“Benar juga, terima kasih ratu” ucap Bintang dengan wajah berbinar.
“Tapi paduka tidak hari inikan berangkat ke Istana Dasar Samudra ?” tanya Ratu Ayu Pitaloka tiba-tiba. Bintang menatap kearah Ratu Ayu Pitaloka dengan penuh arti.
“Tinggallah semalam disini paduka. Hamba rindu sama paduka” ucap Ratu Ayu Pitaloka dengan wajah tertunduk, walaupun usianya sudah berada jauh diatas Bintang, tapi saat bersama Bintang, Ratu Ayu Pitaloka merasa muda kembali.
Dengan lembut Bintang mengangkat wajah Ratu Ayu Pitaloka yang tertunduk.
“Baiklah ratu... Malam ini, aku akan menemani ratu” ucap Bintang tersenyum seraya memandang wajah jelita Ratu Ayu Pitaloka yang ada dihadapannya. Ratu Ayu Pitaloka balas tersenyum bahagia mendengar ucapan Bintang.
-o0o-
NEGERI DASAR SAMUDRA...
Kedatangan Bintang segera disambut Putri Samudra dengan kebahagiaan. “Tumben kanda datang tiba-tiba
Bintang dan para dewa pelindung memang memiliki cara untuk bisa berkomunikasi satu sama lain melalui batin ruang dimensi dan waktu dan inilah yang saat ini Bintang lakukan, mencoba menghubungi para dewa pelindung.Clebbb !!! Clebbb !!! Clebbb !!! Clebbb !!! Clebbb !!!Satu demi satu sosok para dewa pelindung muncul didalam batin ruang dimensi dan waktu dan semuanya langsung menjura hormat dihadapan Bintang.“Bagaimana kabar kalian semua ?!!” tanya Bintang lagi.“Kami baik-baik saja ketua”“Aku mengumpulkan kalian semua disini karena ada sesuatu hal yang ingin kutanyakan pada kalian...” ucap Bintang berhenti sejenak, para dewa pelindung masih tetap diam menunggu.“Apakah kalian pernah mendengar kain bulu domba emas ?!!” tanya Bintang lagi. Semua wajah para dewa pelindung berubah, lalu semuanya terlihat menatap kearah Venus. Bintang sendiri ikut-ikutan memandang kearah Venus.&ldq
Malam itu, secara diam-diam Bintang menemui Aurelie dikamarnya.Tok...Tok...Tok...Pintu kamar diketuk Bintang dengan pelan. Dari dalam kamar terdengar langkah halus mendekati pintu.Kreaakkk !!!Pintu kamar terbuka, sesosok dara berparas jelita muncul, dan wajah dara jelita itu tampak terpaku melihat sosok Bintang yang berdiri didepan pintu kamarnya.“Aurelie...” ucap Bintang tersenyum kearah sosok dara jelita yang memang adalah Aurelie.“Kaa...kakang!” ucap Aurelie dengan suara bergetar menatap Bintang dengan takjub.“Apa kakang boleh masuk ? atahu berdiri disini saja..” ucap Bintang tersenyum menggoda. Aurelie segera menyadari keadaan dirinya.“Ayo kang, cepat masuk!” ucap Aurelie dengan cepat menarik tangan Bintang tanpa sungkan untuk masuk kedalam kamar. Sejenak Aurelie terlihat memandang kesana kemari diluar kamar untuk memastikan tidak ada orang yang melihat Bintang masuk k
Akhirnya, Bintang bangkit berdiri, Aurelie merapatkan tubuhnya kearah Bintang dan memeluk leher Bintang dengan kedua tangannya. Bintang dan Aurelie saling melumat hangat dengan posisi masih berdiri berdekapan. Suasana dingin dan hujan lebat diluar dengan diselingi beberapa kali suara guntur menggelegar. Di situ rupanya keduanya sudah tidak sabaran menunggu karena sambil mulut tetap sibuk diikuti dengan tangan Bintang yang langsung bekerja melepas seluruh pakaian yang melekat ditubuh Aurelie, anehnya Aurelie hanya membiarkan Bintang melakukan hal itu hingga akhirnya sosok Aurelie sudah bertelanjang tanpa sehelai benangpun ditubuhnya di pelukan Bintang. Tubuh indah Aurelie terpampang jelas didepan mata Bintang hingga darah Bintangpun langsung panas menggegelegak. Aurelie segera menarik Bintang lagi dalam pelukannya untuk melanjutkan berciuman sambil Aurelie juga membalas membantu melepas pakaian yang melekat ditubuh Bintang. Kali ini jelas lebih asyik, bergelut lidah bertempelan hangat
Pagi itu Bintang tengah menikmati makan paginya bersama Aurelie. Sepanjang jamuan makan, Aurelie terlihat terus tersenyum sumringah. Entah apa artinya, hanya Aurelie yang tahu. Setelah makan keduanya selesai.“Kakang dengar, Aurelie juga ikut dalam sayembara senopati agul Setyo Kencana ya ?” tanya Bintang.“Benar kang... Tapi kalah”“Kalah di semi final itu tidak memalukan Aurelie, Aurelie sudah cukup hebat” ucap Bintang lagi.“Kalau saja lawannya tidak curang, pasti Aurelie yang menang waktu itu ?!!”“Curang! curang bagaimana maksudnya ?” tanya Bintang penasaran.“Lawan Aurelie selalu mengandalkan serangan bawah. Kakangkan tahu, jurus tai chi yang kakang ajarkan sangat lemah bila menghadapi serangan bawah” ucap Aurelie lagi bersungut. Bintang kini mengerti maksud Aurelie.“Bukankah Aurelie masih punya jurus harimau singgalang ?” tany
Dengan mengendarai 2 ekor kuda, Bintang dan Aurelie meninggalkan Setyo Kencana. Keduanya terus memacu kuda mereka hingga setelah sekian lama, akhirnya Bintang membawa Aurelie kesebuah tebing curam dimana dari ujung tebing tersebut terlihat sebuah pemandangan laut yang sangat luas. Sejauh mana memandang, hanya lautan yang ada didepan mereka. Tapi saat Aurelie menolehkan pandangannya kearah Bintang yang masih ada diatas punggung kudanya, Aurelie heran melihat Bintang yang menatap kearah lautan luas yang ada dihadapan mereka. Ingin bertanya, tapi Aurelie menahannya, saat melihat kedua mata Bintang menyipit, hal ini membuat Aurelie ikut-ikutan mengikuti pandangan Bintang kearah lautan yang luas.Aurelie ikut menyipitkan pandangannya memandang kearah lautan luas yang ada dihadapannya, dicobanya menatap lebih jelas keujung pandangan dan tiba-tiba saja wajah Aurelie tampak berubah. Dari kejauhan, terlihat 5 buah kapal layar besar terlihat tengah menuju kearah mereka dengan berlayar
Glekk !!Terlihat Aurelie meneguk air ludahnya sendiri saat pandangannya terpaku pada satu sosok yang baru saja muncul ditempat itu. Sesosok wanita berparas bagaikan seorang dewi, dengan pakaian putih yang berkilau-kilau. Ditangannya tampak sebuah tongkat kristal. Kehadiran wanita bersosok dewi ini langsung disambut oleh ribuan orang wanita yang berada diatas kapal dengan langsung menjura hormat berlutut. Sosok wanita berwajah bak dewi itupun kini tampak menuju kearah Bintang.Beberapa langkah dihadapan Bintang, dia berhenti dan langsung menjura hormat dengan setengah berlutut dihadapan Bintang. Apa yang dilakukan wanita ini langsung diikuti oleh ribuan wanita yang ada diatas kelima kapal tersebut.Aurelie lah yang sangat terkejut melihat hal itu. Bagaimana ribuan orang tampak berlutut menjura hormat kepada Bintang.“KETUA!” terdengar ribuan suara hingga menggetarkan tempat itu.Bintang sendiri lalu mengajak Aurelie untuk turun dari pun
“Setelah mengantarkan putri Aurelie, cari pelabuhan terdekat dari Antapura. Aku akan menemui kalian disana setelah urusanku selesai” ucap Bintang lagi.“Baik ketua” ucap Venus lagi.Bintang lalu menatap kearah Aurelie dengan tersenyum, setelah menganggukkan kepalanya, Bintang segera membawa kotak persegi panjang yang berisi kain bulu domba emas itu dan mengikatnya dipunggungnya. Bintang sendiri segera melompat naik ke punggung Sembrani.Ribuan orang wanita yang ada diatas kelima kapal terlihat langsung menjura berlutut hormat kepada Bintang. Kecuali Aurelie.“Ayo Sembrani. kita harus cepat !!!” ucap Bintang lagi seraya menggebah tali kekang Sembrani.Hiekk !!!Sembrani meringkik keras seraya mengangkat kedua kakinya keatas, dan ;Wuussshhhh !!!Sosok Sembrani langsung melesat dengan sangat cepat kedepan, begitu berada ditepian kapal, Sembrani terlihat langsung melompat turun, jatuh k
“Entahlah nek.. tapi dicoba saja” ucap Bintang lagi seraya kembali mengambil kain bulu domba emas dari dalam kotak. Bintang menyerahkannya kepada Nenek Ular.Nenek Ular menerimanya dengan tangan bergetar, lalu segera meletakkan kain bulu domba emas keatas kepalanya.Seperti halnya Wika, tak lama, kain bulu domba emas mengeluarkan cahaya keemasannya, tongkat di tangan Nenek Ular tampak terlepas dari genggaman. Nenek Ular melepaskan kain bulu domba emas yang menutupi kepalanya.Wajah Bintang dan Wika terlihat langsung berubah melihat kearah Nenek Ular.Nenek Ular sendiri tak kalah terkejutnya, tubuhnya terasa sehat bugar, bahkan sakit pinggang yang selama ini menyiksanya yang membuatnya selalu berjalan sedikit bungkuk dengan bantuan tongkat, kini tidak dirasakannya lagi. Bahkan seluruh luka dan bekas luka ditubuh Nenek Ular lenyap seketika.Belum lagi Nenek Ular berteriak kesenangan.“Wajah