Kali ini Bintang terdiam sejenak seperti tengah memikirkan jalan keluar terbaik yang bisa dilakukannya.
“Aku tak ingin membahayakan dirimu Bunda Dewi. Begini saja, kau katakan saja arah tujuan kotaraja itu. Biar aku kesana sendiri” kata Bintang dengan mantap.
“Kotaraja berada di negeri atas langit, Bintang. Untuk kesana kau harus memiliki kemampuan terbang” sela Bunda Dewi.
“Serahkan semuanya padaku” jawab Bintang dengan tersenyum.
-o0o-
KOTARAJA JIN, berada di negeri atas langit. Sehingga tak banyak orang yang tau, dimana letak kotaraja jin tersebut. Awan-awan putih indah yang bergerombol begitu banyak seakan menjadi batas pelindung kotaraja jin dari pandangan orang-orang yang berada dibawah, tapi dibalik awan-awan putih itu terlihat sebuah pemandangan menakjubkan dari sebuah kota yang terbilang sangat megah dan indah. Bangunan-bangunan tinggi pencakar langit terlihat disepanjang mata memandang. Be
Sepenanak nasi kemudian, wajah datar gadis ini terlihat tersenyum. Di ujung pandangannya, dapat dilihatnya dasar air terjun itu. Maka posisinya yang tadi terbalik dengan wajah dibawah, kini tampak berputar terbalik, wajahnya kembali menghadap keatas dengan kaki kebawah.Selagi meluncur kebawah, gadis itu tampak melepaskan satu demi satu pakaian yang melekat ditubuhnya, hingga dalam hitungan detik saja, kini sosok putih dan mulus sudah terpampang jelas meluncur deras kebawah.Byurrrr...!Tubuh itu menerabas masuk kedalam air. Cukup lama tak ada tanda-tanda gadis itu muncul kembali ke dasar air, hingga ;Byuuarrr!Air danau itu tersibak, sesosok kepala muncul dengan menyibakkan rambutnya yang panjang. Cantik sekali.Zhena terlihat begitu menikmati sekali keadaan dirinya yang terendam sebagian tubuhnya sebatas leher didalam air, dinginnya air terjun yang jatuh bagaikan gelombang air bah dari atas sana, seakan tak berarti baginya. Bisingnya suar
“Siapa kau?!” kembali gadis itu membentak dengan menggerakkan bibirnya. Dan kali inipun Bintang dapat mendengarnya dengan jelas. Bintang kagum mengetahui kalau gadis itu mampu berbicara didalam air, tidak seperti dirinya yang hanya bisa bernafas di dalam air dengan kemampuan mutiara naga yang dimilikinya.“Siapa gadis ini, hebat sekali kemampuannya bisa berbicara dalam air” membatin Bintang.“Sekali lagi kutanya! Siapa kau?!” bentak sigadis dengan menekan keras telapak kakinya yang menjejak didada Bintang. Bintang sendiri dapat merasakan injakan kaki si gadis bagaikan injakan gajah dewasa yang bisa meremukkan dadanya, kalau saja Bintang tidak dengan cepat menyalurkan tenaga dalamnya untuk melindungi dadanya. Tentu saat ini, dadanya sudah remuk. Untung saja Bintang masih mampu bernafas didalam air, jika tidak pasti sudah kelelep dibuatnya.“Huagghh...” Bintang terhentak saat injakan kaki gadis itu semakin keras mene
SEPASANG muda mudi yang tak lain adalah Putri Zhena dan Bintang tampak tengah duduk menghadap air terjun besar yang ada dihadapan mereka. Baik Bintang mapun Putri Zhena sendiri sesekali terlihat saling mencuri pandang satu sama lain. Bagi Bintang sendiri, tentu sosok jelita dan seksi Putri Zhena sangat menarik perhatiannya, keanggunan, keputihan dan kemulusan sosoknya benar-benar menggugah hati bagi setiap laki-laki yang memandangnya. Sementara itu bagi Putri Zhena sendiri, hatinya masih penasaran dengan sosok pemuda yang ada dihadapannya ini, makanya tak kala keduanya masih saling curi-curi pandang, tatapan keduanya sering beradu. Di kedua tangan dan kaki Bintang tampak belenggu yang terbuat dari kristal.“Dasar lelaki mesum!” dengus Putri Zhena melihat pemuda disebelahnya sering mencuri-curi pandang melihat kearahnya.“Bukan aku yang mesum, tapi pakaianmu itu yang memancing seseorang untuk melihatnya”“Apa yang salah dengan pakaia
Bintang yang merasa Putri Zhena tak bergerak dan terkesan membiarkan bibirnya yang menempel dibibirnya, segera saja Bintang lumat perlahan bibir bawahnya. Kali ini Putri Zhena tersadar merasakan lumatan lembut dibibirnya, maka dengan sekuat tenaga. Putri Zhena mendorong tubuh Bintang yang ada diatasnya dengan keras.Begitu kerasnya, sampai-sampai tubuh Bintang terlempar jatuh kedalam jurang air terjun. Tapi tidak sampai jauh, tubuh Bintang tertahan karena ternyata belenggu kristal yang ada dikedua tangannya, tampak memanjang dan membentuk semacam tali kristal yang ujungnya bermuara ditangan Putri Zhena. Dengan sekali sentak, kembali tubuh Bintang tertarik keatas, dan kini sudah berdiri dihadapannya.Plakkk!Kembali wajah Bintang kena tamparan keras oleh Putri Zhena. “Kau sengaja ya, mencari-cari kesempatan dalam kesempitan” bentak Putri Zhena.“Sengaja bagaimana, kedua kakiku di belenggu begini, kau tarik, ya terjatuhlah aku” ucap
MALAM DATANG. Kegelapannya meringkupi langit kotaraja yang berada di negeri atas langit. Sementara itu ditempat kediaman Putri Zhena, tepatnya dikamarnya. Terlihat sosok Bintang masih terdiam membatu, tenggelam di alam semadinya didalam kerangkeng kristal. Berada tak jauh darinya, di atas sebuah peraduan indah yang juga terbuat dari kristal, tampak sosok jelita Putri Zhena tengah terbaring. Tubuh indahnya menghampar diatas pembaringan, tapi kedua mata sang putri masih terbuka, tatapannya tertuju lurus ke jurusan sang pemuda. Di satu sisi, sang putri ingin sekali menundukkan kekerasan hati sang pemuda, tapi disisi lain sang putri juga kasihan melihat keadaan sang pemuda. Sang putri kagum akan keteguhan hati sang pemuda.“Sebentar lagi racun seribu pisau semut api akan bereaksi, ingin kulihat sejauh apa dia bertahan..” batin sang putri. Walau dihatinya terbersit rasa cemas.Malam semakin larut.“Argh!” terdengar suara Bintang memec
Tidak ada rasa sungkan dan malu lagi di hati sang putri, bahkan tak jarang Putri Zhena memperlihatkan kecantikan dan keindahan tubuhnya dihadapan Bintang dengan pakaian-pakaian seksinya. Putri Zhena senang bila Bintang memuji kecantikan dan keseksiannya. Putri Zhena memang termasuk wanita yang sangat membanggakan kecantikan dan keindahan tubuhnya. Hanya saja selama ini pujian yang didapatnya selalu terasa hambar, tak ada yang tulus mengatakannya kecuali dengan pandangan penuh nafsu, berbeda dengan Bintang. Bintang selalu bersikap menghormatinya tanpa berani bersikap kurang ajar kepadanya. Padahal seringkali, sang putri memancing-mancing gairah Bintang. Tapi Bintang menanggapinya dengan senyum. Seperti halnya hari ini, sang putri meminta Bintang untuk memijat dirinya.Sang putri tampak masuk ke kamar mandinya yang sangat mewah, di depan sebuah kaca besar, sosoknya berhenti.“Hari ini aku akan menggodanya kembali, masak-kan dia tak tertarik sediktipun padaku”
Dengan wajah cemberut, sang putri akhirnya turun dari peraduannya dan hanya dengan mengenakan handuk ditubuhnya, sang putri melangkah ke pintu. Di peraduan, Bintang hanya geleng-geleng kepala melihat kemontokan dan kesintalan tubuh sang putri dari belakang. Hampir saja Bintang tak kuat menahan hasratnya tadi.“Berani sekali kalian menganggu kesenanganku, mau mati kalian!” terdengar bentakan keras sang putri didepan pintu. Dihadapannya, terlihat seorang pelayan wanita yang tengah bersujud dihadapannya.“A-ampun putri, tapi ada utusan tuanku maharaja yang datang ingin bertemu dengan putri”“Siapa? Usir saja dia!”“Tuanku Surya, putri” ucap si pelayan, sang putri terdiam sejenak, lalu ;“Suruh saja dia pergi, aku tak ingin menemuinya”“Tapi ini katanya penting putri, hamba tak berani membantahnya” kata si pelayan lagi. Sang putri kembali terdiam, hingga ; “Baiklah, su
SEBUAH Istana terlihat begitu sangat megah, terbuat dari kristal-kristal putih yang sangat indah, istana indah tersebut tampak seperti berdiri diatas gumpalan-gumpalan awan yang putih dan lembut. Bentuknya tinggi menjulang hingga seakan menembus langit. Di sepanjang mata memandang, disetiap bagian istana, terlihat tengah dijaga ketat oleh barisan prajurit yang bila kita lihat lebih teliti. Para prajurit ini bukanlah berasal dari bangsa manusia, karena memang. Mereka adalah bangsa jin. Istana megah dan indah itu sendiri adalah milik Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Kita melongok kedalam, ternyata istana maharaja jin sangatlah benar-benar indah, batu permata dengan berbagai macam warna terlihat menghiasi dinding-dinding dan pilar-pilar batu yang ada didalam istana, bahkan gapura-gapura besi yang ada didalamnya juga terlihat dari emas murni. Sungguh sangat indah mamukau sekali.Kita masuk semakin kedalam istana itu, terlihat sebuah ruangan yang sudah dipenuhi oleh berbagai mahlu
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig