Bintang fikir akan sangat berbahaya jika pertarungan ini dibiarkan terus terjadi. Berfikir seperti itu. Bintangpun harus bertindak cepat untuk menghentikan pertarungan keduanya. Maka Bintang berkata pada Putri Zhena yang ada disebelahnya. “Zhena, kita harus segera menghentikan pertarungan mereka. Jangan sampai orang-orang yang tidak bersalah menjadi korban”
Putri Zhena menoleh kearah Bintang, “Ya, kau benar Bintang, tapi bagaimana cara menghentikannya”
Bintang kemudian menoleh kearah Maithatarun beserta para sesepuh kota jin yang ada didekatnya, semuanya juga tampak bingung dengan apa yang harus dilakukan.
“Serahkan semuanya padaku” kata Bintang lagi seraya melangkah maju beberapa tindak kedepan.
Tappp !!!
Bintang mengatupkan kedua tangannya membentuk mudra didepan dada seraya menutup kedua matanya.
Blesshhh....!
Tubuh Bintang tiba-tiba saja mengeluarkan aura keemasan, bahkan aura keemasan itu menja
Setelah sekian lama melancarkan serangannya, Surya justru merasa dipermainkan oleh Bintang, karena sejauh ini, hanya dirinya yang menyerang. Sedangkan Bintang, lebih banyak menghindar. Kegeraman ini membuat emosi Surya memuncak. Tak ingin kehilangan muka lebih lama dihadapan Putri Zhena, Surya melompat mundur beberapa tombak. Begitu menapak tanah, Surya langsung mengangkat tangan kanannya keatas.Blleezzhhh...!Selarik cahaya muncul dari tangan Surya, memanjang keatas dan membentuk wujud sebuah pedang yang memancarkan cahaya seperti wujud matahari. Tepatnya, Pedang Matahari.Tak salah, Surya memang tengah menggunakan salah satu dari kesaktian Ilmu Matahari Di langit ke-9nya yang bernama ; ‘Pedang Matahari’. Di tempatnya, Bintang dapat merasakan pamor yang begitu dahsyat keluar dari Pedang Matahari yang ada ditangan Surya, walaupun Bintang tau, kalau Pedang Matahari yang ada ditangan Surya terbuat dari aura pedang.Kali ini, Bintang tak ingin b
Bukan hanya Surya yang terkejut melihat hal itu, Putri Zhena, Una Lyn, Maithatarun dan para sesepuh kota jinpun ikut terkejut melihatnya.Bila Putri Zhena dan Una Lyn terkagum-kagum melihat kesaktian yang Bintang perlihatkan, Surya sendiri tampak ketar ketir hatinya melihat hal itu. Sungguh tak disangkanya kalau lawannya memiliki kemampuan seperti itu. Tiba-tiba saja Surya menjadi ragu dengan ilmu yang digunakannya saat ini, apakah bisa menang dari lawannya atau tidak?Sejenak Surya mengerling pandangannya ke jurusan Putri Zhena dan Una Lyn yang saat itu masih menatap kagum kearah Bintang, mendadak hati Surya menjadi panas melihat hal itu. Maka dengan mata yang berapi api, Surya meyakinkan dirinya kalau Ilmu Matahari Di langit ke-9 yang dimilikinya, tak ada tandingannya didunia ini."Hiyaaa...!" tiba-tiba Surya berteriak menggelegar sambil melompat deras. Kedua tangannya terbuka lurus ke depan. Bola matahari besar yang ada dikedua kepalan tangannya dilepaskannya
PULANGNYA Una Lyn dan Surya ke istana negeri atas langit dengan menderita luka dalam, tentu saja mengejutkan semua penghuni istana negeri atas langit. Karena semua tau, bagaimana kehebatan keduanya yang merupakan pengawal utama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal itu. Siapa yang telah melukai mereka? Apa yang melukai keduanya berani menantang kekuasaan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Keduanya menjadi perhatian hingga sampai memasuki istana Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Saat itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sedang mengadakan pertemuan diaula pertemuannya. Ke-4 kerajaan raja jin dari 4 penjuru angin juga ada diruangan itu. Semua perhatian langsung tertuju pada sosok Una Lyn dan Surya yang memasuki tempat itu dengan sedikit tergesa-gesa. Melihat sosok Surya yang terluka, tentu saja mengejutkan semua orang ditempat itu.Di hadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, keduanya kemudian bersujud.“Terimalah salam hormat kami, Tuanku Maharaja. Penguasa jagat alam
“Ratu Dewi..”“Hamba, Tuanku Maharaja”“Kuperintahkan kau untuk membawa budak manusia itu kehadapanku”“Hamba siap melaksanakan perintah” kata Ratu Dewi menjura hormat.* * *Malam menyambut datangnya sang bulan. Di negeri jin, bulan terlihat lebih besar, seakan jaraknya tak begitu jauh. Kota jin terlihat sepi, setelah siang tadi dilanda kehancuran yang cukup besar. Tapi sekarang, keadaannya sudah tenang. Orang-orang sudah beristirahat dengan tenang di rumahnya masing-masing.Sementara itu di tempat kediaman Maithatarun, bangunan megah karena Maithatarun merupakan kepala kota negeri jin, di beranda rumah itu, terdapat sebuah kursi panjang yang terbuat dari kayu yang dibungkus dengan kulit domba yang sangat lembut. Diatasnya duduk seorang lelaki berparas muda dan tampan, bila kita memperhatikan lebih seksama, sosok lelaki muda ini tak lain adalah Bintang. Di bagian Bintang terlihat sosok d
“Aku mencintaimu Bintang, aku tak perduli berapa orang istrimu. Yang jelas, saat kita menikah nanti, cintamu padaku harus lebih besar dari cintamu pada istri-istrimu yang lain... bila diperhitung secara hitung-hitungan, kau harus mencintaiku sebesar 60% dan untuk istri-istrimu yang lain cukup 40% saja” kata sang putri nyerocos tanpa ada remnya. Sampai-sampai membuat Bintang melongo dibuatnya.“Maafkan aku, Zhena. Aku tak bisa” kata Bintang menghela nafasnya. Sepasang mata indah biru milik sang putri terlihat membesar dan kini melotot kearah Bintang.“55%” ucap sang putri cepat. Bintang menggeleng“54%” Bintang masih menggeleng.“53%” lagi-lagi Bintang menggeleng.“52%” Bintang tersenyum menggeleng.“51%” desak sang putri, tapi lagi-lagi Bintang masih menggeleng.“Ya sudah deh, 50% aja” kata sang putri menarik nafas panjangnya, tapi Bintang
“Ratu Dewi...” ulang Bintang seraya menatapi dengan seksama sosok perempuan cantik dan anggun yang tengah bersujud dihadapan sang putri tersebut. Bintang merasa heran sekaligus takjub, karena sosok Ratu Dewi yang dikenalnya tidaklah seperti ini. Ratu Dewi yang dikenalnya adalah seorang perempuan luar biasa gemuk, berkulit putih. Mukanya yang bulat gembrot sungguh tidak sedap untuk dipandang. Selain hidung yang pesek lebar serta bibir tebal, pada pipi kirinya ada tahi lalat hitam sebesar telur burung dara. Ketika dia tersenyum kelihatan gigi-giginya yang besar. Ketika dia mengangkat tangan kirinya agak tinggi untuk mematik gulungan rambutnya, bulu ketiaknya kelihatan berserabutan seperti ijuk! Tapi yang ada dihadapan Bintang saat ini adalah sosok perempuan yang begitu cantik. Bahkan kecantikannya tak kalah dari Putri Zhena.“Ampunkan hamba, Tuan Putri. Hamba benar-benar tidak bermaksud menganggu kesenangan Tuan Putri” ucap Ratu Dewi ddalam sujudnya tanp
MALAM itu, istana negeri atas langit dibuat geger dengan kembalinya sang putri. Tapi bukan kembalinya sang putri yang menjadi perhatian semua orang. Melainkan sosok yang datang bersama sang putri. Seorang budak manusia. Yang lebih mengejutkan lagi. Di sepanjang jalan menuju ke istana, sang putri tampak terus menggandeng tangan si budak manusia. Inilah yang benar-benar menggemparkan seluruh bangsa jin di negeri atas langit. Bagaimana mungkin sang putri datang dan menggandeng mesra seorang budak manusia berjalan bersamanya.Kedatangan sang putri bersama budak manusia itu dengan cepat menyebar di seantero negeri atas langit. Bahkan sudah sampai ditelinga Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Seketika itu juga, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal memerintahkan kepada penasehat utamanya, Jin Ifrit untuk mengumpulkan semua orang di aula surga.Perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal dengan cepat dipenuhi oleh para petinggi, pejabat dan ke-4 maharaja jin dari negeri 4 penjuru angin y
Di kerahkannya kekuatan hingga ketingkat puncak, tetap Bintang tak mampu bangkit, bahkan untuk mengangkat kepalanya saja, Bintang tak mampu. Bintang coba menggunakan kekuatan cakra petir yang ada didalam tubuhnya, tidak ada pengaruh. Bintang coba menggunakan Tenaga Dalam Matahari Terik Dan Rembulan Dingin miliknya, tetap tak ada pengaruh. Kali ini, Bintang coba pergunakan Hawa Sakti 9 Dewa miliknya, juga tidak ada pengaruh sama sekali. Bintang coba pergunakan kekuatan dari Cermin Sakti Alam Semestanya untuk mengambil kekuatan alam. Tapi lagi-lagi tidak berpengaruh. Hal ini membuat keringat dingin mengucur diwajah Bintang.“Terpaksa kugunakan Kuasa Dewa Tanpa Batasku” membatin Bintang. Memutuskan seperti itu. Diam-diam Bintangpun mengerahkan Kuasa Dewa Tanpa Batas miliknya, tapi lagi-lagi wajah Bintang dibuat pucat olehnya. “Kenapa aku tidak bisa merasakan Kuasa Dewa Tanpa Batas milikku” batin Bintang seraya melirik kearah jari manis ditangan kanannya.
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig