MALAM ITU. DI PAVILIUN BARAT, di istana Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Tampak sekumpulan orang tengah berkumpul, mereka adalah orang-orang dari Raja Shughal dari Barat. Seperti biasa, malam ini mereka berkumpul untuk membahas tentang pertarungan yang telah terjadi sebelumnya antara Pangeran Ahmar dan bangsa manusia, bernama Bintang yang saat ini tengah menjadi buah bibir bagi semua bangsa jin di negeri atas langit. Pangeran Syaywarodpun terlihat ada diruangan itu.
“Jadi, bagaimana menurutmu Masauth?” tanya Raja Shughal kepada salah satu penasehat utamanya di kerajaan barat. Jin Masauth adalah sejenis jin yang bertugas mengadu domba agar manusia saling curiga dan akhirnya saling membenci. Jin ini biasanya suka mengadu domba hal kecil maupun hal besar.
Jin Masauth terlihat terdiam sejenak, matanya terpejam, lalu terlihat jari-jari tangannya bergerak seperti orang yang tengah menghitung. Semua orang yang berada ditempat itu tampak dengan sabar menunggu jin M
Putri Zhena tampak dengan mata indahnya yang berwarna biru melotot memandang kearah Bintang dan Una Lyn. Semakin lama semakin melotot, hingga menyadarkan Bintang dan Una Lyn secara bersamaan. Keduanya dengan segera melepaskan pelukan masing-masing.Una Lyn dengan cepat menjura hormat dengan wajah tertunduk saat melihat Putri Zhena berjalan kearahnya. Una Lyn sudah bersiap untuk menerima perlakuan keras dari sang putri atas apa yang dilakukannya bersama Bintang.“Una Lyn, aku tak perduli kalau kau adalah kekasihnya Bintang, tapi saat Bintang sudah menjadi suamiku, kau harus menjauhinya, karena Bintang akan jadi majikanmu. Aku takkan melarangmu selama Bintang masih belum menjadi suamiku dan nikmati kebersamaanmu bersama Bintang, selagi masih ada waktu!” betapa terkejut Una Lyn mendengar kata-kata sang putri, bahkan Bintang yang ada disebelahnyapun ikut terkejut. Una Lyn sungguh tak menyangka kalau sang putri justru berucap demikian dan tidak menamparnya seper
Suasana yang bergemuruh seperti konser itu, tiba-tiba saja berubah hening. Semua perhatian kini tampak tertuju kearah panggung kehormatan. Dimana rombongan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tampak tengah menaiki panggung kehormatan itu. Semua bangsa jin yang ada ditempat itu langsung mengambil sikap hormat dengan bersujud.“Terimalah salam hormat kami, Tuanku maharaja. Penguasa jagat alam semesta” semua bangsa jin ditempat itu secara bersama-sama memberikan kalimat penghormatannya kepada maharaja mereka, sehingga suara itu terdengar bergemuruh ditempat itu, tapi tidak riuh.Di antara semua yang menjura hormat, hanya satu orang yang tidak bersujud. Dialah Bintang. Bintang memberikan hormat dengan gayanya sendiri, kaki kanannya menekuk sedang lutut kirinya menyentuh tanah dengan kedua telapak tangan yang menyatu didepan dada. Walaupun saat ini semua bangsa jin dalam keadaan bersujud, tapi ada juga beberapa orang bangsa jin yang nakal, yang melirikkan pandangann
“Pangeran Syaywarod ini orangnya pintar juga, dia sengaja berucap seperti itu didepan umum, agar bila aku menang nanti, dia yang akan menjadi lawan terakhirku nanti. Kalau begitu aku harus menyelesaikan pertarungan ini secepat mungkin, agar tenagaku tidak terlalu terkuras untuk menghadapinya di pertarungan terakhir” membatin Pangeran Mazhab.“Silahkan Pangeran Mazhab...” terdengar suara Ifrit membahana ditempat itu. Pangeran Mazhab segera berpaling kearah Ifrit dan menjurakan hormatnya. Lalu kembali berpaling kearah arena pertarungan, dimana sosok Bintang berada.Weerrrr...!Tiba-tiba saja semua mata terbelalak, semua mata membesar saat melihat bagaimana sosok Pangeran Mazhab tiba-tiba saja melayang dengan sangat ringannya dari tempatnya berada, menuju ke arah arena. Kemampuan yang sangat mengagumkan.“Hebat. Pangeran bisa terbang!”“Iya benar, Pangeran Mazhab benar-benar bisa terbang”Terdenga
Wessshhh...!Sebuah perisai energi terbentuk menutupi arena pertarungan, hingga badai pusaran angin dahsyat itu tidak sampai keluar meluluh lantahkan tempat itu, rupanya Jin Ifrit bertindak cepat melindungi tempat itu dengan membentuk medan energi disepanjang arena pertarungan.Sementara itu, Bintang masih berdiri ditengah-tengah dua badai pusaran angin yang terus berputar-putar dahsyat mengelilinginya, untung saja Bintang sudah mengerahkan tenaga dalam pada kedua kakinya, hingga Bintang masih bisa bertahan dari sapuan badai gelombang pusaran angin tersebut.Sementara itu di ketinggian udara, sosok Pangeran Mazhab masih berdiri dengan angkernya. Kedua matanya semakin bersinar dengan terang menatap kearah lawannya. Melihat energi perisai pelindung yang menutupi arena pertarungan, wajah Pangeran Mazhab mengeluarkan seringai senyum. Ini berarti, Pangeran Mazhab bisa memberikan serangan dahsyatnya tanpa harus khawatir akan salah sasaran.Bintang menatap keara
Buuumm! Buuumm!Tapi betapa terkejutnya Bintang, saat tiba-tiba saja dua kilatan lidah petir lain telah menghantam punggungnya dari belakang.Buuumm! Buuumm!Kembali dua kilatan lidah petir menghantam dari arah depan.Buuumm! Buuumm!Dua kilatan lidah petir kembali menghantam dari arah belakang dan begitulah yang seterusnya terjadi. Rupanya Pangeran Mazhab terus mengerahkan jurus Badai Guruh Langit, petir bernyawanya kepada Bintang, tanpa memberikan sedikitpun kesempatan bagi Bintang untuk mengatasinya. Akibatnya, kini tubuh Bintang terlihat terombang ambing di hantam dua kilatan lidah petir dari arah depan dan belakang tanpa henti.Buuumm! Buuumm!"Huaghh!!"Darah kental hitam kemerahan tersembur keluar dari dalam mulut Bintang diantara hantam dua kilatan lidah petir ditubuhnya.Di ketinggian. Pangeran Mazhab terlihat tersenyum melihat serangannya dengan telak mengenai lawannya secara beruntun dan ini ber
Semua menanti dengan perasaan berdebar, siapa diantara keduanya yang akan bangkit dan memenangkan pertarungan ini. Beberapa saat lamanya, semua menahan nafas. Begitu tegang dengan keadaan di arena pertarungan.Dagh!Jantung mereka yang berada ditempat itu seakan mau putus, saat melihat jari jemari Pangeran Mazhab terlihat bergerak. Hampir saja mereka berteriak dan meloncat kegirangan melihat hal itu, tapi mereka tentu segan terhadap keberadaan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal di panggung kehormatan.Di tempatnya, sosok Pangeran Mazhab terlihat mulai bangkit dari terkaparnya. Wajahnya bersimbah darah yang kering. Begitu bangkit dari terkaparnya, Pangeran Mazhab tidak langsung berdiri, melainkan masih duduk menatap tajam kearah sosok lawannya yang masih terkapar ditempatnya.“Hidup Pangeran Mazhab!” tiba-tiba saja sebuah suara keras terdengar membahana ditempat itu.“Hidup ! Pangeran Mazhab!” kembali terdengar suara keras di ba
Tranggg...!Kedua senjata bertemu ditengah-tengah hingga menimbulkan pijaran bunga api yang berpijar. Raut wajah Pangeran Mazhab terlihat berubah, karena biasanya senjata lawan akan langsung musnah menjadi abu saat berbenturan dengan Petir Dewa miliknya. Tapi Pedang Raja Jin Pilar Bumi mampu menangkal serangannya. Dari terkejut, wajah Pangeran Mazhab kembali tersenyum saat menyadari kalau lawannya saat ini memang sangat pantas untuk dikalahkan. Maka ;“Hiyaatttt..!”Wutttt... wuttt... wuttt... wuttt...!Pangeran Mazhab mengibaskan Petir Dewa ditangannya secara cepat kearah tubuh lawannya.“Hiaaah...!”Bintangpun tak kalah.Tranggg...! Tranggg...! Tranggg...! Tranggg...!Kedua pendekar sakti ini bertarung dengan jurus-jurus tingkat tinggi. Gerakan-gerakannya sangat cepat, sulit diikuti mata biasa, sehingga yang terlihat hanya bayangan saja berkelebatan saling sambar. Dalam waktu singkat
“Hiaaah...!”Crasshh..!“Akhhh!” terdengar satu teriakan keras terdengar seiring dengan sosok keduanya saling bertemu dan saling melewati diri masing-masing. Semua terkejut, semua berdebar. Suara siapakah yang berteriak kesakitan itu. Saat ini sosok Bintang dan Pangeran Mazhab sudah sama-sama berhasil menjejakkan kaki ketanah dengan saling membelakangi.Semua orang yang merupakan bangsa jin, tampak memandang berkali-kali kearah Pangeran Mazhab dan Bintang, ke kiri dan ke kanan. Ke kanan dan ke kiri. Keduanya masih terlihat saling berdiri, terdiam ditempatnya. Hanya saja, bila pedang pilar bumi milik Bintang masih tergenggam ditangannya, Petir Dewa milik Pangeran Mazhab terlihat sudah tidak ada lagi ditangan Pangeran Mazhab. Tapi kemudian mata-mata orang yang ada disekeliling arena pertarungan membesar saat melihat Petir Dewa milik Pangeran Mazhab terlihat menembus dan tertanam di dada sebelah kiri Bintang dan tembus hing