“K-kenapa kau melakukan hal itu Bintang? Kenapa kau tega menyakiti hati mereka”
“Justru karena aku tak ingin menyakiti mereka, makanya aku menerima mereka. Bila aku menolaknya. Aku akan menghancurkan hati dan perasaan mereka”
“Tapi dengan membagi cintamu, itu sama saja kau telah menyakiti dan perasaan mereka yang mencintaimu” protes Zhena.
“Mau bagaimana lagi, aku tak bisa memilih satu diantara mereka” kata Bintang mengangkat kedua bahunya. Zhena terdiam mendengar hal itu.
“Jadi, kau akan menjadikan aku yang kelima?” tanya Zhena dengan tatapan tajam kearah Bintang.
“Aku tak akan memaksamu, Zhena. Semua terserah padamu, jika kau bisa menerimanya. Maka, aku akan menikahimu” ucapan Bintang langsung membuat kedua mata indah Zhena membesar, Zhena merasa seperti baru saja tersambar petir tepat didepan wajahnya. Mulutnya ternganga bengong.
“Ka-u, akan menikahiku?” k
Bintang tersenyum dan berkata ; “Hari masih malam. Besok saja kita ke kota jin”Zhena tersenyum. “Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?”“Ini...” kata Bintang seraya meraih dagunya yang lembut seolah tidak ada tulang itu. Bintang tarik wajah itu dan Zhena dengan senang hati menyambutnya.Keduanya saling berpagutan dengan lembut dan penuh kemesraan. Zhena melingkarkan kedua tangannya di leher Bintang dan memeluknya dengan erat seakan tak ingin melepaskannya, sedangkan Bintang ikut membalasnya dengan merengkuh tubuh molek Zhena yang berada diatasnya kedalam pelukannya.Malam itu, benar-benar dilalui oleh sepasang muda mudi yang tengah dimabuk asmara ini dengan penuh kemesraan. Saling melumat dan memeluk dengan lembut. Indah sekali perasaan keduanya malam itu.* * *Kota Jin, sebuah kota yang semua warganya adalah bangsa jin. Sebagaimana kita ketahui sebelumnya. Bahwa bangsa jin memiliki ke
“Hai! Tak kusangka aku masih bisa bertemu denganmu saudaraku, Ku kira kau sudah...” Maithatarun tak melanjutkan ucapannya kecuali isak tertahannya.“Aku juga tak menyangka masih bisa bertemu denganmu, Hai! Maithatarun” kata Bintang ikut-ikutan berbicara seperti orang dari negeri jin.“Sudah! Ayo masuk, kita berbicara didalam” kata Maithatarun lagi.“Tunggu, saudaraku. Aku ingin memperkenalkanmu dengan seseorang” ucap Bintang menahan gerakan Maithatarun yang ingin menarik tangannya tadi. Maithatarun seakan baru menyadari kalau disebelah Bintang ada sosok seorang perempuan yang mengenakan caping bercadar, tapi pancaran harum disekujur tubuhnya santer tercium ditempat itu.“Siapa perempuan ini, Bintang? Apa dia kekasihmu?”“Ya, dia kekasihku, juga calon istriku” jelas Bintang.“Zhena, perkenalkan ini saudaraku, Maithatarun. Dia adalah kepala negeri kota jin ini. Maith
KEDIAMAN MEGAH kepala kota negeri jin terlihat sunyi mencekam. Sunyi bukannya tidak ada orang, di dalam sebuah aula besar yang ada didalam kediaman megah itu, tampak beberapa orang yang tengah berdiri terpaku, semuanya menatap kearah pintu luar yang tembus mengarah kearah halaman depan bangunan besar itu. Di antara sosok-sosok yang ada di ruangan itu adalah Maithatarun, kepala kota negeri jin. Bintang, Zhena dan beberapa orang lelaki sepuh yang merupakan sesepuh kota jin yang sengaja di undang oleh Maithatarun untuk menjadi saksi pernikahan saudaranya, Bintang dan Zhena.Tapi kini semuanya terpaku, saat menjelang akad pernikahan terjadi. Sebuah suara keras terdengar membahana ditempat itu.“TAK AKAN ADA PERNIKAHAN YANG TERJADI. SIAPAPUN YANG BERANI MELAKUKANNYA, MAKA KEMATIAN YANG AKAN DIDAPAT!”Suara keras ini yang kemudian membuat Maithatarun, Bintang dan Zhena bangkit berdiri disertai para sesepuh kota jin dan bersikap waspada. Belum lagi hilang r
Putri Zhena yang saat itu ada satu langkah dihadapan Bintang, tentu saja terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Surya. Tapi terlambat bagi sang putri untuk menyelamatkan Bintang.Tapp...!Sebelum kibasan tangan Surya mengenai leher Bintang. Sebuah tangan telah menangkap pergelangan tangannya, menghentikan gerakan kibasan tangan Surya. Mata Surya terlihat terbelalak melihat orang yang telah menghentikan tindakannya adalah ;“Una Lyn, apa yang kau lakukan?!” bentak Surya dengan keras.“Tak akan kubiarkan kau menurunkan tangan mautmu kepada Bintang, Surya” kata Una Lyn dengan tegas. Surya dengan cepat menarik kembali tangannya dan melompat mundur.“Bintang...” ulang Surya mencoba mengingat-ngingat nama itu. Surya memang kehilangan ingatannya setelah berada di negeri jin. Karena itu Surya tak mengenali Bintang, tapi Surya tak mengerti dengan tindakan Una Lyn yang menghalangi serangannya tadi.“Kenapa ka
Bintang yang melihat hal itu sampai geleng-geleng kepala. Bintang kembali melangkahkan kakinya kearah sang putri.“Hai! Bintang. Jangan mendekat!” teriak sang putri memperingatkan Bintang yang kini terus melangkah kearahnya. Di hadapan Putri Zhena, Bintang menghentikan langkahnya. Bintang tampak memperhatikan api yang melingkar dan melilit sekujur tubuh Putri Zhena. Dalam jarak sedekat ini, bukannya Bintang tak merasakan panasnya api yang membelenggu tubuh Putri Zhena tersebut. Tapi Bintang sudah mengerahkan hawa Rembulan Dingin miliknya kesekujur tubuhnya, hingga hawa panas itu bisa dinetralisir olehnya.Putri Zhena sendiri tampak terkejut melihat Bintang yang sedikitpun tidak merasakan panas berada dihadapannya, dan belum lagi rasa heran itu semakin merasuki pikirannya.Tap!Bintang tiba-tiba saja mengatupkan kedua telapak tangannya didepan dada. Tak seberapa lama, sebuah bayangan prajurit dewa berwarna merah muncul diatas kepala Bintang. Pu
Bintang fikir akan sangat berbahaya jika pertarungan ini dibiarkan terus terjadi. Berfikir seperti itu. Bintangpun harus bertindak cepat untuk menghentikan pertarungan keduanya. Maka Bintang berkata pada Putri Zhena yang ada disebelahnya. “Zhena, kita harus segera menghentikan pertarungan mereka. Jangan sampai orang-orang yang tidak bersalah menjadi korban”Putri Zhena menoleh kearah Bintang, “Ya, kau benar Bintang, tapi bagaimana cara menghentikannya”Bintang kemudian menoleh kearah Maithatarun beserta para sesepuh kota jin yang ada didekatnya, semuanya juga tampak bingung dengan apa yang harus dilakukan.“Serahkan semuanya padaku” kata Bintang lagi seraya melangkah maju beberapa tindak kedepan.Tappp !!!Bintang mengatupkan kedua tangannya membentuk mudra didepan dada seraya menutup kedua matanya.Blesshhh....!Tubuh Bintang tiba-tiba saja mengeluarkan aura keemasan, bahkan aura keemasan itu menja
Setelah sekian lama melancarkan serangannya, Surya justru merasa dipermainkan oleh Bintang, karena sejauh ini, hanya dirinya yang menyerang. Sedangkan Bintang, lebih banyak menghindar. Kegeraman ini membuat emosi Surya memuncak. Tak ingin kehilangan muka lebih lama dihadapan Putri Zhena, Surya melompat mundur beberapa tombak. Begitu menapak tanah, Surya langsung mengangkat tangan kanannya keatas.Blleezzhhh...!Selarik cahaya muncul dari tangan Surya, memanjang keatas dan membentuk wujud sebuah pedang yang memancarkan cahaya seperti wujud matahari. Tepatnya, Pedang Matahari.Tak salah, Surya memang tengah menggunakan salah satu dari kesaktian Ilmu Matahari Di langit ke-9nya yang bernama ; ‘Pedang Matahari’. Di tempatnya, Bintang dapat merasakan pamor yang begitu dahsyat keluar dari Pedang Matahari yang ada ditangan Surya, walaupun Bintang tau, kalau Pedang Matahari yang ada ditangan Surya terbuat dari aura pedang.Kali ini, Bintang tak ingin b
Bukan hanya Surya yang terkejut melihat hal itu, Putri Zhena, Una Lyn, Maithatarun dan para sesepuh kota jinpun ikut terkejut melihatnya.Bila Putri Zhena dan Una Lyn terkagum-kagum melihat kesaktian yang Bintang perlihatkan, Surya sendiri tampak ketar ketir hatinya melihat hal itu. Sungguh tak disangkanya kalau lawannya memiliki kemampuan seperti itu. Tiba-tiba saja Surya menjadi ragu dengan ilmu yang digunakannya saat ini, apakah bisa menang dari lawannya atau tidak?Sejenak Surya mengerling pandangannya ke jurusan Putri Zhena dan Una Lyn yang saat itu masih menatap kagum kearah Bintang, mendadak hati Surya menjadi panas melihat hal itu. Maka dengan mata yang berapi api, Surya meyakinkan dirinya kalau Ilmu Matahari Di langit ke-9 yang dimilikinya, tak ada tandingannya didunia ini."Hiyaaa...!" tiba-tiba Surya berteriak menggelegar sambil melompat deras. Kedua tangannya terbuka lurus ke depan. Bola matahari besar yang ada dikedua kepalan tangannya dilepaskannya