Share

Bab 38

Author: Eriin 1208
last update Last Updated: 2025-02-18 18:29:42

BRAAK!

"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Bramasta dengan santai setelah menendang pintu kamar Bunga.

"SIAL!" umpat Alex sembari mengepalkan tangan dan meninju tembok, lalu dia beranjak dan pergi dari sana, bahkan melewati Bramasta begitu saja.

"Sadarkan dia," suruh Bramasta pada 2 anak buah yang berdiri di belakangnya.

BYOOOR.

Mereka pun segera mengambil seember air dan menyiramkannya begitu saja pada Bunga, hingga mmbuat Bunga gelagapan saat bernafas.

***

"Aku tahu hal ini pasti akan terjadi setidaknya satu kali," ucap Bramasta.

"Tapi aku tidak menyangka kalau pelakunya adalah kamu Alex," ucap Bramasta sembari menjambak rambut Alex yang sedang berlutut di ruangan Bramasta, hingga Alex mendongakkan wajahnya.

"Kenapa kamu melakukan hal itu? Apa kamu tidak terima kalah bertarung dengannya?"

"Jika tidak terima, kamu berlatihlah lebih giat," ejek Bramasta.

"Aku akan keluar saja dari kelompok ini," ucap Alex dengan kesal.

"Kamu yang berbuat kesalahan, dan kamu juga yang marah-marah?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 39

    BUGH.BUGH.BUGH.Siang itu Wilona berlatih tinju dengan Debby, salah satu olahraga kesukaan mereka berdua."Melihatmu seperti ini, benar-benar mengingatkanku saat kita masih kuliah dulu," ucap Debby saat mereka berdua selesai berolahraga."Wilona yang kuat dan tegas," imbuh Debby."Percayalah padaku, aku akan kembali menjadi diriku yang dulu," ucap Wilona dengan tersenyum sembari mengatur nafas."Aku pasti akan memberi mereka berdua pelajaran yang setimpal," geram Wilona."Apa kamu sudah siap?" tanya Debby."Aku sangat siap, bagaimana denganmu? Apa kamu sudah siap membantuku?" tanya balik Wilona."Tentu saja, apapun yang kamu butuhkan," jawab Debby.***Malam hari.Semua mata tertuju pada kedatangan Wilona, saat ini di rumah Wilona sedang mengadakan pesta atas terpilihnya Bramasta menjadi CEO, pesta tersebut dilakukan di halaman rumah yang hanya dihadiri oleh keluarga inti.Wilona berjalan dengan sangat anggun dan cantik, gaun warna tosca, rambut panjang menjuntai, dan juga membawa b

    Last Updated : 2025-02-19
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 40

    "Kalian sudah berapa lama ikut denganku?" tanya Wilona pada para pembantu yang saat ini tengah berkumpul di dapur.Setelah menurunkan mayat Tika dan dikirim ke keluarganya, mereka pasti tengah bergosip saat ini."Sudah lama Bu," jawab Bu Maria, yang memang sudah lama ikut dengannya, hampir sama seperti Mbok Sum."Dari dulu hingga sekarang, bukankah tidak pernah terjadi hal seperti ini di rumah ini?" tanya Wilona lagi."Iya Bu, hidup kita sangat tenang, terlebih sebelum Ibu menikah," jawab Bu Maria."Apa maksudnya, kamu lebih suka aku menjanda?" tanya Wilona."Yah ... dari pada menikah dengan orang seperti itu, lebih baik menjanda saja Bu, Ibu juga sudah sangat mandiri sejak dulu secara finansial," jawab pembantu yang lain."Ish," desis Bu Maria sembari menyenggol lengan pembantu tersebut."Eh, maaf Bu," "Sepertinya pendapat kamu memang benar," gumam Wilona."Aku hanya ingin memberitahu saja, mulai sekarang lebih berhati-hati dalam bertindak ataupun berucap, jaga diri kalian sendiri,"

    Last Updated : 2025-02-20
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 41

    BLAAR.BLAAR.Malam itu petir menyambar disertai dengan hujan yang lumayan deras, bahkan kilatan cahaya petir juga bisa masuk melalui celah jendela kamar.Wilona terjaga dalam tidurnya, dia membalikkan tubuhnya dan merasakan bahwa tidak ada Bramasta di sebelahnya, Wilona pun terbangun dan segera menutup gorden, karena cahaya kilat benar-benar menyilaukan mata. Keadaan kamar saat itu gelap gulita."Kenapa kamu tidak mati saja?" Namun, saat Wilona berbalik badan dan hendak tidur kembali, tiba-tiba saja Bramasta ada di hadapannya dengan wajah penuh kedengkian.Wilona berjalan mundur dengan perlahan beberapa langkah, tapi Bramasta justru malah berjalan maju dan terus mendekati Wilona."Jangan mendekat," ucap Wilona sembari menyambar vas bunga yang ada di meja dekat jendela, serta mengarahkannya pada wajah Bramasta.PLAK.PYAAAR.Bramasta segera menepis vas bunga tersebut hingga jatuh dan hancur berkeping-keping."Mati kamu, mati!" sentak Bramasta sembari mencekik leher Wilona dengan kedua

    Last Updated : 2025-02-21
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 42

    Keesokan harinya."Sayang, apa mayat ART itu benar-benar tidak perlu di otopsi?" tanya Rosa pada Bramasta. Saat ini mereka tengah sarapan bersama, mereka sarapan dengan normal seakan tidak pernah terjadi pertengkaran, padahal terakhir kali mereka bertemu adalah saat Bramasta mencekik Rosa."Tidak perlu, aku sudah mengurusnya dengan baik.""Lagi pula kenapa kamu sangat penasaran dengan hal kecil seperti ini?" tanya Bramasta."Aku ... aku hanya penasaran saja kenapa dia sampai gantung diri," ucap Rosa dengan sedikit ragu."Tidak perlu memikirkan hal yang tidak perlu kamu pikirkan," ucap Bramasta sembari terus melahap nasi goreng dan telor ceplok yang disiapkan oleh pembantu."Tidak mungkin kamu yang membunuhnya kan?" tanya Rosa dengan hati-hati."Menurutmu bagaimana?" tanya balik Bramasta.Rosa segera memberi kode pada para pembantu, termasuk pada Bunga agar mereka pergi dari ruang makan."Sudahlah, tidak usah memikirkan pembantu.""Sayang, kinerjamu kemarin sangat bagus sekali, aku tid

    Last Updated : 2025-02-22
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 43

    "Bagaimana dengan perkembangan proyek?" tanya Furi pada Ardi.Pagi itu, Furi pergi ke gedung baru milik Wilona untuk meneruskan proyek yang sudah dikerjakan, tentu saja atas arahan dari Wilona."Untuk gedung atas hanya tinggal 10% saja," jawab Ardi."Oh iya, bagaimana kabar Bu Wilona? Apa dia baik-baik saja? Kukira dia sudah tidak akan meneruskan proyek ini, karena sejak aku mengantarnya ke rumah sakit, dia tidak pernah muncul lagi," ucap Ardi."Tenang saja, dia akan terus maju, selama ini gajimu dan juga dana untuk pembangunan tidak pernah terlambat kan?" tanya Furi."Ah iya, benar juga," gumam Ardi sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Bagaimana dengan gedung seberang?" tanya Furi."Kami sudah mendapatkannya satu bulan yang lalu, ini kontraknya," jawab Ardi sembari menyodorkan sebuah map yang baru diambilnya dari laci pada Furi."Apa harganya sesuai?" tanya Furi."Iya, awalnya mereka meminta lebih, jadi kami harus bernego beberapa kali, dan akhirnya mereka mau dengan harga

    Last Updated : 2025-02-23
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 44

    Pagi itu dengan pandangan yang belum terlalu jelas dan juga kepala yang sedikit pusing, Debby berjalan ke ruang makan untuk sarapan. Rupanya semalam setelah meredakan stresnya, Debby memutuskan untuk pulang, tidak menginap di apartemen Firman."Suara siapa itu?" gumam Debby. Sayup-sayup dia mendengar ada suara perempuan yang berasal dari meja makan, padahal dia hanya tinggal bersama kakek dan saudara laki-lakinya, tidak mungkin juga mereka mengobrol sangat akrab dengan pembantu.Degh.Dari kejauhan Debby sedikit terkejut, karena mendapati Melisa ada di ruang makan bersama sang kakek, Melisa juga melambaikan tangan pada Debby. Debby terus berjalan menghampiri tanpa membalas lambaian tangan tersebut."Duduklah, ayo kita sarapan bersama," ajak sang Kakek pada Debby.Debby segera duduk dan mulai makan, sementara Melisa melayani sang Kakek, mengambilkan nasi dan juga lauk."Debby, kenapa kamu tidak menyapa Melisa?" tanya sang Kakek."Kita sudah sering bertemu saat pertemuan bisnis Kakek,"

    Last Updated : 2025-02-24
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 45

    Sayup-sayup Wilona mulai membuka matanya, dia merasa sangat pusing, serta pandangannya sedikit kabur, Wilona memperhatikan sekeliling, dia mendapati bahwa dirinya tengah berada di sebuah ruangan kumuh, kasur dari kapuk yang sudah berwarna kecoklatan, begitu juga dengan bantal dan guling."Arrgh ... " desis Wilona saat mendapati tangannya rupanya terikat ke belakang, saat ini dia dalam keadaan tidur menghadap ke samping."Biarkan saja dia di sini dulu." Mendengar ada suara, Wilona buru-buru menutup matanya kembali."Tapi pastikan ini akan baik-baik saja, aku tidak mau jika harus berurusan dengan polisi," ucap seorang pria."Tenang saja, semua yang aku lakukan tidak akan melibatkan polisi." "Rosa," monolog Wilona dalam hati, saat mendengar suara yang familiar di telinganya."Lalu siapa pria yang bersamanya? Kurasa itu bukan suara Bramasta," batin Wilona.Tit.Tit.Wilona segera menekan tombol yang ada di gelangnya, untuk memberikan sinyal pada Raka. Sejak banyak ancaman yang mengincar,

    Last Updated : 2025-02-25
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 46

    "HAI PACARNYA ROSA!" Pagi-pagi buta Wilona mencoba membuat keributan."PACARNYA ROSA, AKU HAUS NIH!" "APA KAMU TULI?"BRAAAK!"Apa sih? Pagi-pagi buta sudah berisik, bahkan matahari saja belum muncul!" gerutu Rama sembari membuka pintu dengan keras."Aku haus nih," keluh Wilona."Aku tidak boleh memberimu makan ataupun minum sama Rosa," ucap Rama."Bagaimana jika Rosa tidak segera kesini, lalu aku kehausan sampai dehidrasi dan meninggal?" "Kamu tidak mau berurusan dengan polisi kan?" "Kamu juga tahu aku mantan CEO kan? Tidak mungkin orang tidak mencariku jika aku tiba-tiba saja hilang." Wilona mencoba menyabotase pikiran Rama."Baiklah, baiklah, tapi kamu jangan kasih tahu Rosa kalau aku beri minum ya," ucap Rama."Tenang saja, aku pandai menyimpan rahasia," ucap Wilona dengan meyakinkan.Rama pun segera membuka satu botol air mineral yang masih tersegel."Nih," ucap Rama sembari menyodorkan botol air tersebut pada Wilona."Ayolah, tanganku sedang terikat ke belakang, bagaimana aku

    Last Updated : 2025-02-26

Latest chapter

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 60

    Sayup-sayup Rosa mulai membuka matanya, silau matahari membuatnya kesulitan untuk membulatkan matanya dengan sempurna, sunyi, sepi, hanya itu yang dia rasakan sejak semalam, terasa angin sepoi sejuk menusuk ke dalam tulang, terdengar juga gemericik air yang seakan berasal dari sumber. "Air?" batin Rosa yang akhirnya bisa membuka lebar matanya dengan seketika. Rosa pun segera terbangun dan melihat ke sekelilingnya."Dimana aku?" tanyanya dengan kebingungan, karena dia saat ini tengah berada di pinggir danau."Danau?" Gumam Rosa, dia segera melihat ke arah yang berlawanan dengan danau, dan benar saja, di sana ada gubuk Mbok Darmi yang sejak semalam dia cari. Ternyata dia semalam pingsan tepat di seberang gubuk tersebut."Mbok Darmi," ucapnya dengan terisak."Kamu sudah bangun Ndok?" Tiba-tiba saja ada suara Mbok Darmi dari belakang.Rosa segera menoleh, dilihatnya wanita tua beruban tersebut yang seperti biasa, hanya mengenakan jarik dan baju kebaya seadanya. "Iya Mbok," jawab Rosa sing

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 59

    Satu minggu kemudian.BRUUAAAK!Rosa terjatuh dari ranjang sembari memegang perutnya. "Kenapa Rasa sakit di perutku ini seakan tidak wajar ya?" gumam Rosa sembari menggigit bibir bawahnya, karena sakit itu benar-benar tidak bisa digambarkan. Rosa bahkan sudah pergi ke dokter, tapi tetap tidak ada hasil. Dengan tenaga seadanya dan wajah yang sudah pucat pasi, Rosa berusaha merangkak ke meja rias, memegang kursi dan berusaha berdiri.Saat melihat ke arah cermin, dia juga sangat syok, karena tiba-tiba saja wajahnya menjadi buruk rupa, banyak jerawat besar-besar yang memenuhi wajahnya, juga ada beberapa benjolan yang bahkan sudah mengeluarkan bau tak sedap. "Ada apa ini sebenarnya?" ucap Rosa sembari mengambil beberapa helai tisu dan mengusap cairan-cairan yang keluar dari beberapa benjolan tersebut, dia bahkan sudah tidak menghiraukan rasa sakit di perutnya.Semakin dia mengusap cairan di wajahnya, semakin keluar juga cairan tersebut terus menerus tanpa henti. "Tidak, tidak, tiiiidaaaaak

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 58

    "Memangnya kita akan pergi kemana?" tanya Rama pada Rosa.Saat ini Rosa tengah mendatangi Rama di rumah kontrakannya."Ikutlah denganku, kamu pasti akan menyukainya," jawab Rosa yang tetap berada di dalam mobil, lebih tepatnya di kursi pengemudi.Rama yang tadinya membungkuk di kaca, di bagian pintu samping pengemudi, seketika dia menegakkan punggungnya dan menarik nafas dalam. "Aku tidak mau jika kamu suruh melakukan pekerjaan mengerikan lagi," ucap Rama dengan cemberut."Tidak akan, aku tidak akan melibatkanmu lagi," jawab Rosa."Ayo, naiklah, selagi aku tidak ada pekerjaan dan janji temu dengan klien." Rosa terus memaksa Rama.Dengan sedikit berat hati, akhirnya Rama pun membuka pintu mobil dan segera duduk di kursi sebelah Rosa. Tanpa berlama-lama juga, Rosa segera mendaratkan satu ciuman di bibir Rama, hingga membuat Rama tersipu malu. "Maaf, karena melibatkanmu dalam pertempuran tempo hari," ucap Rosa dengan menyesal."Sudahlah, jangan dibicarakan lagi," ucap Rama.Rosa menghada

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 57

    BRUAAAK!"Kenapa kita semalam tidak langsung serang saja Bramasta itu?" kesal Debby sembari melemparkan semua senjatanya di lantai.Sore itu, Debby, Firman dan Alex baru saja tiba di vilanya Debby. "Kenapa juga kita harus jalan kaki sejauh itu? Padahal aku punya mobil," kesalnya lagi. Firman dan Alex hanya bisa saling menoleh dan bertukar pandang.BUGH.Secara bersamaan, Alex dan Firman segera menjatuhkan tubuhnya di atas sofa untuk melepas penat. "Dari mana saja kalian?" tanya Agatha sembari membawakan mereka air mineral botol dan memberikan pada mereka masing-masing 1. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang menjawab."Kamu belum tahu saja, bagaimana kejamnya Bramasta, saat orang lain mencampuri urusannya, ataupun memegang miliknya," ucap Alex pada Debby."Aku tidak takut dengannya!" sentak Debby dengan wajah merah padam."Meskipun kamu tidak takut, kita harus melawannya dengan persiapan, tidak tiba-tiba seperti itu, kamu lihat sendiri kan anak buah dia banyak dan semua terlatih,

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 56

    Ciiit.Belum lama Firman mengemudikan mobilnya, tiba-tiba dia menginjak rem secara mendadak, Alex dan Debby yang tengah duduk di kursi penumpang dan menyandarkan punggungnya, seketika terkejut dan melihat ke depan. Mereka berdua melihat seseorang menodongkan senapan laras panjang pada mobil mereka, Firman segera mengangkat kedua tangannya, sementara Alex menyipitkan mata untuk menajamkan penglihatannya."Robert," gumam Alex.Alex segera membuka pintu mobil dan keluar dengan mengangkat kedua tangan. "Kalian tetap di dalam," ucap Alex pada Firman dan Debby dengan terus melihat ke arah Robert, takut jika tiba-tiba saja dia menarik pelatuknya."Robert," panggil Alex dengan sedikit berbisik."Robert, ini aku Alex," bisik Alex lagi sembari berjalan mendekati Robert."Alex," ucap Robert sembari menurunkan senjatanya."Sedang apa kamu disini?" taya Robert."Tidak perlu jawab," ucap Robert lagi dengan gelisah. Robert segera berjalan ke arah mobil dan melihat ada siapa saja di dalam sana."Kali

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 55

    Pagi itu Furi dan Agatha berjalan menyusuri perusahaan pink, dengan clutch warna abu bling-bling, kaca mata coklat dan rambut ikal warna coklat yang terurai, Agatha berjalan dengan percaya diri, sementara di sebelahnya, Furi tengah mengenakan baju formal dan memegang map di depan dada."Sekretaris Rizal, ada yang ingin bertemu dengan Bu Rosa," ucap Furi setelah sebelumnya dia mengetuk pintu ruangan Rizal terlebih dahulu."Apa sudah buat janji?" tanya Rizal dengan angkuh."Belum, tapi tamu ini sangat penting," ucap Furi."Tidak bisa begitu, apa kamu tidak tahu kalau direktur kita itu sangat sibuk, meskipun tamu penting, tetap harus membuat janji," ucap Rizal yang masih fokus pada laptopnya.Braak.Braak.Agatha berjalan ke ambang pintu dan menggebrak pintu ruangan Rizal beberapa kali, tapi tidak terlalu keras. "Jika kamu tidak mau mengantar, kami bisa pergi ke ruangannya sendiri," ucap Agatha dengan ketus.Rizal pun segera beranjak dari kursinya. "Oh, bukan seperti itu maksud saya Bu,"

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 54

    "Bagaimana hasilnya?" tanya Debby. Hari itu saat weekend, mereka semua berkumpul di villanya Debby."Benar yang dicurigai Wilona, mereka berdua telah banyak menggelapkan dana perusahaan," jawab Furi."Benarkah? Bagaimana caranya?" tanya Firman."Mereka membeli lukisan dari pelukis amatiran dengan harga yang sangat mahal," jawab Furi sembari menyodorkan laptopnya dan memberikan data.Debby pun mendekat dan melihat laptop tersebut. "Lalu?" sahut Debby."Lalu, selang beberapa hari hingga 7 hari kerja, akan ada dana masuk ke rekening pribadi Pak Bramasta dari orang baru," jawab Bunga sembari mengeluarkan banyak berkas yang berisi mutasi rekening Bramasta, Bunga juga sudah menstabilo pada tanggal-tanggal tertentu.Firman segera mengambil berkas dari Bunga dan melihatnya sekilas. "Berapa banyak?" tanya Firman."Pak Bram membeli lukisan tersebut 100 juta dan akan mendapatkan kembali 90 juta," jawab Bunga."Apa selalu seperti itu?" tanya Debby."Tidak, ada yang 150 juta, 200 juta dan seterusn

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 53

    "Permisi," ucap petugas kebersihan yang ada di perusahaan pink, saat ini dia tengah mencoba mengetuk pintu ruangan CCTV."Ada apa?" tanya seorang petugas yang baru saja membuka pintu."Ini, aku bawakan minuman untuk kalian, ada salah satu orang perusahaan yang bagi-bagi," jelas seorang paruh baya yang menjadi petugas kebersihan tersebut."Wah ... kebetulan sekali, kami sedang mengantuk, makasih ya Bu," ucap petugas CCTV tersebut dengan ramah sembari menerima 2 gelas es cappucino."Bekerjalah dengan baik, jangan sampai kamu ketiduran," ucap petugas kebersihan tersebut sembari mendorong trolinya dan pergi dari sana. 2 petugas CCTV pun segera menyeruput es cappucino tersebut hingga habis setengah gelas, sepertinya mereka benar-benar kehausan."Satu ... " "Dua ... ""Tiga ... "Sementara itu, Furi yang berada di balik tembok, dia terus menghitung dengan menggunakan jarinya, juga sembari memainkan kakinya."Lima puluh sembilan." Setelah menghitung hingga satu menit, Furi pun segera berjal

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 52

    "Memangnya Wilona tahu dari mana kalau kita bisa melawan Rosa pakai daun kelor, dia aja gak pernah pergi ke dukun!" hardik Mama Risma. Pagi itu, Rani segera pergi ke kediaman Mama Risma untuk mengajaknya berbelanja bahan yang disuruh oleh Wilona ke pasar, sekalian juga memberi kabar Mama Risma, bahwa putrinya baik-baik saja."Ada Ma di buku catatannya Bu Rosa, lengkap dari ritual sampai pantangannya," jelas Rani."Oh, jadi selain bermain santet, dia juga bermain susuk. Apa lagi yang dia mainkan?" tanya Mama Risma dengan penasaran."Guna-guna," jawab Rani singkat."Guna-guna?" gumam Mama Risma."Ayo Ma kita segera ke pasar untuk beli semua bahan dan kita segera eksekusi dia, biar dia tahu rasanya senjata makan tuan," ajak Rani dengan geram."Memangnya kamu tahu bentuknya daun kelor? Mama aja baru denger namanya barusan dari kamu," ucap Mama Risma."Lah? Mama juga gak tau? Aku kira Mama tahu, makannya aku mau ngajak Mama," gerutu Rani.Mama Risma terdiam sejenak, beliau mengambil ponsel

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status