Tak jauh dari api unggun kecil itu, tepatnya dibawah jorokan batu besar yang menuanginya, tampak satu sosok tubuh yang sepertinya tengah melakukan tapa semedi. Hal ini terlihat dari sikapnya yang duduk bersila dengan kedua telapak tangan yang mengatup didepan dada, ditambah lagi kedua matanya yang terpejam, dapat dipastikan sosok itu tengah tenggelam di alam tapa semedinya. Bila kita memperhatikan sosoknya dengan lebih seksama, sosok itu tak lain adalah Bintang, si Ksatria Pengembara.
Deru angin dan suara deru ombak berpadu menjadi satu, mungkin bagi sebagian orang suasana ditempat itu akan terasa sangat mencekam dengan segala macam keadaannya, tapi bagi sebagian orang lain, justru tempat itu memunculkan rasa khidmat untuk menenangkan diri.
Bintang terlihat membuka kedua matanya saat hidungnya mencium harum semerbak yang sangat khas baunya, harum semerbak bunga melati yang sangat Bintang kenali sebagai milik orang-orang Istana Dasar Samudra.
Pandangan B
“Bukan masalah itu, kanda” ucap Ratu Samudra menghentikan ucapannya sejenak. Bintang bingung dan heran menatap kearah Ratu Samudra dengan tatapan penuh arti. Sementara Ratu Samudra tampak menarik nafas panjang dan berkata ;“Sebelumnya maafkan dinda, kanda.. karena kesibukan dinda mengatur Istana Dasar Samudra, dinda sampai lupa kalau dinda memiliki kanda sebagai suami dinda” ucap Ratu Samudra. “Saat tadi kanda memanggil dinda dengan sutra batin, dinda baru tersadar” sambung Ratu Samudra lagi. “Maafkan dinda, kanda.. maafkan dinda yang telah melupakan kanda” ucap Ratu Samudra lagi seraya kembali memeluk Bintang dengan erat.Bintang yang mendengar hal itu, awalnya terkejut, tapi kemudian Bintang terlihat tersenyum. Lalu Bintang balas memeluk dengan mesra tubuh Ratu Samudra yang juga memeluknya dengan erat. Harum semerbak tubuh Ratu Samudra tercium dipenciuman Bintang.“Dinda tak salah.. Kanda
KAMAR MEGAH, indah dan sangat luas layaknya kamar seorang putri bangsawan kini terpampang didepan mata Bintang. Pemandangan inilah yang tadi membuat Bintang berkali-kali menjulurkan kepalanya keluar dari kereta kencana, lalu kemudian masuk kembali kedalam kereta kencana. Begitu kepala Bintang berada didalam kereta kencana, Bintang dapat melihat kamar megah, indah dan sangat luas, tapi begitu Bintang menjulurkan kepalanya keluar kereta kencana, Bintang dapat melihat keadaan kereta kencana yang tidak seberapa besar itu, Bintang seperti tak percaya melihat perbedaan keadaan diluar dan didalam kereta kencana, karena tak mungkin kereta sekecil itu bisa memuat kamar sebesar itu. Setelah Ratu Samudra menjelaskan baru Bintang faham, kalau kini dirinya tidak lagi berada dialam nyata, melainkan berada dialam ghaib.Di dalam kamar, harum semerbak langsung tercium di hidung Bintang, terlihat sebuah peraduan besar yang dikelilingi oleh sebuah tirai hijau yang transparan. Bintang melangkah
“Kanda tak perlu minta maaf, Dinda mengerti”. ucap lembut Ratu Samudra seraya menarik wajah Bintang kearah wajahnya. Lumatan lembut kembali mendera bibir keduanya, kerinduan yang begitu lama terpendam kini luluh bagaikan air es yang menggetarkan seluruh tubuh. Kedua-duanya sama-sama tenggelam dalam lumatan hangat dan mesra. Setelah cukup lama melepas rindu dalam pagutan mesra, keduanya saling melepas dan tetap saling menatap mesra satu sama lain.Bintang tak kuat menahan dirinya untuk tidak menundukkan wajahnya lagi. Maka wajah Bintang kembali tertunduk, Ratu Samudra menyambut lumatan Bintang pada bibirnya tak kalah hangat, kedua-duanya tenggelam dalam alam birahi kerinduan yang sudah lama terpendam, kerinduan yang membuat keduanya begitu bergairah malam itu, sentuhan dan belaian yang selalu dirindukan oleh Ratu Samudra dari Bintang. Sembari tangan Bintang meremas kedua tangannya dan kemudian Bintang melanjutkan untuk menarik tubuh Ratu Samudra lebih rapat. Ratu S
“Sahabat dinda, Dewi Kencana, Ratu Alam Lelembut”“Dewi Kencana, Ratu Alam Lelembut” ulang Bintang dengan wajah berubah.“Benar kanda, kanda sudah pernah bertemu dengannya saat pernikahan kita dulu” ucap Ratu Samudra lagi.“Paman Raja Alam Lelembut memiliki dua orang putri.. Dewi Kencana dan Aura Kencana, setelah paman Raja Alam Lelembut moksa, jabatan sebagai penguasa alam lelembut diserahkan kepada Dewi Kencana.. Dinda pikir mungkin Dewi Kencana pasti tahu tentang hal ini” ucap Ratu Samudra.“Dimana letak kediaman Ratu Dewi Kencana itu dinda?”“Gunung Halimun”“Gunung Halimun, dimana itu dinda?” tanya Bintang bingung.“Nanti biar dinda suruh salah seorang dayang dinda untuk mengantarkan kanda kesana.” ucap Ratu Samudra lagi. Bintang tersenyum dan mengangguk.“Tapi kanda..” ucap Ratu Samudra
Hari itu, Bintang masih tenggelam di alam tapa semedinya, duduk diatas sebuah gugusan batu besar ditepian pantai. Deru angin dan suara deru ombak berpadu menjadi satu membuat suara gemericik alam yang sangat khas dari lautan.Plassh .. !Seberkas cahaya muncul beberapa tombak dihadapan Bintang dan saat cahaya itu sirna, satu sosok tubuh sudah berdiri dihadapan Bintang. Harum semerbak bunga melati langsung tercium santer ditempat itu, Bintang yang masih tenggelam di alam tapa semedinya dapat mengetahui kalau yang muncul dihadapannya adalah seorang wanita, harum seperti harum semerbak Ratu Samudra, tapi tentu saja Bintang dapat membedakan mana harum semerbak istrinya, Ratu Samudra dan mana yang bukan, tapi Bintang yakin yang muncul dihadapannya saat ini bukanlah istri tercintanya, tapi masih berasal dari Istana Dasar Samudra, karena itulah Bintang masih tetap tenggelam di tapa semedinya.Sementara itu sosok yang baru saja muncul dihadapan Bintang memangla
GUNUNG HALIMUN adalah sebuah gunung yang sudah sangat terkenal keangkerannya, dipercaya oleh banyak orang kalau Gunung Halimun merupakan tempat berdirinya kerajaan alam lelembut, karena hal ini pulalah, gunung ini hampir tak pernah dijamah oleh manusia, hanya orang-orang yang bosan hidupnya saja yang akan mendatangi gunung ini.Dugaan orang-orang memang tidak salah, karena Gunung Halimun merupakan gerbang masuk menuju ke istana kerajaan alam lelembut, kerajaan alam lelembut yang menjadi tempat tinggalnya Raja Alam Lelembut, tapi setelah Raja Alam Lelembut moksa, kedudukannya sebagai penguasa kerajaan alam lelembut digantikan oleh putri sulungnya yang bernama Ratu Dewi Kencana.Gunung Halimun berdiri kokoh dengan angkernya dikejauhan. Puncaknya yang tinggi selalu diselimuti kabut tebal. Lereng-lerengnya yang licin dan curam membuat Gunung Halimun hampir-hampir tidak pernah didatangi manusia. Namun di pagi itu, tampak dua sosok melesat
Keadaan dan kehidupan di alam lelembut tidaklah jauh berbeda dari keadaan dan kehidupan manusia pada umumnya. Hanya saja yang membedakan adalah bentuk wujud, dimana para mahluk lelembut dialam lelembut memiliki berbagai macam bentuk dan rupa. Sedangkan untuk keadaan tidak jauh berbeda dikehidupan nyata, dimana terlihat disepanjang jalan yang Bintang lewati, begitu banyak bangunan-bangunan megah dengan berbagai macam mahluk lelembut yang menghuninya, sepertinya itu merupakan ibukotaraja istana alam lelembut.Dari kejauhan Istana Alam Lelembut sudah terlihat, sangatlah luar biasa besar dan megahnya. Di sepanjang perjalanan yang Bintang lewati, terlihat sosok Bintang menjadi perhatian bangsa alam lelembut, melihat pengawalan ke-6 prajurit lelembut penjaga pintu gerbang, bangsa alam lelembut yakin, kalau kedua orang yang ikut bersama ke-6nya bukanlah orang biasa.Di aula istana alam lelembut, terlihat belasan orang prajurit bangsa siluman lelembut baik itu yang berjenis ke
Air mata tetesi bumiGagalku denganmu merangkai hatiHilang cinta dibakar apiKerana kau telah mengingkari janjiSedang sayang-sayangnyaDiriku engkau tinggalkanKau buat aku meranaSengsara dibuai dustaPenggalan lirik lagu Gagal Merangkai Hati ini menggambarkan bagaimana perasaan hati Ayu Mayrissa saat ini. Hancur berkeping-keping tanpa sisa.Terlihat sosok Ayu Mayrissa yang saat ini berada disebuah tempat yang mirip sebuah kamar dengan fasilitas yang sangat lengkap, hanya saja ruangan yang mirip kamar itu tidak memiliki dinding, tapi dikelilingi oleh jeruji besi sehingga ruangan itu lebih mirip sebuah penjara daripada sebuah kamar.Salah satu fasilitas yang ada diruangan itu adalah sebuah peraduan besar yang indah dan megah, tapi diatasnya tampak sosok Ayu Mayrissa yang tengah menangis tersedu-sedu, entah sudah berapa lama Ayu Mayrissa menangis, Ayu Mayrissa sendiri ta