Share

Bab 5

Setelah mereka selesai makan malam, Clarisa memutuskan untuk langsung kedalam kamarnya. Sedari tadi ia menahan amarah kepada Natasya. Ia berfikir akhir akhir ini Natasya berubah, sahabatnya itu sekarang lebih berani untuk menegurnya secara terang terangan.

"aku benar benar tidak tahan dengan ini semua. Aku harus membuat Randi menjadi milikku sepenuhnya.” Gumam Clarisa.

Pagi harinya, clarisa bersikap seperti biasa. Bahkan ia nampak acuh dengan teguran Natasya tadi malam. Ia tetap berdandan dengan cetar dan memakai stelann kantor yang sedikit seksi. Ia tidak ingin mundur untuk merebut perhatian Randi. Ia akan berpenampilan seksi dan terus menggoda Randi. Terbukti saat mereka berada didalam mobil, Randi selalu tergoda dan mereka pun menyempatkan diri untuk saling memuaskan satu sama lain sebelum mereka masuk ke ruangan masing masing.

Disisi lain, Natasya saat ini sedang berdiam diri dikamarnya. Ia sedang memikirkan cara bagaimana membuat dua sejoli itu jera, tanpa harus mengotori tangannya sendiri. Tak lama sebuah ide terbesit dalam pikirannya.

“ide yang bagus” gumamnya

Ia langsung berjalan sedikit tergesah gesah menuju halaman rumah miliknya, ia memperhatikan sekeliling rumahnya dan mencari keberadaan mamang sayur. Seperti mendapatkan keberuntungan ternyata di jam yang hampir siang ini, mamang sayur dan ibu ibu masih asyik untuk berbelanja sayur. Ia pun segera menghampiri mereka.

“siang ibu ibu” ucap Natasya dengan ramah

“siang neng Natasya” ucap ibu ibu kompak

Ia pun ikut memilih milih sayur, ia sengaja berbelanja banyak sayur agar ditanya oleh tetangganya yang kepo itu.

“neng tumben, belanjaannya banyak banget” ucap bu Kokom

“eh iya bu, ini buat stok makanan dirumah, kebetulan besok pagi saya mau pulkam dulu jenguk ayah bunda” jawab Natasya

“ohhhhhhhh” ucap ibu ibu itu kompak.

“selama kamu pergi Clarisa enggak ada dirumah kamu kan?” tanya bu kokom

“iya bu, saya udah bilang kok sama Clarisa kalau selama saya engga ada, dia menginap aja di rumah temennya dan Clarisa mau kok bu ibu” ucap Natasya sambil tersenyum

Mereka pun kembali memilih milih sayur dan beberapa lauk di gerobak mamang sayur. Setelah Natasya merasa cukup dengan belanjaannya ia langsung membayar semua belanjaannya dan berpamitan dengan ibu ibu yang ada disana.

Sebelum ia berbelanja, ia sudah berniat untuk memasang cctv dirumahnya tanpa sepengetahuan Randi. Ia pun segera mengemudikan mobilnya setelah merapihkan semua belanjaannya kedalam kulkas dan menuju sebuah toko yang menjual cctv. Ia ingin memasng cctv dirumah nya dan melihat pergerakan Randi dan Clarisa selama ia tinggal. Ia memilih cctv yang bisa di pantau dari jarak jauh menggunakan ponsel dan ia meminta teknisi untuk memasang cctv tersebut di tempat yang tersembunyi.

***

Malam harinya mereka sudah berkumpul dimeja makan untuk makan malam bersama. Natasya hari ini memask menu spesial untuk suami dan sahabatnya itu.

“mas, aku mau minta izin besok mau pulang ya ke Bandung. Mau jenguk ayah sama bunda disana” ucap natasya di tengah makan malam mereka.

“kamu mau balik Nat? Berapa lama?” ucap Clarisa dengan semangat.

“mmm kayaknya satu mingguan deh, mau sekalian reuni juga sama teman teman yang lain” ucap Natasya kembali dan Clarisa menjawab dengan anggukan kepala saja.

“maaf ya sayang aku enggak bisa anter kamu. Besok aku ada meeting sama dewan direksi” ucap Randi

“iya sayang engga apa apa kok” ucap Natasya kembali.  Mereka pun melanjutkan acara makan malam mereka.

***

Ke esokkan paginya, Natasya Randi dan Sahabatnya Clarisa sedang sarapan bersama. di sela sela sarapan mereka saling melemparkan candaan satu sama lain.

“sayang, nanti kamu berangkat jam berapa?” ucap Randi ditengah sarapan mereka

“kemungkinan sekitar jam sembilanan Mas” jawab Natasya

“mmm yasudah yang penting kamu hati hati ya bawa mobilnya” ucap Randi kembali.

Setelah selesai sarapan mereka pun berjalan beriringan bersama menuju parkiran mobil.

“oh iya Sa, selama aku pergi kamu bisa kan untuk tinggal dirumah temen kamu? Aku takut kalau kamu tetap disini malah nantu jadi fitnah. Walaupun aku tahu banget kalau kamu enggak mungkin ngerebut suamiku heheh” ucap Natasya kepada sahabatnya itu saat ia ingin membuka pintu mobil milik Randi

“bisa kok Nat, lagi pula emang niatku untuk menginap beberapa hari dirumah temen kerja ku. Aku juga engga mau jdi bahan gosip ibu ibu sini. Ihhhh males banget”  jawab Clarisa

setelah perbincangan itu Randi dan Clarisa meninggalkan rumah. Natasya langsung masuk kedalam rumahnya dan segera bersiap siap untuk berangkat ke Bandung. Ia yang sudah selesai memasukkan barang barangnya kedalam mobil, sebelum berangkat ia memastikan kembali keadaan rumah sebelum ia tinggal. Setelah dikiranya aman, ia langsung mengunci pintu dan gerbang rumahnya.

Jarak antara ibukota Jakarta dengan kota Bandung membutuhkan waktu kurang lebih empat jam. Perjalanan Natasya hari ini menuju Bandung bisa dibilang ramai lancar. Beberapa kali ia berhenti di rest area ketika ia merasa lelah dan ia menyempatkan untuk mengisi perutnya juga. Hingga akhirnya ia pun sampai di kampung halamannya

“assalamualikum bunda” ucap natasya sambil mengetuk pintu rumahnya. Tak lama terdengar sautan dari dalam rumahnya itu

“walaikumsalam, ya allah ndukkkk. Kamu pulang engga ngabarin bunda” ucap Neni ibunda Natasya. Mereka pun berpelukkan melepaskan rindu. Mata Neni tertuju pada satu buah koper besar dan satu buah tas yang besar, ia merasa ada yang tidak beres dengan anaknya itu.

“nduk kamu disini lama?” ucap Neni

“iya bun aku disini lama, engga apa apa kan?”

“ya engga apa apa dong, bunda malah senang”

“oh iya, ayah mana bun?”

“ayah lagi di kebun nduk, hari ini lagi panen disana”

“wahhh aku boleh engga bun menyusul ayah?”

“boleh nduk, tapi kamu ganti baju dulu. Nanti kita nyusul ayah bareng bareng ya”

“oke bunda”

Natasya langsung masuk dan menggeret koper dan tas nya yang besar itu kedalam kamarnya yang dulu ia tempati. Ia langsung membuka kopernya dan meletakkan barang barangnya kedalam lemari pakaiannya. Ia juga segera mengganti pakaian, untuk menyusul ayahnya dikebun.

“ayok bun, aku sudah siap”

“udah siap nduk? Yaudah ayo kita jalan” ucap neni, tak lupa ibunda Natasya itu membawa perbekalan selama mereka di kebun.

Cuaca saat ini cerah namun tetap dalam keadaan sejuk karena rumah Natasya berada di perbukitan. Mereka pun memilih berjalan kaki dan saling berpegangan tangan. Natasya dan ibundanya juga saling melempar canda dan tawa di sela perjalanan mereka menuju kebun.

“ayahhhhhhhhhh” Natasya berteriak memanggil ayahnya, ia pun berlarian menghampiri ayahnya dan memeluk ayahnya.

“loh neng? Kapan datengnya?” ucap Toni ayah dari Natasya

“baru dateng yah” ucap neni

“kok engga ngabarin ayah dulu kalau kamu mau kesini, nak Randi mana? Kamu sendirian kesini?”

“iya yah, aku sendiri kesini. Mas Randi lagi banyak kerjaan jadi engga bisa anter”

“oh gitu”

“yah sini aku aja gantian yang manen cabe, ayah istirahat aja sama bunda di saung”

Natasya langsung mengambil alih topi khas petani dan mengambil keranjang cabai yang di pegang oleh ayahnya itu. dengan lihai dia memetik cabai yang sudah memerah. Natasya nampak sangat menikmati kegiatan itu.

“bun, si eneng beneran sendiri kesininya?” ucap Toni

“iya yah, bunda tuh juga bingung. Si eneng dateng kesini sendirian, bawa mobil sendiri terus dia juga bawa koper besar” ucap Neni

“bawa mobil sendiri bun?” tanya Toni kembali.

“iya yah, perasaan bunda juga engga enak yah. Kayaknya ada apa apa di rumah tangga si eneng sama si Randi”

“Nanti coba kita tanya pelan pelan ya bun, ayah jadi khawatir”. Mereka pun membiarkan Natasya melakukan kegiatan yang ia gemari sedari kecil. Hingga waktu menjelang sore hari, mereka langsung memutuskan mengajak Natasya untuk pulang kerumah.

“neng, ayo atuh pulang ini udah sore” ucap Toni dengan sedikit berteriak

Natasya yang mendengar itu dari ayahnya langsung menatap langit yang berada diatasnya, benar saja saat ini sudah menjelang sore hari. Ia langsung berjalan menuju ayah bundanya sambil membawa hasil panen miliknya. Mereka pun berjalan bersama menuju rumah mereka, tidak lupa mereka juga membawa hasil panen tersebut.

“wahhh masakan bunda wangi banget” ucap natasya

Dengan cepat ia menyedokkan masakan bundannya itu ke piringnya, ia pun meyantap makanan itu dengan lahap. Dedi dan Neni pun juga ikut menyantap makan malam dengan lahap.

Setelah selesai makan, mereka berkumpul di depan ruang tv. Mereka berbincang bincang ditemani gorengan dan teh hangat yang telah di siapkan neni sebelumnya. Mereka bernostalgia bersama dan saling melempar candaan satu sama lain. Neni dan Toni memutuskan untuk bertanya tentang masalah rumah tangga anaknya seook hari saja. Mereka tidak ingin merusak moment bahagia mereka saat ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status