Share

Dipecat

"Sa-saya dipecat, Pak?" Pak Hendri hanya mengaguk.

"Pak, kenapa saya dipecat?"

"Kamu sudah sering tidak masuk kerja. Kamu pikir, ini perusahaan nenek moyangmu."

"Tapi gak bisa langsung pecat gitu ajah dong, Pak. Saya minta kesempatan sekali lagi."

"Maaf, Dam, tidak bisa. Saya hanya menjalankan keputusan atasan."

"Pak, tolong berikan saya kesempatan sekali saja. Saya sangat butuh pekerjaan ini. Saya harus menanggung kebutuhan istri, calon anak, ibu dan adik saya."

"Aduh, kamu ini bikin pusing saja. Malah curhat segala. Sesuai perintah atasan, kalau mau protes kamu suruh menghadap Pak Bumi."

"Bumi?"

"Iya, dia itu anak pemilik perusahan ini. Kamu 'kan sahabatnya. Tahu saja bisa minta nego."

"A-apa, anak pemilik perusahaan. Gak mungkin, Pak. Bumi itu cuman manajer. Tidak lebih."

"Gimana sih, masa kamu tidak tahu kalau dia anak pemilik perusahaan. Bukannya dia yang masukin kamu ke sini? kalau tidak punya kekuasaan, mana mungkin dengan mudah kamu masuk sini. Sudah jangan banyak protes. Kal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status