Home / Rumah Tangga / Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya / Bab 183 Telepon dari Seseorang

Share

Bab 183 Telepon dari Seseorang

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2024-01-15 14:49:39

"Kenapa, Maura? Ayo katakan sesuatu! Jangan membuatku curiga dengan gelagatmu yang seperti itu."

Maura tersentak. Dia benar-benar tidak bisa berdiam diri lagi atau Lusi akan benar-benar mencurigai semuanya atau lebih parahnya lagi Lusi akan mamviralkan Maura seperti yang dilakukan wanita itu kepada kakaknya sendiri. Maura langsung menggelengkan kepala.

"Tidak, bukan seperti itu, Mbak. Aku berpikir kalau misalkan ada pembantu baru, apa mungkin Alia bisa beradaptasi? Sementara Alia itu kan tidak mudah dekat dengan orang lain," ucap Maura.

Dia harus berusaha membujuk Lusi, untuk tidak merekrut pembantu agar menginap di sana. Harus pulang pergi saja, dengan begitu dia tidak akan merasa terusik ataupun terancam dengan semua rencananya.

"Bagaimana? Menurutmu kalau misalkan Alia tidak menerima pembantu itu? Aku harus meminta bantuan siapa?" tanya Lusi tidak habis pikir dengan pemikiran Maura.

Gadis itu pun langsung menjawabnya, karena dia benar-benar harus juga meracuni pikiran Lusi agar
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 184 Adiba, Teman Masa Kecil

    "Ya Tuhan! Masa kamu lupa sama teman sendiri, sih? Mentang-mentang sekarang sudah sukses," ucap orang di seberang sana, membuat Lusi mendesah. Kenapa dia malah mengungkit masalah kesuksesan?"Iya, bukan masalah itunya. Cuma kan kalau kita sering ketemu, aku akan hafal. Tapi masalahnya aku tidak tahu nomor ini dan mungkin kita sudah lama tidak bertemu. Aku minta maaf kalau misalkan menyinggungmu karena tidak ingat siapa kamu sebenarnya. Tapi, tolong katakan saja siapa kamu. Aku benar-benar lupa. Mohon maaf sekali," ujar Lusi, berusaha untuk mencari tahu orang yang di seberang sana. Karena dia benar-benar tidak mau menerka-nerka. Takutnya salah. Orang di seberang sana pun akhirnya menghela napas panjang. "Baiklah, kalau begitu. Aku Adiba," ucap seseorang yang ternyata adalah gadis. "Adiba?" gumam Lusi pelan, mengingat-ingat tentang siapa teman yang bernama Adiba. Lalu, tak lama kemudian Lusi pun melotot. Dia sampai berdiri dan berjalan menjauh dari kamar anaknya. Lusi akan kembali b

    Last Updated : 2024-01-16
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 185 Gadis Berhati Busuk

    "Halo, siapa ini?" tanya Raka dengan sangat hati-hati, takut jika orang tersebut pernah dikenal atau itu seseorang yang jahil atau mungkin juga membahayakan bagi Raka. "Ini aku, Maura," ucap suara di seberang sana. Ternyata yang menelepon adalah Maura. Saat ini Maura sedang berada di taman belakang rumah Lusi. Dia harus hati-hati berbicara dengan pria itu, takut jika ketahuan oleh Lusi. Gadis itu ingin memberitahu kalau rencananya mulai berhasil, karena Alia sudah terhasut dengan ucapannya sendiri. "Maura? Kamu gadis yang di taman itu, kan?" tanya Raka lagi, memastikan. "Iya, Mas. Siapa lagi?" "Ada apa kamu malam-malam nelepon?" tanya Raka kaheranan. Karena dia pikir kalau Maura akan menghubunginya nanti pagi atau mungkin saat mereka bertemu di rumah Lusi. "Begini, Mas. Aku sudah menjalankan misi pertama." "Misi pertama apa?" Raka kembali bertanya, kebingungan karena memang sebelumnya mereka belum membicarakan apa pun rencana selanjutnya.Maura hanya mengatakan kalau dirinya s

    Last Updated : 2024-01-17
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 186 Kepergok Lusi

    "Mbak Lusi, sejak kapan ada di sini?" tanya Maura dengan suara terbata-bata. Dia tidak mungkin berdiam diri saja, sementara Lusi juga malah bungkam. Lusi meneliti wajah Maura. Dia tahu ada yang disembunyikan oleh anak ini, tapi entah apa. Bahkan wanita itu dengan serius meneliti apa yang sebenarnya lakukan Maura di malam hari, di belakang rumah pula. Wanita itu melipat tangan di depan dada, masih tetap mengawasi ekspresi Maura. "Mbak, kenapa melihatku seperti itu?" tanya Maura semakin ketakutan dan juga risi sebab dari tadi Lusi malah mau memandangnya sedemikian rupa.Ini benar-benar tidak nyaman untuknya. Tatapan itu dia dapatkan saat dirinya kepergok kala Maura itu adalah adiknya Mila. Tatapan yang mengintimidasi dan sangat menguliti, sampai gadis itu meneguk saliva dengan susah payah, ketakutannya semakin mencuat bahkan tangannya juga semakin dingin. Dia merasa gemetar, apalagi dari tadi Lusi tidak pernah berpaling dari wajahnya. "Apa yang kamu sembunyikan dariku, Maura?" tanya

    Last Updated : 2024-01-18
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 187 Kesakitan yang Mencair

    "Wah, rumah kamu besar banget, ya, Lus? Kamu benar-benar luar biasa," ucap Adiba membuat Lusi tersenyum kaku. "Nggak, kok. Ini semua peninggalan ayahku. Kalau aku, tidak punya ini semua. Mana mungkin aku bisa membeli ini semua. Ayahku memberikan jaminan agar aku tidak hidup sengsara di masa depan."Semuanya benar, karena semua ini adalah pemberian dari Ayah Lusi, kecuali perusahaan percetakan dan penerbitan. Dia sendiri yang merintisnya sebelum menikah dengan Raka. Adiba tersenyum, dia ingin sekali membicarakan masalah mantan suami Lusi, tetapi gadis itu berpikir dua kali. Takut menyinggung perasaan temannya yang memang sudah lama tidak bertemu. Akhirnya dia pun hanya mengobrol-ngobrol tentang pekerjaan Adiba dan kehidupan mereka berdua selama bertahun-tahun. Sementara itu Maura masih melihat dari kejauhan. Dia benar-benar tidak suka dengan kedekatan Adiba dan Lusi. Ini sangat mengganggu Maura. Dia takut kalau Adiba itu akan menjadi batu sandungan untuknya atau bisa-bisa penghancur

    Last Updated : 2024-01-19
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 188 Tangan Kanan Lusi

    Lusi diam sejenak. Dia sama sekali tidak mengatakan apa yang ingin diutarakan. Sepertinya wanita itu terlalu terburu-buru mengambil kesimpulan, membuat Adiba keheranan sendiri, karena temannya malah diam. "Loh, kok malah diam? Katanya mau minta bantuan? Apa? Sebut aja, kalau aku bisa bantu kamu pasti aku bantu, kok," ucap Adiba.Wanita itu tersenyum kikuk, kemudian menggelengkan kepala. "Nanti saja aku bicaranya, sebaiknya kamu istirahat aja." "Loh, kok gitu? Nggak apa-apa. Lagian, aku juga dari tadi kan di taksi, terus ketiduran. Untung saja Bapak sopirnya baik. Aku hanya menyebutkan alamatmu dan dia langsung mengantarkannya ke sini," ujar Adiba, karena memang sebelumnya seperti itu. Dia sempat ketiduran di taksi dari bandara. Untunglah sopir yang mengendarai taksi itu sangat baik, sampai dia membangunkan di tempat tujuan. Padahal zaman sekarang itu sudah sekali mendapatkan orang yang baik seperti tadi. Kebaikan sedang menghampiri Adiba. Jadi, dia pun ingin melakukan kebaikan lagi

    Last Updated : 2024-01-21
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 189 Peringatan dari Adiba

    Pukul 10 malam, Maura terbangun karena rasa haus yang mendera. Biasanya gadis itu akan menyiapkan minuman di pinggir nakas kasur, tapi mungkin karena hari ini ada kedatangan tamu dan perasaan yang tidak karuan sebab diintrogasi oleh Lusi tadi, akhirnya gadis itu lupa untuk mengisi air minum. Dia pun memilih untuk segera pergi ke dapur, karena yakin kalau jam 10 malam rumah akan kosong. Di saat terduduk, dia jadi teringat kenapa tidak malam saja dia menelepon Raka? Saat orang-orang sudah terlelap. Jadi, sudah dipastikan tidak ada yang bisa mengganggunya atau dicurigai oleh Lusi.Dia menyimpan dulu ide itu dan harus secepatnya mengambil air minum. Saat sampai di dapur, betapa terkejutnya Maura saat melihat ada seorang perempuan yang sedang duduk di meja makan sembari memakan camilan. Dia sampai berdiri di ambang pintu dan hampir saja memecahkan gelas yang ada di tangan. Maura pun langsung menghampiri dan bertanya. Takut jika yang dilihatnya itu hantu atau mungkin hanya bayangan saja.

    Last Updated : 2024-01-25
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 190 Manipulatif

    "Mbak, ngomong apa, sih? Kenapa tiba-tiba saja menyerang saya seperti itu?! Kita kan baru saja kenal. Harusnya Mbak tidak boleh bertanya hal yang sensitif seperti tadi," ucap Maura berusaha untuk mengelak dari apa pun yang dituduhkan oleh Adiba. Sementara itu Adiba hanya tersenyum miring. Dia mendesah kasar sembari menggeleng-gelengkan kepala, tak lupa menyadarkan punggung ke sandaran kursi yang ada di sana. Setelahnya gadis itu mengetuk-ngetukkan jari sembari tetap menatap Maura sedemikian rupa, sehingga Maura tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dipikirkan Adiba saat ini. "Bagus sekali, Maura. Ternyata sifat aslimu seperti ini, ya? Apakah Lusi tahu kalau kamu manipulatif seperti sekarang, hah?!"Maura terdiam. Untuk pertama kalinya ada yang menyerangnya sebagai seorang manipulatif. Padahal selama ini dia itu hanya terdiam, menerima segala siksaan dari kedua orang tuanya. Lalu tiba-tiba saja kalau dirinya melawan dan tidak suka atas apa yang dilakukan orang lain kepadanya. Apakah

    Last Updated : 2024-01-27
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 191 Tetangga Genit

    Di seberang sana wanita yang sedang memegang ponsel Raka, melihat nomor yang tertera. Maura namanya. Ternyata yang sekarang sedang memegang ponsel Raka adalah tetangga dari Bu Sinta. Dia datang ke sana untuk memberikan makanan di sebuah rantang yang dia masak sendiri, namanya Winda. Dia adalah seorang janda tanpa anak yang kebetulan rumahnya bertetangga dengan Bu Sinta. Dari segi ekonomi, Winda ini termasuk orang yang berada. Karena punya banyak sawah dari peninggalan suaminya. Kebetulan suaminya itu punya penyakit diabetes dan meninggal tanpa memberikan anak kepada Winda. Sebenarnya, orang tua Winda itu tidak setuju dengan gelagat sang wanita yang sepertinya suka kepada Raka, karena mereka tahu kalau Raka itu sudah booming tentang kelakuannya yang sudah berselingkuh dan juga mertua yang mata duitan. Tetapi sepertinya Winda tidak memedulikan itu. Sebab Raka memang begitu tampan, apalagi seorang duda. Tentu saja Winda punya kesempatan yang bagus untuk mendekati sang pria.Pasalnya, m

    Last Updated : 2024-01-28

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 509 Bagaimana Kalau itu Ibu?

    "Itulah masalahnya, Bu. Mila tidak sebodoh yang kita kira. Dia bisa saja mengantisipasi untuk mendapatkan hak asuh anak dengan cara menahanku. Dia pasti sudah melakukan berbagai cara agar aku bisa berada di sisinya, termasuk anak itu." "Lalu, bagaimana? Kalau memang kamu tidak mau terikat dengan Mila, lepaskan anak itu. Kalau misalkan kamu ingin anak itu, cari cara menyingkirkan Mila. Mudah, kan?" "Tidak semudah itu, Bu. Aku tahu Ibu benci Mila, tapi tolong jangan benci anakku. Dia tidak tahu apa-apa. Bukankah bayi yang ada di dalam kandungan setiap Ibu hamil itu tidak berdosa? Kalau pun memang harus disalahkan, Mila sendiri dan aku. Jadi, kumohon kali ini saja Ibu mau menuruti permintaanku." Bu Sinta menghela napas kasar. Dalam hatinya tidak mau mengurusi cucunya itu. Lagi pula menurutnya cucu yang baik itu hanya Alia. Walaupun dia tidak tahu bagaimana nanti anak Mila, tapi wanita paruh baya sudah menafsirkan kalau sifat Mila pasti akan turun kepada anaknya sendiri. "Ya, terserah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 508 Tanggapan Bu Sinta

    "Bagus, bagus! Ibu setuju dengan keputusanmu. Kan sudah Ibu bilang, Winda itu adalah istri yang baik untuk kamu. Dibandingkan dengan Mila, Ibu lebih setuju dengan Winda. Dia itu baik hati, tidak perhitungan dan juga mengerti keadaan kamu dan Ibu. Jadi, menurut Ibu kamu itu memang harus memilih Winda. Bagus-bagus," papar Bu Sinta dengan semangat. Dia bahkan terus-terusan tersenyum sembari membereskan piring bekas makan Raka. Pria itu belum berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kalau diam saja pun tidak akan mengubah situasi yang ada. Keadaan semakin kacau karena pasti Bu Sinta akan menyerang Mila atau malah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan untuk rencana ke depannya."Iya, Bu. Tapi aku akan menjadikannya istri kedua."Bu Sinta hampir saja melepaskan piring yang ada di tangan saat Raka mengatakan hal tersebut. Wanita paruh baya itu langsung menyimpan piring kotor dan kembali ke hadapan anaknya dengan wajah kaget. "Apa kamu bilang tadi? Istri kedua? Maks

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 504 Pertengkaran Mertua dan Menantu (4)

    Bu Sinta maupun Mila kaget mendengar suara Raka yang menggelegar, tampak sekali wajahnya memerah seperti menahan emosi karena sudah dari tadi kedua wanita berbeda usia ini terus saja bertengkar. "Apa kalian tidak bisa diam?! Jangan terus-terusan mengoceh dengan berbagai macam alasan! Aku punya keputusan sendiri," ucap Raka, membuat Bu Sinta dan Mila kaget bersamaan. Mereka takut jika Raka mengambil keputusan yang salah dan merugikan kedua belah pihak. Mila berharap kalau Raka tidak meninggalkannya, berbeda dengan Bu Sinta yang ingin anaknya kembali kepada Bu Sinta dan menceraikan Mila. Pria itu menoleh kepada Mila dengan tatapan sinis. Dia sudah jengah dengan semua perlakuan istrinya ini. Mila berbeda jauh dengan wanita yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya. Apa mungkin memang sifat asli Mila seperti ini? Begitu pikir Raka atau hanya karena perubahan hormon Ibu hamil akhirnya Mila lebih protektif dan temperamental? Semua itu masih bergerilya di pikiran Raka, belum bisa menga

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 503 Pertengkaran Mertua dan Menantu (3)

    "Jangan percaya sama Ibu, Mas! Kamu tahu sendiri, kan? Gara-gara Ibu, kamu hampir kehilangan anak ini. Dia yang memalsukan tes DNA anak ini!" seru Mila tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraan, membuat Bu Sinta terdiam dan wanita paruh baya itu benar-benar kaget kala Mila membahas lagi masalah yang sudah berlalu. Padahal sekarang permasalahan utamanya adalah Mila yang tidak pernah bisa membebaskan Raka, selalu saja mengekang dan harus berada di samping wanita itu. "Kenapa kamu malah ngomongin itu sekarang? Bukan waktunya kamu berbicara hal yang sudah berlalu.""Oh, kenapa tidak, Bu? Tentu saja aku harus bicara dengan Mas Raka, kalau Ibu itu tidak mau melihat anak ini lahir, kan?" Keadaan semakin genting saat ini. Kalau Mila mengatakan hal seperti itu, tentu saja Bu Sinta tidak mau kalah. Baginya pertarungan ini harus dimenangkan olehnya, karena ini adalah satu-satunya cara dan kesempatan yang langka untuk mendapatkan anaknya kembali. "Jaga bicaramu! Itu sudah berlalu, aku melakukan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 502 Pertengkaran Mertua dan Menantu (2)

    Bu Sinta dan Mila sama-sama terkejut melihat siapa yang tiba-tiba saja menyerukan nama Mila. Seketika wajah Bu Sinta berubah menjadi pura-pura sedih. Sementara Mika pucat sekali, seperti orang yang kehilangan banyak darah. "Raka, akhirnya kamu datang," ucap Bu Sinta dengan suara lemah sembari menghampiri anak yang saat ini berada di belakang Mila. Wanita hamil itu benar-benar kaget dengan kehadiran Raka. Dia tidak menyangka kalau Raka ada di belakangnya. Dia pikir Raka ada di dalam dan tidak mendengar pembicaraan mereka, tetapi siapa? Tahunya orang yang dicari itu tiba-tiba saja datang dan mendengarkan percakapan, lebih tepatnya kata-kata sang wanita yang keterlaluan jika didengar oleh orang lain. "Raka, lihat istrimu! Katanya akan membunuh Ibu jika berani macam-macam atau menghasutmu. Padahal kan Ibu tidak mengatakan apa-apa, Ibu juga tidak tahu kalau misalkan kamu pergi dari rumah. Apakah itu istri yang kamu pikir baik?" tanya Bu Sinta dengan pura-pura menangis. Mila hanya bisa

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 501 Pertengkaran Mertua dan Menantu (1)

    "Suami mana yang pergi dari rumah istrinya tanpa bilang apa-apa? Kecuali kalau dia kabur karena tidak kuat dengan sikap istrinya. Menurutmu perkataanku benar, kan?" ucap Bu Sinta, tiba-tiba saja membuat Mila terdiam.Wanita paruh baya itu sampai melipat tangan di depan dada. Mila terdiam saja. Dia merasa tersinggung dengan semua perkataan mertuanya. Entah kenapa setiap apa pun yang keluar dari mulut Bu Sinta itu selalu pedas dan menyakitkan.Sang wanita paruh baya sama sekali tidak pernah memikirkan perasaan orang lain, tetapi herannya kenapa Lusi dulu kuat sekali berhadapan dengan Bu Sinta? Mila tidak mau nasibnya sama seperti Lusi, disetir begitu saja oleh mertua. Dia harus berdiri di kaki sendiri tanpa diperintah oleh siapa pun, termasuk mertua.Mila menghela napas panjang, berusaha untuk tenang menghadapi Bu Sinta tanpa dengan emosi. Dia harus membuat Bu Sinta paham, kalau semua yang dilakukan ini demi kebaikan dirinya dan juga Raka, termasuk anak yang ada di dalam kandungan."B

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status