Jaya Sampoerna mencabut pedang itu dari warangkanya, terlihat sebilah pedang yang berukuran cukup besar kini tergenggam ditangan Jaya Sampoerna.
“Ilmu dewa tombakku akan menguji ketua!”
“Ilmu pedang alam semestaku siap menghadapinya” ucap Jaya Sampoerna dengan sangat tenang.
Di antara semua orang yang ada ditempat itu, hanya Bintang yang terkejut mendengar nama Ilmu pedang alam semesta yang baru saja disebutkan oleh Jaya Sampoerna.
“Sejak kapan Jaya Sampoerna memiliki Ilmu pedang alam semesta, perubahan Jaya Sampoerna dibanding yang dulu begitu sangat jauh sekali, sekarang Jaya Sampoerna terlihat begitu tenang dalam menghadapi lawan-lawannya, hemm... dalam waktu singkat Jaya Sampoerna bisa berubah seperti ini, apa yang sebenarnya terjadi?” batin Bintang yang menyadari perubahan sikap Jaya Sampoerna dibanding yang dulu saat pertama kali mereka bertemu.
Dewa Tombak sendiri tampak
Dewa Tombak terlihat merendahkan tombak ditangannya dan begitu hulu tombak berada didepan wajahnya, Dewa Tombak terlihat memejamkan mata, mulutnya berkomat kamit membaca mantra.Swoshhh ...!Ujung tombak akherat mengeluarkan api yang berkobar-kobar.Jaya Sampoerna yang melihat hal itu, segera ikut bereaksi. Tangan kirinya diangkat dengan kedua jari yang kini tampak mengeluarkan kilatan-kilatan cahaya hijau yang terang. Dengan kedua jarinya itu, Jaya Sampoerna kini tampak mengusap ke pedang yang ada ditangan kanannya, dari gagang pedang hingga ke hulu pedang.Swoshhh ...!Pedang ditangan Jaya Sampoerna kini tampak mengeluarkan kilatan-kilatan cahaya hijau yang terang.“Hiaaa...!”Dewa Tombak lebih dulu melancarkan serangannya dengan mendorongkan tombaknya kearah Jaya Sampoerna.Wutttt... wuttt... wuttt...!Lesatan kobaran-kobaran api melesat dahsyat kearah Jaya Sampoerna.“Hiaaah...!”
Werrrrr...Tiba-tiba saja dari senjata yang ada ditangan keduanya memancar aura pedang dan golok yang sangat dahsyat. Baik Sabdo Siji dan Dewa Golok terlihat sama-sama mengambil sikap kuda-kuda bertarung.Serrrr....!Serrrr....!Sosok Dewa Golok dan Sabdo Siji sama-sama berkelebat kedepan, dan ;Tranggg...!Dua senjata kembali bertemu ditengah-tengah.Tranggg...! Tranggg...! Tranggg...!Pertarungan antara Dewa Golok dan Sabdo Siji berlangsung dahsyat, dengan masing-masing senjata yang sudah dialiri kekuatan tenaga dalam yang dahsyat, kedua-duanya bertarung dengan sengitnya. Jelas sekali terlihat bagaimana tingginya ilmu keduanya, baik Dewa Golok maupun Sabdo Siji sama-sama tenang dalam menyerang maupun bertahan, hingga dalam puluhan jurus, masih belum bisa dipastikan siapa yang lebih unggul diantara keduanya.Tranggg...! Tranggg...! Tranggg...!Pertarungan terus berlangsung dahsyat hingga memasuki jurus ke 112. De
Wussshhhh! sosok Sabdo Siji berkelebat cepat terbang keatas, menyongsong serangan Dewa Golok.Tranggg...! Dhuarrrr...!Ledakan dahsyat terjadi diudara saat pedang Sabdo Siji dan Golok Pembelah Gunung Dewa Golok bertemu diudara.Trangg...! Trangg...! Trangg...! Trangg...!Berikutnya, Dewa Golok dan Sabdo Siji bertarung sengit diudara.Dhuer! Gleegaarrr...!Alampun seakan menggila, langit yang sudah menghitam, petir dan halilintar silih berganti bersahut-sahutan. Sementara itu pertarungan udara antara Sabdo Siji dan Dewa Golok terus berlangsung seakan tak menghiraukan keadaan alam yang semakin menggila.Seperti pertarungan di jurus pertama, di jurus kedua inipun sudah berlangsung puluhan jurus, setiap jurus yang dimiliki oleh Sabdo Siji dan Dewa Golok terbagi menjadi ratusan pecahan jurus yang sangat sulit dinalar oleh jago-jago pedang biasa.Dhuer! Gleegaarrr...!Pertarungan terus berlangsung dengan sengit, hingga ;
Tapi sesekali Sabdo Siji menangkis serangan Dewa Golok dengan Pedang ditangannya, sejauh ini serangan-serangan Dewa Golok mampu dipatahkan oleh Sabdo Siji dengan mudahnya.“Jurus apa yang digunakannya, jurus ini seperti jurus yang dipergunakannya saat menghadapi ketua Tangan Dewa” batin Dewa Golok sambil terus melancarkan serangannya.Dewa Golok kembali menambah kecepatan serangannya, tapi lagi-lagi Sabdo Siji mampu bergerak lebih cepat darinya. Sejauh ini Sabdo Siji tak sedikitpun membalas serangan Dewa Golok, Sabdo Siji hanya bertahan dan menghindar.Sampai puluhan jurus berlalu, Dewa Golok belum mampu menyerang mengenai tubuh lawannya. Hingga tiba-tiba dipertengahan pertarungan, tiba-tiba saja Dewa Golok menghentikan serangannya dan langsung melompat mundur.“i...ini...ini jurus apa?!” tanya Dewa Golok.“ini adalah Mata Malaikat...” ucap Sabdo Siji dengan tegas dan mantap. Wajah Dewa Golok tampak beru
Malam itu, suasana di Padepokan Dharma Semesta berjalan seperti biasanya, dimana disaat banyak orang sudah tertidur lelap dikamarnya masing-masing, tapi murid-murid Padepokan Dharma Semesta tengah sibuk berbenah, baik membereskan dan membersihkan sampah-sampah yang berserakan diberbagai tempat, maupun juga mempersiapkan tempat untuk besok. Semua tampak bekerja dengan penuh kesungguhan.Empat dari limo ayu tampak sibuk mengatur semuanya, dari mengatur tempat, makanan dan lain-lain, semuanya dipersiapkan dengan penuh perhitungan. Tapi bukankah ada yang aneh, hanya ada empat dari limo ayu, lalu dimana seorang lagi. Yang tak terlihat adalah Ayu Valensia.Di sebuah kamar…Kamar dimana tempat Bintang berada, terlihat kamar itu lengang-lengang saja, diatas ranjangpun tak terlihat sosok Bintang. Tapi disebuah kursi panjang yang ada diruangan itu, kursi yang mungkin bisa kita sebuah dengan sofa bila istilah orang zaman sekarang, terlihat Bintang yang tengah duduk
Ayu Valensia terdiam mendengar hal itu, walaupun sebenarnya Ayu Valensia bisa saja menolak saat tiba gilirannya malam ini untuk menemani Bintang, memang sudah begitu lama sekali rasanya Ayu Valensia tidak pernah merasakan nikmatnya bercumbu dengan seorang laki-laki, dan setelah beberapa malam mendengarkan percumbuan antara Bintang dan saudari-saudarinya yang lain, rasa penasaran dan keinginan untuk bercumbu yang telah lama tak dirasakannya itu muncul kembali, bahkan kini semakin menggebu-gebu didalam dirinya, karena itulah saat tiba gilirannya malam ini untuk menemani Bintang, Ayu Valensia tidak menolaknya.“Hidup tak selalu tentang berhubungan sex Valensia, ada banyak cara untuk mencari kebahagiaan” sambung Bintang lagi menyadarkan Ayu Valensia dari lamunannya.“Tidak apa-apa Tuan, saya bersedia melayani Tuan malam ini, hanya saja… Tolong Tuan jangan marah bila saya tidak bisa memuaskan Tuan” ucap Ayu Valensia lagi dengan wajah memerah,
Malam semakin berjalan larut, orang-orang sudah terlelap dalam tidurnya.Sementara itu…“Terima kasih Tuan...” ucap Ayu Valensia dipelukan Bintang. Terlihat tubuh keduanya sudah terbungkus kedalam selimut yang menyelimuti tubuh keduanya hingga sebatas dada. Ayu Valensia sendiri tampak menggelayut manja diatas dada Bintang seraya terus menatap kearah Bintang.“Terima kasih untuk apa?”“Terima kasih karena Tuan telah memberikan kenikmatan yang telah lama tidak saya rasakan” ucap Ayu Valensia lagi. Kali ini Bintang tersenyum seraya mengangkat satu tangannya dan dengan lembut Bintang membelai wajah jelita yang ada didepan matanya itu.“Untuk wanita secantik dirimu, kau pantas mendapatkannya Valensia” ucap Bintang lembut, kali ini Ayu Valensia yang tersenyum lembut kearah Bintang, sejenak Ayu Valensia tampak melirik kearah anting yang Bintang kenakan dan lagi-lagi Bintang dapat menangkap hal itu. En
“Apa yang sebenarnya terjadi?”“Saat kami tiba di Blambang Sewu, Tuan muda sudah seperti orang yang mengalami gangguan jiwa mahaguru, gusti prabu Blambang Sewu meminta kami untuk membawa Tuan muda kembali” jelas murid Dewa Tombak yang memang ditugasnya untuk membawa Jiwo Satrio kembali.“Apakah gusti prabu Blambang Sewu tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Jiwo Satrio?” Tanya Mahaguru Ummi Ayu lagi. Murid Dewa Tombak tampak menggeleng.Mahaguru Ummi Ayu kemudian mengalihkan pandangannya kearah Ayu Mayrissa yang ada dibelakangnya saat itu.“Mayrissa, apa kau tau kenapa Jiwo Satrio jadi seperti ini?!” Tanya Mahaguru Ummi Ayu kepada Ayu Mayrissa dengan mengirimkan suara batinnya kepada Ayu Mayrissa. Di tempatnya, Ayu Mayrissa tampak terdiam seraya terus memperhatikan keadaan Jiwo Satrio yang sangat memprihatinkan sekali dilihatnya.Dengan menarik nafas berat dan panjang, akhirnya Ayu Mayris