Share

Pengadilan

"Arrgh, jangan pukuli anakku!" teriak ibu mertua. Menarik Mas Adam menjauh dari Bapak.

"Pak, sudah, Pak," ucapku mengelus dada Bapak.

Mas Hafidz dan ibu mertua berhasil melepaskan Mas Adam dari cengkraman Bapakku. Nafas bapak naik turun tak menentu. Wajahnya memerah bagai minyak panas yang menggolak-golak.

"Pergi kau!" sentak bapak mengusir Mas Adam.

Bapakku tipe pria pendiam. Tak suka mengumpat, tapi beginilah jika marah. Bukan kata yang dikeluar, langsung memberi pelajaran orang yang menyakiti putrinya.

Air mataku menetes. Terharu dengan sikap bapak. Ada sedikit rasa tak enak. Sedih, membuat bapak harus emosi seperti ini.

"Pak, tenang. Kita bicarakan dulu semuanya."

"Pak, maafkan Adam, Pak. Adam terpaksa tidak menceraikan Diana, karena dia tengah hamil."

Mas Adam memegangi kaki bapak. Dia menunjukan wajah penuh penderitaan. Memohon dan mengemis maaf di kaki bapakku.

"Astagfirulloh, jadi kamu sudah menikah dengan perempuan itu?" tanya Mamah makin syok.

"Maaf, Mah. Setelah anak i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status