"Huaghh!!"
Tapi hampir bersamaan dari mulut keduanya darah kental hitam kemerahan tersembur keluar, Rara Jingga dan Blorong sama-sama jatuh terduduk ditempatnya. Terlihat pakaian yang keduanya kenakan sudah robek disana sini hingga menampilkan tubuh indah keduanya.
Blorong terlihat lebih dulu mencoba untuk bangkit lebih dulu dengan lutut goyah, tapi setelah mengumpulkan segenap kekuatannya, Blorong akhirya mampu berdiri dengan kedua kakinya. Blorong terlihat ingin kembali melanjutkan pertarungan mereka dengan menghimpun kekuatan.
“Hentikan Nyimas Dewi Anggatri..!” terdengar suara terbata-bata dari Rara Jingga tanpa sanggup mengangkat kepalanya menatap kearah Blorong, ucapan Rara Jingga justru membuat kedua mata Blorong tampak membesar melotot, wajahnya terlihat pucat pasi seperti baru saja melihat sesuatu yang sangat menakutkan. Rara Jingga sendiri tampak secara perlahan mengangkat wajahnya, dapat dilihat bagaimana sekujur wajah jelita Rara Jingga di
MALAM semakin larut, di dalam kamar yang Bintang tempati, terlihat sosok Bintang yang tengah terbaring diatas ranjang. Saat ini Bintang memang tengah menunggu Rara Jingga yang pergi kebawah untuk membawakan makan malam untuk mereka, tapi sampai malam semakin larut, Rara Jingga belum juga muncul membawakannya makanan dan menunggu adalah pekerjaan yang amat membosankan, dan ini pula yang saat ini dirasakan oleh Bintang, dan mungkin karena terlalu mengantuk, membuat Bintang akhirnya terlelap. Bintang tidak tahu telah berapa lama tertidur. Bintang baru tersadar saat tubuh bagian bawahnya terasa geli, perlahan Bintang sedikit membuka matanya dan terlihat seorang wanita berparas cantik sensual sedang bermain di area tubuh bagian bawahnya. Bintang mengenali sosok itu, karena sosok itu tak lain adalah Blorong. Walau heran kenapa dan mengapa Blorong sampai berada dikamarnya, tapi Bintang diam saja pura-pura tertidur.Karena merasa keenakan yang tak tertahankan, tak sadar Bintang menggelinjang
Tok..Tok..Tok!Baru saja memejamkan mata, Rara Jingga sudah kembali membukanya karena mendengar suara ketukan dipintu kamarnya. Dengan perlahan, Rara Jingga segera turun dari atas ranjang peraduannya dan segera berjalan kearah pintu.Kreaakkk!Dengan sangat pelan sekali, Rara Jingga membuka pintu kamarnya dan seketika kedua mata Rara Jingga terbelalak. Orang yang telah mengusik pikirannya kini telah berdiri tepat didepan pintu kamarnya.“Gusti” ucap Rara Jingga pelan melihat sosok Bintang yang berdiri didepan pintunya tanpa mengenakan pakaian bagian atasnya, hingga memperlihatkan dadanya yang bidang dan perutnya yang sixpack.“Rara Jingga” terdengar suara lembut Bintang yang menatapnya dengan tersenyum, perlahan Bintang melangkah masuk, Rara Jingga mundur beberapa langkah, tanpa berbalik Bintang mengunci pintu kamar itu.“Apa kabar Rara Jingga ?” kembali terdengar suara Bintang lembut menyapanya, tapi Rara Jingga tetap diam bagaikan patung yang menatap kearah Bintang yang kini ada dih
“Aku mengkhawatirkan keadaanmu Rara Jingga” ucap Bintang seraya meraih sosok Rara Jingga yang ada dihadapannya kedalam pelukannya, ternyata Rara Jinggapun malah menghamburkan tubuhnya di dada Bintang. Hatinya bahagia mendengar Bintang mengkhawatirkan dirinya.“Maaf telah membuat Gusti khawatir” ucap Rara Jingga dipelukan Bintang.“Apa yang sebenarnya terjadi Rara Jingga ? Apakah kau dan Blorong bertarung ?”Rara Jingga menarik nafas panjang mendengar hal itu, untuk sesaat Rara Jingga teringat peristiwa setelah pertarungannya dengan Blorong.<kilas balik> “Ss..siapa kau sebenarnya Rara Jingga ?”“Aku adikmu nyimas, Gheatri..!” jelas Rara Jingga lagi hingga semakin membuat paras jelita Blorong berubah.“Gh..ghe.. Gheatri!” ulang Blorong dengan gugup dan tatapan seakan tak percaya. Sementara Rara Jingga tersenyum mendengar nama aslinya disebut oleh Bl
“Kau tak perlu khawatir Rara Jingga, aku sudah membagi diriku menjadi dua, diriku yang satu saat ini masih bersama Blorong” jelas Bintang lagi. Rara Jingga tersenyum karena memang mengetahui kalau Bintang memiliki kemampuan untuk membagi dirinya menjadi beberapa orang, bahkan saat pertama kali bertemu, Rara Jingga melihat sendiri bagaimana Bintang membelah diri menjadi Tiga orang.“Apa Gusti benar-benar mengkhawatirkan hamba ?” tanya Rara Jingga lagi.“Tentu saja Rara Jingga, aku sangat mengkhawatirkan keadaan dirimu”“Terima kasih atas perhatian gusti.. Terima kasih” ucap Rara Jingga tak kuasa menahan harunya. Tanpa disadarinya, air matanya mulai jatuh dari kedua pelupuk matanya yang indah, tapi Bintang dengan cepat menyekanya. Untuk sesaat keduanya sama-sama saling pandang tanpa ada suara. Jarak diantara keduanya sangat dekat sekali, sehingga Bintang dapat menikmati kecantikan yang begitu manis dari Rara Jingga.
Ketiganya lalu membicarakan tentang rencana mereka untuk memancing para siluman buaya keluar dari sarangnya. Setelah mencapai kesepakatan. Blorong dan Rara Jingga segera melangkah menuju ke sungai kecil yang ada dihadapan mereka. Di tepian sungai, keduanya tiba-tiba saja melepaskan pakaian mereka tanpa sisa sehelai benangpun ditubuh mereka, sehingga tubuh mulus telanjang keduanya terlihat dengan jelas oleh Bintang yang masih berada ditempat persembunyiannya.Glek..Bintang hanya mampu menegak ludahnya melihat hal itu. Baik Rara Jingga maupun Blorong sama-sama memiliki keindahan tubuh yang sangat memukau bagi siapa saja yang memandangnya, baik itu laki-laki maupun perempuan.Byurr!!Hampir bersamaan, Rara Jingga dan Blorong melompat masuk ke dalam air! Kini keduanya tampak begitu menikmati mandi disungai kecil tersebut, seakan tak perduli dengan keadaan disekelilingnya.Cukup lama keduanya mandi di sungai kecil itu, tapi tak ada yang terjadi. Bintan
Hampir bersamaan Blorong dan Rara Jingga terkena hantaman serangan para prajurit siluman buaya hingga sosok keduanya terpental jauh."Huaghh!!"Darah kental hitam kemerahan tersembur keluar dari dalam mulut Blorong dan Rara Jingga. Keduanya masih tak mampu untuk bangkit berdiri, tapi dibalik itu semua terlihat Blorong dan Rara Jingga saling pandang dan mengedipkan mata sebagai suatu kode bagi keduanya, dan ;Serrr...! Serrr...!Hampir bersamaan Blorong dan Rara Jingga melesat pergi meninggalkan tempat itu, hal ini tentu saja sangat mengejutkan bagi ke-10 orang prajurit siluman buaya, bahkan kedua patih siluman buaya ikut terkejut melihat hal itu, hal ini sungguh tak mereka duga sebelumnya, rupanya Blorong dan Rara Jingga memanfaatkan gerak pental jatuh tubuh mereka untuk keluar dari kepungan para prajurit siluman buaya.“KEJAR MEREKA! TANGKAP!!” perintah patih braga dengan keras. Dalam sekejap saja ke-10 orang prajurit siluman buaya lan
“Apakah alasanmu hanya karena kesetiaanmu pada Gusti Yudha Manggala Rara Jingga ? atau ada alasan lain” tanya Blorong dengan tersenyum.“Rara tak perlu menjawabnya, nyimas pasti sudah tahu” ucap Rara Jingga tersenyum.“Baiklah.. Ayo kita teruskan sandiwara ini” ucap Blorong tersenyum melihat adiknya menjadi salah tingkah.“Apa yang harus kita lakukan sekarang nyimas ?”“Mau bagaimana lagi, untuk masuk ke Alam Lelembut Siluman Buaya secara paksa, itu akan sangat sulit.. Jadi kita akan membiarkan diri kita tertangkap dan dibawa masuk ke Alam Lelembut Siluman Buaya” jelas Blorong lagi, kali ini Rara Jingga tampak mengangguk mantap pertanda setuju.-o0o-NEGERI Alam Lelembut Siluman Buaya. Dimana Ayu Mayrissa masih berada ditahanannya saat ini. Terlihat saat ini Ayu Mayrissa masih tertunduk dan membenamkan wajahnya diatas b
“Gusti Yudha Manggala, siapa dia ?!” tanya Ayu Mayrissa hingga membuat Blorong dan Rara Jingga saling pandang satu sama lain.“Di dunia manusia, Gusti Yudha Manggala dikenal sebagai prabu Setyo Kencana, Gusti prabu Bintang,” jelas Rara Jingga hingga membuat wajah Ayu Mayrissa seketika berubah, terkejut bukan mendengar nama asli Gusti Yudha Manggala, melainkan Ayu Mayrissa terkejut pada kata-kata didunia manusia. Hal ini membuat Ayu Mayrissa menatap penuh makna kepada kedua wanita cantik yang ada dihadapannya.Lagi-lagi Blorong dan Rara Jingga saling memandang satu sama lain dan hampir bersamaan keduanya saling mengangguk.“Hamba Rara Jingga dari istana dasar samudra” Rara Jingga memperkenalkan dirinya, kedua mata Ayu Mayrissa tampak membesar menatap kearah Rara Jingga.“Hamba Blorong dari Istana Alam Lelembut” Blorong ikut memperkenalkan dirinya hingga Ayu Mayriss