“Putri mahkota juga meminta agar kita langsung menyusul keistana begitu paduka rajo dan ratu kembali” sambung Puti Ayu Ningrum lagi.
“Bagaimana menurut paduka ?” tanya Ratu Ayu Pitaloka lagi kepada Bintang. Dihadapan para prajurit dan panglimanya, Ratu Ayu Pitaloka memang bersikap penuh wibawa dan anggun, bahkan kepada Bintang.
“Sebaiknya kita memang harus segera ke istana untuk mengetahui apa yang telah terjadi ratu” ucap Bintang lagi hingga membuat Ratu Ayu Pitaloka mengangguk.
“Baiklah kalau begitu, kalian semua segera persiapkan semuanya, besok pagi kita berangkat ke istana” ucap Ratu Ayu Pitaloka lagi.
“Baik ratu” ucap ke-7 panglima harimau berbarengan.
“Guru!!” tiba-tiba saja sebuah suara keras terdengar membahana ditempat itu, semua mata langsung tertuju kearah asal suara.
Terlihat seekor kera yang tengah terbang melayang kearah Bintang.
“Dewa Kera !!
“Puti, ajak yang lain untuk meninggalkan tempat ini... ada sesuatu yang pribadi yang harus kami bicarakan berdua” ucap Ratu Ayu Pitaloka lagi hingga mengejutkan Putri Ahtisa yang mengetahui kalau bibinya, Ratu Ayu Pitaloka mengetahui kegundahan hatinya.Puti dan ke-6 panglima harimau segera menjura hormat dan meninggalkan tempat itu.“Ada apa Ahtisa, sepertinya hatimu sedang gundah” ucap Ratu Ayu Pitaloka lagi setelah tinggal mereka berdua ditempat itu.“Ini mengenai Takdir Jodoh Mustika bibi...” ucap Putri Ahtisa.“Takdir Jodoh Mustika...” ulang Ratu Ayu Pitaloka dengan wajah berubah.Putri Ahtisa terlihat menarik nafas panjang lalu menceritakan tentang Takdir Jodoh Mustika anting lanang yang diwasiatkan oleh ayahandanya, maharaja Negeri Atas Angin sebelum meninggal. Dan wajah Ratu Ayu Pitaloka semakin berubah saat mendengar cerita Putri Ahtisa.“Itu berarti Takdir Jodoh Mustika yang dim
“Baik putri” ucap ke-4 hakim Negeri Atas Angin ini menjura hormat, lalu segera melangkah keluar untuk mencari dan memantau informasi yang ada.“Paman, ayo !” ucap Putri Ahtisa mengajak Bayuasta untuk ikut dengannya.Putri Ahtisa tampak naik ke puncak istana, dari puncak istana, dapat terlihat pemandangan sebagian Negeri Atas Angin.“Apa menurut putri, yang tadi itu adalah gempa ?” tanya Bayuasta lagi.“Entahlah paman... jika memang itu gempa... berarti ini adalah yang pertama kalinya terjadi di Negeri Atas Angin ini” ucap Putri Ahtisa lagi.“Tapi hamba merasa ini adalah sebuah pertanda putri” ucap Bayuasta lagi.“Pertanda!, apa maksud paman ?” tanya Putri Ahtisa cepat.“Ini pertanda buruk putri, apa putri tadi sempat mendengar sebuah suara geraman panjang sebelum gempa itu terjadi” ucap Bayuasta lagi hingga membuat Putri Ahtisa terjadi, Putri Ahtisa me
Kedua hakim Negeri Atas Angin ini kemudian berkelebat mengendap-endap mendekati salah satu pintu goa. Kedua hakim ini terus mengendap-ngendap memasuki goa semakin dalam.Cukup panjang juga lorong goa tersebut, lorong yang semula hanya datar kini perlahan mulau turun curam.“Hati-hati, jalannya mulai turun curam !!” ucap siva memperingatkan.“Ya, aku tau” ucap Lavenia cepat.Semakin curam dan terus semakin curam lorong goa tersebut, untunglah kedua hakim Negeri Atas Angin ini memiliki ilmu peringan tubuh yang terbilang sempurna. Tapi sejauh ini keduanya memasuki lorong goa yang curam itu belum ada tanda-tanda akan sampai keujungnya.Gggzzzgggghhhh !!! Tiba-tiba saja sebuah suara keras terdengar diatas kepala mereka, Siva dan Lavenia langsung menoleh keatas.Gggzzzgggghhhh !!!Suara itu terdengar semakin mendekat kearah keduanya, Siva dan Lavenia terlihat saling pandang dengan wajah panik. Dan benar saja, saat ke
Sementara itu serangan mahluk-mahluk mengerikan yang sempat terhenti karena terlempar keras kesana kemari, kembali berdiri satu demi satu lalu kemudian kembali menerkam kearah Lavenia, sedikitpun tidak terlihat kalau mereka tengah terluka dalam akibat serangan Lavenia barusan. Hal ini tentu saja sangat mengejutkan Lavenia yang tanpa pikir panjang langsung menghimpun kembali tenaganya.“Hembusan angin beku, heaaaa !!!”Dari tubuh Lavenia, memancar keluar gelombang angin beku yang terlihat langsung membuat mahluk-mahluk mengerikan yang berada paling depan, paling dekat dengan Lavenia terlihat langsung membeku.Craakhhh !!! Craakhhh !!! Craakhhh !!!Wajah Lavenia kembali berubah cepat saat melihat bagaimana mahluk-mahluk mengerikan yang tadi membeku karena terkena jurus Hembusan angin bekunya, tampak ditebas begitu saja oleh mahluk-mahluk mengerikan lainnya yang berada dibelakang, dengan begitu mahluk-mahluk mengerikan yang ada dibelakang terus m
Istana Negeri Atas Angin geger, Lavenia si hakim keamanan kembali dalam keadaan terluka parah, begitu sampai dipintu gerbang kotaraja Negeri Atas Angin, sosok Lavenia langsung terkapar tak sadarkan diri. Para prajurit penjaga pintu gerbang dengan cepat menolongnya. Berita terluka parahnya Lavenia dengan cepat menyebar ke dalam istana Negeri Atas Angin, Putri Ahtisa, Bayuasta dan kedua hakim lainnya segera bergegas keluar untuk melihat keadaan. Diluar memang terlihat sosok Lavenia yang tengah pingsan tak sadarkan diri dengan dibantu beberapa orang prajurit, melihat kedatangan Putri Ahtisa dan yang lain, para prajurit segera menjura hormat. Leali Dolphin dan Thya Sethya segera mengambil alih memangku Lavenia, keduanya juga terkejut melihat luka parah yang dialami oleh Lavenia. Putri Ahtisa tampak ikut berjongkok dihadapan Lavenia. Putri Ahtisa tampak menempelkan telapak tangan kirinya ke dada Lavenia. Seerrrrr !!! Dari telapak tangan kiri Putri Ahtisa y
“Hamba kira, Ratu Alena masih menunggu sampai seluruh pasukannya terlahir dari cangkang telurnya paman” ucap Lavenia lagi.“Putri, sulit bagi kita untuk menghadapi lawan yang tidak kita ketahui kelemahannya.... izinkan hamba untuk pergi menyelidik sendiri kesana” ucap Bayuasta lagi.“Jangan paman, itu sangat berbahaya” ucap Thya Sethya cepat. “Biarkan thya ikut menemani paman” sambung Thya Sethya.“Tidak Thya, lebih baik paman pergi sendiri, dengan begitu paman bisa bebas bergerak” ucap Bayuasta lagi.Putri Ahtisa terlihat hanya terdiam saja mendengarkan hal itu.“Hamba mohon izinkan hamba untuk menyelidiki mereka putri” ucap Bayuasta lagi sedikit memaksa.“Baiklah paman... tapi berhati-hatilah” ucap Putri Ahtisa akhirnya.“Baik putri”. Ucap Bayuasta dengan cepat menjura hormat.-o0o-Beberapa hari
“Syukurlah kau ada disini Bintang” ucap Peramal 5 Benua lagi terlihat senang melihat Bintang. Wajah Bintang sedikit berubah mendengar ucapan Peramal 5 Benua, tapi ;“Ayo, mari silahkan masuk guru... satria” ucap Bintang lagi mempersilahkan keduanya untuk masuk.Merekapun semua segera masuk, didalam aula pertemuan tampak sudah menunggu dua orang lelaki yang sepertinya bukan berasal dari tanah jawa dwipa. Dan ini menjadi perhatian Peramal 5 Benua dan satria saat memasuki ruangan tersebut.“Oh ya guru, perkenalkan... ini tuan Danzo dan ini tuan Yukimura” ucap Bintang memperkenalkan keduanya.Danzo dan Yukimura segera menjura hormat kepada Peramal 5 Benua. Peramal 5 Benua segera balas menjura hormat.“Mari silahkan duduk guru” ucap Bintang lagi kepada Peramal 5 Benua dan satria.“Ada gerangan apakah kiranya guru datang sendiri kemari... bukankah guru bisa mengirimkan pesan, biar hamba s
“Putri Samudra....” ucap Peramal 5 Benua dan beberapa sesepuh lain mengenali kereta kencana yang kini sudah berhenti tepat dihadapan mereka. Karena memang mereka semua pernah melihat dan bertemu langsung dengan Putri Samudra beberapa waktu yang lampau.Salah satu panglima wanita yang menunggang kuda didepan tampak turun dari punggung kudanya dan segera mendekati kereta kencana.Kreaakkk !!Pintu kereta kencana dibukanya, seketika harum semerbak menyebar ditempat itu. Sepasang kaki yang putih dan mulus terlihat keluar dari dalam kereta kencana. Sosok jelita dengan kecantikan khas wanita tanah jawa tampak turun dari kereta kencana, kecantikan wajahnya bagaikan seorang dewi yang turun dari kayangan, dengan sepasang mata indah, hidung mancung dan bibir yang merah merekah, tapi yang paling menarik dari wajah wanita ini adalah sebutir batu merah delima yang ada diantara kedua alisnya. Sosok wanita yang memang tak lain adalah Putri Samudra yang tampak menge