Share

Bab 53 Keraguan Lusi

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-19 10:36:14

"Pantas saja, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Keduanya sama-sama jalang. Ternyata, ibunya Mila juga sama jalangnya." Lusi berdecih sembari melipat tangan di depan dada.

Fakta-fakta ini bukan hanya membuat Lusi kaget, tapi dia bisa menyimpulkan sendiri betapa rendahnya wanita itu. Lusi juga jadi meragukan pengakuan Maura. Jangan-jangan dia disuruh untuk membebaskan Mila oleh jalang satunya. Atau bisa saja, selama ini Mila disuruh oleh ibunya untuk balas dendam kepada Ayah melewati Lusi.

Semua kemungkinan-kemungkinan itu bisa terjadi, hingga Lusi meragukan semua yang ada di sekelilingnya. Dia juga menatap Pak Bara dengan penuh selidik. Pria itu bisa juga menipu Lusi.

Akh, kepala Lusi kembali berdenyut. Dia bisa gila karena semua ini. Benar-benar malang nasibnya ini.

"Pak, kenapa Bapak tidak cerita pada saya perihal ini?" tanya Lusi mulai menyelidik.

Lusi tidak tahu siapa yang jujur atau berbohong. Karena saat ini, semua orang membuatnya ragu. Termasuk orang yang ada di depannya sek
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 54 Mencari Tahu

    Hening. Tak ada yang membuka suara di dalam mobil ini. Sesekali, Lusi melirik ke samping, tempat Maura berada.Gadis itu terlihat gugup dan mungkin ketakutan. Karena sedari tadi hanya diam, menunduk sembari memainkan jari jemarinya.Lusi sengaja membiarkannya seperti itu untuk kebaikannya sendiri. Saat ini, dia berusaha untuk menenangkan diri dan terus memberikan sugesti baik pada pikirannya agar tetap tenang dan tidak terpancing emosi.Sudah setengah jam berlalu sejak mereka berangkat dari rumah Lusi. Dia dan Pak Bara langsung pulang ke rumah dan menanyai gadis ini.Awalnya dia menolak mengantarkan Lusi bertemu dengan ibunya, karena beralasan kalau Maura tidak bisa pulang sebelum berhasil membawa Mila pulang.Namun, Lusi terus mendesaknya dan terpaksa mengancam Maura akan dilaporkan ke polisi atas tuduhan perbuatan tak menyenangkan. Sampai akhirnya, gadis itu pun menurut dan mengantarkan mereka untuk pergi ke tempat asalnya.Lusi berangkat bersama Pak Bara, sopir sewaan dan tentunya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 55 Wanita Bernama Sinta

    Lusi dan Pak Bara sudah di depan pintu rumah kecil itu. Tanpa berpikir panjang lagi, langsung mengetuk pintu.Tidak ada sahutan. Lusi menoleh pada Pak Bara. Meminta pendapat, apa yang harus dia lakukan."Ketuk lagi saja, Lus. Toh belum tiga kali, kan?"Lusi mengangguk paham dan langsung mengetuk pintu kembali. Awalnya tak ada yang menyahut, lalu saat hendak mengetuk ketiga kali, seseorang membukanya dengan sangat kasar.Tampak wanita paruh baya dengan dandanan yang sangat menor. Walaupun demikian, itu tidak bisa menyembunyikan kerutan-kerutan di wajahnya. Bahkan, dengan dadanan itu, malah terlihat sekali kalau dia sudah menua."Siapa, ya?!" tanyanya dengan nada sinis dan tatapan menyelidik.Lusi menatapnya datar. Dari cara memandang dan menyambut tamu saja sudah terlihat kalau wanita ini kurang tatak krama."Dengan Bu Sinta?" tanya Lusi berusaha beramah tamah.Walaupun perangai Tuan rumah kurang baik, setidaknya Lusi masih waras dan tidak membalasnya dengan keburukan.Wanita itu tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 56 Pembicaraan Rahasia

    "Oh iya, kalau boleh tahu, di mana Maura? Saya ingin bertemu dengannya," tanya Lusi langsung membuat dua wajah pasangan itu pucat.Ketegangan amat kentara dari ekspresi wajah Bu Sinta dan suaminya. Sepertinya benar kalau Maura kabur dari rumah. Tetapi, Lusi memang ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Maura dan ibunya."Ma-Maura ada, kok. Dia ... dia ....""Dia sedang sekolah!" seru suaminya tiba-tiba."A-ah, benar. Sedang sekolah. Ya, dia kan masih sekolah SMA, jadi jam segini pasti sekolah, kan?" Bu Sinta membenarkan alasan suaminya. Tapi, wajah mereka masih terlihat gugup. Kentara sekali kebohongannya.Wah, dia salah sasaran. Harusnya, cari alasan yang logis dan lebih bisa diterima oleh Lusi. Siapa yang akan sekolah di hari libur seperti ini? Dasar orang-orang bodoh."Sekolah, ya?""Iya, Maura sekolah," jawab Bu Sinta dengan wajah menyakinkan."Em, Pak Bara. Sekarang hari apa?" tanya Lusi pada Pak Bara yang sedari tadi terdiam.Laki-laki paruh baya itu sepertinya paham akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-02
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 57 Siasat Lusi

    Lusi duduk di tempat semula, karena khawatir kalau Bu Sinta dan suaminya memergoki Lusi yang sedang menguping. Satu fakta sudah diketahui, dan itu cukup menjadikan alasan Lusi untuk mengambil hak asuh Maura.Selang beberapa menit, sepasang sialan itu pun keluar dan duduk di hadapan Lusi dengan senyuman yang memuakkan. Akan tetapi, Lusi tetap tenang dan membalas senyuman itu singkat."Em, jadi begini, Nak Lusi. Barusan kami telepon sama Maura. Katanya, dia sedang ada tugas kelompok untuk besok. Jadi, pulangnya agak sore."Lusi terdiam sesaat menatap mereka datar. Luar biasa sekali kebohongannya. Bahkan, Bu Sinta tampak tenang mengatakan itu semua. Benar-benar di luar dugaan. Kalau begini, artinya wanita sialan itu sudah terbiasa berbohong."Kalau begitu masih lama, ya? Em, saya minta alamat temannya saja, Bu. Biar saya saja yang menghampiri Mauda langsung."Wajah keduanya kembali pucat. Mereka pasti tak menyangka kalau Lusi bisa mengatakan semua ini. Sudah Lusi bilang, kan, mereka sala

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 58 Pilihan dari Lusi

    Lusi memberi isyarat kepada Pak Bara untuk pergi dari sana. Ini sudah cukup menjadi bukti kalau Lusi harus segera mengambil hak asuh Maura. Kalau tidak, maka adiknya itu akan jadikan sapi perah untuk mencari uang. Ditambah lagi Lusi harus memastikan kalau Mila benar-benar tidak bisa bebas dari mana pun. Sesampainya di mobil, Maura terlihat kaget melihat kedatangan Lusi. Wajah gadis Itu tampak pucat. Sepertinya dia ketakutan dan mungkin saja anak itu ingin sekali mengatakan sesuatu. Hanya saja tidak ada yang keluar dari mulutnya sedikit pun. Pak Bara duduk di samping sopir, sementara Lusi duduk di sebelah Maura. "Jadi, bagaimana, Nak Lusi?" tanya Pak bara saat mereka sudah benar-benar masuk ke dalam mobil.Lusi memejamkan kedua matanya, lalu wanita itu menghela napas panjang. Dia menoleh kepada Maura dengan tatapan datar. Sebenarnya Lusi merasa kasihan kepada adiknya ini, tetapi juga rasa kaget akan kehadiran Maura belum bisa dinetralisir oleh Lusi. Sebelum Lusi memberitahu apa yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 59 Permohonan Maura

    "Aku hanya mau Kak Mila dibebaskan, Mbak. Aku mohon tolong bebaskan Kak Mila. Maafkan segala kesalahannya," ujar Maura dengan suara yang lirih. Matanya juga begitu tulus dan penuh permohonan.Lusi benci melihatnya karena dia malah membela saudara yang salah dan tidak pernah menyayangi Maura. Lagi-lagi Lusi hanya bisa diam. Dia tidak langsung menjawab permintaan dari Maura, hal yang tidak pernah bisa Lusi kabulkan yaitu membebaskan Mila.Kalau sampai Lusi melakukannya, maka kehidupan dia dan Alia pasti tidak akan tenang. Mila sudah dipastikan akan balas dendam atas semua yang dilakukan Lusi. "Aku tidak bisa." "Kenapa?""Kenapa kamu bilang? Kakakmu itu sudah merebut suamiku. Bukan hanya itu saja, Kakak kamu itu sudah banyak sekali berhutang kepadaku." "Berhutang apa?" Lusi menghela napas kasar. Sebenarnya dia tidak mau menghitung-hitung apa yang sudah dia berikan kepada Mila, tetapi mengingat bagaimana Mila bersikap kepadanya dan juga meremehkan segala sesuatu yang sudah Lusi berik

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 60 Tawaran Lusi

    "Aku ... aku tidak mau di sini, Mbak. Kalau memang mbak mengizinkan aku untuk bekerja di sana, aku akan lakukan. Aku akan menjadi anak yang baik dan berjanji akan memberikan prestasi yang baik pula."Lusi menaikkan sebelah alisnya. Dia melipat tangan di depan dada, ingin tahu apakah adiknya ini benar-benar tulus dengan ucapannya. "Kamu yakin?"Maura dengan cepat mengangguk. "Aku yakin. Aku tidak mau terus-terusan dipaksa untuk menikah dengan rentenir itu. Walaupun tidak dipaksa menikah, pasti ayah menyuruhku untuk mencari uang. Bahkan aku pernah hampir saja dijual." Lusi langsung terperanjat. Dia menegakkan punggung, kaget dengan perkataan Maura barusan. Dalam hati Lusi merutuki sepasang suami istri itu. Bu Sinta yang memang ibu kandung, harusnya mencegah semua itu terjadi. Tetapi ternyata malah seperti ini. Bu Sinta digelapkan dengan materi dan uang, sampai rela menjual anaknya sendiri. "Tapi kamu tidak jadi dijual, kan?" tanya Lusi memastikan. "Alhamdulillah, tidak. Karena waktu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 61 Keputusan Maura

    "Aku ... aku ikut dengan Mbak," ucap Maura, nadanya terdengar sedih. Dia juga sampai menunduk. Mungkin pilihan sulit karena Lusi menginginkan Maura untuk tidak membicarakan tentang Mila, tetapi sepertinya gadis itu tidak punya pilihan lain. Jika di sini, sama saja dengan kembali masuk ke lubang neraka. "Baiklah kalau begitu. Pak, jalan," ucap Lusi kepada sopir itu. Selama perjalanan, Maura hanya terdiam dan memandangi jalanan dari jendela. Dia benar-benar tidak menyangka kalau hidupnya seperti ini, memperjuangkan Mila malah terjebak dalam situasi yang sulit. Jika Maura kembali kepada kedua orang tua itu, maka kehidupannya benar-benar akan menderita. Tidak ada lagi situasi belajar yang tenang. Bahkan, Maura pasti akan terus-terusan dijadikan sapi perah untuk lunasi utang-utang Ayah tirinya yang begitu banyak. Entah sudah berapa lama, Maura melamun, sampai dia pun terlelap. Lusi yang melihatnya pun tersenyum kecil. Dalam hati Lusi benar-benar meminta maaf kepada Maura, karena sudah

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 513 Izin dari Alia

    Suara ketukan pintu di kamar Alia membuat gadis itu menoleh, ternyata Lusi sudah berdiri di ambang pintu dengan senyuman merekah. "Ibu boleh masuk?" tanya Lusi yang langsung diangguki oleh gadis kecil itu. Sang wanita ingin bercerita, meminta izin kepada anaknya untuk bekerja. Bagaimanapun saat ini yang tersisa hanyalah Alia. Satu-satunya keluarga yang bisa diandalkan dan alasan Lusi bisa bersemangat sampai hari ini."Apakah Ibu mengganggu kamu?" Alias tersenyum sembari menggelengkan kepala. "Enggak kok, Bu. Aku baru selesai mengerjakan PR." Lusi tersenyum sembari mengurus kepala anak itu. "Bagaimana sekolahnya? Apa sudah punya teman?""Iya, aku udah punya teman. Mereka pada baik kok, Bu." "Syukurlah kalau begitu. Tidak ada yang bertanya tentang Ibu atau Ayah?" Seketika Alia terdiam. Dia tidak memperlihatkan kesedihan atau kesenangan. "Enggak ada teman-teman Alia juga nggak pernah nanyain Ayah kerja di mana, Ibu kerja. Mereka semua baik," ungkap Alia, membuat Lusi menghela na

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 512 Masih Bimbang

    "Bukan masalah itunya, Adiba. Mau perusahaan hebat atau tidak, bukan. Bukan itu yang lebih utamanya. Aku sudah punya usaha sendiri, hanya ingin mengisi waktu luang bukan menyibukkan diri dan tidak ada waktu untuk anakku," ujar Lusi menjelaskan. Dia tidak mau terlalu larut dalam dunia sendiri. Sementara ada anak yang harus diurus olehnya. "Ya, kalau gitu di rumah saja," ucap Adiba, akhirnya memberikan solusi. "Tetapi akan bosan kalau aku di sini terus. Kamu tahu kan, setiap hari aku biasanya itu punya kegiatan. Kalau misalkan hanya berdiam diri juga waktuku terbuang percuma.""Ya sudah, kalau begitu terima saja tawarannya," ujar Adiba lagi, lama-lama kesel sendiri dengan kelakuan sahabatnya ini. "Tapi, bagaimana dengan Alia?" Adiba berdecak sembari duduk di samping temannya itu. "Percaya deh sama aku, Alia juga pasti senang kalau kamu punya kegiatan. Yang penting kan kamu pasti punya waktu sama Alia, ditambah lagi sekarang ada ibuku. Bisa saja Alia main sama Ibu. Anggap dia main

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 511 Mila Mulai Lelah

    Suara dering ponsel membuat Mila terkesiap dan kontan menghentikan tangisannya. Ternyata dari karyawannya. Tampaknya wanita itu harus segera kembali ke butik, sebab pasti kerjaannya semakin banyak.Dia tidak mungkin terus-terusan larut dalam kesedihan karena menangisi Raka, sementara ada usaha yang harus terus dijalankan. Kalau tidak, dirinya akan jatuh miskin dan benar-benar kehilangan Raka. Pria itu tidak mungkin mau hidup susah dengannya, jadi cara satu-satunya mempertahankan Raka yaitu dengan banyak uang. Miris, bukan? Harusnya di sini seorang pria yang melakukan ini semua, tetapi Mila mau tidak mau harus menghasilkan banyak uang demi mempertahankan Raka.Ya, demi agar anaknya bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah. Demi dirinya yang tidak lagi dijandakan oleh pria itu. Mila hanya bisa tersenyum miris, tetapi tak urung tetap kembali menjalankan mobilnya. Berusaha untuk tegar. Wanita hamil itu mengelus-elus perutnya yang mulai membesar. "Sabar ya, Nak. Ibu akan berusaha sebaik

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 510 Tolong Jaga Rahasia!

    "Kamu sudah gila, ya? Apa yang baru saja kamu katakan?!" tanya Bu Sinta, kali ini wanita paruh baya itu marah karena anaknya malah merahasiakan pernikahan dengan Winda. Harusnya biarkan saja diberi tahu semua orang, termasuk Mila. Agar ketahuan bagaimana reaksi wanita hamil itu, berharap kalau Mila mau tahu diri dan memilih untuk pergi dari kehidupan Raka. Tetapi tampaknya Raka sama sekali enggan untuk mempublikasikan hubungannya dengan Winda. "Aku tidak gila, Bu. Karena aku waras, makanya merahasiakan semua ini.""Lalu, bagaimana dengan perasaan Winda?" "Aku yakin, Winda juga pasti akan mengerti dengan situasi ini. Kami sudah saling sepakat. Jadi, aku harap Ibu tidak merecoki rencana kami.""Apa yang sedang kamu rencanakan sebenarnya, Raka? Ibu kasihan kalau Winda statusnya disembunyikan dari siapa pun." "Bu, aku melakukan ini demi kebaikan bersama. Bahkan Winda juga berkata, dia tidak akan ikut campur urusan aku dan juga Mila. Sebaliknya, Mila juga tidak boleh ikut campur urusan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 509 Bagaimana Kalau itu Ibu?

    "Itulah masalahnya, Bu. Mila tidak sebodoh yang kita kira. Dia bisa saja mengantisipasi untuk mendapatkan hak asuh anak dengan cara menahanku. Dia pasti sudah melakukan berbagai cara agar aku bisa berada di sisinya, termasuk anak itu." "Lalu, bagaimana? Kalau memang kamu tidak mau terikat dengan Mila, lepaskan anak itu. Kalau misalkan kamu ingin anak itu, cari cara menyingkirkan Mila. Mudah, kan?" "Tidak semudah itu, Bu. Aku tahu Ibu benci Mila, tapi tolong jangan benci anakku. Dia tidak tahu apa-apa. Bukankah bayi yang ada di dalam kandungan setiap Ibu hamil itu tidak berdosa? Kalau pun memang harus disalahkan, Mila sendiri dan aku. Jadi, kumohon kali ini saja Ibu mau menuruti permintaanku." Bu Sinta menghela napas kasar. Dalam hatinya tidak mau mengurusi cucunya itu. Lagi pula menurutnya cucu yang baik itu hanya Alia. Walaupun dia tidak tahu bagaimana nanti anak Mila, tapi wanita paruh baya sudah menafsirkan kalau sifat Mila pasti akan turun kepada anaknya sendiri. "Ya, terserah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 508 Tanggapan Bu Sinta

    "Bagus, bagus! Ibu setuju dengan keputusanmu. Kan sudah Ibu bilang, Winda itu adalah istri yang baik untuk kamu. Dibandingkan dengan Mila, Ibu lebih setuju dengan Winda. Dia itu baik hati, tidak perhitungan dan juga mengerti keadaan kamu dan Ibu. Jadi, menurut Ibu kamu itu memang harus memilih Winda. Bagus-bagus," papar Bu Sinta dengan semangat. Dia bahkan terus-terusan tersenyum sembari membereskan piring bekas makan Raka. Pria itu belum berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kalau diam saja pun tidak akan mengubah situasi yang ada. Keadaan semakin kacau karena pasti Bu Sinta akan menyerang Mila atau malah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan untuk rencana ke depannya."Iya, Bu. Tapi aku akan menjadikannya istri kedua."Bu Sinta hampir saja melepaskan piring yang ada di tangan saat Raka mengatakan hal tersebut. Wanita paruh baya itu langsung menyimpan piring kotor dan kembali ke hadapan anaknya dengan wajah kaget. "Apa kamu bilang tadi? Istri kedua? Maks

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status