Pangeran Blambang Sewu sendiri tampak turun dari kudanya, Jonggrang ikut-ikutan turun, lalu Jonggrang tampak membawa kuda mereka kepinggir. Sementara sosok Pangeran Blambang Sewu kini sudah berhadapan dengan Wika.
“Aku ingin menjajal kehebatan Ajian Serat Jiwamu !” ucap Pangeran Blambang Sewu lagi tanpa basa basi.
Wajah Wika berubah, Wika terlihat berfikir sejenak.
“Coba kau hadapi Ajian braja geniku ini !” ucap Pangeran Blambang Sewu seraya menghimpun kekuatannya. Tak tanggung-tanggung, salah satu dari ilmu ajian braja warisan ayahandanya digunakan.
Pangeran Blambang Sewu telah mewarisi kesaktian ayahandanya, Gusti prabu Blambang Sewu yang mewariskan “Ilmu Ajian braja” padanya, yakni Ajian braja Sengkala, Ajian braja geni, dan Ajian brajamusti. Ketiganya merupakan bentuk ilmu pukulan, kekebalan fisik dan ghaib dalam menghadapi ancaman dari lawan yang
Gelang-gelang api yang berkobar-kobar dengan telak menghantam sosok Pangeran Blambang Sewu, bila biasanya Gelang-gelang api sanggup memotong pohon besar dan membelah batu besar, kini menghantam sosok tubuh Pangeran Blambang Sewu, dapat dibayangkan hasil yang akan terjadi.Tapi wajah Wika berubah seketika saat melihat sosok Pangeran Blambang Sewu masih berdiri dengan utuh, bahkan melemparkan senyum sinis kearahnya.“Gelang-gelang, heaaa !!!”Wuuuttt !!! Wuuuttt !!!Kembali Wika mengerahkan ajian Gelang-gelangnya, dua Gelang-gelang api kembali melesat kearah Pangeran Blambang Sewu.Dhuarr !! Dhuarr !!Kembali sosok Pangeran Blambang Sewu dihantam ajian Gelang-gelang, hasilnya tetap sama, sosok Pangeran Blambang Sewu tetap berdiri dengan gagah ditempatnya.Menyadari kalau ajian Gelang-gelangnya tidak dapat berbuat banyak, maka Wika kembali menghimpun tenaganya. Ha
Plassshhh !!!Kekuatan Ajian Serat Jiwa tampak menghilang dari tubuh Wika.“Kenapa, kau takut ?!!!” tanya Pangeran Blambang Sewu tersenyum sinis melihat lawannya menarik kekuatan.Srettt !!! Srettt !!!Tanpa menjawab, Wika tampak mengeluarkan sesuatu dari balik belakang pinggangnya. Sepasang senjata trisula emas kini sudah tergenggam dikedua tangan Wika.Merasa tak mungkin untuk mengalahkan ajian rengkah gunung dalam keadaan terluka seperti saat ini, Wika memutuskan untuk menggunakan Mustika Kembar Trisula Ular Emasnya.Pangeran Blambang Sewu ikut mencabut keris yang ada dibelakang pinggangnya. Lalu mencium keris ditangannya, dan ;Cringg !!!Keris tercabut dari warangkanya.Werrrr !!!Keris itu langsung mengeluarkan cahaya merah yang sangat terang benderang, Wika yang melihat hal itu menyadari kalau keris ditangan Pangeran Blambang Sewu bukanlah keris sembarangan. Duga
Sosok seekor ular raksasa berwarna kuning keemasan terlihat menegakkan kepalanya, menghadapi orang-orang yang ada disekitarnya. Sungguh besar dan tinggi sekali sosok ular raksasa ini, setinggi pohon kelapa, belum lagi ditambah sosoknya yang besar, sungguh mengerikan sekali sosok ular raksasa kuning keemasan ini. Sementara itu ratusan orang prajurit bersenjata lengkap tampak sudah mengepung sosok ular raksasa tersebut. Walaupun besenjata lengkap, tapi wajah-wajah para prajurit tampak pucat pasi. Bagaimana tidak, yang mereka kepung saat ini adalah wujud raksasa seekor ular raksasa yang sekali caplok, tubuh mereka akan tertelan bulat-bulat. Di hadapan sosok ular raksasa kuning keemasan, tampak berdiri sosok-sosok berpakaian khas bangsawan kerajaan, mereka adalah Pangeran Blambang Sewu, Jonggrang, Pertapa Hinip dan beberapa orang senopati agul Blambang Sewu. Sementara sosok ular raksasa kuning keemasan itu tak lain adalah jelmaan Wika yang telah berubah menjadi sosok Siluman Ula
Ledakan dahsyat terjadi saat pukulan dahsyat Pangeran Blambang Sewu menghantam tubuh Siluman Ular Emas. Kepulan asap terlihat disosok Siluman Ular Emas yang terlihat terseret mundur kebelakang. Dan saat kabut asap sirna, terlihat sosok Siluman Ular Emas sudah bangkit kembali tanpa cidera sedikitpun.Tapi Pangeran Blambang Sewu tak tinggal diam begitu, saja,“Kitiran Sewu, heaaaa !!!!” Pangeran Blambang Sewu terus bergerak lebih cepat melancarkan pukulan Kitiran Sewunya.Jonggrang dan para senopati Blambang Sewupun ikut mendukung dengan menyerang beramai-ramai sosok Siluman Ular Emas, hingga kini sosok Siluman Ular Emas tampak kewalahan menghadapi serangan-serangan lawannya. Walau tidak ada serangan yang dapat melukainya, tapi tetap saja Siluman Ular Emas terlihat sangat kewalahan menghadapi serangan-serangan gencar lawan-lawannya.Duar ! Duar ! Duar ! Duar ! Duar ! Duar ! Duar !Serangan gencar terus menghantam sosok S
Bintang meyakini kalau ular besar berwarna keemasan itu adalah jelmaan Wika yang telah menggunakan ajian Siluman Ular Emasnya, maka Bintangpun segera bertindak cepat.Bintang merapatkan kedua telapak tangannya didepan dada, sebuah bayangan hitam besar muncul diatas kepala Bintang, kesempatan ini Bintang pergunakan untuk mencoba Segel Dewa Kegelapan yang baru saja didapatkannya.“Segel Dewa Kegelapan, Kehampaan sejati!” ucap Bintang lagi mengerahkan Segel Dewa Kegelapannya dan seketika saja tempat dimana Pangeran Blambang Sewu dan rombongannya langsung terkurung didalam ruang kegelapan. Bintang sendiri langsung mendekati sosok Siluman Ular Emas yang masih terkapar lemah.<<kilas balik>>Tapi baru saja mendekat, Bintang sudah diserang oleh Siluman Ular Emas, hingga mau tak mau Bintang segera menghindarinya. Bintang yang meyakini kalau sosok jelmaan Siluman Ular Emas itu adalah Wika hanya b
“Apapun yang terjadi, kakang berjanji. Kakang akan mencari cara agar Wika bisa kembali menjadi manusia” ucap Bintang lagi.Wika merenggangkan pelukannya dan menatap kearah Bintang.“Wika percaya kang. Wika percaya sama suami Wika” ucap Wika tersenyum tegar.Wika tampak menatap kesekitar, tidak seorangpun ditemukannya, kecuali sosok Bondo dan Woso yang masih terkapar pingsan jauh darinya dan Bintang. Juga puluhan orang prajurit yang terkapar disana sini.“Dimana yang lain kang ?” tanya Wika“Kakang sudah kirim mereka ke ruang kegelapan, tapi sebentar lagi mereka akan kembali ke dunia nyata..” ucap Bintang lagi. Wika tersenyum mendengarnya.“Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang kang ?” tanya Wika lagi. Bintang terlihat terdiam memikirkan hal itu.“Untuk semantara kita kembali ke Pulau Ular. Disana kita akan memikirkan rencana berikutnya” ucap Bintang la
“Biar kami yang menghadapinya guru” ucap bondo.“Benar guru...” timpal woso.Tanpa menunggu persetujuan Pertapa Hinip, Bondo dan Woso segera memburu kearah Bintang.Bintang hanya bergerak sedikit untuk menghindari serangan Bondo dan Woso. Dan wajah Bondo dan Woso berubah saat merasakan telapak tangan lawannya sudah menempel diperut mereka, keduanya ingat betul apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu saat telapak tangan lawannya juga menempel diperut mereka.“Pemecah Karang, heaaa !!!”Bintang melepaskan Pukulan Pemecah Karangnya ketubuh Bondo dan Woso.Aaaggkkkhhhhhh !!! Aaaggkkkhhhhhh !!!Jeritan keras keluar dari mulut Bondo dan Woso, seiring dengan terpental jauhnya sosok besar keduanya. Jeritan keras Bondo dan Woso membuat Pertapa Hinip seakan baru tersadar dari keadaannya, tapi terlambat, sosok Bondo dan Woso sudah terpental jauh dan akhirnya terkapar diujung pandangannya.
Apa yang terjadi pada Wika, benar-benar memberikan pukulan keras terhadap Bintang, Bintang semakin menyadari dengan semua kesaktian yang dimilikinya saat ini masih belum cukup mampu untuk menolong Wika. Masih banyak kesaktian yang belum Bintang miliki untuk menjalani kehidupan ini. Pikiran Bintang yang kalut setelah meninggalkan wilayah Blambang Sewu, Bintang mampir sejenak ke Setyo Kencana untuk memberikan penawar racun ular emas kepada Patih Ranggalawu dan Patih Sahdewa, setelah itu Bintang langsung kembali ke Bukit Bayangan. Bintang ingin menenangkan pikirannya dirumah sambil terus memikirkan cara untuk menolong Wika.Kembalinya Bintang, tentu saja disambut dengan sangat suka cita oleh seluruh keluarga dan istri-istri Bintang, tapi karena kekalutan pikirannya membuat Bintang hanya menanggapinya dengan senyum datar.Malam itu, Bintang yang pikirannya sedang kalut, berjalan keluar dari rumahnya untuk mencari udara segar, Bintang tampak menatap kearah bulan yang bersin