Saat ini, Bintang masih terpengarah menatap sosok Putri Zhena yang ada dihadapannya. Bagaimana tidak, dengan sekujur tubuh yang basah kuyup. Kemolekan dan keindahan tubuh Putri Zhena terpampang jelas dipandangan Bintang dan ini membuat Bintang harus meneguk ludahnya berkali-kali. Putri Zhena memang gadis yang cantik dan bertubuh sangat sempurna untuk ukuran seorang gadis, tubuhnya ibarat bak gitar spanyol dengan lekukan yang sempurna. Belum lagi dua bukit kembarnya yang juga terlihat sangat indah di cetakan pakaiannya yang basah.
Putri Zhena bukannya tidak menyadari Bintang yang saat ini tengah memandangnya dengan tatapan takjub. Seakan tak perduli dengan hal itu. Putri Zhena segera mengeluarkan pakaian yang dibawanya. Pakaian Bintangpun ada didalam buntalan yang dibawanya.
“Ini. Pakai pakaianmu, Bintang” ucap Putri Zhena menyerahkan pakaian yang biasanya Bintang kenakan. Masih dengan menatap takjub kearah sosok Putri Zhena, Bintang menerima pakaiannya. Put
Inilah yang membuat hati Zhena terpaut kepada Bintang, bersama Bintang dia bisa tertawa lepas. Sesuatu yang sangat jarang bisa dilakukannya, karena selama ini. Zhena tak pernah memiliki teman, hal ini tentu saja dikarenakan kedudukannya sebagai putri Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Tapi Bintang sangat berbeda dengan yang lain. Sejak awal pertemuan mereka, Bintang selalu memperlakukannya seperti seorang teman, bahkan saat Bintang mengetahui kalau dirinya adalah seorang putri, sikapnya tak berubah. Dan ini yang Zhena kagumi dari Bintang. Rasa kagum yang kemudian tumbuh menjadi rasa suka. Rasa suka yang perlahan-lahan mulai menumbuhkan benih-benih asmara dihatinya.“Oh ya, Zhena. Kau belum mengatakan alasan. Kenapa kau kabur dari negeri atas langit?” tanya Bintang saat teringat akan hal itu. Zhena terlihat menarik nafas panjang seakan berat untuk mengatakan hal itu padanya. Tapi akhirnya dia berucap juga ;“Ayahanda raja ingin menikahkanku”
“K-kenapa kau melakukan hal itu Bintang? Kenapa kau tega menyakiti hati mereka”“Justru karena aku tak ingin menyakiti mereka, makanya aku menerima mereka. Bila aku menolaknya. Aku akan menghancurkan hati dan perasaan mereka”“Tapi dengan membagi cintamu, itu sama saja kau telah menyakiti dan perasaan mereka yang mencintaimu” protes Zhena.“Mau bagaimana lagi, aku tak bisa memilih satu diantara mereka” kata Bintang mengangkat kedua bahunya. Zhena terdiam mendengar hal itu.“Jadi, kau akan menjadikan aku yang kelima?” tanya Zhena dengan tatapan tajam kearah Bintang.“Aku tak akan memaksamu, Zhena. Semua terserah padamu, jika kau bisa menerimanya. Maka, aku akan menikahimu” ucapan Bintang langsung membuat kedua mata indah Zhena membesar, Zhena merasa seperti baru saja tersambar petir tepat didepan wajahnya. Mulutnya ternganga bengong.“Ka-u, akan menikahiku?” k
Bintang tersenyum dan berkata ; “Hari masih malam. Besok saja kita ke kota jin”Zhena tersenyum. “Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?”“Ini...” kata Bintang seraya meraih dagunya yang lembut seolah tidak ada tulang itu. Bintang tarik wajah itu dan Zhena dengan senang hati menyambutnya.Keduanya saling berpagutan dengan lembut dan penuh kemesraan. Zhena melingkarkan kedua tangannya di leher Bintang dan memeluknya dengan erat seakan tak ingin melepaskannya, sedangkan Bintang ikut membalasnya dengan merengkuh tubuh molek Zhena yang berada diatasnya kedalam pelukannya.Malam itu, benar-benar dilalui oleh sepasang muda mudi yang tengah dimabuk asmara ini dengan penuh kemesraan. Saling melumat dan memeluk dengan lembut. Indah sekali perasaan keduanya malam itu.* * *Kota Jin, sebuah kota yang semua warganya adalah bangsa jin. Sebagaimana kita ketahui sebelumnya. Bahwa bangsa jin memiliki ke
“Hai! Tak kusangka aku masih bisa bertemu denganmu saudaraku, Ku kira kau sudah...” Maithatarun tak melanjutkan ucapannya kecuali isak tertahannya.“Aku juga tak menyangka masih bisa bertemu denganmu, Hai! Maithatarun” kata Bintang ikut-ikutan berbicara seperti orang dari negeri jin.“Sudah! Ayo masuk, kita berbicara didalam” kata Maithatarun lagi.“Tunggu, saudaraku. Aku ingin memperkenalkanmu dengan seseorang” ucap Bintang menahan gerakan Maithatarun yang ingin menarik tangannya tadi. Maithatarun seakan baru menyadari kalau disebelah Bintang ada sosok seorang perempuan yang mengenakan caping bercadar, tapi pancaran harum disekujur tubuhnya santer tercium ditempat itu.“Siapa perempuan ini, Bintang? Apa dia kekasihmu?”“Ya, dia kekasihku, juga calon istriku” jelas Bintang.“Zhena, perkenalkan ini saudaraku, Maithatarun. Dia adalah kepala negeri kota jin ini. Maith
KEDIAMAN MEGAH kepala kota negeri jin terlihat sunyi mencekam. Sunyi bukannya tidak ada orang, di dalam sebuah aula besar yang ada didalam kediaman megah itu, tampak beberapa orang yang tengah berdiri terpaku, semuanya menatap kearah pintu luar yang tembus mengarah kearah halaman depan bangunan besar itu. Di antara sosok-sosok yang ada di ruangan itu adalah Maithatarun, kepala kota negeri jin. Bintang, Zhena dan beberapa orang lelaki sepuh yang merupakan sesepuh kota jin yang sengaja di undang oleh Maithatarun untuk menjadi saksi pernikahan saudaranya, Bintang dan Zhena.Tapi kini semuanya terpaku, saat menjelang akad pernikahan terjadi. Sebuah suara keras terdengar membahana ditempat itu.“TAK AKAN ADA PERNIKAHAN YANG TERJADI. SIAPAPUN YANG BERANI MELAKUKANNYA, MAKA KEMATIAN YANG AKAN DIDAPAT!”Suara keras ini yang kemudian membuat Maithatarun, Bintang dan Zhena bangkit berdiri disertai para sesepuh kota jin dan bersikap waspada. Belum lagi hilang r
Putri Zhena yang saat itu ada satu langkah dihadapan Bintang, tentu saja terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Surya. Tapi terlambat bagi sang putri untuk menyelamatkan Bintang.Tapp...!Sebelum kibasan tangan Surya mengenai leher Bintang. Sebuah tangan telah menangkap pergelangan tangannya, menghentikan gerakan kibasan tangan Surya. Mata Surya terlihat terbelalak melihat orang yang telah menghentikan tindakannya adalah ;“Una Lyn, apa yang kau lakukan?!” bentak Surya dengan keras.“Tak akan kubiarkan kau menurunkan tangan mautmu kepada Bintang, Surya” kata Una Lyn dengan tegas. Surya dengan cepat menarik kembali tangannya dan melompat mundur.“Bintang...” ulang Surya mencoba mengingat-ngingat nama itu. Surya memang kehilangan ingatannya setelah berada di negeri jin. Karena itu Surya tak mengenali Bintang, tapi Surya tak mengerti dengan tindakan Una Lyn yang menghalangi serangannya tadi.“Kenapa ka
Bintang yang melihat hal itu sampai geleng-geleng kepala. Bintang kembali melangkahkan kakinya kearah sang putri.“Hai! Bintang. Jangan mendekat!” teriak sang putri memperingatkan Bintang yang kini terus melangkah kearahnya. Di hadapan Putri Zhena, Bintang menghentikan langkahnya. Bintang tampak memperhatikan api yang melingkar dan melilit sekujur tubuh Putri Zhena. Dalam jarak sedekat ini, bukannya Bintang tak merasakan panasnya api yang membelenggu tubuh Putri Zhena tersebut. Tapi Bintang sudah mengerahkan hawa Rembulan Dingin miliknya kesekujur tubuhnya, hingga hawa panas itu bisa dinetralisir olehnya.Putri Zhena sendiri tampak terkejut melihat Bintang yang sedikitpun tidak merasakan panas berada dihadapannya, dan belum lagi rasa heran itu semakin merasuki pikirannya.Tap!Bintang tiba-tiba saja mengatupkan kedua telapak tangannya didepan dada. Tak seberapa lama, sebuah bayangan prajurit dewa berwarna merah muncul diatas kepala Bintang. Pu
Bintang fikir akan sangat berbahaya jika pertarungan ini dibiarkan terus terjadi. Berfikir seperti itu. Bintangpun harus bertindak cepat untuk menghentikan pertarungan keduanya. Maka Bintang berkata pada Putri Zhena yang ada disebelahnya. “Zhena, kita harus segera menghentikan pertarungan mereka. Jangan sampai orang-orang yang tidak bersalah menjadi korban”Putri Zhena menoleh kearah Bintang, “Ya, kau benar Bintang, tapi bagaimana cara menghentikannya”Bintang kemudian menoleh kearah Maithatarun beserta para sesepuh kota jin yang ada didekatnya, semuanya juga tampak bingung dengan apa yang harus dilakukan.“Serahkan semuanya padaku” kata Bintang lagi seraya melangkah maju beberapa tindak kedepan.Tappp !!!Bintang mengatupkan kedua tangannya membentuk mudra didepan dada seraya menutup kedua matanya.Blesshhh....!Tubuh Bintang tiba-tiba saja mengeluarkan aura keemasan, bahkan aura keemasan itu menja
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig