Begitu serangan itu datang, dengan sangat mengagumkan sekali, Bintang hanya memiringkan kepalanya menghindari serangan batu yang terarah kearah kepalanya, lalu Bintang bergerak cepat hanya dengan mengunakan langkah cepatnya menghindari serangan-serangan batu terbang tersebut. Kecepatan gerak ‘Langkah Ajaib’ dan ketajaman pandangan mata dewa yang dipergunakan oleh Bintang sudah cukup menghindari semua serangan mematikan itu.
Dengan mata dewa Bintang dapat melihat dengan jelas lesatan-lesatan batu-batu terbang tersebut, dan dengan ‘Langkah Ajaib’nya Bintang menghindarinya. Apa yang dipertunjukkan Bintang benar-benar mengejutkan Badug Seketi. Badug Seketi mengerahkan kekuatan psikisnya lebih kuat untuk menerbangkan apa saja yang ada didekatnya untuk menyerang lawannya, tapi lagi-lagi Badug Seketi dibuat geleng-geleng kepala melihat lawannya mampu menghindari semua serangannya dengan sangat mudahnya.
Merasa serang
Hiaaa..!Hiaaah..!Wutttt.. wuttt.. wuttt..!Hampir bersamaan sosok Bintang dan Badug Seketi yang telah berubah menjadi sosok Bintang saling menyerang kedepan dengan ‘Tendangan Tanpa Bayangan’nya.Deebb.. Deebb.. Deebb..!Keduanya beradu tendangan, keduanya beradu serangan, sungguh sangat mirip sekali gerakan yang dilakukan oleh Bintang dan Badug Seketi dalam wujud Bintang tiruannya. Hingga pertarungan berlangsung sengit dan seru. Debu-debu mulai berterbangan. Jurus-jurus ‘Tendangan Tanpa Bayangan’ dikerahkan. Gerakan dan kecepatan keduanya benar-benar sama dan sekarang malah sulit untuk membedakan mana Bintang dan mana Badug Seketi.Keduanya bertarung dengan jurus-jurus tingkat tinggi. Gerakan-gerakannya sangat cepat, sulit diikuti mata biasa, sehingga yang terlihat hanya bayangan saja berkelebatan saling sambar. Dalam waktu singkat mereka sudah beberapa kali mengganti jurus. Semakin lama pertarunga
ISTANA ALAM LELEMBUT. Saat ini Ratu Alam Lelembut, Ratu Dewi Kencana dan Putri Aura Kencana tengah duduk berdampingan. Kedua penguasa alam lelembut ini memanglah bersosok cantik dan anggun, kedua-duanya memiliki bentuk tubuh yang tinggi semampai sehingga memperlihatkan kedua kaki mereka yang terlihat begitu jenjang, putih dan mulus dikarenakan belahan gaun yang terbelah hingga ke pangkal paha. Di hadapan keduanya tampak sebuah cermin berukuran besar, dimana didalam cermin tersebut tampak pula pantulan duduk seorang wanita berparas cantik jelita dengan sosok layaknya seorang ratu pula. Tak salah, sosok yang ada didalam cermin itu adalah Ratu Samudra. Saat ini ketiganya tengah melakukan komunikasi jarak jauh dan berbeda alam pula. Bila Ratu Dewi Kencana dan Ratu Alam Lelembut berada di istana alam lelembut, Ratu Samudra berada di Istana Dasar Samudra miliknya. Tapi hal itu bukan menjadi masalah karena kesaktian yang dimiliki kedua belah pihak yang tak perlu diragukan lagi.“Apa kabar yu
“Yunda Samudra...”“Iya, Yunda Dewi”“Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan sama yunda”“Mengenai apa Yunda Dewi, sampaikan saja”“Ini mengenai gusti Yudha Manggala, suami yunda” ucap Ratu Dewi Kencana lagi hingga mengejutkan Ratu Samudra yang kini menatap kearah Ratu Dewi Kencana dengan tatapan bingung.“Saat beberapa waktu yang lalu bertemu dengan gusti Yudha Manggala, saya melihat dan merasakan sesuatu pada sosok gusti Yudha Manggala...” ucap Ratu Dewi Kencana akhirnya. Ratu Samudra tetap diam mendengar hal itu untuk menunggu kelanjutan ucapan Ratu Dewi Kencana.“Pada sosok gusti Yudha Manggala, saya merasakan ada sesuatu yang sangat kuat terpancar keluar dari sosok gusti Yudha Manggala” ucap Ratu Dewi Kencana kembali berhenti, terlihat Ratu Dewi Kencana menggigit bibirnya sendiri.Di hadapannya, terlihat Ratu Samudra tersenyum.“Ya, aku sudah tahu itu Yunda Dewi...”“Yunda sudah tau?!” tanya Ratu Dewi Kencana terkejut dengan wajah berubah. Ratu Samudra tampak mengangguk.“Iya, saya
Entah sudah berapa jurus keduanya bertarung, dan sejauh itu pula Badug Seketi yang mampu menyerupai sosok Bintang selalu bisa menirukan semua jurus yang Bintang pergunakan, Bintang seperti bertarung menghadapi dirinya sendiri, tak ada bedanya.Pada suatu kesempatan, Bintang melompat mundur. Bintang sadar lawannya juga memiliki karakter jurus yang sama dengan miliknya. Badug Seketi yang menyerupai sosok Bintang tampak ikut mundur dan terlihat senyum sinis diwajah Badug Seketi yang menyerupai Bintang.“Cakra Petir Ganda, heaa...!”Zzzgghh! Zzzgghh! Zzzgghh!Bintang mengerahkan jurus ‘Cakra Petir’ Gandanya pada kedua tangannya hingga Cakra Petir langsung terangkum dikedua tangannya.“Cakra Petir Ganda, heaa...”Zzzgghh! Zzzgghh! Zzzgghh!Badug Seketipun tak mau kalah, jurus ‘Cakra Petir’ Ganda juga dikerakan dan terangkum dikedua tangannya.
Kini terlihatlah pertarungan dahsyat diantara keduanya kembali berlangsung.Duarr... Duarrrr....! Duarrr....!! Duarrr....!Beberapa ledakan hebat kembali terjadi disekitar tubuh keduanya. Tapi hebatnya pertemuan kedua jurus ternyata tidak menimbulkan kerusakan seperti yang diperkirakan, karena baik Bintang maupun sosok Badug Seketi yang menyerupai dirinya sama-sama mengkonsentrasikan kekuatan mereka agar tidak meluber kemana-mana.Buummm!Ledakan keras melemparkan tubuh keduanya kembali kebelakang. Tapi begitu kaki keduanya berhasil menyentuh tanah, keduanya kembali langsung berkelebat kedepan dengan dahsyatnya.“Naga Halilintar, yeahhh....!”. Jurus kelima dari Cakra Petir berkiblat.Wusshhh.....!Cakra Petir yang ada ditangan Bintang langsung melesat dan langsung membentuk bayangan seekor naga yang terbentuk dari Cakra Petirnya.“Naga Halilintar, yeahhh....!”
Bintang kini terdiam seraya terus berfikir untuk mencari kelemahan jurus lawannya.“Setiap jurus pasti memiliki kelemahan, demikian pula jurus Cermin Rupa miliknya...” batin Bintang lagi terus berfikir keras mengenai hal itu.Sementara itu ditempatnya, Raja Siluman Buaya yang masih terus memperhatikan keduanya seraya terus mengerahkan perisai dari Tongkat Pilar Ghaib miliknya untuk melindungi para prajurit siluman buaya yang berada ditempat itu melihat pertarungan tersebut.“Kau takkan sanggup untuk menghadapi Cermin Rupa itu Yudha Manggala...” batin Raja Siluman Buaya lagi.Bintang sendiri yang masih terdiam terlihat terus menatap tajam kearah Bintang Kw yang ada jauh dihadapannya, tiba-tiba saja raut wajah Bintang berubah saat melihat Pedang Bintang Angkasa yang ada dipunggung Bintang Kw.“Apakah dia juga memiliki keris kyai guntur dipinggang belakangnya, hmm... akan kucob
Bintang masih terdiam ditempatnya seraya terus menatap tajam kearah sosok Bintang Kw jelmaan Badug Seketi. Kening Bintang tiba-tiba saja berkerut, semakin lama kerutan dikening Bintang semakin kentara terlihat.“Cermin Rupa...” ulang Bintang pelan.“Cermin Rupa... Cermin Rupa... Cermin Rupa...” berkali-kali Bintang mengulang nama jurus milik Badug Seketi tersebut, wajah Bintang yang tadinya tegang perlahan mulai melunak, bahkan kini mulai tersenyum. Kini balik sosok Badug Seketi yang heran melihat senyum diwajah lawannya.“Ternyata begitu rupanya...” ucap Bintang hingga membuat Badug Seketi semakin bingung dan heran.“Apakah dia menyadari sesuatu tentang ilmu Cermin Rupaku... Akh, tidak mungkin. Itu tidak mungkin” batin Badug Seketi. “Sebaiknya kudahului menyerangnya” sambung batin Badug Seketi lagi.Berfikir seperti itu, Badug Seketipun segera
Badug Seketi sendiri tampak terkejut melihat lawannya berhasil mematahkan ilmu Cermin Rupa miliknya, dimana ilmu Cermin Rupa yang selama ini tak pernah gagal dalam mengalahkan lawan-lawannya, karena dengan ilmu Cermin Rupa, Badug Seketi mampu menyembunyikan dirinya dengan masuk kedalam cermin saktinya, lalu dari cermin saktinya mampu menjelma sosok bayangan yang menyerupai lawannya, jadi selama bertarung, sosok lawannya tersebut sama seperti menghadapi dirinya sendiri karena sesungguhnya dia berhadapan dengan cermin yang menjadi tempat persembunyian Badug Seketi. Melihat lawannya yang juga memiliki ilmu yang bisa masuk kedalam cermin dan menemukan kelemahan dari ilmu Cermin Rupanya, tentu saja hal ini sangat mengagetkan dan mengejutkan Badug Seketi. Apalagi saat Badug Seketi memperhatikan disekitarnya.“Ini bukan ilmu biasa.... semuanya tanpa warna” batin Badug Seketi dengan wajah berubah terkejut melihat keadaan disekitarnya, d