan tidak bisa dibandingkan dengan Alam Qinwu.” Suara gumamannya terdengar oleh Niu Gan. Anak muda itu menoleh dengan cepat. “Kakak Tian, kenapa?” tanyanya, suara pelan namun penuh perhatian. “Tempat ini sangat tipis dari energi spiritual. Apakah kalian tum

  • Kultivator Inti Semesta   CH-426

    Mereka berjalan menyusuri jalan utama kota. Aktivitas sudah mulai ramai. Para kultivator dengan berbagai pakaian dan lambang sekte berlalu-lalang. Xiao Tian memilih restoran yang menempati tiga lantai dan terletak di perempatan jalan yang paling sibuk. Begitu mereka masuk, aroma makanan langsung menyambut. Ruangan penuh dengan suara tawa dan obrolan para pelanggan yang sebagian besar memiliki ranah tinggi. Xiao Tian bahkan melihat tiga orang Setengah Dewa sedang berbicara di lantai dua. Mereka duduk di lantai pertama, di meja dekat jendela. Pelayan datang dengan senyum sopan, tidak menunjukkan sedikit pun kecurigaan. “Apa yang bisa saya sajikan, tamu sekalian?” “Apa pun yang spesial di tempat ini,” jawab Xiao Tian tanpa menoleh. Pelayan mencatat, lalu berlalu. Beberapa menit berlalu. Xiao Tian terus memerhatikan sekitar. “Kakak Tian, mereka tidak memperhatikan kita sama sekali,” ujar Jilang sambil menyesap tehnya. “Itu artinya berhasil,” sahut Niu Gan. “Tapi aku tetap merasa de

  • Kultivator Inti Semesta   CH-425

    “Dengan begini, aku tidak kesulitan membuat pil yang bisa membuat persepsi Setengah Dewa tak berfungsi.” Tanpa menunda, ia segera mengeluarkan tungku Naga Azure. Tungku itu berdiri kokoh di hadapannya, dan begitu dibakar, nyala apinya menyala dengan warna tenang namun menyimpan kekuatan yang mengintimidasi. Xiao Tian langsung mengontrol apinya dengan sangat presisi. Ia tidak ingin terjadi gangguan sekecil apa pun. Untungnya, seluruh ruangan sudah diperkuat dengan formasi isolasi, jadi tidak ada suhu maupun aroma obat yang bocor keluar. Tungku mulai memanas secara bertahap. Xiao Tian membuka tutupnya dan memasukkan berbagai jenis tanaman obat. Semua telah ia siapkan dengan perhitungan yang sangat ketat. Tidak ada tanaman yang digunakan secara sembarangan, karena setiap komposisi harus selaras dengan kekuatan jiwa dan struktur energi yang ingin ia bentuk dalam pil. Begitu semua tanaman masuk, energi jiwanya menyembur keluar. Ia mulai mengatur suhu tungku, membentuk sirkulasi panas ya

  • Kultivator Inti Semesta   CH-424

    “Kamu tunggu sebentar,” ucap Xiao Tian kepada Kaisar Obat Suci. “Aku akan mencarikan jumlah yang lebih banyak.” Ia menarik kesadarannya keluar dari dunia itu dan segera menghubungi Niu Gan, Jilang, dan Bairu. Cincin dewa milik anggota klan Han sebelumnya telah ia bagikan kepada mereka. Xiao Tian tahu, kemungkinan besar masih ada sisa sumber daya di dalamnya. Beruntung, ketiganya merespons dengan cepat. Mereka memeriksa isi cincin masing-masing dan menemukan bahwa masih terdapat cukup banyak batu immortal, serta sembilan Vena batu ilahi. Sumber daya itu adalah hadiah dari Villa Hati Seribu Bintang setelah mereka memenangkan posisi ketiga dalam kompetisi pemburuan manik-manik bintang. “Maafkan aku,” ucap Xiao Tian. “Aku akan meminjam ini dulu dari kalian. Di lain waktu, aku pasti akan menggantinya.” Namun balasan dari mereka membuat Xiao Tian sedikit terdiam. “Kakak, kamu sudah banyak membantu kami. Tanpa kakak, mana mungkin kami bisa mendapatkan juara tiga secara bersamaan. Jadi

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status