Dhuer !! Dhuer !! Dhuer !! Dhuer !! Dhuer !!
Pertapa Hinip melancarkan serangan gencarnya yang berupa petir menyambar kearah Wika yang terlihat kewalahan menghadapinya.
Wika terus bergerak menghindar, Wika tak mampu mengimbangi serangan gencar Pertapa Hinip dengan Ajian Gelang-gelangnya, bahkan untuk mengerahkan Ajian Serat Jiwa tingkat X-nya, "Ajian Serat Netra Dahana" Wika dibuat tak memiliki kesempatan untuk membuka ajian barunya oleh Pertapa Hinip.
Dan saat memiliki kesempatan, Wika dengan cepat merapal Ajian Serat Jiwa tingkat II-nya, "Ajian Serat Wadag Brajawesi" yang bisa meningkatkan kekuatan tubuhnya hingga memiliki kekebalan terhadap serangan lawan.
Dhuarrr !!!
Tepat disaat Wika mengerahkan Ajian Serat Wadag Brajawesinya, saat itu pula serangan petir Pertapa Hinip menyambarnya hingga terjadi ledakan dahsyat yang cukup keras. Dan ini sempat memecah perhatian Bintang yang langsung mengar
Suasana di tempat pertarungan terlihat sunyi, baik Bintang maupun Pertapa Hinip sama-sama tengah berkonsentrasi untuk menyembuhkan luka dalam masing-masing orang yang saat ini telah ditempeli telapak tangan mereka. Bintang membantu Wika, Pertapa Hinip membantu Bondo dan Woso.Setelah cukup lama. Bintang tampak lebih dulu menyudahi tindakannya. Wika tampak membuka matanya kembali dan menatap kearah Bintang dengan tersenyum.“Terima kasih kang” ucap Wika.Bintang mengangguk.“Wika beristirahat saja dulu, biar kakang yang menghadapi pertapa itu” ucap Bintang mantap, Wika juga menyambutnya dengan mengangguk mantap. Dengan tangannya Bintang lalu mengangkat Wika kedalam pondongannya, lalu membawa Wika menyingkir agak menjauh dari tempat itu. Sementara itu Pertapa Hinip juga sudah mengakhiri tindakannya menolong Bondo dan Woso.Hampir bersamaan baik Bintang maupun Pertapa Hinip sama-sama berjalan kedepan. Bintang tampak melepaskan
“Petir pecahkan keheningan, heaaa !!!”Pertapa Hinip terlihat langsung menggesek-gesekkan tangannya kearah Bintang.Duer!!Sebuah petir menyambar cepat kearah Bintang dengan sangat cepat, bibir Pertapa Hinip yang terkatup rapat terlihat tersenyum melihat lawannya tidak bergerak sedikitpun untuk menghindari serangan lawannya.Glaarrr !!!Tubuh Bintang dengan telak tersambar petir serangan Pertapa Hinip. Senyum diwajah Pertapa Hinip memudar saat melihat sosok Bintang masih berdiri dengan utuh, padahal baru saja tersambar petir.Tak percaya dengan apa yang dilihatnya, Pertapa Hinip kembali menggesekkan tangannya.Duer!!Glaarrr !!!Kembali tubuh Bintang terhantam serangan petir, tapi lagi-lagi hasilnya tetap sama, Bintang tetap berdiri sehat bugar ditempatnya.Duer!! Duer!!Dua petir dilepaskan oleh Pertapa Hinip kearah Bintang.Glaarrr !!! Glaarrr !!!Dua ledakan terjadi dis
Pangeran Blambang Sewu sendiri tampak turun dari kudanya, Jonggrang ikut-ikutan turun, lalu Jonggrang tampak membawa kuda mereka kepinggir. Sementara sosok Pangeran Blambang Sewu kini sudah berhadapan dengan Wika.“Aku ingin menjajal kehebatan Ajian Serat Jiwamu !” ucap Pangeran Blambang Sewu lagi tanpa basa basi.Wajah Wika berubah, Wika terlihat berfikir sejenak.“Coba kau hadapi Ajian braja geniku ini !” ucap Pangeran Blambang Sewu seraya menghimpun kekuatannya. Tak tanggung-tanggung, salah satu dari ilmu ajian braja warisan ayahandanya digunakan.Pangeran Blambang Sewu telah mewarisi kesaktian ayahandanya, Gusti prabu Blambang Sewu yang mewariskan “Ilmu Ajian braja” padanya, yakni Ajian braja Sengkala, Ajian braja geni, dan Ajian brajamusti. Ketiganya merupakan bentuk ilmu pukulan, kekebalan fisik dan ghaib dalam menghadapi ancaman dari lawan yang
Gelang-gelang api yang berkobar-kobar dengan telak menghantam sosok Pangeran Blambang Sewu, bila biasanya Gelang-gelang api sanggup memotong pohon besar dan membelah batu besar, kini menghantam sosok tubuh Pangeran Blambang Sewu, dapat dibayangkan hasil yang akan terjadi.Tapi wajah Wika berubah seketika saat melihat sosok Pangeran Blambang Sewu masih berdiri dengan utuh, bahkan melemparkan senyum sinis kearahnya.“Gelang-gelang, heaaa !!!”Wuuuttt !!! Wuuuttt !!!Kembali Wika mengerahkan ajian Gelang-gelangnya, dua Gelang-gelang api kembali melesat kearah Pangeran Blambang Sewu.Dhuarr !! Dhuarr !!Kembali sosok Pangeran Blambang Sewu dihantam ajian Gelang-gelang, hasilnya tetap sama, sosok Pangeran Blambang Sewu tetap berdiri dengan gagah ditempatnya.Menyadari kalau ajian Gelang-gelangnya tidak dapat berbuat banyak, maka Wika kembali menghimpun tenaganya. Ha
Plassshhh !!!Kekuatan Ajian Serat Jiwa tampak menghilang dari tubuh Wika.“Kenapa, kau takut ?!!!” tanya Pangeran Blambang Sewu tersenyum sinis melihat lawannya menarik kekuatan.Srettt !!! Srettt !!!Tanpa menjawab, Wika tampak mengeluarkan sesuatu dari balik belakang pinggangnya. Sepasang senjata trisula emas kini sudah tergenggam dikedua tangan Wika.Merasa tak mungkin untuk mengalahkan ajian rengkah gunung dalam keadaan terluka seperti saat ini, Wika memutuskan untuk menggunakan Mustika Kembar Trisula Ular Emasnya.Pangeran Blambang Sewu ikut mencabut keris yang ada dibelakang pinggangnya. Lalu mencium keris ditangannya, dan ;Cringg !!!Keris tercabut dari warangkanya.Werrrr !!!Keris itu langsung mengeluarkan cahaya merah yang sangat terang benderang, Wika yang melihat hal itu menyadari kalau keris ditangan Pangeran Blambang Sewu bukanlah keris sembarangan. Duga
Sosok seekor ular raksasa berwarna kuning keemasan terlihat menegakkan kepalanya, menghadapi orang-orang yang ada disekitarnya. Sungguh besar dan tinggi sekali sosok ular raksasa ini, setinggi pohon kelapa, belum lagi ditambah sosoknya yang besar, sungguh mengerikan sekali sosok ular raksasa kuning keemasan ini. Sementara itu ratusan orang prajurit bersenjata lengkap tampak sudah mengepung sosok ular raksasa tersebut. Walaupun besenjata lengkap, tapi wajah-wajah para prajurit tampak pucat pasi. Bagaimana tidak, yang mereka kepung saat ini adalah wujud raksasa seekor ular raksasa yang sekali caplok, tubuh mereka akan tertelan bulat-bulat. Di hadapan sosok ular raksasa kuning keemasan, tampak berdiri sosok-sosok berpakaian khas bangsawan kerajaan, mereka adalah Pangeran Blambang Sewu, Jonggrang, Pertapa Hinip dan beberapa orang senopati agul Blambang Sewu. Sementara sosok ular raksasa kuning keemasan itu tak lain adalah jelmaan Wika yang telah berubah menjadi sosok Siluman Ula
Ledakan dahsyat terjadi saat pukulan dahsyat Pangeran Blambang Sewu menghantam tubuh Siluman Ular Emas. Kepulan asap terlihat disosok Siluman Ular Emas yang terlihat terseret mundur kebelakang. Dan saat kabut asap sirna, terlihat sosok Siluman Ular Emas sudah bangkit kembali tanpa cidera sedikitpun.Tapi Pangeran Blambang Sewu tak tinggal diam begitu, saja,“Kitiran Sewu, heaaaa !!!!” Pangeran Blambang Sewu terus bergerak lebih cepat melancarkan pukulan Kitiran Sewunya.Jonggrang dan para senopati Blambang Sewupun ikut mendukung dengan menyerang beramai-ramai sosok Siluman Ular Emas, hingga kini sosok Siluman Ular Emas tampak kewalahan menghadapi serangan-serangan lawannya. Walau tidak ada serangan yang dapat melukainya, tapi tetap saja Siluman Ular Emas terlihat sangat kewalahan menghadapi serangan-serangan gencar lawan-lawannya.Duar ! Duar ! Duar ! Duar ! Duar ! Duar ! Duar !Serangan gencar terus menghantam sosok S
Bintang meyakini kalau ular besar berwarna keemasan itu adalah jelmaan Wika yang telah menggunakan ajian Siluman Ular Emasnya, maka Bintangpun segera bertindak cepat.Bintang merapatkan kedua telapak tangannya didepan dada, sebuah bayangan hitam besar muncul diatas kepala Bintang, kesempatan ini Bintang pergunakan untuk mencoba Segel Dewa Kegelapan yang baru saja didapatkannya.“Segel Dewa Kegelapan, Kehampaan sejati!” ucap Bintang lagi mengerahkan Segel Dewa Kegelapannya dan seketika saja tempat dimana Pangeran Blambang Sewu dan rombongannya langsung terkurung didalam ruang kegelapan. Bintang sendiri langsung mendekati sosok Siluman Ular Emas yang masih terkapar lemah.<<kilas balik>>Tapi baru saja mendekat, Bintang sudah diserang oleh Siluman Ular Emas, hingga mau tak mau Bintang segera menghindarinya. Bintang yang meyakini kalau sosok jelmaan Siluman Ular Emas itu adalah Wika hanya b
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig