Putri Zhena tampak dengan mata indahnya yang berwarna biru melotot memandang kearah Bintang dan Una Lyn. Semakin lama semakin melotot, hingga menyadarkan Bintang dan Una Lyn secara bersamaan. Keduanya dengan segera melepaskan pelukan masing-masing.
Una Lyn dengan cepat menjura hormat dengan wajah tertunduk saat melihat Putri Zhena berjalan kearahnya. Una Lyn sudah bersiap untuk menerima perlakuan keras dari sang putri atas apa yang dilakukannya bersama Bintang.
“Una Lyn, aku tak perduli kalau kau adalah kekasihnya Bintang, tapi saat Bintang sudah menjadi suamiku, kau harus menjauhinya, karena Bintang akan jadi majikanmu. Aku takkan melarangmu selama Bintang masih belum menjadi suamiku dan nikmati kebersamaanmu bersama Bintang, selagi masih ada waktu!” betapa terkejut Una Lyn mendengar kata-kata sang putri, bahkan Bintang yang ada disebelahnyapun ikut terkejut. Una Lyn sungguh tak menyangka kalau sang putri justru berucap demikian dan tidak menamparnya seper
Suasana yang bergemuruh seperti konser itu, tiba-tiba saja berubah hening. Semua perhatian kini tampak tertuju kearah panggung kehormatan. Dimana rombongan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tampak tengah menaiki panggung kehormatan itu. Semua bangsa jin yang ada ditempat itu langsung mengambil sikap hormat dengan bersujud.“Terimalah salam hormat kami, Tuanku maharaja. Penguasa jagat alam semesta” semua bangsa jin ditempat itu secara bersama-sama memberikan kalimat penghormatannya kepada maharaja mereka, sehingga suara itu terdengar bergemuruh ditempat itu, tapi tidak riuh.Di antara semua yang menjura hormat, hanya satu orang yang tidak bersujud. Dialah Bintang. Bintang memberikan hormat dengan gayanya sendiri, kaki kanannya menekuk sedang lutut kirinya menyentuh tanah dengan kedua telapak tangan yang menyatu didepan dada. Walaupun saat ini semua bangsa jin dalam keadaan bersujud, tapi ada juga beberapa orang bangsa jin yang nakal, yang melirikkan pandangann
“Pangeran Syaywarod ini orangnya pintar juga, dia sengaja berucap seperti itu didepan umum, agar bila aku menang nanti, dia yang akan menjadi lawan terakhirku nanti. Kalau begitu aku harus menyelesaikan pertarungan ini secepat mungkin, agar tenagaku tidak terlalu terkuras untuk menghadapinya di pertarungan terakhir” membatin Pangeran Mazhab.“Silahkan Pangeran Mazhab...” terdengar suara Ifrit membahana ditempat itu. Pangeran Mazhab segera berpaling kearah Ifrit dan menjurakan hormatnya. Lalu kembali berpaling kearah arena pertarungan, dimana sosok Bintang berada.Weerrrr...!Tiba-tiba saja semua mata terbelalak, semua mata membesar saat melihat bagaimana sosok Pangeran Mazhab tiba-tiba saja melayang dengan sangat ringannya dari tempatnya berada, menuju ke arah arena. Kemampuan yang sangat mengagumkan.“Hebat. Pangeran bisa terbang!”“Iya benar, Pangeran Mazhab benar-benar bisa terbang”Terdenga
Wessshhh...!Sebuah perisai energi terbentuk menutupi arena pertarungan, hingga badai pusaran angin dahsyat itu tidak sampai keluar meluluh lantahkan tempat itu, rupanya Jin Ifrit bertindak cepat melindungi tempat itu dengan membentuk medan energi disepanjang arena pertarungan.Sementara itu, Bintang masih berdiri ditengah-tengah dua badai pusaran angin yang terus berputar-putar dahsyat mengelilinginya, untung saja Bintang sudah mengerahkan tenaga dalam pada kedua kakinya, hingga Bintang masih bisa bertahan dari sapuan badai gelombang pusaran angin tersebut.Sementara itu di ketinggian udara, sosok Pangeran Mazhab masih berdiri dengan angkernya. Kedua matanya semakin bersinar dengan terang menatap kearah lawannya. Melihat energi perisai pelindung yang menutupi arena pertarungan, wajah Pangeran Mazhab mengeluarkan seringai senyum. Ini berarti, Pangeran Mazhab bisa memberikan serangan dahsyatnya tanpa harus khawatir akan salah sasaran.Bintang menatap keara
Buuumm! Buuumm!Tapi betapa terkejutnya Bintang, saat tiba-tiba saja dua kilatan lidah petir lain telah menghantam punggungnya dari belakang.Buuumm! Buuumm!Kembali dua kilatan lidah petir menghantam dari arah depan.Buuumm! Buuumm!Dua kilatan lidah petir kembali menghantam dari arah belakang dan begitulah yang seterusnya terjadi. Rupanya Pangeran Mazhab terus mengerahkan jurus Badai Guruh Langit, petir bernyawanya kepada Bintang, tanpa memberikan sedikitpun kesempatan bagi Bintang untuk mengatasinya. Akibatnya, kini tubuh Bintang terlihat terombang ambing di hantam dua kilatan lidah petir dari arah depan dan belakang tanpa henti.Buuumm! Buuumm!"Huaghh!!"Darah kental hitam kemerahan tersembur keluar dari dalam mulut Bintang diantara hantam dua kilatan lidah petir ditubuhnya.Di ketinggian. Pangeran Mazhab terlihat tersenyum melihat serangannya dengan telak mengenai lawannya secara beruntun dan ini ber
Semua menanti dengan perasaan berdebar, siapa diantara keduanya yang akan bangkit dan memenangkan pertarungan ini. Beberapa saat lamanya, semua menahan nafas. Begitu tegang dengan keadaan di arena pertarungan.Dagh!Jantung mereka yang berada ditempat itu seakan mau putus, saat melihat jari jemari Pangeran Mazhab terlihat bergerak. Hampir saja mereka berteriak dan meloncat kegirangan melihat hal itu, tapi mereka tentu segan terhadap keberadaan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal di panggung kehormatan.Di tempatnya, sosok Pangeran Mazhab terlihat mulai bangkit dari terkaparnya. Wajahnya bersimbah darah yang kering. Begitu bangkit dari terkaparnya, Pangeran Mazhab tidak langsung berdiri, melainkan masih duduk menatap tajam kearah sosok lawannya yang masih terkapar ditempatnya.“Hidup Pangeran Mazhab!” tiba-tiba saja sebuah suara keras terdengar membahana ditempat itu.“Hidup ! Pangeran Mazhab!” kembali terdengar suara keras di ba
Tranggg...!Kedua senjata bertemu ditengah-tengah hingga menimbulkan pijaran bunga api yang berpijar. Raut wajah Pangeran Mazhab terlihat berubah, karena biasanya senjata lawan akan langsung musnah menjadi abu saat berbenturan dengan Petir Dewa miliknya. Tapi Pedang Raja Jin Pilar Bumi mampu menangkal serangannya. Dari terkejut, wajah Pangeran Mazhab kembali tersenyum saat menyadari kalau lawannya saat ini memang sangat pantas untuk dikalahkan. Maka ;“Hiyaatttt..!”Wutttt... wuttt... wuttt... wuttt...!Pangeran Mazhab mengibaskan Petir Dewa ditangannya secara cepat kearah tubuh lawannya.“Hiaaah...!”Bintangpun tak kalah.Tranggg...! Tranggg...! Tranggg...! Tranggg...!Kedua pendekar sakti ini bertarung dengan jurus-jurus tingkat tinggi. Gerakan-gerakannya sangat cepat, sulit diikuti mata biasa, sehingga yang terlihat hanya bayangan saja berkelebatan saling sambar. Dalam waktu singkat
“Hiaaah...!”Crasshh..!“Akhhh!” terdengar satu teriakan keras terdengar seiring dengan sosok keduanya saling bertemu dan saling melewati diri masing-masing. Semua terkejut, semua berdebar. Suara siapakah yang berteriak kesakitan itu. Saat ini sosok Bintang dan Pangeran Mazhab sudah sama-sama berhasil menjejakkan kaki ketanah dengan saling membelakangi.Semua orang yang merupakan bangsa jin, tampak memandang berkali-kali kearah Pangeran Mazhab dan Bintang, ke kiri dan ke kanan. Ke kanan dan ke kiri. Keduanya masih terlihat saling berdiri, terdiam ditempatnya. Hanya saja, bila pedang pilar bumi milik Bintang masih tergenggam ditangannya, Petir Dewa milik Pangeran Mazhab terlihat sudah tidak ada lagi ditangan Pangeran Mazhab. Tapi kemudian mata-mata orang yang ada disekeliling arena pertarungan membesar saat melihat Petir Dewa milik Pangeran Mazhab terlihat menembus dan tertanam di dada sebelah kiri Bintang dan tembus hing
Wusshh..!Sosok Raja Munaliq kini mengeluarkan kilatan petir dari sekujur tubuhnya, membuat semua yang melihatnya bergidik ngeri. Terlihat bagaimana kini wajah Raja Munaliq terangkat kejurusan Bintang berada. Kedua matanya yang telah dipenuhi oleh sinar putih berkilat-kilat petir tampak menatap tajam kearah Bintang. Tanpa menggerakkan pandangannya kearah Bintang, Raja Munaliq dengan sangat perlahan meletakkan jasad putra sulungnya itu kebawah, seolah-olah jasad Pangeran Mazhab itu seperti barang yang mudah pecah. Setelah meletakkan ke tanah lembut. Raja Munaliq kembali berdiri dengan tetap menatap tajam kearah Bintang.Rombongan Raja Munaliq tau, kalau saat ini sekujur tubuh Raja Munaliq telah dipenuhi aura pembunuh yang sangat dahsyat, kematian Pangeran Mazhab telah membuat Raja Munaliq gelap mata. Keinginannya saat ini hanya satu. Membalaskan kematian putra kesayangannya terhadap lawannya.Wusshh...!Sosok Raja Munaliq melesat bagaikan kilat yang menyam
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig