Cukup lama Una Lyn pergi meninggalkan kamarnya, hingga saat dia kembali ke kamar itu, terlihat Una Lyn tengah mengenakan jubah besar yang menutupi sekujur tubuhnya dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Di hadapan Bintang yang masih duduk diperaduan, Una Lyn melepaskan jubah panjang yang dikenakannya.
Glek...
Bintang meneguk ludahnya memandangi sosok menggoda Una Lyn yang kini berdiri dihadapannya. Una Lyn hanya mengenakan pakaian sutra berwarna pink yang benar-benar serasi dengan kulitnya yang putih mulus. Dibagian bawah terdapat rumbai-rumbai berbulu yang hanya sebatas selangkangannya saja, hingga paha dan kedua kakinya yang jenjang, putih dan mulus terlihat dengan jelas dipandangan Bintang. Sementara itu dibagian atasnya, juga sedikit renda hingga belahan gunung kembar yang membusung indah dibalik pakaian sutra yang dikenakannya terlihat dengan jelas.
Una Lyn tampak tersenyum melihat Bintang yang menatapnya dengan tatapan penuh birahi. Una Lyn menarik ta
“Pangeran Mazhab. Maaf, izin tidak bisa kuberikan. Bagaimana kalau setelah pertarungan ini, aku justru tidak mendapatkan kesempatan untuk bertarung dengan manusia itu” ucap Pangeran Ahmar menunjuk kearah Bintang. Pangeran Mazhab memalingkan pandangannya ke jurusan Bintang. Pangeran Mazhab mengerti maksud ucapan Pangeran Ahmar, karena dia juga melihat kalau kondisi lawannya terlihat tidak dalam keadaan terbaiknya.“Sebaiknya kita serahkan keadilan ini kepada Tuanku Maharaja untuk memutuskan” sambung Pangeran Ahmar lagi. Kini semua perhatian tertuju kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sendiri tampak mengalihkan pandangannya ke jurusan Jin Ifrit yang ada beberapa langkah dihadapannya. Jin Ifrit seakan mengerti arti pandangan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal kepadanya, segera menganggukkan kepalanya. Jin Ifrit mengerti kalau Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal menyerahkan hal ini kepadanya. Maka Jin Ifrit pun berkata d
Walau cukup terperanjat melihat apa yang terjadi dihadapannya, Bintang terlihat tak gentar, gumpalan bulatan besar api yang ada ditelapak tangan kanannya semakin besar dan terus membesar dan membentuk sebuah wujud hewan.“Naga Api, Heaaa!”. Bintang melepaskan pukulan Naga Api dari salah satu jurus ‘Lima Naga Penakluk’nya kearah Pangeran Ahmar.“Kuasa Air, Yeaahh..!”. Pangeran Ahmarpun tak mau kalah, sosok mahluk jin bertanduk yang terbentuk dari air hujan segera melesat menyongsong Naga Api besar, hingga :Blammm ... ! Blamm ... !Semua orang yang melihat hal itu sampai terpana dan harus menahan nafas dengan yang terjadi di depan mata mereka, suasana sontak bagai dicekam sebentuk hawa menakutkan disertai dentuman keras di mana-mana.Hampir bersamaan, sosok Bintang dan Pangeran Ahmar sama-sama terseret kebelakang. Pangeran Ahmar dengan cepat bersalto beberapa kali diuda
“Sekuat inikah manusia ini!”. Batin Pangeran Ahmar lagi. Pangeran Ahmar bangkit berdiri dengan susah payah.Sementara itu sosok Bintang sendiri perlahan mulai ikut bangkit dari jatuhnya, tatapannya tajam seperti seseorang yang sangat haus akan hawa pembunuh dan ini cukup membuat hati Pangeran Ahmar tergetar. Bintang menyadari kalau luka dalam parah yang dideritanya saat ini, membuat Bintang hanya mampu melakukan serangan untuk terakhir kalinya dalam satu serangan. Berfikir seperti itu, Bintangpun segera mengerahkan kekuatan Hawa sakti ‘Matahari Terik Dan Rembulan Dingin’ ke tingkat tertinggi. Sekujur tubuh Bintang terlihat memancarkan cahaya kuning keemasan yang semakin terang benderang.Untuk pertama kalinya Pangeran Ahmar merasakan kemampuannya masih berada dibawah lawan yang saat ini dihadapinya. Tak ingin kalah dan dipermalukan, maka;“Enam kuasa menyatu, Heaaa..”. Pangeran Ahmar berteriak dengan keras. S
SUASANA di arena pertarungan terasa sunyi mencekam, tak ada satupun suara yang terdengar. Bahkan suara desau anginpun tak ada. Semua perhatian kini tampak tertuju kearah arena, dimana ditengah-tengah arena, dua sosok tubuh terlihat masih berada ditempatnya masing-masing. Sosok pertama adalah sosok Bintang yang masih jatuh berlutut ditempatnya, sementara itu beberapa tombak dihadapan Bintang, sosok Pangeran Ahmar tampak masih berdiri dengan gagah.Berakhirkah pertarungan antara Bintang dan Pangeran Ahmar? Siapakah pemenangnya? Apakah Pangeran Ahmar? Semua pertanyaan ini kini melintas dipikiran setiap bangsa jin yang melihat pertarungan itu. Semua menantikan dengan perasaan yang berdebar-debar"Huaghh!!"Bintang memuntahkan darah kental hitam kemerahan dari mulutnya hingga membasahi tanah yang ada dihadapannya.“Akhirnya dia kalah!” sebuah suara terdengar nyaring dari salah satu penonton.“Ya, dia kalah!”“Dia kal
MALAM ITU. DI PAVILIUN BARAT, di istana Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Tampak sekumpulan orang tengah berkumpul, mereka adalah orang-orang dari Raja Shughal dari Barat. Seperti biasa, malam ini mereka berkumpul untuk membahas tentang pertarungan yang telah terjadi sebelumnya antara Pangeran Ahmar dan bangsa manusia, bernama Bintang yang saat ini tengah menjadi buah bibir bagi semua bangsa jin di negeri atas langit. Pangeran Syaywarodpun terlihat ada diruangan itu.“Jadi, bagaimana menurutmu Masauth?” tanya Raja Shughal kepada salah satu penasehat utamanya di kerajaan barat. Jin Masauth adalah sejenis jin yang bertugas mengadu domba agar manusia saling curiga dan akhirnya saling membenci. Jin ini biasanya suka mengadu domba hal kecil maupun hal besar.Jin Masauth terlihat terdiam sejenak, matanya terpejam, lalu terlihat jari-jari tangannya bergerak seperti orang yang tengah menghitung. Semua orang yang berada ditempat itu tampak dengan sabar menunggu jin M
Putri Zhena tampak dengan mata indahnya yang berwarna biru melotot memandang kearah Bintang dan Una Lyn. Semakin lama semakin melotot, hingga menyadarkan Bintang dan Una Lyn secara bersamaan. Keduanya dengan segera melepaskan pelukan masing-masing.Una Lyn dengan cepat menjura hormat dengan wajah tertunduk saat melihat Putri Zhena berjalan kearahnya. Una Lyn sudah bersiap untuk menerima perlakuan keras dari sang putri atas apa yang dilakukannya bersama Bintang.“Una Lyn, aku tak perduli kalau kau adalah kekasihnya Bintang, tapi saat Bintang sudah menjadi suamiku, kau harus menjauhinya, karena Bintang akan jadi majikanmu. Aku takkan melarangmu selama Bintang masih belum menjadi suamiku dan nikmati kebersamaanmu bersama Bintang, selagi masih ada waktu!” betapa terkejut Una Lyn mendengar kata-kata sang putri, bahkan Bintang yang ada disebelahnyapun ikut terkejut. Una Lyn sungguh tak menyangka kalau sang putri justru berucap demikian dan tidak menamparnya seper
Suasana yang bergemuruh seperti konser itu, tiba-tiba saja berubah hening. Semua perhatian kini tampak tertuju kearah panggung kehormatan. Dimana rombongan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tampak tengah menaiki panggung kehormatan itu. Semua bangsa jin yang ada ditempat itu langsung mengambil sikap hormat dengan bersujud.“Terimalah salam hormat kami, Tuanku maharaja. Penguasa jagat alam semesta” semua bangsa jin ditempat itu secara bersama-sama memberikan kalimat penghormatannya kepada maharaja mereka, sehingga suara itu terdengar bergemuruh ditempat itu, tapi tidak riuh.Di antara semua yang menjura hormat, hanya satu orang yang tidak bersujud. Dialah Bintang. Bintang memberikan hormat dengan gayanya sendiri, kaki kanannya menekuk sedang lutut kirinya menyentuh tanah dengan kedua telapak tangan yang menyatu didepan dada. Walaupun saat ini semua bangsa jin dalam keadaan bersujud, tapi ada juga beberapa orang bangsa jin yang nakal, yang melirikkan pandangann
“Pangeran Syaywarod ini orangnya pintar juga, dia sengaja berucap seperti itu didepan umum, agar bila aku menang nanti, dia yang akan menjadi lawan terakhirku nanti. Kalau begitu aku harus menyelesaikan pertarungan ini secepat mungkin, agar tenagaku tidak terlalu terkuras untuk menghadapinya di pertarungan terakhir” membatin Pangeran Mazhab.“Silahkan Pangeran Mazhab...” terdengar suara Ifrit membahana ditempat itu. Pangeran Mazhab segera berpaling kearah Ifrit dan menjurakan hormatnya. Lalu kembali berpaling kearah arena pertarungan, dimana sosok Bintang berada.Weerrrr...!Tiba-tiba saja semua mata terbelalak, semua mata membesar saat melihat bagaimana sosok Pangeran Mazhab tiba-tiba saja melayang dengan sangat ringannya dari tempatnya berada, menuju ke arah arena. Kemampuan yang sangat mengagumkan.“Hebat. Pangeran bisa terbang!”“Iya benar, Pangeran Mazhab benar-benar bisa terbang”Terdenga
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig