Share

Berdebat tiada henti

Mas dani tersentak saat mendengar ucapan ku yang seperti itu.mungkin dia tak menyangka kalau aku bisa berkata seperti itu kepada nya.

Memang selama ini aku hanya diam saja saat suamiku dan keluarga suami ku memperlakukan ku dengan semau mereka.

Seolah aku hanya lah sebuah pajangan dan bisa di manfaatkan tenaga nya kapan saja.

Sekarang aku sudah tak mau diam lagi atas semua perlakuan buruk mereka kepada ku dan putri ku, kini aku ingin mereka merasakan semua penderitaan yang pernah aku rasakan dulu.

"Mulai berani ya kamu sama suami mu sendiri! !,sudah mulai kurang ajar kamu sama aku sa,sudah tak menganggap aku suami mu lagi hah!! Sudah bisa hidup tanpa uang ku apa hah !!! Balas dani tak mau kalah,mata nya hampir saja mau keluar karena dia melototi ku seakan akan ingin menelan ku hidup hidup saat ini,mas dani sudah tak punya lagi rasa sayang kepada ku dan putri nya

Jadi untuk apa aku mempertahankan rumah tangga yang toxix ini.

"terserah apa kata mu mas,aku cape,lelah,lesu,aku sudah cukup sabar menghadapi masalah yang selalu ada menghampiri kita tapi kali ini aku udah cape bersabar,sampai kapan harus aku trs yang bersabar mas? Keluarga mu selalu meminta uang tiap kau gajian dan selalu kau kasih tanpa bertanya kepadaku,sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan anak kita jauh dari kata cukup

Kau sudah tidak adil mas selama ini,aku cape jika seperti ini terus!!! Kau tak pernah mau tau tentang perasaan ku?

Lirihku kini menumpahkan segala nya yang sudah ku pendam selama ini,air mata ini mengalir deras begitu saja, menatap mata mas dani yang makin menajam ke arah ku.

Sejenak mas dani terdiam, dan dada nya kembang kempis,mungkin sedang menahan amarah yang akan meluap

Segera ku hapus air mata ku ini,lalu pergi keluar

Dari kamar untuk menghirup udara Sejenak di halaman belakang,sambil meresapi semua badai ujian yang datang silih berganti menghampiri Keluarga kecil kami.

Memang benar kata orang ujian pernikahan itu ada saja kalau bukan dari orang luar ya dari Keluarga sendiri, semoga suatu saat semua nya bisa berubah

.

.

Update *belanja keperluan ke puncak nanti chek* lagi dan lagi ku lihat status alay dan lebay ipar ku,gaya nya sudah seperti ibu sosialita saja

Padahal utang di mana mana.

Karena rasa kesal yang tak tertahankan langsung saja ku balas status ipar ku tersebut

"Ciee....yang belanja ?banyak duit nih ,tapi duit sendiri apa duit pinjaman ya?!

Tak menunggu lama pesan sudah di baca dan di balas oleh target

"apa maksud kamu sa?

Aku mencebikan bibir saat ku baca balasan pesan dari ipar ku tersebut,ternyata dia sok sok tak tau maksud ku

"Pikir aja sendiri ?"

Segera ku taruh ponsel ku,Karena tak mau meladeninya manusia yang seperti parasit itu

"kamu gak usah ikut campur urusan orang sa,toh kamu sendiri aja gak bisa cari uang sendiri ,hanya bisa mengandalkan uang dari gaji suami mu saja kan " balas kak dewi ipar ku itu

Seolah tau dengan apa yang ku pikirkan saat ini

Aku hanya tersenyum melihat kenyataan yang ku alami saat ini.

.

.

.

Pagi hari nya mas dani sedang bersiap siap untuk berangkat bekerja. Dia sama sekali tak menyapaku hari ini,dan semua itu tak ku permasalahkan lagi,aku sudah terbiasa dengan sikap nya ini

Kini mas dani sudah berangkat bekerja, dan niat ku kali ini ingin menjual cincin kawin ku kepasar,

Hanya ini harta ku satu satu nya yang kumiliki semenjak menikah dengan mas dani ,aku tak pernah punya tabungan atau pun belanja perhiasan

Untuk uang bulanan dan keperluan anak saja masih minus bagaimana aku bisa menabung

Setelah ini aku akan ke kantor ku dan akan mulai mendapatkan banyak uang yang Hanya

Agar aku tak selalu di rendahkan oleh suamiku,maupun Keluarga nya.

"Koh ,ini kalo di jual laku berapa? Tanya ku kepada si pemilil toko emas

"Palingan 5 juta saja bu,ini cincin sudah pudar warna nya" aku terdiam Sejenak menghitung ongkos dan biaya lainnya selama aku keluar kota bersama putri ku

Selama berumah tangga dengan mas dani,aku memang jarang sekali keluar kota bahkan ke pasar pun hanya setahun sekali apa lagi jika aku ingin menemui orang tua ku

Mas dani selalu beralasan jika aku ingin pergi ke rumah orang tua ku

Sangat berbeda sekali perlakuan mas dani dengan keluarga nya sendiri sangat baik

Tapi dengan keluarga sekadar menyapa saja tak pernah,sangat menyedihkan bukan !!

Terkadang aku juga harus menahan rasa kesal,saat mas wijaya meminjam uang terus menerus kepada suamiku.

Tanpa berniat mengembalikan uang pinjaman itu.

"Kok murah sekali ya koh,saya beli waktu itu harga nya masih 7 jutaanku?"Jelas ku

"iya kan tadi saya bilang ini warnya sudah pudar bu,jadi harga nya segitu,itu pun kalo ibu mau ? ,jelasnya lagi dengan gaya bahasa yang khas orang cina

Karena hati yang masih ragu-ragu .akhirnya ku urungkan sementara niat ku menjual cincin kawin ini dan bersiap pulang ke rumah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status