Share

Akulah Ratunya, Gundik!

Author: Merry Heafy
last update Last Updated: 2023-02-08 17:15:28

Usai menempuh perjalanan selama hampir tiga puluh menit lamanya, akhirnya Shanum sampai di depan gedung perkantoran itu, aku memandang takjub gedung setinggi 25 lantai itu. Dhanu Mahendra, papanya telah membangun perusahaan itu dengan jerih payah dan keringatnya.

Jatuh bangun sempat dilalui pria tangguh itu, hingga bisa menjadi sukses seperti sekarang.

Brukk!

"Aduh! Kalau jalan hati-hati dong!" maki Shanum pada seseorang yang menabraknya.

"Eh! Maaf, aku nggak lihat jalan tadi—" Suara bariton seorang pria segera terdengar di telinga Shanum. 

Seseorang itu mengulurkan tangannya untuk membantu Shanum berdiri. Wanita itu mendongak untuk melihat wajahnya.

"Kamu!" ucap keduanya secara bersamaan sambil saling menunjuk satu sama lain.

Mereka berdua sempat saling terkejut selama sepersekian detik lamanya. Saat keterkejutan itu sirna, barulah pria itu benar-benar membantu Shanum untuk berdiri. 

"Ada angin apa nih seorang Shanum datang ke kantor?" sindirnya dengan nada sarkasme yang cukup kental. 

"Pengen aja, sekalian mau ngecek kerjaan lo beres nggak," cetus Shanum asal. 

Feri Indrawan, dia merupakan sahabat Shanum sejak kecil. Orang tuanya juga merupakan sahabat karib kedua orang tuanya  semasa muda dulu.

Ia memang bekerja di kantor Dhanu, dan menjabat sebagai manajer keuangan. Lelaki tampan itu menggantikan posisi Arya sebelumnya. 

"Sial lo! Gimana kabarnya?" sahut dan tanya Feri pada sahabatnya itu yang cukup lama tak berjumpa.

"Baik, dong. Kalau nggak, mana mungkin lo lihat gue di sini," jawab Shanum ringan.

Keduanya lantas berjalan beriringan masuk ke kantor. Shanum meminta Feri untuk masuk ke ruangan pria itu lebih dulu, demi bertanya tentang kondisi perusahaan peninggalan papanya. 

"Semuanya baik-baik aja, Sha. Tapi … gue agak-agak curiga sih sama suami lo," tutur Feri ketika mereka berada di ruangan itu.

"Curiga gimana?" tanya Shanum.

"Ya gitu deh, pokoknya ada yang nggak beres aja. Dia … sering memakai keuntungan perusahaan untuk hal pribadi ," jelas Feri. Shanum menganggukkan kepalanya mengerti. Merasa beruntung kalau semua masih baik-baik saja, namun beberapa bulan ini, Feri rupanya menangkap gelagat tak beres tersebut dari Arya.

Shanum tahu alasannya, dan mungkin saja ada kaitannya dengan kehadiran Anara.

"Kalian ada masalah, ya?" tanya Feri hati-hati. Takut menyinggung perasaan sahabatnya.

"Ya, begitulah. Namanya berumah tangga," ucap Shanum singkat. Ia tak ingin terlalu gamblang menjelaskan masalah yang sedang dihadapi.

"Makanya buruan nikah deh,  biar ngerasain roller coasternya hidup berumah tangga," seloroh wanita cantik itu seraya tertawa menggoda Feri.

"Hah, lo mah! Gue malah belum kepikiran nikah tu. Betah ngejomblo nih." Feri terkekeh kecil.

"Lo nya aja yang terlalu pemilih, kan!" tukas Shanum.

"Ya, begitulah." Feri menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Oh iya, kamu tahu kabar Zayn yang baru nggak?" tanyanya tiba-tiba.

Deg!

Mendengar nama Zayn disebut lagi membuat aliran darah Shanum berdesir lebih cepat. Ada yang berdenyut nyeri di dalam hatinya. Segumpal kerinduan yang susah payah disembunyikan, terkoyak sudah. Zayn adalah tambatan hatinya dulu, saat Dhanu memaksanya menikahi Arya. 

"Aku dengar dia udah balik ke Indonesia sebulan yang lalu," sambung Feri lagi seolah tak peduli raut wajah Shanum. 

"Udah, ah. Ngapain bahas dia," sergah Shanum menunjukkan wajah sebalnya. 

"Ya, kali aja mau tahu kabar sang mantan!"  Feri hanya nyengir kuda menatap Shanum yang sedang cemberut. 

Shanum hanya tersenyum getir sesudahnya. Ingatan tentang kisah cintanya yang dipaksa usai dengan Zayn seketika terngiang lagi di benaknya. Kenangan yang sudah terkubur lama itu, harus kembali muncul di ingatannya membuat Shanum ingin memutar waktu yang telah berlalu. 

"Udah deh, gue mau ke ruangan Mas Arya dulu. Dah," ucap Shanum, lalu segera pergi dari ruangan Feri karena sudah tak mau terjebak dengan obrolan masa lalunya lagi dengan Zayn.

'Huh! Benar-benar cowok satu itu. Kenapa tiba-tiba bahas Mas Zayn. Kan jadi kangen, Upss. Sadar, Sha! Kamu ini masih istri orang!' Shanum menggerutu dalam hatinya.

***

Shanum  duduk manis di kursi kebesaran Arya di kantor ini. Wanita itu tampak sedang fokus memeriksa berkas-berkas yang bertumpuk di meja.

Sedikit banyak, dia juga mengerti tentang berkas itu. Meski semuanya begitu memusingkan, tapi dia harus bisa mengambil alih apa yang menjadi haknya. Shanum tak akan tinggal diam, saat Arya sudah menunjukkan sisi buruknya. 

Sebentar lagi suaminya itu pasti akan sampai ke kantor. Dan Shanum sudah menduga kalau Arya pasti akan kaget saat melihatnya berada di sini. 

"Biar saja. Toh kantor ini juga masih merupakan milik almarhum papa," gumamnya acuh sambil matanya fokus memindai setiap laporan yang ada di berkas.

Arya memang diminta untuk memimpin perusahaan ini, tapi tidak untuk memilikinya. Dhanu  masih cukup waras untuk sukarela menyerahkan perusahaan ini pada sang menantu.

Apalagi masih ada Shanum, yang merupakan putri tunggal dan menjadi bakal pewaris semua harta kekayaannya. 

Kriieet….

Pintu ruangan terbuka, Arya seketika tercengang melihat Shanum yang duduk santai di ruangannya. Lebih mengejutkan lagi, Anara datang bersama pria itu, dengan menggamit mesra lengan Arya masuk ke ruangan.

"Sayang, kenapa kamu di sini? Bukannya kamu harus ke butik?" Arya tak dapat menyembunyikan nada keterkejutannya. Ia langsung menepis tangan Anara dengan kasar. Bagaimana tidak, selama ini Shanum hanya sibuk dengan butik serta toko bunga yang dimilikinya, dan tidak pernah menginjakkan kakinya di gedung kantor ini. 

Anara mencebik kesal, memanyunkan bibirnya saat Arya dengan kasar menepis tangannya hanya gara-gara kehadiran Shanum di ruangan itu. 

"Aku? Tentu saja aku ada di sini. Kantor ini masih milik almarhum papaku, bukan," ucap Shanum datar, dengan tatapan lurus mengarah pada dua sejoli itu. 

"Oh, ya. Apa kamu sudah jujur tentang siapa aku sebenarnya sama ibu, adikmu, dan istri barumu, Mas?" tanya Shanum sengaja menyerang suaminya. Arya tampak gelagapan.

"Sha, maksud kamu apa sih. Aku sudah bilang jangan diambil hati omongan ibu kemarin. Ibu itu sudah agak pikun jadi bisa aja dia mengada-ada omongan kemarin," kilah Arya. Bola matanya tampak bergerak gelisah.

'Aku tahu kamu sedang menutupi kegugupanmu, Mas.' Shanum membatin dalam hatinya.

"Oh, ya?" Shanum menatapnya tajam.

"I–Iya, Sha," sahutnya tergagap. 

"Terus ngapain perempuan ini di sini? Mau ngantor juga?" ucap Shanum lagi dengan dagu terangkat menunjuk ke arah perempuan dengan dress berwarna maroon itu.

"Emang kenapa, aku juga istri Mas Arya!" sahut Anara bersungut kesal.

"Maksudmu, istri siri!" sergah Shanum dengan tatapan mengejek. 

Anara tersinggung dengan ucapan Shanum, lalu dia berkata, "Lihat saja! Nanti aku akan meminta dinikahi secara resmi setelah anak ini lahir. Siap-siap aja kamu jadi gelandangan!" makinya pada Shanum, sambil menunjuk wajah wanita itu.

'Duh! Ngelawak ya ini orang. Yang bakal jadi gelandangan itu bukan aku, tapi suamimu! Eh, masih jadi suamiku juga sih. Haha.' Shanum menertawakan Anara dalam hatinya, karena perempuan itu belum juga paham kalau suaminya itu hanyalah cangkang kosong yang tak memiliki apa-apa. 

"Sstt! Anara." Arya terlihat mengkode  Anara untuk berhenti. 

"Sha, itu ... tadi Anara yang maksa ikut ke kantor. Aku nggak tega biarin dia di rumah takut dia bosan dan itu akan ...."  Arya tampak ragu melanjutkan ucapannya.

"Akan apa, Mas?" Shanum bertanya tanpa beban. 

"Mas Arya nggak mau kalau anaknya stress. Puas kamu, Mbak!" sergah Anara cepat, wajahnya menunjukkan rasa puas yang teramat sangat, karena Anara kira pembahasan tentang anak akan sensitif dan menyinggung perasaan Shanum. Padahal, tidak sama sekali. 

Wajah Arya tampak memerah. Lelaki itu menatap wajah Shanum dengan tatapan sendu mungkin  merasa tak enak hati telah menyinggung masalah kehamilan dengan Shanum. Mungkin ibunya telah mendoktrinnya jika istri pertamanya itu wanita mandul. 

'Bodo amat, lah! Kenyataannya aku ini sehat dan hanya sedang menunda kehamilan saja.' Shanum bermonolog sendiri. 

"Mending, Mas saja bawa perempuan ini pergi selagi aku masih sabar dan berbaik hati," usirnya dengan tatapan dingin. 

"Tapi, Sha…."

Shanum menatapnya nyalang, berharap agar lelaki itu memahami arti tatapan matanya. Sementara itu, Anara tampak tak terima diusir begitu, saat dia hendak membuka suara, Arya justru sudah memutuskan untuk menuruti kemauan Shanum.

"Anara, aku pesankan taksi untuk kamu pulang ke rumah, ya. Jangan bantah." Arya berucap dengan tegas.

Anara akhirnya hanya pasrah dan mengikuti langkah Arya yang menuntunnya untuk turun ke lobi. Setelah sebelumnya ia sempat melempar tatapan sinis pada Shanum.

"Lihat! Akulah ratunya, gundik. Jangan pernah bermimpi menjadi ratu." Shanum berkata dengan jumawa melihat kepergian suami dan istri barunya itu. 

***

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
kirain ngomong beneran ternyata membayangkan masih di batin ayo othornya jangan LEMOT GOBLOOOOOOOOOOK
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
hei njing, kirain cerita utk orang waras ternyata cerita utk orang halu kelas berat. yg menulis cerita g punya otak dan terperangkap dlm imaginasi sakit jiwanya. mana ada tokoh model shanum kayak gini. anak orang kaya itu ego nya tinggi njing. g bisa dipermainkan dan bertele2.
goodnovel comment avatar
Mira Wati
SKIP ah drpd rugi bayar ternyata tokoh utama BEGO tp sok pintar dlm batin aja..........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Suami Tak Tahu Diri

    "Mas Arya jahat!" seru Anara ketika Arya tanpa perlawanan lagi menuruti perintah Shanum. Arya tampak menuntun langkah kaki Anara keluar ruangannya dengan terpaksa. Saat ini dirinya tidak ingin membuat Shanum semakin murka pada dirinya yang telah berani membawa istri barunya ke istana mereka. Ah, bukan, istana Shanum tepatnya, karena Arya hanya datang membawa dirinya saja, tak membawa harta sepeserpun saat menikah dengan Shanum tiga tahun yang lalu. "Mas, lepas ah!" sentak Anara keras, saat baru beberapa langkah mereka keluar dari ruangan Arya.Anara memanyunkan bibirnya sangat kesal, karena usahanya untuk memanas-manasi Shanum tidak berhasil. Wanita itu begitu tegar, dan sama sekali tidak terpengaruh dengan kehadirannya. Padahal niatnya datang dan ikut tinggal adalah supaya bisa menyingkirkan Shanum dari hidup Arya. "Aku nggak mau pulang!" ucap Anara protes. "Kamu kan udah janji buat ajak aku ke kantor hari ini, lagian kenapa sih tiba-tiba Mbak Shanum ada di sana," omel Anara masih

    Last Updated : 2023-02-26
  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Tekad Shanum

    "Kenapa, Sha? Kamu udah nggak percaya lagi sama aku?" tanyanya sembari menatap wajah Shanum lekat."Gimana aku mau percaya, Mas. Pernikahan saja bisa kamu khianati, apalagi perusahaan ini. Ingat, Mas. Aku bukanlah benalu yang seperti ibumu katakan. Kamu berada di posisi sekarang itu berkat kemurahan hati Papa. Camkan itu!" ucapku spontan hingga membuat Arya tergemap dan diam seribu bahasa. Arya tampak menelan ludahnya susah payah. Rupanya Shanum masih mengingat dengan jelas bagaimana penghinaan Bu Desi terhadapnya kemarin. Jika ada yang harus disebut benalu, maka yang tepat adalah dirinya sendiri. Dialah benalu yang sesungguhnya. Akan tetapi, kepiawaiannya berbicara telah membuat sang ibu, adik kandung dan istri barunya itu percaya kalau Shanum lah yang menumpang hidup padanya. Padahal yang terjadi adalah sebaliknya. Arya tak berkutik dan hanya masih diam mematung di tempatnya. Shanum mengambil tas selempangnya, lalu segera bergegas keluar dari ruangan itu. 'Mas Arya pasti syok me

    Last Updated : 2023-03-09
  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Bertemu Sang Mantan

    Tuan Dhanu Mahendra telah mempercayakan perusahaan itu pada Arya. Tetapi, ternyata kemurahan hati beliau telah membuat menantunya itu buta hati. "Seenaknya saja dia menganggapku orang tak berguna di hidupnya. Entah bagaimana dia sampai mengarang hal seperti itu dan menceritakannya pada ibu." Shanum kembali bermonolog sendiri. Ia masih tak habis pikir dengan kenyataan yang tiba-tiba menimpa hidupnya. "Pa, Ma, tolong kuatkan aku untuk menghadapi mereka. Aku tak punya siapa-siapa lagi di dunia ini. Tolong bantu aku untuk menyingkirkan orang-orang tak tahu diri itu," pintanya sembari menatap pusara kedua orang tuanya secara bergantian. Shanum mengusap dua nisan bertuliskan nama orang tuanya untuk terakhir kalinya. Dia telah merasa cukup untuk menumpahkan unek-uneknya pada mereka yang sudah berbeda ruang dan waktu. Usai mengeluarkan seluruh keluh kesah yang menyesakkan di dalam dada. Shanum merasakan kelegaan. Meskipun, Papa dan Mamanya tak mungkin memberikan solusi. Namun, perasaannya

    Last Updated : 2023-03-15
  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Aku Ingin Bercerai

    "Mbak, nggak ke sini? Udah siang lho? Mbak baik-baik aja kan? Nggak kenapa-napa kan?" cecar Shela dari ujung sana. Ia langsung menghujani Shanum dengan berbagai pertanyaan dengan nada cemas. "Aku baik-baik saja, Shel. Ini mau jalan ke butik. Kenapa? Ada masalah ya di sana?" tanya Shanum dengan suaranya yang tenang."Eh, nggak ada sih, Mbak. Aku cuma cemas aja. Biasanya jam segini Mbak udah di butik. Tapi, sampai siang begini kok belum datang ke sini, takut kenapa-napa." Shela menyampaikan kecemasannya sedari tadi pada atasannya itu."Oh, ya ampun sampai segitunya, Shel. Aku nggak apa-apa kok. Ini lagi nyetir, jalan ke sana. Udah dulu ya," ucap Shanum berpamitan mematikan sambungan telepon, karena dia harus fokus menyetir. "Oke, Mbak. Aku tunggu ya. Hati-hati!" pesannya sebelum sambungan telepon berakhir. Shanum ingin meralat ucapannya tadi. Nyatanya ia tak benar-benar sendirian di dunia ini. Ada juga beberapa orang yang berdiri di pihaknya, termasuk Shela. Wanita itu lantas melaj

    Last Updated : 2023-03-16
  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Kekacauan Di Rumah

    Shela tiba-tiba menghambur ke arah Shanum lalu memeluknya dengan erat. "Mbak, aku ikut sedih dengan masalah rumah tangga yang Mbak alami. Aku bener-bener nggak nyangka Mas Arya bisa setega itu. Padahal sorot matanya saat menatap Mbak Shanum itu adalah jelas tatapan penuh cinta," ucap Shela mencoba menghibur Shanum."Yah, namun perasaan dan hati manusia bisa berubah dalam satu detik, Shel. Aku jadi nggak heran," sahut Shanum berusaha tegar."Huaaa… Hikkss…" Shela tiba-tiba saja menumpahkan tangis prihatinnya. "Lah, kok malah kamu sih yang nangis, Shel. Harusnya aku. Lihat, aku baik-baik aja kok. Jadi kamu nggak perlu nangis," seloroh Shanum menahan tawanya. "Hikss… Aku sedih kalau Mbak mau pisah sama Mas Arya. Siapa sih pelakor itu, sini biar aku hajar dia," ucap Shela di sela-sela tangisannya.Shanum terkekeh kecil. Bibirnya mengulas senyum tipis. Baginya, kehadiran Shela bagai oase yang menyejukkan, seakan selalu memberi warna ceria pada hidupnya yang nyaris suram."Dah, ah. Jan

    Last Updated : 2023-03-17
  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Keributan

    Rambutnya terlihat basah, seperti habis mandi. 'Jangan-jangan mereka habis melakukan itu. Ah, kenapa aku mikir hal gak penting begitu.' Shanum membatin dalam hati.Pria itu tampak berjalan arah tangga, menuju ke arah Shanum, tentu saja dengan istri barunya. Wanita licik itu melirik Shanum dengan tatapan sinis."Duh, apaan sih ribut mulu deh, Mbak Shanum. Kayak hidupnya di hutan aja," celetuk Lila yang tiba-tiba saja keluar dari kamar tamu yang satunya dengan rambut yang acak-acakan, dan suara parau khas orang yang baru bangun tidur.'Astaga, jadi sekarang ceritanya empat lawan satu?' batin Shanum geleng-geleng kepala, menyadari jika lawannya makin bertambah banyak. "Aduh, untung kalian datang, Arya, Lila, Anara. Ini nih, si Shanum ini bener-bener keterlaluan. Masa nyuruh Ibu buat beresin semua kekacauan di situ," omel Bu Desi sambil menunjuk ke arah sofa dan meja ruang tamu yang berantakan oleh ulahnya, Lila, dan juga Anara beberapa menit yang lalu. "Bener itu, Sha? Kamu nyuruh Ibu

    Last Updated : 2023-03-20
  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Drama OKB

    Shanum melangkahkan kakinya menuju ke kamar. Lalu, ia memilih untuk langsung masuk ke kamar mandi sesaat setelah dirinya masuk ke kamar. Ia mengguyur seluruh tubuh di bawah shower, membiarkan air membasuh tubuh lelahnya.Ia membiarkan kedua kelopak tangannya menjatuhkan bulirnya di antara derasnya air yang turun. Kali ini, dia ingin melanggar janjinya jika tak akan menangisi apapun yang menimpanya. "Biarkan kali ini saja aku melanggar janjiku," gumam Shanum lirih. Nyatanya sekuat apapun, dia mencoba tegar. Dirinya tetaplah wanita yang mempunyai sisi hati yang rapuh. Dan Shanum tengah rapuh saat ini. "Aku masih nggak menyangka hal seperti ini terjadi padaku. Aku bahkan mengira ini mimpi buruk. Karena semua terjadi dengan tiba-tiba." Shanum bermonolog dalam hatinya. Hati yang perlahan sudah sempat memulai percaya dan menerima Arya sepenuhnya, kini perlahan patah. Hancur menjadi kepingan kecil, dan Shanum tak berniat untuk merekatkan kembali kepingan kecil itu. Kepercayaan yang mulai

    Last Updated : 2023-03-21
  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Keraguan Bu Desi

    'Aku tahu, kalau kamu gak pernah memegang uang cash.' Shanum terkekeh dalam hatinya saat dia tahu kalau Arya pasti sedang kebingungan. Mana mungkin pria itu mau memesan steak, kalau nggak ada uang cash.Shanum ingin tertawa terbahak-bahak rasanya, karena drama OKB yang tengah terjadi saat ini akan segera berakhir dengan ending yang menyedihkan. Namun, ia tahan hasrat tertawanya itu dan berusaha agar tetap bersikap tenang dan terlihat elegan di depan para benalu yang mencoba menyingkirkannya itu. Arya tampak berpikir keras, lalu ia kini menatap Shanum karena dialah satu-satunya orang yang bisa memberikan solusi untuknya saat ini. "Sha, kamu ada uang cash?" tanyanya kemudian tanpa malu-malu lagi. Shanum menggelengkan kepalanya tak peduli. Seakan pertanda kalau dirinya tidak memiliki solusi. Ia tengah fokus menghabiskan makanan di piring."Bu, Lila, Ra, kalian ada uang cash, kan?" tanya Arya pada ketiga wanita itu. Kini hanya merekalah harapan Arya agar mereka bertiga tetap percaya ka

    Last Updated : 2023-03-24

Latest chapter

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Kebahagiaan Pengantin Baru(TAMAT)

    "Kenapa Stella jelek-jelekin aku di depan Sena, ya? Dia punya masalah apa sama aku?" gumam Shanum tak mengerti dengan sikap buruk yang ia terima oleh orang yang bahkan tidak ia kenal.Zayn dan Shanum masih sibuk mengurus Sena yang sudah terlanjur membenci Shanum karena perkataan Stella. Zayn tak menyangka, masih ada banyak penghalang yang mengusik dirinya menuju hari bahagianya. "Kamu tenang aja, Sha. Aku nggak akan membiarkan Stella memberikan pengaruh buruk sama Sena," tegas Zayn. Pria itu harus segera menyelesaikan masalah ini secepat mungkin sebelum keadaan menjadi semakin keruh. Sudah susah payah Zayn meminta restu dari kedua orang tuanya. Zayn tidak akan membiarkan pernikahannya gagal karena Sena.Keduanya pun mulai memberikan pengertian pada Sena dan mencoba menghapus pemikiran buruk bocah itu mengenai Shanum. Pria itu harus bisa mengembalikan Sena seperti sedia kala."Sena sayang, Tante Shanum nggak seperti yang dibilang Tante Stella. Tante Shanum bukan tante jahat. Selama in

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Hasutan Stella

    Pernikahan antara Shanum dan Zayn tinggal menghitung hari. Tidak lama lagi, pasangan kekasih itu akan menjadi pasangan sehidup semati. Zayn benar-benar tidak sabar ingin segera meresmikan hubungannya dengan Shanum. Namun berbeda dengan Zayn, Shanum justru merasakan kegelisahan yang tidak wajar menjelang hari pernikahannya.Satu minggu lagi, Zayn dan Shanum akan menggelar acara pernikahan sederhana. Shanum diterima dengan baik oleh keluarga Zayn, maupun oleh anak Zayn.Tapi entah kenapa, mendadak Shanum merasa resah tanpa alasan yang jelas. Padahal ia sudah mendapatkan restu dan Shanum juga bisa mengakrabkan diri dengan Sena. Menurut Zayn, tidak ada lagi masalah di antara mereka dan Zayn yakin pernikahan mereka akan berjalan lancar."Hari ini mau dijemput jam berapa?" tanya Zayn pada Shanum melalui sambungan telepon."Nanti aku kabari, Mas. Aku ada pekerjaan yang belum selesai.""Kamu nggak lupakan sama janji makan malam kita hari ini? Sena udah nungguin," ujar Zayn.Shanum mengulas se

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Takdir Yang Tak Terduga

    Acara kunjungan di rumah tahanan pun berakhir. Arya harus segera kembali ke sel, sementara Lila dan Bu Desi harus segera pergi meninggalkan rutan."Hati-hati di jalan, ya. Jaga diri kalian baik-baik," ucap Arya sebelum berpisah dari ibu dan juga adiknya."Mas juga hati-hati di sini. Jaga kesehatan!" sahut Lila."Ibu pergi ya, Arya? Sehat-sehat di sini, ya? Nanti Ibu jengukin kamu lagi," ungkap Bu Desi berpamitan pada putranya dengan manik mata berkaca-kaca.Arya dan Lila saling beradu pandang. Setelah Lila mengajak Bu Desi pergi nanti, mungkin Bu Desi tidak akan bisa sering-sering menjenguk Arya di dalam penjara."Ibu nggak perlu terlalu sering datang ke sini. Arya akan baik-baik saja di sini, Bu. Ibu sama Lila juga harus hidup dengan baik selama Arya nggak ada, ya?" cetus Arya.Perpisahan antara ibu dan anak itu pun kembali diwarnai dengan tangisan. Bu Desi dan Lila pun keluar dari rutan, dan bergegas pulang ke kontrakan. "Untung aja masih ada ongkos buat pulang," gumam Lila."Kamu

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Mengharu Biru, Rencana Lila

    Suasana rumah tahanan itu pun mulai penuh dengan tangis haru. Arya benar-benar senang dan bersyukur, akhirnya keluarganya datang mengunjungi dirinya setelah beberapa bulan pria itu berada di penjara. Mereka bertiga menangis, meluapkan kerinduan yang sudah lama terpendam."Maafkan Ibu, Arya. Ibu udah lama nggak jenguk kamu. Ibu minta maaf baru bisa datang sekarang," ucap Bu Desi pada sang putra. Tidak hanya Bu Desi saja yang mengucapkan kata maaf, Lila juga ikut merasa bersalah karena sudah mengabaikan sang kakak. "Lila juga minta maaf, Mas. Selama ini Lila nggak pernah jengukin Mas," sahut Lila.Arya menghela napas. Sebenarnya pria itu sangat kecewa pada ibu dan juga adiknya. D i saat dirinya tengah menghadapi kesulitan, Arya justru ditinggalkan oleh keluarganya. Pria itu menderita seorang diri di dalam jeruji besi."Maafkan kami ya, Arya? Ke depannya, Ibu sama Lila akan sering-sering jengukin kamu di sini," ujar Bu Desi.Arya hanya diam. Ini kesempatan pria itu untuk mengeluarkan un

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Mengunjugi Arya

    Mata Lila tampak berkabut. Rasanya tak kuasa jika harus mengatakan apa yang baru saja menimpanya pada sang ibu.Namun, gadis itu tetap memutuskan untuk membangunkan sang ibu, agar wanita yang melahirkannya itu tak perlu merasakan linu ketika bangun di pagi hari esok. Usai menyeka air mata serta jejak kesedihan di wajahnya, kini Lila yang terlihat jauh lebih tegar daripada saat pertama masuk ke rumah pun mulai memanggil sang ibu untuk membangunkannya. "Ibu." Lila berbisik pelan seraya menepuk lengan Bu Desi.Wanita itu menggeliat ketika mendapat tepukan tiba-tiba yang mengganggu tidurnya yang baru setengah jalan itu."Kenapa kamu pulang semalam ini, hm? Ke mana saja kamu? Apa kamu membuat masalah baru lagi setelah terlibat dengan suami orang itu," cecar Bu Desi membuat Lila seketika menganga, tak percaya jika rentetan pertanyaan itu keluar dari mulut Bu Desi. "Astaga, Bu. Apa nggak bisa nanyanya satu-satu dan pelan? Dan lagi, apa ibu bisa nggak berburuk sangka ke aku, hm?" Lila mena

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Lila Makin Terjerumus

    Lila tidak menyadari bahwa setelah ditimpa sebuah musibah sebagai bentuk karmanya merebut suami orang pasca rumahnya dihancurkan oleh istri sah dari mantan istri David, kini Lila akan segera terjerembab dalam masalah baru yang jauh lebih kompleks.Dirinya sama sekali tidak mengetahui segala hal berkaitan utang-piutang yang dimiliki sang kakak, Arya, dari mulai kepada siapa dan seberapa besar nominal tersebut. Sekarang, Rendy tiba-tiba datang mendatanginya dan mengajaknya menaiki sebuah mobil hitam metalik.Senyum Rendy mengembang begitu puas. Terutama saat Lila menuruti saja saat Rendy mengajaknya ke salah satu hotel di kota mereka. Lila masih mencoba berpikir positif mengingat bagaimanapun Rendy adalah salah satu rekan kerja Arya dulu yang kebetulan pernah ditemuinya sebanyak dua kali.“Ayo, masuk,” tukas Rendy masih mempertahankan senyum miliknya kemudian melirik ke tas Lila. “Oh, ya. Kamu pasti capek kan abis kuliah? Udah sini, tasnya aku

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Bertemu Calon Mertua

    “Tante cantik kok diam aja?” tanya Sena dengan nada khas anak-anaknya, saat melihat Shanum tiba-tiba terdiam saat bermain rumah-rumahan.Shanum yang sebenarnya sedari tadi mencemaskan reaksi orang tua Zayn terhadap rencana pernikahan mereka itu, pun dibuyarkan lamunannya oleh suara imut Sena yang sempat dihiraukannya itu.“Maaf ya, Sena, Tante sedang gak fokus,” sahut Shanum sambil tersenyum.Menatap Shanum sambil memiringkan kepalanya, Sena pun bertanya dengan polos, “Fokus itu apa, Tante?”Shanum hampir saja tidak bisa menahan tawanya saat mendapati hal tersebut. Ia merasa konyol karena membicarakan isi pikirannya pada anak kecil berusia 3 tahun itu.“Fokus itu ….”Saat hendak menjawab pertanyaan Sena, tiba-tiba saja Zayn sudah bergabung dengan mereka. Seperti apa yang dikatakannya sebelum ini, laki-laki itu keluar membawa serta tas berisi perlengkapan Sena seperti baju ganti, susu, dan beberapa ha

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Pendekatan

    Tak terasa telah tiga hari telah berlalu. Usai kejadian nahas yang menimpa Shanum itu, rangkaian permasalahan silih berganti menyambanginya sebagai buntut dari peristiwa tersebut.Kendati demikian, peristiwa mengerikan itu tak hanya membawa rentetan malapetaka saja. Adapun berkah yang dibawa olehnya yakni kedekatan yang semakin terasa antara Zayn dan Shanum sendiri.Ya, usai kejadian penculikan Shanum tempo hari, Zayn yang senantiasa menjaga dan merawat Shanum di sampingnya itu, membuat hati Shanum yang semula ragu untuk terbuka kepadanya, pun akhirnya berhasil sepenuhnya menerima kembali kehadiran laki-laki tersebut.Seperti sekarang, Zayn sendirilah yang senantiasa menemani Shanum yang masih trauma itu keluar masuk kantor polisi dan pengadilan. Dalam kondisi yang masih sedikit syok, wanita itu tetap harus memberikan kesaksian agar memperoleh keadilan seperti yang telah dijanjikan oleh undang-undang itu sendiri.“Mas, sebenarn

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Siasat Jahat Rendy

    “Apaan? Kalian mau nyulik gue? Gue nggak kenal kalian!” Lila masih mengomel penuh rasa kesal, sayangnya mereka tidak mengenal kata menyerah sebab langsung menyeret tangan Lila.Bersamaan dengan kericuhan itu semua, tiba-tiba terdengar suara bariton seorang pria yang rasanya begitu familiar dan tak asing di telinga Lila.“Hai, Lila,” panggil seorang pria muda dengan berbaju rapi muncul dari belakang dua orang berbadan kekar tadi. Lila terkejut mendengar sapaan tersebut, mengingat sebentar, kemudian langsung merespons.“Kak Rendy!” teriak Lila cepat setelah berhasil memicingkan netra bermaksud untuk lebih mengenali sang pria muda tersebut. Pria itu langsung tersenyum penuh arti dan mengangguk seolah memberikan kode.“Iya, ini aku, Lila.” Rendy kemudian meminta para dua orang tadi untuk menyingkir sebentar untuk berbincang dengan Lila. “Udah lama nggak ketemu, ya. Ternyata kabarmu masih baik.”Rani dan Rena kebingung

DMCA.com Protection Status