Share

Bab 188 Tangan Kanan Lusi

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2024-01-21 09:11:48

Lusi diam sejenak. Dia sama sekali tidak mengatakan apa yang ingin diutarakan. Sepertinya wanita itu terlalu terburu-buru mengambil kesimpulan, membuat Adiba keheranan sendiri, karena temannya malah diam.

"Loh, kok malah diam? Katanya mau minta bantuan? Apa? Sebut aja, kalau aku bisa bantu kamu pasti aku bantu, kok," ucap Adiba.

Wanita itu tersenyum kikuk, kemudian menggelengkan kepala. "Nanti saja aku bicaranya, sebaiknya kamu istirahat aja."

"Loh, kok gitu? Nggak apa-apa. Lagian, aku juga dari tadi kan di taksi, terus ketiduran. Untung saja Bapak sopirnya baik. Aku hanya menyebutkan alamatmu dan dia langsung mengantarkannya ke sini," ujar Adiba, karena memang sebelumnya seperti itu.

Dia sempat ketiduran di taksi dari bandara. Untunglah sopir yang mengendarai taksi itu sangat baik, sampai dia membangunkan di tempat tujuan. Padahal zaman sekarang itu sudah sekali mendapatkan orang yang baik seperti tadi. Kebaikan sedang menghampiri Adiba. Jadi, dia pun ingin melakukan kebaikan lagi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 189 Peringatan dari Adiba

    Pukul 10 malam, Maura terbangun karena rasa haus yang mendera. Biasanya gadis itu akan menyiapkan minuman di pinggir nakas kasur, tapi mungkin karena hari ini ada kedatangan tamu dan perasaan yang tidak karuan sebab diintrogasi oleh Lusi tadi, akhirnya gadis itu lupa untuk mengisi air minum. Dia pun memilih untuk segera pergi ke dapur, karena yakin kalau jam 10 malam rumah akan kosong. Di saat terduduk, dia jadi teringat kenapa tidak malam saja dia menelepon Raka? Saat orang-orang sudah terlelap. Jadi, sudah dipastikan tidak ada yang bisa mengganggunya atau dicurigai oleh Lusi.Dia menyimpan dulu ide itu dan harus secepatnya mengambil air minum. Saat sampai di dapur, betapa terkejutnya Maura saat melihat ada seorang perempuan yang sedang duduk di meja makan sembari memakan camilan. Dia sampai berdiri di ambang pintu dan hampir saja memecahkan gelas yang ada di tangan. Maura pun langsung menghampiri dan bertanya. Takut jika yang dilihatnya itu hantu atau mungkin hanya bayangan saja.

    Last Updated : 2024-01-25
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 190 Manipulatif

    "Mbak, ngomong apa, sih? Kenapa tiba-tiba saja menyerang saya seperti itu?! Kita kan baru saja kenal. Harusnya Mbak tidak boleh bertanya hal yang sensitif seperti tadi," ucap Maura berusaha untuk mengelak dari apa pun yang dituduhkan oleh Adiba. Sementara itu Adiba hanya tersenyum miring. Dia mendesah kasar sembari menggeleng-gelengkan kepala, tak lupa menyadarkan punggung ke sandaran kursi yang ada di sana. Setelahnya gadis itu mengetuk-ngetukkan jari sembari tetap menatap Maura sedemikian rupa, sehingga Maura tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dipikirkan Adiba saat ini. "Bagus sekali, Maura. Ternyata sifat aslimu seperti ini, ya? Apakah Lusi tahu kalau kamu manipulatif seperti sekarang, hah?!"Maura terdiam. Untuk pertama kalinya ada yang menyerangnya sebagai seorang manipulatif. Padahal selama ini dia itu hanya terdiam, menerima segala siksaan dari kedua orang tuanya. Lalu tiba-tiba saja kalau dirinya melawan dan tidak suka atas apa yang dilakukan orang lain kepadanya. Apakah

    Last Updated : 2024-01-27
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 191 Tetangga Genit

    Di seberang sana wanita yang sedang memegang ponsel Raka, melihat nomor yang tertera. Maura namanya. Ternyata yang sekarang sedang memegang ponsel Raka adalah tetangga dari Bu Sinta. Dia datang ke sana untuk memberikan makanan di sebuah rantang yang dia masak sendiri, namanya Winda. Dia adalah seorang janda tanpa anak yang kebetulan rumahnya bertetangga dengan Bu Sinta. Dari segi ekonomi, Winda ini termasuk orang yang berada. Karena punya banyak sawah dari peninggalan suaminya. Kebetulan suaminya itu punya penyakit diabetes dan meninggal tanpa memberikan anak kepada Winda. Sebenarnya, orang tua Winda itu tidak setuju dengan gelagat sang wanita yang sepertinya suka kepada Raka, karena mereka tahu kalau Raka itu sudah booming tentang kelakuannya yang sudah berselingkuh dan juga mertua yang mata duitan. Tetapi sepertinya Winda tidak memedulikan itu. Sebab Raka memang begitu tampan, apalagi seorang duda. Tentu saja Winda punya kesempatan yang bagus untuk mendekati sang pria.Pasalnya, m

    Last Updated : 2024-01-28
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 192 Cari Perhatian

    Keesokannya pagi-pagi sekali Raka sudah bersiap-siap. Dia bahkan sengaja tidak sarapan dulu agar bisa bertemu dengan Lusi. Karena seperti yang dikatakan oleh Maura, Alia ingin bertemu dengannya. Jadi, dia harus menggunakan kesempatan ini untuk kembali mendapatkan perhatian dari sang anak. Saat Raka hendak pergi, tiba-tiba saja Bu Sinta keluar dari kamarnya. Dia kaget melihat anaknya sudah rapi."Loh, kamu mau berangkat sekarang? Ini kan masih jam 6," tanya Bu Sinta sembari melihat jam di dinding. "Ya, Bu. Aku harus bertemu dengan Alia. Kata Maura, Alia sempat menanyakan aku.""Benarkah?" Wajah Bu Sinta tampak sembringan mendengarnya. "Iya, aku yakin. Maura tidak akan bohong, karena ini berkaitan dengan Alia," ucap Raka. Dia juga tampak senang.Ini kesempatan yang bagus untuk memulai segalanya, jangan sampai dia menyia-nyiakan waktu yang sudah ada. "Baguslah kalau begitu. Kamu jangan sampai kehilangan kesempatan ini. Ingat! Kuncinya adalah Alia. Kalau Alia mau kembali kepadamu, ma

    Last Updated : 2024-01-31
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 193 Wanita Tak Tahu Malu

    Winda terdiam melihat Bu Sinta yang sedang makan begitu lahap. Bahkan di mejanya itu penuh sekali dengan makanan-makanan mewah yang pastinya mahal. Winda memang sengaja mengajak Bu Sinta ke restoran ternama di tempat itu. Bahkan Winda juga mengajak Bu Sinta memakai taksi untuk sampai ke tempat ini, karena dia pikir Bu Sinta akan merasa malu dan membeli makanan sekedarnya saja. Namun siapa sangka? Wanita paruh baya ini seperti sedang menggunakan aji mumpung. Dia memesan banyak makanan yang paling mahal dan mewah, dalam jumlah banyak. Tentu saja Winda hanya bisa terperangah sembari meneguk saliva dengan susah payah, bukan karena tergiur atau ingin menyantap makanan yang sama dengan Bu Sinta. Hanya saja dia berpikir bagaimana cara membayar semua tagihan ini, pasti uang case yang ada di dompetnya tidak akan cukup untuk membiayai semuanya.Katanya sarapan, tetapi kenapa sampai menghabiskan seperti ini? Ingin sekali Winda bertanya seperti itu kepada sang wanita paruh baya, tetapi tentu saj

    Last Updated : 2024-02-01
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 194 Tawaran dari Winda

    "Ayo, jawab! Kamu sanggup nggak kalau memberi saya 10 juta per bulan, hah?!" tanya Bu Sinta, membuat wanita itu terdiam.Bukan masalah sanggup atau tidaknya, tapi karena Winda itu hanya punya toko kelontongan yang serba ada. Kemungkinan untuk 10 juta itu adalah setengah dari keuntungan yang dia punya per bulan. Mana mungkin wanita itu memberikan kepada Bu Sinta. Sebenarnya wanita paruh baya itu juga mengatakan hal yang salah. Sebenarnya, Lusi hanya memberikan 7 juta per bulan. Dia melakukan ini semua agar Winda mundur saja dan tidak jadi mendekati anaknya. Tetapi kalau ditotal uang yang didapatkan oleh Bu Sinta dari Lusi selama ini, pasti lebih dari 10 juta. Karena selama per bulan atau sebelum jatuh tanggal saat Lusi mengirim uang bulanan, wanita paruh baya itu pasti akan menerima uang lagi.Winda tampak kebingungan menjawab pertanyaan dari Bu Sinta. Dari reaksi Winda, wanita paruh baya itu sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan oleh Winda. "Kamu tidak sanggup kan?" cetus Bu Si

    Last Updated : 2024-02-02
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 195 Kecurigaan Adiba

    Sementara itu di tempat lain, saat ini Maura sedang siap-siap untuk pergi ke sekolah. Ini hari pertamanya masuk ke tempat elit itu. Dia melihat pantulan diri di cermin, sangat cantik dan juga elegan. Berbeda jauh kalau dirinya bersekolah di kampung. Maura harus benar-benar memakai baju yang sudah bertahun-tahun lamanya. Harusnya Bu Sinta itu memberikan dia baju baru atau setidaknya baju ganti yang bisa membuat Maura PD untuk bersekolah. Tidak seperti dulu yang benar-benar seperti gembel karena pakaian yang seadanya. Tetapi sekarang gadis itu bisa berbangga diri dan percaya diri juga karena bisa memakai pakaian yang begitu branded. Lusi tidak sembarangan memberi pakaian ini dari toko biasa juga. Jadi dia harus benar-benar memperlihatkan pesona dirinya di sekolah.Maura harus bisa mendominasi, walaupun menjadi anak baru. Dengan begitu semua yang dia inginkan akan menjadi kenyataan tanpa harus memikirkan apakah dirinya pantas atau layak. Begitupun dengan Lusi, dia harus bersiap-siap u

    Last Updated : 2024-02-03
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 196 Pertemuan Raka dan Alia

    "Ayo, kita berangkat!" ajak Lusi kepada Maura dan Alia. Adiba yang sedang berada di ambang pintu pun langsung menghampiri temannya. "Biar aku saja yang mengantar mereka," ucap Adiba memberi ide, karena dia punya sesuatu yang akan dibicarakan dengan Maura di mobil. Dengan begitu sang gadis bisa melihat bagaimana reaksi Maura jika berbicara dengannya, pasti berbanding terbalik jika sedang berhadapan dengan Lusi. Maura kaget mendengarnya. Entah kenapa dia merasa kalau misalkan Adiba punya rencana sesuatu sampai tiba-tiba saja mengajukan diri untuk mengantarkannya. "Kamu kan baru sampai kemarin, sebaiknya kamu istirahat saja," imbuh Lusi, tidak enak kalau misalkan merepotkan temannya. Walaupun dia sudah meminta bantuan, tapi tidak bisa begitu saja kalau misalkan hari ini menyuruh Adiba untuk pergi mengantar anak dan adiknya. Namun demikian, gadis itu tersenyum sembari menggelengkan kepala. "Loh, gak apa-apa. Daripada aku di rumah terus juga kan bosan. Sekalian hitung-hitung latihan

    Last Updated : 2024-02-04

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 509 Bagaimana Kalau itu Ibu?

    "Itulah masalahnya, Bu. Mila tidak sebodoh yang kita kira. Dia bisa saja mengantisipasi untuk mendapatkan hak asuh anak dengan cara menahanku. Dia pasti sudah melakukan berbagai cara agar aku bisa berada di sisinya, termasuk anak itu." "Lalu, bagaimana? Kalau memang kamu tidak mau terikat dengan Mila, lepaskan anak itu. Kalau misalkan kamu ingin anak itu, cari cara menyingkirkan Mila. Mudah, kan?" "Tidak semudah itu, Bu. Aku tahu Ibu benci Mila, tapi tolong jangan benci anakku. Dia tidak tahu apa-apa. Bukankah bayi yang ada di dalam kandungan setiap Ibu hamil itu tidak berdosa? Kalau pun memang harus disalahkan, Mila sendiri dan aku. Jadi, kumohon kali ini saja Ibu mau menuruti permintaanku." Bu Sinta menghela napas kasar. Dalam hatinya tidak mau mengurusi cucunya itu. Lagi pula menurutnya cucu yang baik itu hanya Alia. Walaupun dia tidak tahu bagaimana nanti anak Mila, tapi wanita paruh baya sudah menafsirkan kalau sifat Mila pasti akan turun kepada anaknya sendiri. "Ya, terserah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 508 Tanggapan Bu Sinta

    "Bagus, bagus! Ibu setuju dengan keputusanmu. Kan sudah Ibu bilang, Winda itu adalah istri yang baik untuk kamu. Dibandingkan dengan Mila, Ibu lebih setuju dengan Winda. Dia itu baik hati, tidak perhitungan dan juga mengerti keadaan kamu dan Ibu. Jadi, menurut Ibu kamu itu memang harus memilih Winda. Bagus-bagus," papar Bu Sinta dengan semangat. Dia bahkan terus-terusan tersenyum sembari membereskan piring bekas makan Raka. Pria itu belum berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kalau diam saja pun tidak akan mengubah situasi yang ada. Keadaan semakin kacau karena pasti Bu Sinta akan menyerang Mila atau malah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan untuk rencana ke depannya."Iya, Bu. Tapi aku akan menjadikannya istri kedua."Bu Sinta hampir saja melepaskan piring yang ada di tangan saat Raka mengatakan hal tersebut. Wanita paruh baya itu langsung menyimpan piring kotor dan kembali ke hadapan anaknya dengan wajah kaget. "Apa kamu bilang tadi? Istri kedua? Maks

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 504 Pertengkaran Mertua dan Menantu (4)

    Bu Sinta maupun Mila kaget mendengar suara Raka yang menggelegar, tampak sekali wajahnya memerah seperti menahan emosi karena sudah dari tadi kedua wanita berbeda usia ini terus saja bertengkar. "Apa kalian tidak bisa diam?! Jangan terus-terusan mengoceh dengan berbagai macam alasan! Aku punya keputusan sendiri," ucap Raka, membuat Bu Sinta dan Mila kaget bersamaan. Mereka takut jika Raka mengambil keputusan yang salah dan merugikan kedua belah pihak. Mila berharap kalau Raka tidak meninggalkannya, berbeda dengan Bu Sinta yang ingin anaknya kembali kepada Bu Sinta dan menceraikan Mila. Pria itu menoleh kepada Mila dengan tatapan sinis. Dia sudah jengah dengan semua perlakuan istrinya ini. Mila berbeda jauh dengan wanita yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya. Apa mungkin memang sifat asli Mila seperti ini? Begitu pikir Raka atau hanya karena perubahan hormon Ibu hamil akhirnya Mila lebih protektif dan temperamental? Semua itu masih bergerilya di pikiran Raka, belum bisa menga

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 503 Pertengkaran Mertua dan Menantu (3)

    "Jangan percaya sama Ibu, Mas! Kamu tahu sendiri, kan? Gara-gara Ibu, kamu hampir kehilangan anak ini. Dia yang memalsukan tes DNA anak ini!" seru Mila tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraan, membuat Bu Sinta terdiam dan wanita paruh baya itu benar-benar kaget kala Mila membahas lagi masalah yang sudah berlalu. Padahal sekarang permasalahan utamanya adalah Mila yang tidak pernah bisa membebaskan Raka, selalu saja mengekang dan harus berada di samping wanita itu. "Kenapa kamu malah ngomongin itu sekarang? Bukan waktunya kamu berbicara hal yang sudah berlalu.""Oh, kenapa tidak, Bu? Tentu saja aku harus bicara dengan Mas Raka, kalau Ibu itu tidak mau melihat anak ini lahir, kan?" Keadaan semakin genting saat ini. Kalau Mila mengatakan hal seperti itu, tentu saja Bu Sinta tidak mau kalah. Baginya pertarungan ini harus dimenangkan olehnya, karena ini adalah satu-satunya cara dan kesempatan yang langka untuk mendapatkan anaknya kembali. "Jaga bicaramu! Itu sudah berlalu, aku melakukan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 502 Pertengkaran Mertua dan Menantu (2)

    Bu Sinta dan Mila sama-sama terkejut melihat siapa yang tiba-tiba saja menyerukan nama Mila. Seketika wajah Bu Sinta berubah menjadi pura-pura sedih. Sementara Mika pucat sekali, seperti orang yang kehilangan banyak darah. "Raka, akhirnya kamu datang," ucap Bu Sinta dengan suara lemah sembari menghampiri anak yang saat ini berada di belakang Mila. Wanita hamil itu benar-benar kaget dengan kehadiran Raka. Dia tidak menyangka kalau Raka ada di belakangnya. Dia pikir Raka ada di dalam dan tidak mendengar pembicaraan mereka, tetapi siapa? Tahunya orang yang dicari itu tiba-tiba saja datang dan mendengarkan percakapan, lebih tepatnya kata-kata sang wanita yang keterlaluan jika didengar oleh orang lain. "Raka, lihat istrimu! Katanya akan membunuh Ibu jika berani macam-macam atau menghasutmu. Padahal kan Ibu tidak mengatakan apa-apa, Ibu juga tidak tahu kalau misalkan kamu pergi dari rumah. Apakah itu istri yang kamu pikir baik?" tanya Bu Sinta dengan pura-pura menangis. Mila hanya bisa

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 501 Pertengkaran Mertua dan Menantu (1)

    "Suami mana yang pergi dari rumah istrinya tanpa bilang apa-apa? Kecuali kalau dia kabur karena tidak kuat dengan sikap istrinya. Menurutmu perkataanku benar, kan?" ucap Bu Sinta, tiba-tiba saja membuat Mila terdiam.Wanita paruh baya itu sampai melipat tangan di depan dada. Mila terdiam saja. Dia merasa tersinggung dengan semua perkataan mertuanya. Entah kenapa setiap apa pun yang keluar dari mulut Bu Sinta itu selalu pedas dan menyakitkan.Sang wanita paruh baya sama sekali tidak pernah memikirkan perasaan orang lain, tetapi herannya kenapa Lusi dulu kuat sekali berhadapan dengan Bu Sinta? Mila tidak mau nasibnya sama seperti Lusi, disetir begitu saja oleh mertua. Dia harus berdiri di kaki sendiri tanpa diperintah oleh siapa pun, termasuk mertua.Mila menghela napas panjang, berusaha untuk tenang menghadapi Bu Sinta tanpa dengan emosi. Dia harus membuat Bu Sinta paham, kalau semua yang dilakukan ini demi kebaikan dirinya dan juga Raka, termasuk anak yang ada di dalam kandungan."B

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status