Share

Bab 364 Cara Keji

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2024-09-22 19:55:56

Devan terdiam melihat kedatangan Maura. Wanita itu masih saja tersenyum sebaik mungkin di depannya. Ada tempat makan yang dibawa, membuat Devan menghela napas panjang. Sepertinya wanita ini benar-benar begitu mencintainya, sampai dia terus-terusan mengejar meskipun Devan sudah beberapa kali menolak, bahkan merendahkan sang wanita.

"Kenapa kamu datang lagi?" tanya Devan, suaranya dingin dengan mata memicing.

Maura tertegun mendengar itu semua, tentu saja harusnya Devan paham kenapa dia terus datang. Maura ingin mendapatkan pengakuan dari sang pria, tetapi tampaknya Devan tidak mau atau sekedar ingin tahu tentang kabar dirinya pun tidak. Tetapi wanita itu masih tetap sabar.

Seharusnya Devan melihat ketulusan hatinya. Mungkin saja pria itu mau luluh jika melihat bagaimana perjuangan Maura saat ini.

"Aku ingin mengunjungimu, Mas. Sekalian ingin memberikan makanan hasil olahanku. Mungkin suatu hari nanti kamu akan memakai resepku ini," ujar Maura.

Dia sama sekali tidak mau mengatakan h
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 365 Cinta Ditolak, Pelet Bertindak

    Devan begitulah lahap memakan masakan yang dibuat oleh Maura. Sekali lagi ini bukan karena makanan wanita itu sangat enak, tetapi dia benar-benar rindu dengan masakan rumahan. Hingga saat dia hampir saja menyelesaikan makanannya, pria itu terdiam. Tanpa aba-aba melihat ke arah Maura yang saat ini tengah menatapnya dengan tersenyum penuh keramahan. Entah kenapa saat ini pria itu merasa kalau Maura begitu cantik, berbeda dari biasanya. Bahkan rasanya sangat menarik. Ini benar-benar aneh. Dengan cepat pria itu menggelengkan kepala dan berusaha untuk menyelesaikan makanannya. Sang wanita melihat perubahan reaksi dari Devan. Entah kenapa hatinya mengatakan kalau itulah mungkin efek dari ajian yang diberikan oleh dukun itu. Hingga akhirnya makanan habis pun Devan masih terlihat cuek."Bagaimana makanannya, Mas?" "Lumayan," jawab Devan, ketus. Tetapi lagi-lagi mata pria itu ingin sekali melihat Maura. Bahkan saat ini dia benar-benar tidak berkedip melihat wajah Maura yang anehnya begitu

    Last Updated : 2024-09-23
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 366 Jalan Terakhir

    "Memang kamu tahu di mana tempat itu?" tanya Arya tiba-tiba saja membuat Maura menaikkan sebuah alisnya. Tampaknya pria ini benar-benar sudah buntu dan tak tahu harus melakukan apalagi. "Ya, aku sih tahu. Tapi memang butuh uang yang banyak untuk ke sana, Mas." "Kamu pikir aku miskin?!" seru Arya membuat Maura terkesiap. "Ya, bukan kayak gitu. Aku kan cuma bilang aja, kenapa harus marah, sih?"Pria ini sedikit-sedikit terpancing emosi, sedikit-sedikit marah dan itu malah membuat Maura jadi kesal sendiri. "Ya sudah, ayo antar aku ke sana!" "Seriusan?""Loh, bukannya kamu yang memberikan ide untukku agar menggunakan jalur ini, kan? Kamu yang tahu, bagaimana bisa aku datang ke sana atau alamatnya di mana, kan?" Maura tersenyum kaku. Sebenarnya dia malu kalau harus mengantar ke sana, takut dukun itu berbicara yang aneh-aneh. Padahal kedatangannya tidak diketahui oleh siapa pun. "Aku nggak mau ikut, ya, Mas. Aku kasih alamatnya aja." "Kenapa?" "Ya, nggak mau aja. Aku kan cuma nyar

    Last Updated : 2024-09-23
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 367 Mau yang Seperti Apa?

    "Sepertinya tidak, kenapa?" tanya Lusi.Adiba sambil menautkan kedua alisnya. Dia diam sebentar, tampaknya ini benar-benar keputusan yang sulit.Jika ditanya apakah harus memberitahu Raka atau tidak, itu sulit. Sebab ada dua sisi kemungkinan. Pertama, Raka bisa menerima dan membiarkan dia pergi. Kedua, Raka akan berusaha untuk mengambil Alia dan menahannya tetap di sini dan kemungkinan terbesar itu adalah nomor 2."Dia pasti akan menahanku dan mengambil Alia kalau mengatakan itu semua, apalagi mantan Ibu mertuaku itu sepertinya tidak mau kalau aku pergi dari Mas Raka. Jadi, biarkan saja dia tidak tahu. Nanti aku akan titipkan pesan kepada Bu Murni agar menceritakan semuanya, itu menurutku sudah cukup."Adiba terdiam. Sebenarnya dia tidak setuju dengan pemikiran Lusi. Tetapi kalau memang wanita itu inginnya begitu, ya tidak bisa dipaksakan lagi. Sebab semua yang merasakan juga Lusi. Mungkin ada ketakutan yang membuat wanita itu mengambil keputusan seperti ini. "Ya sudah, kalau begitu.

    Last Updated : 2024-09-25
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 368 Jaran Goyang atau Semar Mesem?

    "Pelet yang benar-benar manjur, Mbah. Yang bisa membuat wanita itu benar-benar bertekuk lutut kepada saya, sampai tidak bisa hidup tanpa saya." Sang dukun tersenyum sembari menganggukkan kepala. "Gampang, kamu tinggal pilih. Mau jaran goyang apa mau semar mesem?"Arya tampak kebingungan. Dia sepertinya pernah mendengar istilah-istilah itu, tapi tidak tahu apa kegunaannya. "Saya tidak tahu, yang mana saja, yang bisa membuat wanita itu benar-benar tunduk kepada saya," ujar Arya. Dia tidak mau tahu, intinya Adiba harus ada di pelukannya tanpa penolakan lagi. "Baiklah, aku akan memberikan ajian semar mesem. Lakukan semua ritual yang aku perintahkan, dengan begitu gadis impianmu akan benar-benar menjadi milikmu. Ingat! Semuanya harus dilalui dengan benar, paham?"Arya menganggukkan kepala. Dengan serius sang dukun pun memaparkan apa saja yang harus dilakukan Arya untuk menjalankan pelet semar mesem. Dengan begitu dia akan benar-benar mendapatkan Adiba, tetapi pria itu tidak tahu saja

    Last Updated : 2024-09-26
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 369 Misi Pencarian Raka

    Sebelum mencetak banner untuk selebaran mencari Raka dan juga Mila, Bu Sinta masih penasaran terhadap mantan menantunya. Dia tahu kalau Lusi itu punya percetakan, jadi dengan sengaja sang wanita paruh bayar menyarankan Winda untuk mencetak di tempatnya Lusi, berharap kalau dia tahu bagaimana keadaan Lusi saat ini. Bu Sinta sama sekali tidak merasa bersalah. Tetapi lebih ke penasaran apa yang sudah terjadi sejak dibatalkannya acara rujuk antara Raka dan juga Lusi.Kalau misalkan wanita itu baik-baik saja, setidaknya Bu Sinta punya peluang besar untuk mengambil Alia. Kalau memang Lusi tidak berjodoh lagi dengan Raka, setidaknya Alia masih bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan uang yang banyak dari Lusi. Jika Alia mau tinggal bersama Raka, artinya Lusi mau tidak mau juga akan memberikan sebagian uangnya kepada anaknya itu. Ini sebuah pemikiran yang licik. Tetapi kalau memang Lusi tidak bisa diraih, Bu Sinta tidak mau rugi. Yang penting ada cucunya, bisa dimanfaatkan. Dengan begitu dia ju

    Last Updated : 2024-09-27
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 370 Udang Di Balik Batu

    Winda tercengang. Dia sampai membulatkan mata mendengar itu. Tampaknya apa yang sebelumnya dia pikirkan matang-matang itu akan mulai terjadi setelah dirinya menjadi menantunya Bu Sinta nanti. "Kenapa Ibu bertanya seperti itu? Ya, kalau masalah itu kan bisa dibicarakan nanti kalau aku sudah benar-benar menikah dengan Mas Raka." Mendengarnya, rasa kagum yang sebelumnya muncul di hati Bu Sinta langsung sirna. Sudah jelas-jelas dia menginginkan kalau anaknya itu bisa menguasai harta siapa pun yang dinikahi. "Oh, jawaban kamu seperti itu? Padahal aku cuma mengetes, loh. Lagian, Raka juga pasti berpikir akan mencari kerjaan. Kalau pun misalkan dia tidak bisa bekerja di tempat lain, kamu kan bisa memberinya kerjaan? Bukankah hal yang wajar kalau misalkan suami menjadi bos tempat usaha, ya? Walaupun itu milik istrinya, harusnya bisa berbagi. Kan kalau sudah menikah itu, harta menjadi milik bersama," papar Bu Sinta, membuat Winda terdiam. Dia benar-benar tidak setuju dengan pemikiran wanit

    Last Updated : 2024-09-27
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 371 Pria Berjas

    "Syarat? Syarat apa, Bu?"Winda pikir dengan menjadi istri Raka dan memberikan semua perhatian, itu sudah cukup. Padahal dia juga akan menjamin kehidupan Raka maupun ibunya, tetapi Bu Sinta tampaknya tidak puas dengan semua itu dan malah menginginkan hal lainnya.Bu Sinta melipat tangan di depan dada, dia berpikir bagaimana menyusun kata-kata yang benar agar Winda paham dan tidak berujung dengan mundurnya niatan wanita itu untuk mendapatkan hati Raka. "Gampang, kok syaratnya. Kamu cukup patuh sama Ibu aja, nurut sama Ibu. Gimana pun juga nanti aku ini kan akan menjadi mertuamu, artinya sebagai orang tuamu juga, kan? Ya, kamu harus nurut aja gitu. Gimana?"Winda terdiam. Dia paham arti apa kata menurut, yang pasti hidupnya akan lebih diatur oleh Bu Sinta. Ini benar-benar sebuah bencana jika rumah tangga terus saja diatur atau disetir oleh orang tua.Winda tentu saja tidak mau. Tetapi kalau dia menolak saat ini, yang ada semua pengorbanannya hari ini akan sia-sia. Jadi, sang wanita p

    Last Updated : 2024-09-28
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 372 Surat Misterius

    "Pasti bohong! Tidak mungkin Devan mengatakan semua ini apalagi lewat surat. Bukankah dia bisa menelepon saya langsung dari kantor polisi? Kenapa harus melalui Anda?" Pengacara bernama Haris itu tersenyum sebaik mungkin. Dia adalah orang yang tenang jika menghadapi seseorang yang akan membuat pekerjaannya semakin sulit atau bahkan malah mengelak dari apa pun yang sudah ditetapkan. "Tentu Pak Devan bisa saja menolak Anda, tapi Pak Devan mengatakan takut akan terpancing emosi jika bertemu atau mendengar suara Anda," ungkap Haris.Memang pada kenyataannya seperti itu. Sebelumnya Devan berhasil menghubungi pengacara bernama Haris. Devan kenal Haris sebab pria itu adalah pelanggan di restorannya. Beberapa kali datang dan Haris juga mengatakan kalau dia siap membantu jika ada masalah yang perlu dilewati dengan jalur hukum.Jadi, Devan memanfaatkan itu untuk keluar dari sini dan menyeret Arga ke penjara. Devan itu harus mendapatkan apa yang sudah dia rasakan selama di sini. Arya menatap k

    Last Updated : 2024-09-30

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 511 Mila Mulai Lelah

    Suara dering ponsel membuat Mila terkesiap dan kontan menghentikan tangisannya. Ternyata dari karyawannya. Tampaknya wanita itu harus segera kembali ke butik, sebab pasti kerjaannya semakin banyak.Dia tidak mungkin terus-terusan larut dalam kesedihan karena menangisi Raka, sementara ada usaha yang harus terus dijalankan. Kalau tidak, dirinya akan jatuh miskin dan benar-benar kehilangan Raka. Pria itu tidak mungkin mau hidup susah dengannya, jadi cara satu-satunya mempertahankan Raka yaitu dengan banyak uang. Miris, bukan? Harusnya di sini seorang pria yang melakukan ini semua, tetapi Mila mau tidak mau harus menghasilkan banyak uang demi mempertahankan Raka.Ya, demi agar anaknya bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah. Demi dirinya yang tidak lagi dijandakan oleh pria itu. Mila hanya bisa tersenyum miris, tetapi tak urung tetap kembali menjalankan mobilnya. Berusaha untuk tegar. Wanita hamil itu mengelus-elus perutnya yang mulai membesar. "Sabar ya, Nak. Ibu akan berusaha sebaik

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 510 Tolong Jaga Rahasia!

    "Kamu sudah gila, ya? Apa yang baru saja kamu katakan?!" tanya Bu Sinta, kali ini wanita paruh baya itu marah karena anaknya malah merahasiakan pernikahan dengan Winda. Harusnya biarkan saja diberi tahu semua orang, termasuk Mila. Agar ketahuan bagaimana reaksi wanita hamil itu, berharap kalau Mila mau tahu diri dan memilih untuk pergi dari kehidupan Raka. Tetapi tampaknya Raka sama sekali enggan untuk mempublikasikan hubungannya dengan Winda. "Aku tidak gila, Bu. Karena aku waras, makanya merahasiakan semua ini.""Lalu, bagaimana dengan perasaan Winda?" "Aku yakin, Winda juga pasti akan mengerti dengan situasi ini. Kami sudah saling sepakat. Jadi, aku harap Ibu tidak merecoki rencana kami.""Apa yang sedang kamu rencanakan sebenarnya, Raka? Ibu kasihan kalau Winda statusnya disembunyikan dari siapa pun." "Bu, aku melakukan ini demi kebaikan bersama. Bahkan Winda juga berkata, dia tidak akan ikut campur urusan aku dan juga Mila. Sebaliknya, Mila juga tidak boleh ikut campur urusan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 509 Bagaimana Kalau itu Ibu?

    "Itulah masalahnya, Bu. Mila tidak sebodoh yang kita kira. Dia bisa saja mengantisipasi untuk mendapatkan hak asuh anak dengan cara menahanku. Dia pasti sudah melakukan berbagai cara agar aku bisa berada di sisinya, termasuk anak itu." "Lalu, bagaimana? Kalau memang kamu tidak mau terikat dengan Mila, lepaskan anak itu. Kalau misalkan kamu ingin anak itu, cari cara menyingkirkan Mila. Mudah, kan?" "Tidak semudah itu, Bu. Aku tahu Ibu benci Mila, tapi tolong jangan benci anakku. Dia tidak tahu apa-apa. Bukankah bayi yang ada di dalam kandungan setiap Ibu hamil itu tidak berdosa? Kalau pun memang harus disalahkan, Mila sendiri dan aku. Jadi, kumohon kali ini saja Ibu mau menuruti permintaanku." Bu Sinta menghela napas kasar. Dalam hatinya tidak mau mengurusi cucunya itu. Lagi pula menurutnya cucu yang baik itu hanya Alia. Walaupun dia tidak tahu bagaimana nanti anak Mila, tapi wanita paruh baya sudah menafsirkan kalau sifat Mila pasti akan turun kepada anaknya sendiri. "Ya, terserah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 508 Tanggapan Bu Sinta

    "Bagus, bagus! Ibu setuju dengan keputusanmu. Kan sudah Ibu bilang, Winda itu adalah istri yang baik untuk kamu. Dibandingkan dengan Mila, Ibu lebih setuju dengan Winda. Dia itu baik hati, tidak perhitungan dan juga mengerti keadaan kamu dan Ibu. Jadi, menurut Ibu kamu itu memang harus memilih Winda. Bagus-bagus," papar Bu Sinta dengan semangat. Dia bahkan terus-terusan tersenyum sembari membereskan piring bekas makan Raka. Pria itu belum berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kalau diam saja pun tidak akan mengubah situasi yang ada. Keadaan semakin kacau karena pasti Bu Sinta akan menyerang Mila atau malah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan untuk rencana ke depannya."Iya, Bu. Tapi aku akan menjadikannya istri kedua."Bu Sinta hampir saja melepaskan piring yang ada di tangan saat Raka mengatakan hal tersebut. Wanita paruh baya itu langsung menyimpan piring kotor dan kembali ke hadapan anaknya dengan wajah kaget. "Apa kamu bilang tadi? Istri kedua? Maks

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 504 Pertengkaran Mertua dan Menantu (4)

    Bu Sinta maupun Mila kaget mendengar suara Raka yang menggelegar, tampak sekali wajahnya memerah seperti menahan emosi karena sudah dari tadi kedua wanita berbeda usia ini terus saja bertengkar. "Apa kalian tidak bisa diam?! Jangan terus-terusan mengoceh dengan berbagai macam alasan! Aku punya keputusan sendiri," ucap Raka, membuat Bu Sinta dan Mila kaget bersamaan. Mereka takut jika Raka mengambil keputusan yang salah dan merugikan kedua belah pihak. Mila berharap kalau Raka tidak meninggalkannya, berbeda dengan Bu Sinta yang ingin anaknya kembali kepada Bu Sinta dan menceraikan Mila. Pria itu menoleh kepada Mila dengan tatapan sinis. Dia sudah jengah dengan semua perlakuan istrinya ini. Mila berbeda jauh dengan wanita yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya. Apa mungkin memang sifat asli Mila seperti ini? Begitu pikir Raka atau hanya karena perubahan hormon Ibu hamil akhirnya Mila lebih protektif dan temperamental? Semua itu masih bergerilya di pikiran Raka, belum bisa menga

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 503 Pertengkaran Mertua dan Menantu (3)

    "Jangan percaya sama Ibu, Mas! Kamu tahu sendiri, kan? Gara-gara Ibu, kamu hampir kehilangan anak ini. Dia yang memalsukan tes DNA anak ini!" seru Mila tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraan, membuat Bu Sinta terdiam dan wanita paruh baya itu benar-benar kaget kala Mila membahas lagi masalah yang sudah berlalu. Padahal sekarang permasalahan utamanya adalah Mila yang tidak pernah bisa membebaskan Raka, selalu saja mengekang dan harus berada di samping wanita itu. "Kenapa kamu malah ngomongin itu sekarang? Bukan waktunya kamu berbicara hal yang sudah berlalu.""Oh, kenapa tidak, Bu? Tentu saja aku harus bicara dengan Mas Raka, kalau Ibu itu tidak mau melihat anak ini lahir, kan?" Keadaan semakin genting saat ini. Kalau Mila mengatakan hal seperti itu, tentu saja Bu Sinta tidak mau kalah. Baginya pertarungan ini harus dimenangkan olehnya, karena ini adalah satu-satunya cara dan kesempatan yang langka untuk mendapatkan anaknya kembali. "Jaga bicaramu! Itu sudah berlalu, aku melakukan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status