Bintang yang melihat hal itu sampai geleng-geleng kepala. Bintang kembali melangkahkan kakinya kearah sang putri.
“Hai! Bintang. Jangan mendekat!” teriak sang putri memperingatkan Bintang yang kini terus melangkah kearahnya. Di hadapan Putri Zhena, Bintang menghentikan langkahnya. Bintang tampak memperhatikan api yang melingkar dan melilit sekujur tubuh Putri Zhena. Dalam jarak sedekat ini, bukannya Bintang tak merasakan panasnya api yang membelenggu tubuh Putri Zhena tersebut. Tapi Bintang sudah mengerahkan hawa Rembulan Dingin miliknya kesekujur tubuhnya, hingga hawa panas itu bisa dinetralisir olehnya.
Putri Zhena sendiri tampak terkejut melihat Bintang yang sedikitpun tidak merasakan panas berada dihadapannya, dan belum lagi rasa heran itu semakin merasuki pikirannya.
Tap!
Bintang tiba-tiba saja mengatupkan kedua telapak tangannya didepan dada. Tak seberapa lama, sebuah bayangan prajurit dewa berwarna merah muncul diatas kepala Bintang. Pu
Bintang fikir akan sangat berbahaya jika pertarungan ini dibiarkan terus terjadi. Berfikir seperti itu. Bintangpun harus bertindak cepat untuk menghentikan pertarungan keduanya. Maka Bintang berkata pada Putri Zhena yang ada disebelahnya. “Zhena, kita harus segera menghentikan pertarungan mereka. Jangan sampai orang-orang yang tidak bersalah menjadi korban”Putri Zhena menoleh kearah Bintang, “Ya, kau benar Bintang, tapi bagaimana cara menghentikannya”Bintang kemudian menoleh kearah Maithatarun beserta para sesepuh kota jin yang ada didekatnya, semuanya juga tampak bingung dengan apa yang harus dilakukan.“Serahkan semuanya padaku” kata Bintang lagi seraya melangkah maju beberapa tindak kedepan.Tappp !!!Bintang mengatupkan kedua tangannya membentuk mudra didepan dada seraya menutup kedua matanya.Blesshhh....!Tubuh Bintang tiba-tiba saja mengeluarkan aura keemasan, bahkan aura keemasan itu menja
Setelah sekian lama melancarkan serangannya, Surya justru merasa dipermainkan oleh Bintang, karena sejauh ini, hanya dirinya yang menyerang. Sedangkan Bintang, lebih banyak menghindar. Kegeraman ini membuat emosi Surya memuncak. Tak ingin kehilangan muka lebih lama dihadapan Putri Zhena, Surya melompat mundur beberapa tombak. Begitu menapak tanah, Surya langsung mengangkat tangan kanannya keatas.Blleezzhhh...!Selarik cahaya muncul dari tangan Surya, memanjang keatas dan membentuk wujud sebuah pedang yang memancarkan cahaya seperti wujud matahari. Tepatnya, Pedang Matahari.Tak salah, Surya memang tengah menggunakan salah satu dari kesaktian Ilmu Matahari Di langit ke-9nya yang bernama ; ‘Pedang Matahari’. Di tempatnya, Bintang dapat merasakan pamor yang begitu dahsyat keluar dari Pedang Matahari yang ada ditangan Surya, walaupun Bintang tau, kalau Pedang Matahari yang ada ditangan Surya terbuat dari aura pedang.Kali ini, Bintang tak ingin b
Bukan hanya Surya yang terkejut melihat hal itu, Putri Zhena, Una Lyn, Maithatarun dan para sesepuh kota jinpun ikut terkejut melihatnya.Bila Putri Zhena dan Una Lyn terkagum-kagum melihat kesaktian yang Bintang perlihatkan, Surya sendiri tampak ketar ketir hatinya melihat hal itu. Sungguh tak disangkanya kalau lawannya memiliki kemampuan seperti itu. Tiba-tiba saja Surya menjadi ragu dengan ilmu yang digunakannya saat ini, apakah bisa menang dari lawannya atau tidak?Sejenak Surya mengerling pandangannya ke jurusan Putri Zhena dan Una Lyn yang saat itu masih menatap kagum kearah Bintang, mendadak hati Surya menjadi panas melihat hal itu. Maka dengan mata yang berapi api, Surya meyakinkan dirinya kalau Ilmu Matahari Di langit ke-9 yang dimilikinya, tak ada tandingannya didunia ini."Hiyaaa...!" tiba-tiba Surya berteriak menggelegar sambil melompat deras. Kedua tangannya terbuka lurus ke depan. Bola matahari besar yang ada dikedua kepalan tangannya dilepaskannya
PULANGNYA Una Lyn dan Surya ke istana negeri atas langit dengan menderita luka dalam, tentu saja mengejutkan semua penghuni istana negeri atas langit. Karena semua tau, bagaimana kehebatan keduanya yang merupakan pengawal utama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal itu. Siapa yang telah melukai mereka? Apa yang melukai keduanya berani menantang kekuasaan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Keduanya menjadi perhatian hingga sampai memasuki istana Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Saat itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sedang mengadakan pertemuan diaula pertemuannya. Ke-4 kerajaan raja jin dari 4 penjuru angin juga ada diruangan itu. Semua perhatian langsung tertuju pada sosok Una Lyn dan Surya yang memasuki tempat itu dengan sedikit tergesa-gesa. Melihat sosok Surya yang terluka, tentu saja mengejutkan semua orang ditempat itu.Di hadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, keduanya kemudian bersujud.“Terimalah salam hormat kami, Tuanku Maharaja. Penguasa jagat alam
“Ratu Dewi..”“Hamba, Tuanku Maharaja”“Kuperintahkan kau untuk membawa budak manusia itu kehadapanku”“Hamba siap melaksanakan perintah” kata Ratu Dewi menjura hormat.* * *Malam menyambut datangnya sang bulan. Di negeri jin, bulan terlihat lebih besar, seakan jaraknya tak begitu jauh. Kota jin terlihat sepi, setelah siang tadi dilanda kehancuran yang cukup besar. Tapi sekarang, keadaannya sudah tenang. Orang-orang sudah beristirahat dengan tenang di rumahnya masing-masing.Sementara itu di tempat kediaman Maithatarun, bangunan megah karena Maithatarun merupakan kepala kota negeri jin, di beranda rumah itu, terdapat sebuah kursi panjang yang terbuat dari kayu yang dibungkus dengan kulit domba yang sangat lembut. Diatasnya duduk seorang lelaki berparas muda dan tampan, bila kita memperhatikan lebih seksama, sosok lelaki muda ini tak lain adalah Bintang. Di bagian Bintang terlihat sosok d
“Aku mencintaimu Bintang, aku tak perduli berapa orang istrimu. Yang jelas, saat kita menikah nanti, cintamu padaku harus lebih besar dari cintamu pada istri-istrimu yang lain... bila diperhitung secara hitung-hitungan, kau harus mencintaiku sebesar 60% dan untuk istri-istrimu yang lain cukup 40% saja” kata sang putri nyerocos tanpa ada remnya. Sampai-sampai membuat Bintang melongo dibuatnya.“Maafkan aku, Zhena. Aku tak bisa” kata Bintang menghela nafasnya. Sepasang mata indah biru milik sang putri terlihat membesar dan kini melotot kearah Bintang.“55%” ucap sang putri cepat. Bintang menggeleng“54%” Bintang masih menggeleng.“53%” lagi-lagi Bintang menggeleng.“52%” Bintang tersenyum menggeleng.“51%” desak sang putri, tapi lagi-lagi Bintang masih menggeleng.“Ya sudah deh, 50% aja” kata sang putri menarik nafas panjangnya, tapi Bintang
“Ratu Dewi...” ulang Bintang seraya menatapi dengan seksama sosok perempuan cantik dan anggun yang tengah bersujud dihadapan sang putri tersebut. Bintang merasa heran sekaligus takjub, karena sosok Ratu Dewi yang dikenalnya tidaklah seperti ini. Ratu Dewi yang dikenalnya adalah seorang perempuan luar biasa gemuk, berkulit putih. Mukanya yang bulat gembrot sungguh tidak sedap untuk dipandang. Selain hidung yang pesek lebar serta bibir tebal, pada pipi kirinya ada tahi lalat hitam sebesar telur burung dara. Ketika dia tersenyum kelihatan gigi-giginya yang besar. Ketika dia mengangkat tangan kirinya agak tinggi untuk mematik gulungan rambutnya, bulu ketiaknya kelihatan berserabutan seperti ijuk! Tapi yang ada dihadapan Bintang saat ini adalah sosok perempuan yang begitu cantik. Bahkan kecantikannya tak kalah dari Putri Zhena.“Ampunkan hamba, Tuan Putri. Hamba benar-benar tidak bermaksud menganggu kesenangan Tuan Putri” ucap Ratu Dewi ddalam sujudnya tanp
MALAM itu, istana negeri atas langit dibuat geger dengan kembalinya sang putri. Tapi bukan kembalinya sang putri yang menjadi perhatian semua orang. Melainkan sosok yang datang bersama sang putri. Seorang budak manusia. Yang lebih mengejutkan lagi. Di sepanjang jalan menuju ke istana, sang putri tampak terus menggandeng tangan si budak manusia. Inilah yang benar-benar menggemparkan seluruh bangsa jin di negeri atas langit. Bagaimana mungkin sang putri datang dan menggandeng mesra seorang budak manusia berjalan bersamanya.Kedatangan sang putri bersama budak manusia itu dengan cepat menyebar di seantero negeri atas langit. Bahkan sudah sampai ditelinga Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Seketika itu juga, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal memerintahkan kepada penasehat utamanya, Jin Ifrit untuk mengumpulkan semua orang di aula surga.Perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal dengan cepat dipenuhi oleh para petinggi, pejabat dan ke-4 maharaja jin dari negeri 4 penjuru angin y