Share

Bab 5

Author: Vyra Fame
last update Last Updated: 2022-07-10 08:33:53

KU BUAT MISKIN SUAMIKU DAN KELUARGANYA

BAB 5

"Dengar ya, Mas,  ini rumahku,  dan yang membayar Bi Mar itu uangku,  bahkan untuk makan kalian disini juga uangku, kalau kalian mau protes mending kalian keluar dari sini,  aku tidak akan menangisimu si lelaki kikir bin medit bin benalu bin parasit, bukankah kau yang menjadikanku seperti ini?  justru aku tenang jika hidup tanpamu, mending aku menjanda daripada hidup dengan suami sepertimu, " tandasku pada Mas Indra sebelum meninggalkannya sendiri terpaku di ruang tamu. 

"Sudahlah Indra, Ibu sudah terbiasa dihina begini,  memang kita ini orang miskin jadi kita harus terima apapun perlakuan orang pada kita, tapi,  kenapa orang itu harus menantu Ibu sendiri,  hiks hiks hiks, "  aku pun menghentikan langkah,  suara Ibu mertua tiba-tiba saja terdengar ditelinga ini dan membuat keadan tambah panas,  aku sangat tahu kalau ia tengah bersandiwara. 

"Cih,  dasar drama sekali dia,  apa dia tidak capek, hidupnya hanya dipenuhi dengan sandiwara, " gumamku lirih. 

"Nia!  Cepat kau minta maaf pada Ibuku! " suara Mas Indra memekakkan telinga,  wajahnya memerah dengan tangan yang mengepal.  Tapi entah kenapa sedikitpun aku tak gentar,  rasa hormatku padanya juga pada Ibu Mertua,  menguap tak bersisa. 

"Aku?  Minta maaf?  Apa salahku?  Aku bicara sesuai fakta kan,  INI rumahku, bahkan kau datang kesini hanya membawa badan,  kurasa jika orang yang mempunyai ini,  akan tahu diri, tapi tidak denganmu! " ucapku sembari menunjuk pelipisku.

"Sialan kau Nia! " Mas Indra mendekatiku dengan nafas yang memburu,  tangannya terangkat ke udara dan.... 

Plak.... 

Aku terhuyung ke belakang,  Mas Indra menamparku dengan sangat kuat,  perih rasanya wajah ini tak sebanding dengan rasa sakit di hatiku.  Kurang ajar memang Mas Indra ini,  masih bagus aku mau menampung dia dan keluarganya secara gratis di rumahku,  tapi inikah balasan mereka padaku, masih dapat kulihat sekilas kala Ibu mertuaku menyunggingkan senyum sinis saat melihat anaknya menamparku. 

"Oke para benalu,  kita akhiri permainan ini sekarang juga," batinku geram. 

"Kau berani menamparku? "

"Jika ada yang berani membuat Ibuku menangis,  aku tak akan segan memukulnya, " ucap Mas Indra pongah. 

"Baik, kalau itu maumu,  silahkan bawa Ibu dan Adikmu keluar dari sini sekarang juga! "  Mas Indra sontak membulatkan matanya karena ucapan tak terduga akhirnya keluar juga dari mulutku. 

"Kau mengusirku? Hak apa kau mengusirku dari sini!  Aku juga berhak tinggal disini karena ini juga rumahku! "

"Lihatlah wajahmu, Mas,  kau adalah bentuk dari manusia yang tidak tahu malu,  entah malumu itu sudah tergadaikan dimana,  yang jelas kau adalah satu-satunya manusia tak tahu diri dan tak tahu malu,  baik kalau kau tak mau pergi dari rumahku,  biar aku yang pergi dari sini,  kita lihat,  bisa apa kau tanpa aku, " ucapku sinis. 

Kupercepat langkahku menuju kamar Mbok Mar,  kuperintahkan ia untuk mengemasi bajunya sekarang juga. 

"Mbok, Mar,  cepat beresi baju Mbok Mar sekarang juga! " 

"Tapi kenapa Non?  Maksud Non saya dipecat gtu?  Apa saya ada buat kesalahan? "ucap Mbok Mar dengan suara bergetar,  aku tahu ia pasti terkejut dengan keputusanku yang tiba-tiba.

"Sudahlah Mbok,  ikuti saja perintahku,  Mbok ikut saya pergi,  tunggu disini,  saya juga mau beresin barang-barang saya."

Setelahnya aku pun kembali ke dalam kamar dan bergegas membawa beberapa baju yang aku butuhkan,  aku akan bikin perhitungan nanti dengan Mas Indra,  percuma saat ini aku terus berdebat dengannya, yang ada aku yang akan kalah,  karena tenaganya tentu jauh lebih besar dariku yang bertubuh mungil ini. 

Kukemasi baju-baju kerja dan baju untuk santai ke dalam koper,  tak lupa juga aku bawa perhiasan yang masih ada di dalam lemari ke dalam koper,  karena aku tahu,  jika disini tentu tidak akan aman. 

Ketika aku sudah selesai menyusun barang yang kuperlukan tiba-tiba saja ada tangan yang melingkar di pinggangku.  Sontak saja aku terpekik dan memutar badanku lalu mendorong sang pemilik tangan itu. 

"Jangan kurang ajar kamu, Mas! " Mas Indra terjatuh kebelakang saat aku mendorongnya dengan kasar tadi. 

"Kurang ajar gimana?  Kamu itu masih istriku,  dan malam ini aku menginginkanmu Nia,  jangan menolak jika kau tak ingin dilaknat oleh malaikat Nia,  layani aku dengan baik sekarang juga! "

"Cih!  Kau minta saja Ibu atau Adikmu yang melayanimu!"

"Kurang ajar kau Nia!  Makin lama mulutmu makin berbisa!  Sepertinya mulutmu itu perlu di bungkam dengan bibirku,  mari kita reguk indahnya malam ini sayang, " ucapan Mas Indra membuat bulu kudukku meremang,  jujur nyaliku sedikit ciut,  tapi aku tak mau terlihat takut dihadapannya.  Aku masih mencoba tegak dan tegar di hadapannya. 

"Jangan coba-coba kau menyentuhku. mas,  atau aku akan laporkan perbuatanmu ke polisi! "

"Hahahaha laporkan saja Nia,  kau pikir polisi akan mendengar ucapanmu?  Ayolah kita masih suami istri yang sah,  aku belum menalakmu,  yang ada kau yang akan ditertawakan oleh polisi sayang."

Aku mematung,  ucapan Mas Indra memang benar, kita masih suami istri,  dan jika aku melapor suamiku akan memperkosaku tentu saja mereka akan menertawakanku.  Saat aku tengah melamun aku merasakan bagian tubuh sensitifku ada yang menggerayangi,  saat aku tersadar ternyata Mas Indra sudah memelukku dan melepas kancing bajuku,  entah sejak kapan kancing baju ini terlepas.

Tentu saja aku memberontak,  aku sudah tak sudi lagi disentuh oleh Mas Indra,  dia kira aku inu keset apa,  bahkan serang pelacurpun harus dibayar jika ingin menggunakannya,  masa aku yang statusnya istri sah tidak mendapatkan hak dari orang yang statusnya suamiku. 

Aku terus mencoba melepaskan diri dari cengkraman Mas Indra,  tenaganya cukup kuat untuk perempuan bertubuh kecil sepertiku,  tapi aku tak hilang akal.

Satu detik.... 

Tiga detik.... 

Lima detik... aku tetap diam tidak lagi melawan. 

"Begitu dong sayang,  kalau suami minta itu ya pasrah,  ini kan hak ku,  kalau kau menolak maka kau akan dilaknat oleh malaikat, " ucap Mas Indra masih dengan aksinya. 

Hingga sampai saatnya Mas Indra lengah dan melepas cengkraman tangannya pada tanganku,  aku secara tiba-tiba menendang pusakanya, tidak kencang memang tapi kurasa cukup membuat Mas Indra kesakitan,  itu terlihat dari suara erangannya. 

Kupasangkan kembali kancing bajuku yang sudah terbuka,  dan bergegas mengambil tas da koperku. Sebelum aku benar-benar pergi, ku sempatkan untuk memberi beberapa kalimat pada Mas Indra. 

"Itu pantas didapatkan seorang pecundang sepertimu,  dan jangan senang dulu jika aku memutuskan pergi saat ini, karena aku akan kembali untuk memberi pelajaran pada kalian semua,  aku mengalah saat ini bukan karena aku kalah,  tapi aku mengalah untuk menang,  camkan itu! " ucapku dengan Mas Indra yang masih memegang barang berharganya sembari meringis kesakitan. 

"Nia jangan pergiiii! " pekik Mas Indra,  tapi aku tak menghiraukannya.  Aku terus berjalan keluar kamar, dan ternyata Mbok Mae sudah siap dan tengah menungguku di ruang tamu dengan barang bawaannya.

"Sudah siap, Mbok?  Ayo ikut Nia masuk kedalam mobil," Mbok Mar pun mengikuti langkahku masuk ke dalam mobil.  Sedangkan Ibu dan juga Mimi entah sedang apa mereka aku pun sudah tak peduli lagi. Kita lihat saja besok bisa apa mereka tanpaku dan Mbok Mar,  dan besok akan aku berikan kejutan untuk para benalu tu

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Dian Rahmat
lhaaa kok malah pemilik rumah yg pergi ??? itu pinter apa pinter banget siiiih ??? ...... Padshal tadinya udsh ngusir & itu bener bgt
goodnovel comment avatar
Mq243550Tini
tak masuk logika masak pemilik rumah yang minggat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 6

    KU BUAT MISKIN SUAMIKU DAN KELUARGANYABAB 6"Nia jangan pergiiii! " pekik Mas Indra, tapi aku tak menghiraukannya. Aku terus berjalan keluar kamar, dan ternyata Mbok Mae sudah siap dan tengah menungguku di ruang tamu dengan barang bawaannya."Sudah siap, Mbok? Ayo ikut Nia masuk kedalam mobil," Mbok Mar pun mengikuti langkahku masuk ke dalam mobil. Sedangkan Ibu dan juga Mimi entah sedang apa mereka aku pun sudah tak peduli lagi. Kita lihat saja besok bisa apa mereka tanpaku dan Mbok Mar, dan besok akan aku berikan kejutan untuk para benalu itu. ***Sudah satu minggu aku pergi dari rumah, selama itu juga Mas Indra tak ada sekalipun menghubungiku. Sungguh bukan suami yang bertanggung jawab. Dan disinilah aku sekarang tinggal. Rumah dengan dua lantai, Mas Indra dan keluarganya tidak mengetahui jika aku memiliki rumah lain selain yang mereka tempati. Rumah ini aku beli jauh sebelum menikah dengan Mas Indra, jadi sudah dipastikan tidak ada uang Mas Indra didalamnya. Ah, bahk

    Last Updated : 2022-07-10
  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 7

    "Halo, Bu, barang-barang sebagian sudah saya bawa, dan ini sudah ada didalam truk, " ucap orang suruhan Nia pada Nia melalui sambungan telepon. "Bagus, segera bawa ke alamat ini, dan letakkan saja di dalam ruangan kosong yang ada disana, karena memang sudah saya persiapkan sebelumnya, untuk eksekusi berikutnya nanti saya hubungi kalian.""Baik, Bu, terima kasih. ""Ibu, Mas Indra dan Mimi, nikmatilah kemiskinan kalian secara perlahan, " ucap Nia sembari menyeringai. ***"Hu hu hu hu, dasar menantu sialan, dia yang punya hutang kenapa kita yang harus menanggung hutangnya, hu hu hu, mana sebentar lagi teman-temanku mau reunian disini lagi, " gerutu Ibu Indra sembari menangis. Disaat Ibu Indra masih menangisi barang-barang yang disita, datanglah Indra dengan wajah paniknya. "Ibu, bagaimana ceritanya barang-barang bisa disita, tadi Mimi pas telepon aku masih meeting Bu, makanya gak bisa langsung pulang, " ucap Indra panik. "Hu hu hu, indra, istrimu itu memang benar-ben

    Last Updated : 2022-07-19
  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 8

    "Ah, Jeng Wulan siapa yang bilang? Si Nia itu bisanya cuma nyusahin saja, ini murni rumah hasil kerja keras anak saya, eh kok malah di luar begini, ayo masuk, kita makan dulu, kebetulan sudah saya pesankan di restoran yang terkenal itu lho, bahkan bungkusnya saja belum saya buka, karena gak keburu waktunya, yuk masuk, o iya tapi maaf ya Jeng semua, sofanya tidak ada, yang lama sudah saya buang soalnya sudah jelek, saya udah pesan yang baru tapi katanya baru ada minggu depan. ""Ah Jeng Nita, santai aja gak masalah lagian gak usah repot-repot,""Gak ngerepotin kok Jeng Sari, kan sesekali saja, " jawab Bu Nita sembari menaikkan lengan bajunya sedikit ke atas sehingga menampakkan kilauan gelang emas yang digunakannya. "Duh, duh, duh, emas baru nih ye, perasaan pas reunian di rumah Jeng Sari kemarin gak pake yang ini kan ya, " ucap Bu Neni saat melihat gelang besar yang digunakan Bu Nita. "Hehehe biasalah, Jeng, jatah wajib tiap bulan dari anak kebanggaanku, ayo kita maka

    Last Updated : 2022-07-19
  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 9

    "Bukan saya yang hutang Jeng semua, tapi menantu gila saya yang hutang. ""Terua kenapa barang di rumah Jeng Nita yang diambil kalau menantu Jeng yang hutang? ""Karena memang rumah ini atas nama Bu Nia, dan Bu Nia sudah menjaminkan sertifikat rumah ini beserta isinya kalau dia tak sanggup bayar, makanya kami kemari may ambil barang-barangnya misal nanti belum cukup juga ya terpaksa mau sita rumahnya. ""Lho, Jeng, bukannya ini rumah milik anakmu? Kenapa jadi atas nama Nia? Jadi benar apa yang aku bilang kalau sebenarnya ini tuh rumah menantu jeng Nita? ""Bu, bukan gitu jeng, saya bisa jelaskan, arghhh Indraaaaa! " pekik Bu Nita karena merasa sangat terpojok. Bu Nita berlari menuju kamar Indra dan membangunkannya. "Indra banguuun, rumah kamu mau disita! " hardii Bu Nita tepat di telinga Indra, membuat Indra terbangun dari tidurnya sembari terlonjak. "Ibu, apaan sih, ngagetin aja? ""Orang -orang itu datang Lagi ndra, cepat hadapi! ""orang-orang siapa, Bu? ""Penagih h

    Last Updated : 2022-07-19
  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 10

    "Hellowwww epribadeh, itu tuh emas imitasi alias xuping, lha wong saya penjualnya kok,""Eh maaf, Bu, mungkin maksud Ibu memang menantu saya yang berhutang. Tapi sebaiknya besok saja kesini lagi, karena menantu saya sedang tidak ada, " sela Bu Nita dengan wajah yang sudah pucat pasi karena sebentar lagi kedoknya akan terbongkar. "Menantu-menantu apaan sih Bu Nita dari tadi? Saya gak ngerti deh, wong yang datang ke rumah saya dan ambil xuping itu sampean kok, bilang menantu sih, nih catetannya masih lengkap, " Bu Mira menjelaskan sembari memperlihatkan buku catatan yang ia bawa. "Jadi beneran ini hutangnya Jeng Nita? mana emas imitasi lagi, kenapa Jeng Nita bohong sama kita-kita? " ucap Bu Wulan sembari memelototkan matanya. "Bu, bukan maksud saya begitu Jeng, tapi, tapi, ini tuh sebenarnya ulah nya Nia. ""Ulah Nia gimana, jelas-jelas emas imitasinya Jeng pake, atau jangan-jangan benar kabar yang beredar kalau sebenarnya Jeng dan anak Jeng ini benalu di kehidupan men

    Last Updated : 2022-07-19
  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 11

    "Eh, tunggu, ck! Iya-iya sebentar saya ambilkan uangnya, " ucap Bu Nita sembari menekuk wajahnya masam, dan masuk ke dalam mengambil uangnya untuk membayar cicilan. Setelah menunggu dua menit akhirnya Bu Nita kembali menemui Bu Mira untuk menyerahkan uang cicilan itu pada Bu Mira. "Nah gitu dong, daritadi kek, gak perlu pake otot kan, ingat minggu depan saya datang lagi kesini buat ambil uangnya! " ucap Bu Mira tegas dan berlalu dari hadapan Bu Nita. ***"Indra! Cepat hubungi Nia sekarang! Ini semua gara-gara istrimu yang tak berguna itu! Ibu jadi malu sama teman-teman Ibu, memang ya istrimu itu nyusahin orang aja bisanya! " ucap Bu Nita pada Indra, Bu Nita merasa kekacauan yang terjadi hari ini lantaran gara-gara ulah menantunya, dan Bu Nita merasa sangat kesal sekali dengan menantunya itu. "Aku udah coba hubungi Nia, Bu, tapi gak pernah diangkat, " jawab Indra dengan nada lemas. Bagaimana tidak jika biasanya Indra berada di titik ternyaman lantaran semua kebutuhan

    Last Updated : 2022-07-19
  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 12

    "Duh, Ibu mertua yang terhormat, mungkin ucapan Ibu itu akan mempan jika berbicara dengan perempuan yang bodoh dan naif, tapi tidak denganku, urusan neraka atau surga ku itu bukan Ibu yang menentukan, melainkan Tuhanku yang menentukan, lagian apa Ibu tidak takut apa yang aku alami sekarang ini akan berbalik ke anak perempuan Ibu yaitu Mimi? Ingat, Bu, Ibu juga punya anak perempuan, jangan sampai apa yang Ibu tanam sekarang, Mimi yang akan memanennya. ""Ck, Ibu sangat yakin jika Mimi akan mendapatkan suami dan mertua yang sayang sama dia, secara aku sudah mendidik Mimi dengan sangat baik, bukan sepertimu, cuma tamatan SMA dan perempuan kampung. ""Halah, Bu, Bu, ngatain aku perempuan kampung, lah Ibu sama Mimi juga kan dari kampung,&

    Last Updated : 2022-07-20
  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 13

    Setelah Nia berhasil mendapatkan nomor kamar suaminya. Nia dan kedua orang suruhannya pun berjalan menuju kamar tersebut. Sesampainya disana Nia dan kedua anak buahnya saling pandang. Terdengar sangat jelas suara menjijikkan dari dalam sana, terbukti jika didalam tengah terjadi pertempuran panas dua insan manusia berbeda kelamin tersebut.Dengan berbekal gawai dan menghidupkan kamera dengan mode video, Nia memerintah salah seorang anak buahnya untuk mengetuk pintu dan mengaku sebagai pelayan hotel.TokTokTokSuara di ketuk hingga beberapa kali, Nia bersembunyi di balik dinding kamar y

    Last Updated : 2022-07-20

Latest chapter

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 42

    Saat itu juga darah mengalir dari kedua pangkal pahaku hingga aku berteriak kesakitan. Saat itulah para penjaga bergegas membawaku ke rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit aku segera dibawa ke ugd, tapi karena aku merasa sudah tidak kuat menahan sakit yang menjalar di sekitar tubuhku tiba-tiba saja pandanganku berubah menjadi gelap.Saat aku terbangun, aku sudah mendapati diriku di ruangan perawatan dan ada dua orang penjaga yang menungguku disana. Waktu kuraba perutku aku mulai gusar karena mendapati perut yang sudah rata."Bu, bayiku mana?" ucapku kala itu pada penjaga yang belum menyadari kalau aku sudah sadar."Bu Risa sudah sadar? Tunggu sebentar ya, biar saya panggilkan do

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 41

    Selama ini pun aku tak pernah mencari dimana keberadaan Risa, jujur hingga saat ini apa yang Risa perbuat masih belum bisa kumaafkan, saat ini aku hanya fokus untuk kerja dan mencari uang, rencananya aku ingin meminta Mimi untuk kembali melanjutkan kuliahnya yang sempat terputus karena keterbatasan biaya."Ndra, ini surat apa?" ucapan Ibu membuyarkan lamunanku tentang kehidupan masa laluku. Saat ini aku baru saja pulang dari tempatku bekerja."Oh, ini undangan pernikahan Nia dengan Pak Angga, Bu.""Maksud kamu Nia mantan istri kamu?" ucap Ibu sembari meletakkan teh hangat di depanku, Ibu memang selalu membuatkanku teh atau kopi setiap aku baru pulang kerja."Iya, Bu, Nia mantan istriku

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 40

    Flashback onSeperti biasa jika pagi sudah menyapa, seorang penjaga yang ditugaskan Tedi untuk bersih-bersih rumah atau markas Tedi dan teman-temannya akan datang untuk membersihkan rumah tersebut, mulai dari menyapu, mengepel, serta mencabuti rumput jika dirasa sudah panjang. Tapi pagi itu si penjaga rumah dikejutkan dengan sosok Tedi yang sudah terbujur kaku tanpa mengenakan busana, dengan mata melotot bibir mengeluarkan busa putih, serta warna kulit yang sudah mulai membiru pucat."Allahu Akbar! Mas Tedi, kenapa, Mas!" pekik si penjaga tersebut. Usahanya membangunkan Tedi sia-sia, karena Tedi sudah tak lagi bernyawa.Tak mau dijadikan salah tuduhan si penjaga itu pun bergegas untuk menghubungi pihak kepolisian. Tak berselang lama, para polisi yang di tel

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 39

    Sebelum memutuskan untuk benar-benar pergi, aku bergegas memakai pakaian ku, lalu dengan setengah berlari aku masuk kedalam mobil Tedi dan menghidupkan mesinnya lantas segera pergi dari rumah terkutuk itu.***Aku berhenti di jalanan yang lengang, aku melihat kanan, kiri dan sekitarnya, saat kurasa aman ku matikan mesin mobil lalu aku keluar dari mobil, kubuka penutup tangki bensin mobil lalu aku menghidupkan korek api yang terbuat dari kayu, lantas aku memasukkannya ke dalam tangki bensin. Dengan cepat aku berlari menjauh dari mobil Tedi sebelum mobil itu meledak, meskipun dengan susah payah aku berlari karena perutku yang buncit ini, hingga akhirnya...Duar....Mobil meledak dan terbakar, a

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 38

    "Oke deh, aku tunggu," ucapku dengan sumringah. Mataku berbinar membayangkan aku kembali akan menikmati barang itu, entah kenapa hari ini aku hanya ingin ditemani oleh Tedi saja, mungkin ini bawaan si utun di dalam rahimku.Bergegas aku mengganti pakaianku, aku tak terbiasa memakai pakaian seksi jika sedang keluar maupun di rumah. Itu sengaja kulakukan agar orang lain tidak tahu sepak terjangku. Terkadang aku merutuki kebodohan orang-orang yang dengan berani live di sosmednya saat mereka tengah berpesta sabu, justru mereka membuat lubang neraka untuk hidup mereka sendiri, itulah aku katakan mereka itu bodoh bin tolol. Kalau mau bersenang-senang ya sah-sah saja, tapi tak perlu juga di umbar seperti itu hingga seluruh dunia tau kebodohan mereka.Ah, kenapa aku jadi mikirin hal gak jelas kayak tadi sih, inilah akibat k

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 37

    "Nia? Kamu tak apa?" tanyaku khawatir."Yang kamu lihat gimana?""Maaf, aku gak sengaja, sini aku bantu," ucapku mencoba membantu Nia berdiri tapi tanganku ditepis oleh Nia."Gak usah, aku bisa sendiri!"Kutarik kembali tanganku dari depan Nia, Nia kini sudah berdiri dihadapanku, ah, betapa indah makhluk ciptaan Tuhan yang satu ini."Mas, minggir aku mau lewat!" suara Nia membuyarkan pikiranku yang entah lagi kemana. Kumiringkan tubuh ku agar Nia bisa lewat, hingga saat tubuh Nia berada didekatku tanpa sengaja aku mencium aroma shampo dari rambut Nia yang tergerai indah. Dan refleks aku memeluk Nia dan membenamkan kepalak

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 36

    "Tanya pada Risa kenapa aku bisa memanggilnya murahan! Aku tak mau memperlihatkan bukti pada Ibu yang akan membuat Ibu shock lantas pingsan nantinya, sudah ya, aku mau ajk Ibu dan Mimi keluar sekarang jug, terimakasih sebelumnya sudah mau menampung keluargaku selama tiga bulan ini."Aku bergegas menuju belakang rumah dan menghampiri Ibu dan Mimi yang juga sudah siap dengan barang bawaan mereka yang tak banyak."Bu, Mi, sudah siap?" tanyaku pada Ibu dan Mimi."Sudah, Nak, ayo kita keluar." aku, Ibu dan Mimi melangkahkan kaki hingga sampai di ruang tamu, masih kulihat Bu Rodiyah menatapku dan keluargaku dengan tatapan yang seakan siap menerkam kami, tapi itu tak membuatku gentar, cukup sudah keluargaku diperlakukan tak layak oleh mereka.

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 35

    Hari ini tepat aku sudah menerima gajiku, rencananya uang ini akan aku pergunakan untuk menyewa rumah petak untuk Ibu dan Mimi, untungnya beberapa bulan ini aku selalu mendapatkan uang tambahan karena aku sering masuk hingga malam. Jadi Pak Angga dengan murah hati menambah uang gajiku. Tentunya uang lemburan ini Risa tak mengetahuinya, dan saat ini uang bonusan yang aku kumpulkan ditambah dengan uang gajiku plus lemburan ku bulan ini ada sekitar Rp. 7.000.000,- kurasa ini cukup untuk menyewa rumah petak tiga bulan dan sisanya aku akan meminta Ibu dan Mimi membuka usaha untuk biaya hidup mereka, toh aku masih bekerja jadi aku masih punya gaji, dan rencananya aku juga akan tinggal bersama Ibu dan Mimi, cukup sudah aku hidup seatap dengan manusia iblis macam Risa."Mas, hari ini kamu gajian kan? Mana uangnya bawa sini, ada baju yang mau

  • Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya   Bab 34

    "Bang, tunggu disini dulu ya, saya mau masuk kesana dulu, pokoknya jangan tinggalin saya, nanti saya bayar lebih," ucap Indra pada tukang ojek."Siap, Pak, kalau soal duit pokoknya beres. "Setelah meminta tukang ojek untuk menunggunya, Indra pun berjalan perlahan menuju rumah yang dimasuki Risa dan Tedi itu. Indra berjalan sembari mengendap-endap, Indra berjalan menuju teras depan, ia mengintip dari celah-celah jendela yang tak tertutupi hordeng, tampak sepi didalam, Indra kembali melanjutkan langkah kakinya, ia melewati garasi dan ternyata di garasi sudah terparkir tiga buah mobil selain mobil yang dipakai Risa dan Tedi. Sayup Indra mendengar suara dari ruangan sebelah garasi, lantas Indra mendekati jendela di ruangan itu. Beruntung jendela ti

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status