Share

20. Penyesalan Mbak Yuli

Kami yang mengenalinya, cuma berdiri memerhatikan. Tak ada satu pun dari kami yang berusaha menenangkannya.

Cukup lama Mbak Yuli menangis, hingga akhirnya ibunya Mas Burhan buka suara. "Sudah, kan, Yul? Ibu rasa cukup kamu melihat Mas Burhan. Sekarang ibu mohon segera tinggalkan tempat ini. Terlalu banyak orang-orang yang geram atas perilakumu terhadap almarhum."

Perlahan namun pasti, Mbak Yuli beranjak pergi sambil menunduk. Orang-orang di sekeliling memandang dengan wajah tidak suka. Terlebih lagi Dian. Adik Mas Burhan itu terlihat seperti ingin mencabik-cabik wajah Mbak Yuli.

Mas Arman mendekati Mbak Yuli. Namun, uluran tangannya segera ditepis wanita yang sekarang menjadi istrinya itu. "Ini semua gara-gara kamu, Arman!" Mbak Yuli berteriak histeris.

"Kamu kenapa, Yul? Eling." Mas Arman menatap terkejut. Rautnya jengah terhadap wajah-wajah yang menonton mereka di pekarangan itu. Apalagi setelah berteriak, Mbak Yuli menangis meraung-raung duduk bersimpuh di atas tanah.

"Ini semua gar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status