Beranda / Rumah Tangga / Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya / Bab 141 Trauma dan Kabar Buruk

Share

Bab 141 Trauma dan Kabar Buruk

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-02 23:05:53

"Baiklah, sekarang katakan apa yang kamu mau? Waktuku tidak banyak. Aku tidak mau sampai Alia melihatmu."

"Kenapa?" tanya Devan menautkan kedua alis.

Lusi bahkan tidak mau melihat ke arahnya. Wanita itu terus saja menatap lurus ke depan, walaupun sambil berbicara. Ini benar-benar membuat hati Devan merenyut sakit. Begitu antipati kah Lusi kepadanya? Bukankah Devan itu tidak pernah berbuat jahat kepada Lusi? Tetapi, kenapa sikap Lusi malah seperti ini?

Lagi-lagi Devan berpikir semua karena perbuatan Raka kepada sang wanita. Akhirnya pria itu pun sudah benar-benar mematangkan niat untuk membahagiakan Lusi dan membuat luka-luka yang ada di hati wanita itu sembuh, karena semua curahan kasih sayang dari sang pria.

"Aku tidak mau kalau Alia itu dekat denganmu."

"Apa?!"

Devan sampai berdiri, terperangah sembari menggeleng-gelengkan kepala mendengar jawaban dari Lusi.

"Kenapa kamu jadi seperti ini, Lusi? Memang apa masalahnya kalau aku dekat dengan Alia? Dia kan anakmu dan aku juga tida
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 142 Kedatangan Seseorang

    "Jadi, maksudmu Mas Raka akan kembali mendekati Alia demi mendapatkan aku, begitu?" Devan langsung menganggukkan kepala dengan cepat, karena memang nyatanya Raka mengatakan hal seperti itu. Lalu, tiba-tiba saja Lusi tertawa, membuat Devan menautkan kedua alis sebab dia benar-benar mengatakan itu. "Ya, aku tahu dan aku juga sudah bisa menebak semua itu, Devan. Hanya saja yang membuatku lucu, kamu mengatakan ini karena kamu tidak sadar diri kalau kamu juga memanfaatkan Alia untuk mendekatiku, kan? Atau kamu memanfaatkan Maura untuk mendekatiku?"Tubuh Devan menegang mendengar itu semua. Bagaimana Lusi bisa tahu? Pertanyaan itu langsung menggantung di benak sang pria. Tetapi tentu saja Devan tidak serta-merta mengaku begitu saja. Dia harus mencari cara bagaimana agar Lusi tidak terus mencurigai tentangnya."Kenapa kamu selalu saja curiga kepadaku, Lusi? Aku mengatakan semua ini karena niat baik. Aku memang salah karena tiba-tiba saja dekat dengan Maura. Aku hanya bertegur sapa, tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 143 Tiba-tiba Pinjam Uang

    "Aku ingin pinjam 200 juta darimu." "Apa?!" Lusi terkesiap mendengar ucapan Raka barusan. Dia yakin pendengarannya masih normal. Wanita itu terperangah, tanpa mengerjapkan mata sama sekali. Lalu beberapa detik kemudian, sang wanita berdehem, memberikan ekspresi datar kepada Raka sembari melipat tangan di depan dada. "Coba kamu bilang sekali lagi, Mas. Kamu mau pinjam 200 juta?" tanya Lusi memastikan kalau pendengarannya memang tidak salah. Dengan berat hati Raka pun menganggukkan kepala begitu lemah. "Kenapa? Untuk apa kamu meminjam 200 juta dariku? Apakah kamu ingin merebut Alia dengan jalur hukum?" tanya Lusi terkesan seperti menuduh.Pria itu langsung mendongak sembari menggelengkan kepala dengan cepat. "Bisakah kamu tidak berpikiran buruk kepadaku terus? Aku tidak pernah menyinggung masalah Alia dari tadi, kan?" tanya Raka karena dia benar-benar tidak terima dengan semua tuduhan itu. Walaupun ada rencana untuk merebut Alia dari Lusi demi kembali kepada sang wanita, tetapi un

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 144 Pemikiran Picik

    Tiba-tiba saja Lusi menyeringai tajam. Dia menatap pria itu dengan tajam pula. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh sang wanita, tetapi Raka merasakan ada sesuatu yang akan terjadi kepadanya. Dia ingin bertanya kenapa Lusi bersikap seperti itu tetapi tentu saja tidak ada keberanian untuk melontarkannya. Sebab Raka tahu jika dia banyak bertanya dan juga banyak protes, maka pria itu tidak akan mendapatkan apa pun dari Lusi. "Bagaimana, Lus? Apakah kamu bisa memberikan aku pinjaman 200 juta? Aku janji akan mengembalikannya dengan cara apa pun. Kamu tenang saja, kali ini aku tidak akan mengingkarinya," ucap Raka berusaha untuk meyakinkan Lusi. "Mengingkari janji? Jadi, ternyata kamu sudah mengaku kalau selama ini kamu mengingkari janji kepadaku, Mas?" tanya Lusi lagi-lagi wanita itu pasti menyindir tentang kelakuan Raka yang sudah menduakan sang wanita.Raka ingin sekali memberikan protes kepada Lusi, agar wanita itu tidak terus-terusan memojokkannya dan menyalahkannya. Ya, Raka akui

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-05
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 145 Rencana Licik

    Sesudah Ashar, Pak Bara pun datang membawa semua peralatan yang dibutuhkan oleh Lusi. Bahkan dia juga membawa laptop untuk mengetik semua yang akan dijadikan perjanjian oleh wanita itu. Sebenarnya, Pak Bara juga tidak mengerti apa yang sedang direncanakan oleh Lusi. Tetapi lagi-lagi dia hanya bisa menuruti kemauan Lusi, sebab dirinya hanyalah sebagai seorang pengacara yang berusaha mengabulkan permintaan Lusi, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. Lusi menyambut kedatangan Pak Bara dengan semangat, karena itu artinya sebentar lagi rencana yang sangat apik akan dibuat oleh wanita itu. Tanpa berlama-lama lagi, mereka berdua langsung berbicara serius. Di sini, Maura tidak diperbolehkan masuk karena tidak mau sampai gadis itu mengetahui apa yang sedang direncanakan terhadap Raka. Walaupun ada darah yang sama mengalir dari kedua wanita itu, tetap saja Maura juga lahir dari seorang Ibu yang serakah dan jahat. Jadi, ini mengantisipasi agar Maura tidak membuat rencana jahat untuk dirinya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 146 Misi Balas Dendam

    "Bagaimana kalau misalkan Raka tidak setuju dan memberontak, Nak Lusi?" Pak Bara menanyakan itu karena dia yakin, Raka pasti mengajukan protes sebab sebelumnya Raka adalah Bos di semua usaha milik Lusi. Tetapi tiba-tiba menjadi turun derajat sebagai anak buah Lusi. Pasti banyak yang mengejek Raka dan menjadikan pria itu sebagai bahan olok-olok.Lusi tersenyum penuh kemenangan. "Tentu saja aku tahu, pasti Mas Raka akan protes. Tetapi kalau dia protes, maka aku akan menagih uang yang dia pinjam. Kalau Mas Raka tidak mau mengikuti semua perjanjian ini, tentu saja dia akan dipenjara lagi, Pak. Itulah yang kumaksud. Jika dia tidak mendapat hukuman dariku, maka dia harus mendapat hukuman legal dari pemerintah," ungkap Lusi kepada Pak Bara. "Apakah itu tidak akan mencelakakan dirimu di kemudian hari?" tanya Pak Bara. Dia takut jika apa yang dilakukan Lusi sekarang malah membuat wanita itu sengsara di kemudian hari. Karena bagaimanapun dendam tidak akan pernah berakhir bahagia. Pasti ada s

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 147 Penyesalan

    "Sudahlah, Bu. Jangan terus-terusan menyalahkan Lusi. Lagian, memang Ibu di sini yang salah. Harusnya Ibu tuh tidak perlu foya-foya sampai meminjam kepada rentenir. Kalau memang uang yang diberikan kurang, Ibu bilang kepadaku. Nanti aku akan berikan lebih. Bukan cara seperti ini. Sekarang apa? Akhirnya Ibu dipenjarakan dan kita juga tersiksa sendiri," papar Raka. Memang pada kenyataannya seperti itu. Jangan sampai ibunya menyalahkan Lusi. Pria itu juga tidak berniat untuk memberitahu kalau uang yang akan didapatkannya itu dari Lusi. Kalau sampai mengetahui, maka wanita paruh baya itu pasti akan menolaknya, mengingat jika Bu Sinta itu sekarang semakin kesal kepada Lusi dan berniat untuk menjatuhkan mantan istrinya. "Kenapa kamu malah menyalahkan Ibu, sih? Selama ini Ibu itu berjuang untuk menyekolahkan kamu, biar kamu itu bisa bekerja dengan baik dan akhirnya mendapatkan istri yang lebih kaya dari kamu juga, kan? Jadi, sewajarnya kalau Ibu meminta kehidupan nyaman kepadamu, bukan mal

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-08
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 148 Rasa Ingin Tahu Devan

    "Oh, ya. Tunggu dulu! Bisakah aku bertanya sesuatu kepadamu?" tanya Devan. Dia benar-benar tidak bisa menunda lagi rasa penasarannya. Kalau misalkan menunggu sampai bertemu berdua, takutnya Lusi akan tahu dan berakibat fatal lagi. Lusi bisa saja berpikiran buruk kepada Devan. Jadi, dia akan bertanya langsung tentang siapa Maura sebenarnya."Iya, Mas. Apa yang ingin kamu tanyakan?" Maura begitu antusias karena mendapat pertanyaan dari Devan. Jarang sekali Devan bertanya perihal masalah pribadi, tetapi gadis itu tidak tahu bahwa dia sudah membuka kesempatan orang lain untuk mencari tahu tentang masa lalunya yang pahit. Detik-detik di mana gadis itu mau tidak mau akhirnya menceritakan siapa sebenarnya dirinya. Ketakutan yang sebelumnya tidak pernah ada pun tiba-tiba saja menyeruak, sebab Devan ingin tahu asal usul dari Maura. "Kalau boleh tahu, kamu siapanya Lusi, ya?" Gadis itu langsung tertegun. Senyuman yang sebelumnya terpancar pun memudar begitu saja. Dia benar-benar kaget kare

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-08
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 149 Hampir Menyerah

    "Syukurlah kalau misalkan memang kamu diperlakukan baik oleh Lusi. Karena aku tahu Lusi orang yang sangat baik, tulus dan juga penyayang. Tetapi karena pengkhianatan suaminya, Lusi jadi bersikap keras dan juga tidak mudah percaya kepada orang lain. Aku juga harap kamu bisa menjaga kepercayaannya karena kalau tidak, kamu akan bernasib sama seperti Mila dan Raka." Tubuh Maura menegang di tempat setelah mendengar perkataan dari Devan. Pria itu seolah-olah memberikan sang gadis peringatan agar Maura tidak melakukan kesalahan. Dia jadi merasa tersindir sebab gadis itu punya rencana khusus untuk mendekati Devan lewat Lusi.Maura sampai meneguk saliva dengan susah payah, mengingat kalau dia juga sudah punya niat yang buruk kepada Lusi. Namun demikian, dia tidak bisa mengendalikan perasaan ini. Mungkin terdengar mustahil karena Maura langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, tetapi karena kurangnya kasih sayang seorang Ayah membuat Maura tidak punya filter, tidak menemukan cinta pertamany

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 513 Izin dari Alia

    Suara ketukan pintu di kamar Alia membuat gadis itu menoleh, ternyata Lusi sudah berdiri di ambang pintu dengan senyuman merekah. "Ibu boleh masuk?" tanya Lusi yang langsung diangguki oleh gadis kecil itu. Sang wanita ingin bercerita, meminta izin kepada anaknya untuk bekerja. Bagaimanapun saat ini yang tersisa hanyalah Alia. Satu-satunya keluarga yang bisa diandalkan dan alasan Lusi bisa bersemangat sampai hari ini."Apakah Ibu mengganggu kamu?" Alias tersenyum sembari menggelengkan kepala. "Enggak kok, Bu. Aku baru selesai mengerjakan PR." Lusi tersenyum sembari mengurus kepala anak itu. "Bagaimana sekolahnya? Apa sudah punya teman?""Iya, aku udah punya teman. Mereka pada baik kok, Bu." "Syukurlah kalau begitu. Tidak ada yang bertanya tentang Ibu atau Ayah?" Seketika Alia terdiam. Dia tidak memperlihatkan kesedihan atau kesenangan. "Enggak ada teman-teman Alia juga nggak pernah nanyain Ayah kerja di mana, Ibu kerja. Mereka semua baik," ungkap Alia, membuat Lusi menghela na

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 512 Masih Bimbang

    "Bukan masalah itunya, Adiba. Mau perusahaan hebat atau tidak, bukan. Bukan itu yang lebih utamanya. Aku sudah punya usaha sendiri, hanya ingin mengisi waktu luang bukan menyibukkan diri dan tidak ada waktu untuk anakku," ujar Lusi menjelaskan. Dia tidak mau terlalu larut dalam dunia sendiri. Sementara ada anak yang harus diurus olehnya. "Ya, kalau gitu di rumah saja," ucap Adiba, akhirnya memberikan solusi. "Tetapi akan bosan kalau aku di sini terus. Kamu tahu kan, setiap hari aku biasanya itu punya kegiatan. Kalau misalkan hanya berdiam diri juga waktuku terbuang percuma.""Ya sudah, kalau begitu terima saja tawarannya," ujar Adiba lagi, lama-lama kesel sendiri dengan kelakuan sahabatnya ini. "Tapi, bagaimana dengan Alia?" Adiba berdecak sembari duduk di samping temannya itu. "Percaya deh sama aku, Alia juga pasti senang kalau kamu punya kegiatan. Yang penting kan kamu pasti punya waktu sama Alia, ditambah lagi sekarang ada ibuku. Bisa saja Alia main sama Ibu. Anggap dia main

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 511 Mila Mulai Lelah

    Suara dering ponsel membuat Mila terkesiap dan kontan menghentikan tangisannya. Ternyata dari karyawannya. Tampaknya wanita itu harus segera kembali ke butik, sebab pasti kerjaannya semakin banyak.Dia tidak mungkin terus-terusan larut dalam kesedihan karena menangisi Raka, sementara ada usaha yang harus terus dijalankan. Kalau tidak, dirinya akan jatuh miskin dan benar-benar kehilangan Raka. Pria itu tidak mungkin mau hidup susah dengannya, jadi cara satu-satunya mempertahankan Raka yaitu dengan banyak uang. Miris, bukan? Harusnya di sini seorang pria yang melakukan ini semua, tetapi Mila mau tidak mau harus menghasilkan banyak uang demi mempertahankan Raka.Ya, demi agar anaknya bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah. Demi dirinya yang tidak lagi dijandakan oleh pria itu. Mila hanya bisa tersenyum miris, tetapi tak urung tetap kembali menjalankan mobilnya. Berusaha untuk tegar. Wanita hamil itu mengelus-elus perutnya yang mulai membesar. "Sabar ya, Nak. Ibu akan berusaha sebaik

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 510 Tolong Jaga Rahasia!

    "Kamu sudah gila, ya? Apa yang baru saja kamu katakan?!" tanya Bu Sinta, kali ini wanita paruh baya itu marah karena anaknya malah merahasiakan pernikahan dengan Winda. Harusnya biarkan saja diberi tahu semua orang, termasuk Mila. Agar ketahuan bagaimana reaksi wanita hamil itu, berharap kalau Mila mau tahu diri dan memilih untuk pergi dari kehidupan Raka. Tetapi tampaknya Raka sama sekali enggan untuk mempublikasikan hubungannya dengan Winda. "Aku tidak gila, Bu. Karena aku waras, makanya merahasiakan semua ini.""Lalu, bagaimana dengan perasaan Winda?" "Aku yakin, Winda juga pasti akan mengerti dengan situasi ini. Kami sudah saling sepakat. Jadi, aku harap Ibu tidak merecoki rencana kami.""Apa yang sedang kamu rencanakan sebenarnya, Raka? Ibu kasihan kalau Winda statusnya disembunyikan dari siapa pun." "Bu, aku melakukan ini demi kebaikan bersama. Bahkan Winda juga berkata, dia tidak akan ikut campur urusan aku dan juga Mila. Sebaliknya, Mila juga tidak boleh ikut campur urusan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 509 Bagaimana Kalau itu Ibu?

    "Itulah masalahnya, Bu. Mila tidak sebodoh yang kita kira. Dia bisa saja mengantisipasi untuk mendapatkan hak asuh anak dengan cara menahanku. Dia pasti sudah melakukan berbagai cara agar aku bisa berada di sisinya, termasuk anak itu." "Lalu, bagaimana? Kalau memang kamu tidak mau terikat dengan Mila, lepaskan anak itu. Kalau misalkan kamu ingin anak itu, cari cara menyingkirkan Mila. Mudah, kan?" "Tidak semudah itu, Bu. Aku tahu Ibu benci Mila, tapi tolong jangan benci anakku. Dia tidak tahu apa-apa. Bukankah bayi yang ada di dalam kandungan setiap Ibu hamil itu tidak berdosa? Kalau pun memang harus disalahkan, Mila sendiri dan aku. Jadi, kumohon kali ini saja Ibu mau menuruti permintaanku." Bu Sinta menghela napas kasar. Dalam hatinya tidak mau mengurusi cucunya itu. Lagi pula menurutnya cucu yang baik itu hanya Alia. Walaupun dia tidak tahu bagaimana nanti anak Mila, tapi wanita paruh baya sudah menafsirkan kalau sifat Mila pasti akan turun kepada anaknya sendiri. "Ya, terserah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 508 Tanggapan Bu Sinta

    "Bagus, bagus! Ibu setuju dengan keputusanmu. Kan sudah Ibu bilang, Winda itu adalah istri yang baik untuk kamu. Dibandingkan dengan Mila, Ibu lebih setuju dengan Winda. Dia itu baik hati, tidak perhitungan dan juga mengerti keadaan kamu dan Ibu. Jadi, menurut Ibu kamu itu memang harus memilih Winda. Bagus-bagus," papar Bu Sinta dengan semangat. Dia bahkan terus-terusan tersenyum sembari membereskan piring bekas makan Raka. Pria itu belum berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kalau diam saja pun tidak akan mengubah situasi yang ada. Keadaan semakin kacau karena pasti Bu Sinta akan menyerang Mila atau malah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan untuk rencana ke depannya."Iya, Bu. Tapi aku akan menjadikannya istri kedua."Bu Sinta hampir saja melepaskan piring yang ada di tangan saat Raka mengatakan hal tersebut. Wanita paruh baya itu langsung menyimpan piring kotor dan kembali ke hadapan anaknya dengan wajah kaget. "Apa kamu bilang tadi? Istri kedua? Maks

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status