Tok... Tok... Tok...!
Baru saja dikatakan, sebuah ketukan terdengar didepan pintu. Mahaguru Jayalaksana dan Amanda Gayatri segera berpaling kearah pintu. Wajah keduanya berubah. Bila Mahaguru Jayalaksana tersenyum melihat sosok Bintang yang ada didepan pintu, berbeda dengan Amanda Gayatri yang langsung memerah wajahnya melihat sosok Bintang.
“Silahkan masuk Tuan Bintang” ucap Mahaguru Jayalaksana mempersilahkan sosok Bintang yang ada didepan pintu untuk masuk. Bintang sendiri cukup heran melihat Mahaguru Jayalaksana yang mengundangnya malam-malam untuk bertemu, apalagi mengundangnya kedalam kamar, tidak diruangan aula seperti biasa, ditambah yang ada dikamar itu hanya Mahaguru Jayalaksana dan Amanda Gayatri, tapi akhirnya Bintang melangkah masuk juga, dihadapan Mahaguru Jayalaksana dan Amanda Gayatri, Bintang menjura hormat.
“Mari, silahkan duduk Tuan Bintang” ucap Mahaguru Jayalaksana lagi, Bintang pun duduk dikursi yang ada diruangan it
Bintang berjalan menyelusuri lorong bangunan besar yang menjadi tempat kediaman Mahaguru Jayalaksana. Bintang baru saja meninggalkan kamar Mahaguru Jayalaksana dimana Mahaguru Jayalaksana akhirnya bisa menerima alasan Bintang menolak perjodohan dirinya dengan Amanda Gayatri. Sebelum pergi meninggalkan kamar Mahaguru Jayalaksana, Bintang masih dapat melihat raut wajah Amanda Gayatri yang cantik ayu tampak murung.Baru saja keluar dari rumah utama Mahaguru Jayalaksana, langkah Bintang tiba-tiba saja terhenti, dihadapannya tampak menghadang dua sosok perempuan cantik berpakaian sangat seksi yang kini juga tampak menatap kearah Bintang dengan senyum-senyum nakalnya.“Nadien... Genne” ucap Bintang menyebutkan nama kedua perempuan bertubuh seksi nan montok itu.Kedua perempuan berparas cantik terkesan nakal inipun tampak berjalan mendekati Bintang.“Mahaguru kami ingin bertemu dengan kakang” ucap Nadien si Ratu Pemikat dengan lembut. Bin
Sserrrr!!!Tiba-tiba saja sosok dari balik tirai sutra melesat cepat kearah Bintang, Bintang cukup terkejut.Pllakk.. Pllakk.. Pllakk.. Pllakk..!Beberapa kali Bintang memapaki serangan tersebut, dan selanjutnya terjadilah pertarungan antara Bintang dengan sosok seorang wanita bercadar yang terus menyerangnya dengan gencar.Pllakk.. Pllakk.. Pllakk.. Pllakk..!Terlihat beberapa kali Bintang berhasil menangkis serangan wanita bercadar tersebut, hebatnya lagi Bintang menghindar dan menangkis serangan wanita bercadar tanpa sedikitpun menggeser tubuhnya.Walaupun mengenakan cadar, tapi pakaian yang dikenakan oleh perempuan itu dikatakan sangat seksi dan menantang, bagaimana tidak, mengenakan pakaian ungu dan Mengenakan mahkota kecil dikepalanya dengan mengenakan gelang lempengan emas di kedua lengannya. Penampilannya begitu seksi dan sangat menggoda sekali, terutama dibagian pahanya, dimana kain yang membungkus kakinya tampak membelah panjang hi
“Kenapa diam saja tuan?” tanya Mahaguru Mellya menyadarkan keterpanaan Bintang, maka tanpa menunggu waktu lagi Bintang segera menundukkan wajahnya dan melumat bibir sensual dan indah milik Mahaguru Mellya. Mahaguru Mellyapun tak tinggal diam, dibalasnya lumatan Bintang dengan tak kalah buas. Bahkan dengan berani Mahaguru Mellya memainkan lidahnya didalam mulut Bintang, Bintang pun membalasnya.Keduanya terus menerus memainkan lidah, sehingga lidah keduanya saling membelit. Keduanya dapat merasakan kalau air liur mereka berdua menetes-netes di sekitar bibir karena keduanya berciuman sangat lama. Tangan Bintang yang tadi mencengkram kedua tangan Mahaguru Mellya diatas kepalanya sudah dilepaskan dan dengan cepat Mahaguru Mellya langsung melingkarkan kedua tangannya dileher Bintang dan menariknya dengan kuat, seakan tak ingin melepaskan lagi lumatannya pada bibir Bintang. Bintang pun tak mau kalah, direngkuhnya tubuh indah Mahaguru Mellya kedalam pelukannya.Ma
Dikamar, Bintang terlihat tengah duduk menyandar di sandaran tempat tidur, sementara didada Bintang terlihat menyandar pula sosok jelita berkulit putih mulus, hidungnya mancung, bibirnya ranum memerah, bila kita lihat lebih teliti, ternyata sosok jelita yang tengah menyandarkan dirinya dipelukan Bintang itu adalah sosok Sabina, Sabina yang biasanya selalu mengenakan pakaian hijab panjang disekujur tubuhnya, dari ujung kepala sampai kaki, hanya mata dan kedua tangannya yang terlihat, tapi kali ini Sabina tampak berbeda, mengenakan gaun putih tidur yang begitu indah karena terbuat dari sutra lembut yang berwarna keperakan sehingga begitu serasi dengan kulit tubuhnya yang putih dan mulus. Rambutnya yang selama ini tidak pernah terlihat oleh siapapun kecuali Bintang suaminya, kini dibiarkan tergerai dengan indahnya hingga sebatas pinggang, sosok Sabina memang tergolong tinggi, mungkin tingginya mencapai 182 cm, dibanding Bintang, mungkin sosok Sabina sedikit lebih tinggi, sehingga pakai
Keesokan malam.Malam sudah semakin larut, keadaan dibukit bayangan kembali sepi hening, hanya suara binatang malam yang terdengar menyapa dikeheningan. Sementara itu disebuah bangunan yang mirip dengan bangunan masjid yang letakknya bersebelahan dengan tempat kediaman Bintang, dulunya tempat itu hanyalah merupakan sebuah bangunan kecil yang biasa kita sebut langgar atau mushola, tapi sekarang tempat itu sudah menjadi semakin besar membentuk sebuah bangunan masjid.Di dalamnya, tampak sepasang muda mudi yang tengah duduk menghadap kearah pintu masjid. Aneh, bukannya duduk menghadap kearah depan. Sosok yang satu adalah sosok yang mengenakan hijab panjang disekujur tubuhnya, dari ujung kepala sampai kaki, hanya mata dan kedua tangannya yang terlihat. Melihat sosoknya, dia adalah Sabina. Sedangkan lelaki muda tampan yang duduk disebelah Sabina tak lain adalah Bintang.“Kanda sudah siap?” tanya Sabina seraya menoleh kearah Bintang yang ada disebelahnya,
“Thya.. Aku ingin menikahimu” ucap Bintang akhirnya.Daggghh...! Thya merasakan jantungnya seperti mau copot dari tempatnya, wajahnya seketika memerah.“Aa..aaa...apa yang maharaja katakan?” tanya Thya Azzahra dengan gugup, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.“Aku ingin menikahimu Thya... menjadi istriku” ucap Bintang lagi mengulangi ucapannya. Kembali wajah Thya Azzahra berubah merah, kali ini dia tak salah dengar, dengan seketika Thya Azzahra tampak memalingkan pandangannya kearah Sabina. Sabina tampak tersenyum dan mengangguk.“Menikahlah dengan kak Bintang Thya... Mudah-mudahan itu akan menjadi ibadah yang akan menghapus dosamu dimasa lalu” ucap Sabina dengan lembut. Kembali Thya memalingkan pandangannya kearah Bintang. Suasana terlihat begitu canggung diantara mereka.“Maaf.. Maharaja, hamba tak bisa.. Apa yang akan hamba katakan pada Ratu Negeri Atas Angin”
“Bbee..benarkah kak?” tanya Thya seakan tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya, Bintang tersenyum dan mengangguk.“Sekarang, akhirnya keinginan kakak sudah terwujud... kakak bahagia sekali”“Thya juga bahagia kak... bahagia sekali” ucap Thya tak mampu membendung harunya, air mata bening mengalir dari pelupuk kedua mata indahnya, tapi Bintang dengan cepat bertindak menghapus air mata itu seraya berkata ; “Jangan menangis sayang... malam ini adalah malam pernikahan kita” ucap Bintang seraya menundukkan wajahnya dan dengan lembut Bintang mengecup kedua mata indah Thya, Thya tampak memejamkan kedua matanya dan meresapi kecupan lembut Bintang pada kedua matanya dan diakhiri dengan kecupan dikeningnya.Sejenak Bintang kembali merenggangkan dirinya, ditatapnya dengan penuh kelembutan sosok anggun yang ada dihadapannya, Thya benar-benar anggun dan cantik dalam penampilannya yang begitu muslimah seperti saat ini,
KERIBUTAN KECIL tampak terjadi disebuah kotaraja yang padat penduduknya, hal ini dapat terlihat dari kerumunan orang yang mencoba melihat keributan kecil diantara seorang pemuda yang masih berperawakan muda, tubuhnya kurus bahkan sangat kurus untuk pemuda seumurannya, dilengannya terlihat sebuah buntalan kain yang sepertinya berisi pakaian, 2 orang laki berperawakan cukup sangar tampak berusaha untuk menangkapnya, tapi dengan gerakan gesit dan lincah, pemuda kurus itu selalu berhasil menghindari tangkapan dan pukulan lawan. Hal ini pula yang menjadi tontonan banyak orang. Sementara itu tak jauh dari keributan itu tampak seorang laki-laki bertubuh gemuk yang berdiri didepan rumah makan besarnya dengan tampang menyebalkan terus memperhatikan jalannya keributan.“Cepat tangkap dia! menangkap orang kurus seperti itu lamban sekali kalian!” teriak lelaki bertubuh gemuk itu kepada kedua laki-laki bertampang sangar tersebut, tapi pemuda bertubuh kurus itu bukan saja gesit