BUJANG SAKTI membawa Bruce dan William jauh kedalam lembah, sesekali Bujang tampak memberikan petunjuk untuk keduanya untuk memilih jalan agar tidak jatuh tergelincir, karena memang jalan lembah cukup licin. Untuk anak sekecil Bruce dan William memang sangat susah, apalagi harus mengikuti gerakan Bujang Sakti yang gesit dan lincah, inilah yang mengherankan Bruce dan William, padahal Bujang Sakti tubuhnya besar dan gemuk. Bujang Sakti sendiri geram melihat kedua calon muridnya yang sangat kesusahan mengikutinya, makanya ;
Serr...!!!
Bujang Sakti menyambar tubuh keduanya kedalam gendongannya, lalu berkelebat cepat.
“Nah... coba dari tadi seperti ini guru, kamikan tidak capek” ucap William bersungut-sungut.
“Jangan banyak bacot, aku menyuruh kalian melewati tempat ini juga untuk melatih kuda-kuda dan keseimbangan kalian!” teriak Bujang Sakti keras diantara lesatan tubuhnya. Setelah tiba disebuah tempat yang banyak pohon besarnya, Buja
“Kita tunggu saja... Kalian mundur kebelakangku!” ucap Bujang Sakti memberikan perintah, tanpa banyak tanya Bruce dan William segera bergerak kebelakang Bujang Sakti, ketiganya kini tampak menatap kedepan.Dari kejauhan terlihat sebuah bayangan melesat dengan cepat kearah mereka bertiga.Serrr...Dalam sekejap sosok bayangan itu sudah berada dihadapan mereka. Sosok seorang laki-laki yang bertubuh besar, tapi tidak gemuk seperti Bujang Sakti, mengenakan pakaian putih dengan ikat kepala putih, tubuhnya tampak besar, kekar dan berotot, kedua pergelangan tangannya yang besar tampak dihiasi oleh 2 gelang akar bahar yang juga besar.“Liman Perkasa” ucap Bujang Sakti pelan.“Bujang Sakti.. Seperti janjiku 3 bulan yang lalu, hari ini aku datang lagi untuk menantangmu” ucap lelaki yang disebut sebagai Liman Perkasa oleh Bujang Sakti. (Liman artinya Gajah)“Hahaha... Hasilnya akan tetap sama, Liman Perkasa&rdq
Deesss! Deesss! Deesss!Serangan beruntun yang dilancarkan Liman Perkasa terlihat menghantam dengan bertubi-tubi tubuh Bujang Sakti, dan terlihat Bujang Sakti harus terseret mundur hingga beberapa langkah kebelakang.Bujang Sakti seakan sengaja membiarkan saja tubuhnya menjadi sasaran empuk serangan Liman Perkasa yang terus melancarkan serangannya secara bertubi-tubi, hingga akhirnya Liman Perkasa menyudahi serangannya dengan bersalto tinggi kebelakang. Tatapan Liman Perkasa tampak kembali mengarah kearah sosok tubuh Bujang Sakti yang berada jauh didepannya karena terseret oleh serangannya tadi.“Serangan yang hebat!”. ucap Bujang Sakti tiba-tiba dengan mengibas-ngibaskan tangannya disekujur tubuhnya seakan ingin membuang debu kotoran.Liman Perkasa benar-benar dibuat terkejut atas apa yang dilihatnya, sosok Bujang Sakti yang tadi terkena dengan telak oleh serangannya tidak mengalami luka sedikitpun bahkan serangan Liman Perkasa dianggapnya se
LEMBAH SUNYI. Lembah yang menjadi tempat kediaman mendiang sesepuh Raja Penidur terlihat sepi malam itu, tapi dipuncak lembah tidak sesepi seperti biasanya, terdengar suara tawa dan canda didalam sebuah bangunan indah yang berada dipuncak Lembah Sunyi. Tawa canda itu berasal dari bocah-bocah kecil yang tampak asyik bermain dengan bayi mungil cantik yang ada didekat mereka. Sementara tiga sosok dewasa yang tak lain adalah Bintang, Sarah dan Putri Rawan hanya tersenyum melihat tingkah mereka.Tidak terlihat Bujang Sakti ditempat itu, karena saat ini Bujang Sakti sudah terlelap dalam tidurnya dikamar yang indah dan dikasur yang empuk. Sudah lama sekali Bujang Sakti tidak merasakan empuknya kasur. Makanya begitu bertemu dengan kasur empuk, Bujang Sakti langsung terlena dan terlelap.Bintang sendiri yang duduk diatas sofa besar dengan ditemani kedua istrinya yang cantik jelita tampak terus tersenyum memperhatikan tingkah Bruce dan William yang tengah bermain bersam
Menjelang tengah malam, Bintangpun keluar dari kamar Sarah. Sebelum keluar kamar, Bintang sempat menoleh kearah Sarah yang tampak tertidur pulas diatas ranjang, lalu Bintangpun meninggalkan kamar itu menuju ke kamar yang tak berada jauh dari kamar Sarah. Kamar Putri Rawan.Sesampai dikamar, terlihat Putri Rawan yang sedang mendampingi putrinya yang tertidur di box bayi yang ada dikamar itu, sambil sesekali memberikan ASI kepada anaknya. Putri Rawan tersenyum melihat kedatangan Bintang. Bintang menghampiri Putri Rawan, lalu memberikan kecupan hangat dirambut Putri Rawan, Putri Rawan menyambutnya dengan tersenyum. Setelah melakukan itu, Bintang merebahkan tubuhnya yang lelah keatas ranjang. Bintangpun memejamkan mata sebentar mengistirahatkan persendian ditubuhnya, namun baru saja akan terlelap Bintang lihat dicermin yang mengarah kekamar mandi Putri Rawan sedang membuka pakaiannya, sosok telanjang Putri Rawan tengah membersihkan tubuhnya. Setelah itu Putri Rawan mengambil hand
EMPAT Ekor kuda dipacu dengan cepat melewati jalan berdebu yang tampak mengepul tinggi diudara. Ke-4 sosok penunggang kuda tersebut dapat dipastikan adalah para pendekar. Hal ini dapat terlihat dari pakaian yang mereka kenakan, juga senjata yang ada dipunggung kuda-kuda mereka, kecuali sosok yang berkuda paling depan, pedangnya tampak disampirkan dipunggung. Wajah ke-4nya tertutup oleh caping bambu, tapi dari pakaian yang mereka kenakan, dapat dipastikan kalau sosok berkuda paling depan adalah laki-laki, sedangkan tiga penunggang kuda lainnya adalah perempuan.Saat ke-4nya tiba dikaki sebuah bukit, ke-4 penunggang kuda tampak menghentikan lari kuda mereka, wajah-wajah yang ada dibalik caping terangkat dan kini terlihatlah raut-raut wajah itu yang ternyata adalah Bintang dan ketiga istrinya, Ahisma, Yuan Ming Zhu dan Kim si hyang. Dihadapan ke-4nya tampak Bukit Bayangan yang terbentang.“Ayo!” ucap Bintang seraya kembali memacu kudanya menaiki B
Malam sudah begitu sangat larut saat Bintang mengadakan pertemuan secara pribadi dengan Danzo dan Yukimura. Kini ketiganya sudah duduk saling berhadapan.“Bagaimana kabar kalian berdua?”“Kami baik-baik saja tuan.. Terima kasih” jawab Danzo dan Yukimura berbarengan.“Cukup lama juga tuan pergi kali ini..” ucap Yukimura. Bintang hanya tersenyum dan mengangguk. Sesaat suasana hening ditempat itu.“Aku sengaja memanggil kalian berdua kemari karena ada sesuatu yang ingin kubicarakan, terutama kepada Tuan Danzo” ucap Bintang. Danzo dan Yukimura tetap diam menantikan apa yang akan diucapkan Bintang berikutnya. Tapi Bintang justru tidak melanjutkan ucapannya, melainkan mengambil sesuatu dari balik pakaiannya.Benda itu adalah sebuah botol kecil transparan berisi air, wajah Danzo dan Yukimura terlihat berubah melihat botol kecil tersebut, yang paling berubah adalah wajah Danzo yang terlihat pucat seperti meli
“Jangan mengada-ngada kau Danzo!” bentak Yukimura.“Aku tidak mengada-ngada Yukimura. Ryuki adalah keturunan generasi ke-28 di Klan Zhe Ninja. Tapi nyonya Kozuki wajahnya tidak pernah berubah sampai sekarang” ucap Danzo hingga membuat Bintang dan Yukimura terlihat saling pandang.“Tuan harus berhati-hati, hamba yakin kalau nyonya Kozuki sudah mengetahui tentang kematian Ryuki, pasti nyonya Kozuki akan membuat perhitungan dengan tuan” ucap Danzo lagi. Bintang tampak mengangguk mantap.“Lalu akan tuan apakan kedua mata ini?”“Ryuki memintaku untuk memberikan kedua matanya kepada nona Zhang Yuqi”“Nona Zhang Yuqi dari aliran Pedang Walet Terbang!” ucap Danzo dan Yukimura hampir bersamaan.“Benar”“Tapi untuk sementara kau boleh menyimpannya tuan Danzo” ucap Bintang lagi seraya menyerahkan botol itu kepada Danzo. Dengan tangan bergetar Danzo me
SATU MINGGU lamanya Bintang berada diBukit Bayangan menemani keluarganya, kini saatnya Bintang untuk kembali ke kerajaan Setyo Kencana. Dengan menggunakan sembrani, akhirnya Bintang pergi meninggalkan Bukit Bayangan menuju Setyo Kencana, tapi ditengah perjalanan, tiba-tiba saja Bintang mengubah arah. Bintang berniat menuju Kerajaan Antapura terlebih dahulu untuk memboyong istrinya, Putri Aurellya ke Setyo Kencana.Antapura adalah sebuah kerajaan kecil yang terkenal sangat makmur, karena terkenal sebagai penghasil rempah-rempah. Karena kemakmurannyalah yang membuat kerajaan Antapura menjadi incaran-incaran kerajaan lain yang ingin menguasainya. Tapi karena Putri Aurellya merupakan istri dari gusti prabu Setyo Kencana, maka kerajaan Antapura masih aman dari rongrongan kerajaan lain.Saat ini Putri Aurellya tengah berada dikamarnya, ditemani sang ibunda tercinta. Sudah beberapa mingg