Pertapa Hinip terlihat langsung menggesek-gesekkan tangannya kearah Wika.
Clleeetarrr !!!
Satu petir menyambar cepat kearah Wika dengan sangat cepat, Wika sendiri yang memang sudah mengetahui tentang serangan itu dari petunjuk Nenek Ular segera bergerak menghindar.
Glaarrr !!!
Tempat yang ada dibelakang Wika langsung hancur berantakan begitu terkena serangan petir Pertapa Hinip.
Sambil menghindar, Wika dengan cepat menghimpun Ajian Serat Jiwa tingkat IX yang bernama "Ajian Gelang-gelang" yang menciptakan gelang api yang berkobar-kobar... Jurus ini membuat suatu lingkaran energi di telapak tangan untuk membentuk Gelang-gelang yang mampu memotong lawan-lawannya.
Wuuuttt !!! Wuuuttt !!!
Wika langsung melepaskan Ajian Gelang-gelangnya yang dahsyat kearah Pertapa Hinip. Kali ini Pertapa Hinip yang bergerak cepat untuk menghindari serangan Wika.
Blleesstttt !!!
Rerumputan yang ada dibelakang
Dhuer !! Dhuer !! Dhuer !! Dhuer !! Dhuer !!Pertapa Hinip melancarkan serangan gencarnya yang berupa petir menyambar kearah Wika yang terlihat kewalahan menghadapinya.Wika terus bergerak menghindar, Wika tak mampu mengimbangi serangan gencar Pertapa Hinip dengan Ajian Gelang-gelangnya, bahkan untuk mengerahkan Ajian Serat Jiwa tingkat X-nya, "Ajian Serat Netra Dahana" Wika dibuat tak memiliki kesempatan untuk membuka ajian barunya oleh Pertapa Hinip.Dan saat memiliki kesempatan, Wika dengan cepat merapal Ajian Serat Jiwa tingkat II-nya, "Ajian Serat Wadag Brajawesi" yang bisa meningkatkan kekuatan tubuhnya hingga memiliki kekebalan terhadap serangan lawan.Dhuarrr !!!Tepat disaat Wika mengerahkan Ajian Serat Wadag Brajawesinya, saat itu pula serangan petir Pertapa Hinip menyambarnya hingga terjadi ledakan dahsyat yang cukup keras. Dan ini sempat memecah perhatian Bintang yang langsung mengar
Suasana di tempat pertarungan terlihat sunyi, baik Bintang maupun Pertapa Hinip sama-sama tengah berkonsentrasi untuk menyembuhkan luka dalam masing-masing orang yang saat ini telah ditempeli telapak tangan mereka. Bintang membantu Wika, Pertapa Hinip membantu Bondo dan Woso.Setelah cukup lama. Bintang tampak lebih dulu menyudahi tindakannya. Wika tampak membuka matanya kembali dan menatap kearah Bintang dengan tersenyum.“Terima kasih kang” ucap Wika.Bintang mengangguk.“Wika beristirahat saja dulu, biar kakang yang menghadapi pertapa itu” ucap Bintang mantap, Wika juga menyambutnya dengan mengangguk mantap. Dengan tangannya Bintang lalu mengangkat Wika kedalam pondongannya, lalu membawa Wika menyingkir agak menjauh dari tempat itu. Sementara itu Pertapa Hinip juga sudah mengakhiri tindakannya menolong Bondo dan Woso.Hampir bersamaan baik Bintang maupun Pertapa Hinip sama-sama berjalan kedepan. Bintang tampak melepaskan
“Petir pecahkan keheningan, heaaa !!!”Pertapa Hinip terlihat langsung menggesek-gesekkan tangannya kearah Bintang.Duer!!Sebuah petir menyambar cepat kearah Bintang dengan sangat cepat, bibir Pertapa Hinip yang terkatup rapat terlihat tersenyum melihat lawannya tidak bergerak sedikitpun untuk menghindari serangan lawannya.Glaarrr !!!Tubuh Bintang dengan telak tersambar petir serangan Pertapa Hinip. Senyum diwajah Pertapa Hinip memudar saat melihat sosok Bintang masih berdiri dengan utuh, padahal baru saja tersambar petir.Tak percaya dengan apa yang dilihatnya, Pertapa Hinip kembali menggesekkan tangannya.Duer!!Glaarrr !!!Kembali tubuh Bintang terhantam serangan petir, tapi lagi-lagi hasilnya tetap sama, Bintang tetap berdiri sehat bugar ditempatnya.Duer!! Duer!!Dua petir dilepaskan oleh Pertapa Hinip kearah Bintang.Glaarrr !!! Glaarrr !!!Dua ledakan terjadi dis
Pangeran Blambang Sewu sendiri tampak turun dari kudanya, Jonggrang ikut-ikutan turun, lalu Jonggrang tampak membawa kuda mereka kepinggir. Sementara sosok Pangeran Blambang Sewu kini sudah berhadapan dengan Wika.“Aku ingin menjajal kehebatan Ajian Serat Jiwamu !” ucap Pangeran Blambang Sewu lagi tanpa basa basi.Wajah Wika berubah, Wika terlihat berfikir sejenak.“Coba kau hadapi Ajian braja geniku ini !” ucap Pangeran Blambang Sewu seraya menghimpun kekuatannya. Tak tanggung-tanggung, salah satu dari ilmu ajian braja warisan ayahandanya digunakan.Pangeran Blambang Sewu telah mewarisi kesaktian ayahandanya, Gusti prabu Blambang Sewu yang mewariskan “Ilmu Ajian braja” padanya, yakni Ajian braja Sengkala, Ajian braja geni, dan Ajian brajamusti. Ketiganya merupakan bentuk ilmu pukulan, kekebalan fisik dan ghaib dalam menghadapi ancaman dari lawan yang
Gelang-gelang api yang berkobar-kobar dengan telak menghantam sosok Pangeran Blambang Sewu, bila biasanya Gelang-gelang api sanggup memotong pohon besar dan membelah batu besar, kini menghantam sosok tubuh Pangeran Blambang Sewu, dapat dibayangkan hasil yang akan terjadi.Tapi wajah Wika berubah seketika saat melihat sosok Pangeran Blambang Sewu masih berdiri dengan utuh, bahkan melemparkan senyum sinis kearahnya.“Gelang-gelang, heaaa !!!”Wuuuttt !!! Wuuuttt !!!Kembali Wika mengerahkan ajian Gelang-gelangnya, dua Gelang-gelang api kembali melesat kearah Pangeran Blambang Sewu.Dhuarr !! Dhuarr !!Kembali sosok Pangeran Blambang Sewu dihantam ajian Gelang-gelang, hasilnya tetap sama, sosok Pangeran Blambang Sewu tetap berdiri dengan gagah ditempatnya.Menyadari kalau ajian Gelang-gelangnya tidak dapat berbuat banyak, maka Wika kembali menghimpun tenaganya. Ha
Plassshhh !!!Kekuatan Ajian Serat Jiwa tampak menghilang dari tubuh Wika.“Kenapa, kau takut ?!!!” tanya Pangeran Blambang Sewu tersenyum sinis melihat lawannya menarik kekuatan.Srettt !!! Srettt !!!Tanpa menjawab, Wika tampak mengeluarkan sesuatu dari balik belakang pinggangnya. Sepasang senjata trisula emas kini sudah tergenggam dikedua tangan Wika.Merasa tak mungkin untuk mengalahkan ajian rengkah gunung dalam keadaan terluka seperti saat ini, Wika memutuskan untuk menggunakan Mustika Kembar Trisula Ular Emasnya.Pangeran Blambang Sewu ikut mencabut keris yang ada dibelakang pinggangnya. Lalu mencium keris ditangannya, dan ;Cringg !!!Keris tercabut dari warangkanya.Werrrr !!!Keris itu langsung mengeluarkan cahaya merah yang sangat terang benderang, Wika yang melihat hal itu menyadari kalau keris ditangan Pangeran Blambang Sewu bukanlah keris sembarangan. Duga
Sosok seekor ular raksasa berwarna kuning keemasan terlihat menegakkan kepalanya, menghadapi orang-orang yang ada disekitarnya. Sungguh besar dan tinggi sekali sosok ular raksasa ini, setinggi pohon kelapa, belum lagi ditambah sosoknya yang besar, sungguh mengerikan sekali sosok ular raksasa kuning keemasan ini. Sementara itu ratusan orang prajurit bersenjata lengkap tampak sudah mengepung sosok ular raksasa tersebut. Walaupun besenjata lengkap, tapi wajah-wajah para prajurit tampak pucat pasi. Bagaimana tidak, yang mereka kepung saat ini adalah wujud raksasa seekor ular raksasa yang sekali caplok, tubuh mereka akan tertelan bulat-bulat. Di hadapan sosok ular raksasa kuning keemasan, tampak berdiri sosok-sosok berpakaian khas bangsawan kerajaan, mereka adalah Pangeran Blambang Sewu, Jonggrang, Pertapa Hinip dan beberapa orang senopati agul Blambang Sewu. Sementara sosok ular raksasa kuning keemasan itu tak lain adalah jelmaan Wika yang telah berubah menjadi sosok Siluman Ula
Ledakan dahsyat terjadi saat pukulan dahsyat Pangeran Blambang Sewu menghantam tubuh Siluman Ular Emas. Kepulan asap terlihat disosok Siluman Ular Emas yang terlihat terseret mundur kebelakang. Dan saat kabut asap sirna, terlihat sosok Siluman Ular Emas sudah bangkit kembali tanpa cidera sedikitpun.Tapi Pangeran Blambang Sewu tak tinggal diam begitu, saja,“Kitiran Sewu, heaaaa !!!!” Pangeran Blambang Sewu terus bergerak lebih cepat melancarkan pukulan Kitiran Sewunya.Jonggrang dan para senopati Blambang Sewupun ikut mendukung dengan menyerang beramai-ramai sosok Siluman Ular Emas, hingga kini sosok Siluman Ular Emas tampak kewalahan menghadapi serangan-serangan lawannya. Walau tidak ada serangan yang dapat melukainya, tapi tetap saja Siluman Ular Emas terlihat sangat kewalahan menghadapi serangan-serangan gencar lawan-lawannya.Duar ! Duar ! Duar ! Duar ! Duar ! Duar ! Duar !Serangan gencar terus menghantam sosok S