Share

Bab 152 Keputusan Raka

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-13 18:42:34

"Akhirnya Ibu bebas juga," ucap Bu Sinta sesaat keluar dari penjara.

Dia sampai memejamkan mata dan menghirup udara begitu banyak. Ini adalah kebebasan yang sempurna. Untung saja dia tidak berlama-lama di kantor polisi, kalau tidak mungkin Bu Sinta akan menjadi sasaran empuk untuk dijadikan samsak oleh narapidana lain. Karena memang seperti itulah dunia narapidana.

Mereka akan saling menyakiti, apalagi jika ada kedatangan narapidana baru. Pasti menjadi sasaran empuk untuk dibully dan dipermainkan. Tetapi untunglah Bu Sinta hanya beberapa hari di sana. Jadi, dia merasa bebas dan tidak mau terulang lagi masuk ke bui.

Namun demikian, tampaknya kebebasan Bu Sinta sama sekali tidak membuat Raka senang. Sedari dia menyerahkan uang 200 juta kepada rentenir dan pembebasan ibunya, pria itu malah terdiam dengan ekspresi yang begitu sedih dan frustrasi. Melihat itu Bu Sinta tentu saja keheranan.

Harusnya Raka senang karena ibunya bisa bebas, tetapi pria itu malah memperlihatkan kesedihan dan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 153 Taruhan dan Tantangan Lusi

    "Lusi, Lusi, keluar kamu!" seru Bu Sinta. Ternyata wanita paruh baya itu masih penasaran dengan semua yang dikatakan oleh anaknya. Dia benar-benar tidak percaya kalau Lusi bisa berubah drastis seperti ini, apalagi sampai memberi Raka syarat untuk 200 juta itu. Tentu biasanya Lusi akan sangat baik hati kepada siapa saja, apalagi kepada dia yang sebelumnya pernah menjadi mertua. Ini benar-benar mengherankan.Maura yang mendengar itu pun langsung kaget. Dia tidak tahu siapa wanita paruh baya di depannya itu, tetapi yang pasti sang gadis harus cepat memberitahu Lusi kalau ada seseorang yang meneriakkan nama sang wanita. Maura langsung mengetuk pintu kamar Lusi dengan cepat. Lusi langsung keluar. "Ada apa? Kenapa wajah kamu tegang begitu?" Saat Maura hendak menjawab, wanita itu langsung mendengar suara teriakan dari luar. Dia hafal betul milik siapa suara itu. Lusi hanya menghela napas panjang sembari menggelengkan kepala, ternyata ada saja kejadian yang membuatnya kesal. Entah apalagi

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 154 Lamaran untuk Devan

    "Coba saja kalau bisa. Aku yakin pria mana pun akan berpikir dua kali menikahi janda anak satu sepertimu. Aku tidak mau tahu. Pokoknya buktikan saja kalau memang kamu bisa mendapatkan pria sebaik Raka dan menyayangi Alia juga kamu secara tulus, aku akan turuti semua keinginanmu," ucap Bu Sinta, emosi. Dia benar-benar tidak memikirkan apa akibatnya jika sudah berkata seperti itu. Lusi langsung tersenyum. "Baiklah. Ingat ya, Bu. Jangan sampai Ibu mengingkari janji atas apa yang tadi diucapkan. Akan aku buktikan dalam sebulan ini pasti akan mendapatkan seorang pria dan dia pasti menyayangiku juga Alia dengan tulus," ujar Lusi dengan percaya diri.Setelah itu Bu Sinta pun pergi. Sang wanita paruh baya memakai taksi. Dia agensi kalau harus keluar dari rumah Lusi menggunakan ojek online. Setelah itu Lusi langsung masuk ke rumahnya, mengunci diri di kamar. Entah apa yang sudah dia ucapkan, mencari seorang pria yang kira-kira mau menjadi suaminya? Apalagi waktunya hanya satu bulan. Wanita

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 155 Asa Devan dan Keputusan

    Devan langsung mematung mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Lusi. Pria itu sama sekali tidak bergerak, hanya kalimat tadi yang terngiang di telinganya. Dia tidak bisa mengembalikan diri dan hanya bisa terdiam dengan semua kekagetannya. Melihat ekspresi Devan yang begitu kaget, Lusi juga ikut terdiam beberapa saat. Mungkin apa yang dikatakannya itu sangat mengagetkan. Tetapi dia tidak punya waktu lagi. Lusi harus mengambil hati Devan dan memanfaatkan pria itu. Ini memang terdengar jahat, tetapi ini juga akan lebih baik dibandingkan Lusi menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, takutnya Devan malah menolak dan dia sulit untuk mendapatkan pria lagi, yang tentunya sebaik Devan. Wanita itu yakin Devan akan lebih baik dibandingkan Raka dari segi apa pun. Ditambah lagi Devan punya usaha sendiri, jadi pasti tidak akan mengusik harta yang dimiliki oleh Lusi, yang mana itu adalah hak untuk Alia. Jadi dengan sengaja Lusi menyembunyikan tujuan terselubung, yaitu dia akan berpura-pura sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 156 Resmi Pacaran

    Sedari Maura bermain dengan Alia, gadis itu banyak sekali melamun. Sebenarnya dia memikirkan apa yang sedang Lusi lakukan di luar, karena penampilan Lusi tadi itu berbeda dari biasanya. Terlihat sangat cantik seperti akan menghadiri pertemuan penting. Beberapa kali Alia menegur Maura, tetapi gadis itu malah melamun, membuat Alia jadi kesal sendiri. Gadis kecil itu pun memilih untuk bermain di rumahnya Bu Murni. Maura merasa bersalah, dia takut kalau Alia itu marah dan malah mengadukannya kepada Lusi, jadi sang gadis pun langsung menyusul Alia ke rumah Bu Murni. Namun, baru juga membuka pintu rumah, dia dikagetkan dengan kedatangan Lusi bersama seseorang yang sangat dia kagumi. Siapa lagi kalau bukan Devan. Tubuh gadis itu mematung di tempat, jantungnya terasa merenyut saat melihat mereka bergandengan tangan. Bahkan wanita itu sama sekali tidak risih atau mau melontarkan kata-kata yang pedas seperti biasanya. Ini sangat mengherankan bagi Maura, tetapi gadis itu juga tidak berani ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 157 Pertemuan Raka dan Maura

    "Assalamualaikum, Bu. Bu Marni?!" seru Lusi saat sudah sampai rumahnya Bu Murni. Dia tampak gusar, karena terlihat tempat wanita paruh baya itu begitu sepi.Ini membuat Lusi merasa takut jika ternyata Alia tidak bersama Bu Murni."Assalamualaikum, Bu," ucap Lusi, sekarang nadanya terdengar memburu.Dia benar-benar sangat khawatir. Di sana ada Devan dan juga Maura yang ikut untuk melihat apakah Alia benar-benar ada di rumah wanita paruh baya itu. "Tenang, Lusi. Aku yakin, Alia ada di dalam."Devan berusaha menenangkan wanita yang dicintainya itu. Sementara Maura saat ini hanya bisa terdiam dengan rasa bersalah, apalagi melihat Devan yang mengelus pundak Lusi, membuat rasa cemburu pun membara lagi. Situasi ini benar-benar membuat hatinya kacau balau. Belum lagi masalah Alia, sekarang malah ditambah melihat adegan yang begitu membuatnya muak. Saat kehendak mengucapkan salam ketiga kalinya, pintu rumah Bu Murni pun terbuka dan terlihatlah wanita paruh baya itu bersama Alia."Ibu, sudah

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 158 Keluarnya Sifat Asli Maura

    "Jangan aneh-aneh! Kamu siapa sih tiba-tiba saja ngomong kayak gitu? Jangan-jangan, kamu itu orang yang mau mencelakai Lusi dan memfitnahnya, ya?!" seru Raka, tidak percaya begitu saja, membuat Maura mengedipkan mata sembari terperangah mendengar apa yang dikatakan oleh sang pria. Padahal, dia sudah berbaik hati memberitahu apa yang sedang terjadi, mendukung pria itu agar bisa kembali kepada Lusi. Satu hal pun terlintas di benaknya. Ya, tentu saja. Ini adalah cara satu-satunya agar Devan bisa putus dengan Lusi dan Maura punya kesempatan luas untuk mendapatkan pria itu, yaitu dengan cara membiarkan Lusi kembali kepada mantan suaminya dan dialah yang harus menjadi seorang yang membantu Raka untuk menyukseskan rencana ini. Maura tersenyum miring, lalu melipat tangan di depan dada. Maura yang bersikap seperti ini terlihat sekali mirip dengan Mila. Ternyata semua perkiraan Lusi benar, kalau dibiarkan maka Maura sama persis seperti Mila sifatnya. Sayangnya, wanita itu tidak tahu saja apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-22
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 159 Patah Hati Seorang Ayah

    "Oh, jadi memang benar ada pria di sini? Ternyata pria ini benar-benar tidak tahu malu, ya!" seru Raka, tiba-tiba saja masuk ke gerbang rumah tanpa permisi, membuat Lusi dan Devan langsung berdiri. Keduanya saling pandang sejenak, kemudian kembali menatap Raka dengan keheranan. Lusi tidak menyangka jika mantan suaminya itu tiba-tiba datang dan marah-marah seperti ini. Perasaan dia tidak pernah menyuruh Raka untuk ke sini. Lagi pula Lusi pikir kalau Raka itu tidak berniat menemuinya sampai besok waktunya untuk bekerja. Namun demikian, Lusi tetap harus tenang. Dia tidak boleh memperlihatkan kalau dirinya itu sedang kaget dan panik. Lagi pula, siapa Raka? Dia hanya mantan suaminya. "Kenapa kamu tiba-tiba saja datang dan marah-marah, Mas?" tanya Lusi dengan nada santai, membuat Raka tersentak. Pria itu membulatkan mata, tak percaya. "Kamu bilang kenapa? Tentu saja, aku ke sini untuk memergoki kalian yang sedang berduaan.""Loh, memangnya kenapa? Mas Devan sedang bertamu. Lagian, kami

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 160 Semakin Berjarak

    "Kamu jangan bohong! Mana mungkin Alia seperti itu!" seru Raka, ternyata dia masih berusaha untuk mengelak semuanya.Pria itu tidak mau terlihat kalah di depan Devan, apalagi dia adalah seorang Ayah kandung Alia. Rasanya mustahil Alia tidak mau bertemu, walaupun dia sudah berbuat kesalahan. Lusi berdecak entah bagaimana caranya meyakinkan Raka kalau memang Alia itu masih enggan bertemu dengan Raka. "Ya, kalau kamu tidak percaya, nanti buktikan saja sendiri jika bertemu dengan Alia." Raka langsung menggelengkan kepala. "Tidak, tidak! Aku ingin bertemu dengan Alia sekarang. Aku ingin membuktikan langsung, apakah dia benar-benar tidak mau bertemu denganku atau cuma alasanmu saja," ujar Raka masih bersikukuh. Raka tiba-tiba saja berjalan dan hendak menerobos pintu rumah Lusi, tapi dengan cepat Devan menghalanginya, membuat Raka terkesiap. Otot rahang pria itu mengeras, menandakan kalau dia marah. "Kenapa kamu menghalangi jalanku? Awas!" seru Raka, berusaha untuk mendorong Devan menjau

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 513 Izin dari Alia

    Suara ketukan pintu di kamar Alia membuat gadis itu menoleh, ternyata Lusi sudah berdiri di ambang pintu dengan senyuman merekah. "Ibu boleh masuk?" tanya Lusi yang langsung diangguki oleh gadis kecil itu. Sang wanita ingin bercerita, meminta izin kepada anaknya untuk bekerja. Bagaimanapun saat ini yang tersisa hanyalah Alia. Satu-satunya keluarga yang bisa diandalkan dan alasan Lusi bisa bersemangat sampai hari ini."Apakah Ibu mengganggu kamu?" Alias tersenyum sembari menggelengkan kepala. "Enggak kok, Bu. Aku baru selesai mengerjakan PR." Lusi tersenyum sembari mengurus kepala anak itu. "Bagaimana sekolahnya? Apa sudah punya teman?""Iya, aku udah punya teman. Mereka pada baik kok, Bu." "Syukurlah kalau begitu. Tidak ada yang bertanya tentang Ibu atau Ayah?" Seketika Alia terdiam. Dia tidak memperlihatkan kesedihan atau kesenangan. "Enggak ada teman-teman Alia juga nggak pernah nanyain Ayah kerja di mana, Ibu kerja. Mereka semua baik," ungkap Alia, membuat Lusi menghela na

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 512 Masih Bimbang

    "Bukan masalah itunya, Adiba. Mau perusahaan hebat atau tidak, bukan. Bukan itu yang lebih utamanya. Aku sudah punya usaha sendiri, hanya ingin mengisi waktu luang bukan menyibukkan diri dan tidak ada waktu untuk anakku," ujar Lusi menjelaskan. Dia tidak mau terlalu larut dalam dunia sendiri. Sementara ada anak yang harus diurus olehnya. "Ya, kalau gitu di rumah saja," ucap Adiba, akhirnya memberikan solusi. "Tetapi akan bosan kalau aku di sini terus. Kamu tahu kan, setiap hari aku biasanya itu punya kegiatan. Kalau misalkan hanya berdiam diri juga waktuku terbuang percuma.""Ya sudah, kalau begitu terima saja tawarannya," ujar Adiba lagi, lama-lama kesel sendiri dengan kelakuan sahabatnya ini. "Tapi, bagaimana dengan Alia?" Adiba berdecak sembari duduk di samping temannya itu. "Percaya deh sama aku, Alia juga pasti senang kalau kamu punya kegiatan. Yang penting kan kamu pasti punya waktu sama Alia, ditambah lagi sekarang ada ibuku. Bisa saja Alia main sama Ibu. Anggap dia main

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 511 Mila Mulai Lelah

    Suara dering ponsel membuat Mila terkesiap dan kontan menghentikan tangisannya. Ternyata dari karyawannya. Tampaknya wanita itu harus segera kembali ke butik, sebab pasti kerjaannya semakin banyak.Dia tidak mungkin terus-terusan larut dalam kesedihan karena menangisi Raka, sementara ada usaha yang harus terus dijalankan. Kalau tidak, dirinya akan jatuh miskin dan benar-benar kehilangan Raka. Pria itu tidak mungkin mau hidup susah dengannya, jadi cara satu-satunya mempertahankan Raka yaitu dengan banyak uang. Miris, bukan? Harusnya di sini seorang pria yang melakukan ini semua, tetapi Mila mau tidak mau harus menghasilkan banyak uang demi mempertahankan Raka.Ya, demi agar anaknya bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah. Demi dirinya yang tidak lagi dijandakan oleh pria itu. Mila hanya bisa tersenyum miris, tetapi tak urung tetap kembali menjalankan mobilnya. Berusaha untuk tegar. Wanita hamil itu mengelus-elus perutnya yang mulai membesar. "Sabar ya, Nak. Ibu akan berusaha sebaik

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 510 Tolong Jaga Rahasia!

    "Kamu sudah gila, ya? Apa yang baru saja kamu katakan?!" tanya Bu Sinta, kali ini wanita paruh baya itu marah karena anaknya malah merahasiakan pernikahan dengan Winda. Harusnya biarkan saja diberi tahu semua orang, termasuk Mila. Agar ketahuan bagaimana reaksi wanita hamil itu, berharap kalau Mila mau tahu diri dan memilih untuk pergi dari kehidupan Raka. Tetapi tampaknya Raka sama sekali enggan untuk mempublikasikan hubungannya dengan Winda. "Aku tidak gila, Bu. Karena aku waras, makanya merahasiakan semua ini.""Lalu, bagaimana dengan perasaan Winda?" "Aku yakin, Winda juga pasti akan mengerti dengan situasi ini. Kami sudah saling sepakat. Jadi, aku harap Ibu tidak merecoki rencana kami.""Apa yang sedang kamu rencanakan sebenarnya, Raka? Ibu kasihan kalau Winda statusnya disembunyikan dari siapa pun." "Bu, aku melakukan ini demi kebaikan bersama. Bahkan Winda juga berkata, dia tidak akan ikut campur urusan aku dan juga Mila. Sebaliknya, Mila juga tidak boleh ikut campur urusan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 509 Bagaimana Kalau itu Ibu?

    "Itulah masalahnya, Bu. Mila tidak sebodoh yang kita kira. Dia bisa saja mengantisipasi untuk mendapatkan hak asuh anak dengan cara menahanku. Dia pasti sudah melakukan berbagai cara agar aku bisa berada di sisinya, termasuk anak itu." "Lalu, bagaimana? Kalau memang kamu tidak mau terikat dengan Mila, lepaskan anak itu. Kalau misalkan kamu ingin anak itu, cari cara menyingkirkan Mila. Mudah, kan?" "Tidak semudah itu, Bu. Aku tahu Ibu benci Mila, tapi tolong jangan benci anakku. Dia tidak tahu apa-apa. Bukankah bayi yang ada di dalam kandungan setiap Ibu hamil itu tidak berdosa? Kalau pun memang harus disalahkan, Mila sendiri dan aku. Jadi, kumohon kali ini saja Ibu mau menuruti permintaanku." Bu Sinta menghela napas kasar. Dalam hatinya tidak mau mengurusi cucunya itu. Lagi pula menurutnya cucu yang baik itu hanya Alia. Walaupun dia tidak tahu bagaimana nanti anak Mila, tapi wanita paruh baya sudah menafsirkan kalau sifat Mila pasti akan turun kepada anaknya sendiri. "Ya, terserah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 508 Tanggapan Bu Sinta

    "Bagus, bagus! Ibu setuju dengan keputusanmu. Kan sudah Ibu bilang, Winda itu adalah istri yang baik untuk kamu. Dibandingkan dengan Mila, Ibu lebih setuju dengan Winda. Dia itu baik hati, tidak perhitungan dan juga mengerti keadaan kamu dan Ibu. Jadi, menurut Ibu kamu itu memang harus memilih Winda. Bagus-bagus," papar Bu Sinta dengan semangat. Dia bahkan terus-terusan tersenyum sembari membereskan piring bekas makan Raka. Pria itu belum berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kalau diam saja pun tidak akan mengubah situasi yang ada. Keadaan semakin kacau karena pasti Bu Sinta akan menyerang Mila atau malah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan untuk rencana ke depannya."Iya, Bu. Tapi aku akan menjadikannya istri kedua."Bu Sinta hampir saja melepaskan piring yang ada di tangan saat Raka mengatakan hal tersebut. Wanita paruh baya itu langsung menyimpan piring kotor dan kembali ke hadapan anaknya dengan wajah kaget. "Apa kamu bilang tadi? Istri kedua? Maks

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status