Share

Bab 24.B

Aku dan Desti saling berpandangan sementara Hana menatapku tanpa berkedip menunggu jawaban, baiklah aku tahu apa yang harus dilakukan.

"Ya sudah tinggallah di sini." Aku mengukir senyum palsu.

"Terima kasih, Mbak, hanya Mbak saudara yang kupunya, Mas Ferdi orangnya serakah dia juga bilang kemarin akan jual rumah ibu untuk buka usaha, aku kesal padanya." Wajah Hana langsung merenggut.

Entah cerita itu benar atau tidak aku hanya bisa mengangguk mengiyakan, lagi pula sejak dulu Hana tak pernah akrab dengan Susan, jadi tidak mungkin ia mau tinggal satu rumah dengan wanita itu.

"Aku janji tinggal di sini bakal bantu Mbak, dan Mbak jangan khawatir aku akan secepatnya cari pekerjaan."

Aku mengangguk tapi Desti memberi kode dengan mencubit pelan pahaku, aku menatapnya sambil mengedipkan mata perlahan.

"Oh ya, apa Mbak menyukai kopi buatanku barusan? Itu racikan yang baru kupelajari loh."

"Kopimu enak sekali, besok pagi buatkan satu cangkir lagi untukku ya." Wanita itu tersenyum lebar.

"Baikla
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status