Menjelang tengah malam, Bintangpun keluar dari kamar Sarah. Sebelum keluar kamar, Bintang sempat menoleh kearah Sarah yang tampak tertidur pulas diatas ranjang, lalu Bintangpun meninggalkan kamar itu menuju ke kamar yang tak berada jauh dari kamar Sarah. Kamar Putri Rawan.
Sesampai dikamar, terlihat Putri Rawan yang sedang mendampingi putrinya yang tertidur di box bayi yang ada dikamar itu, sambil sesekali memberikan ASI kepada anaknya. Putri Rawan tersenyum melihat kedatangan Bintang. Bintang menghampiri Putri Rawan, lalu memberikan kecupan hangat dirambut Putri Rawan, Putri Rawan menyambutnya dengan tersenyum. Setelah melakukan itu, Bintang merebahkan tubuhnya yang lelah keatas ranjang. Bintangpun memejamkan mata sebentar mengistirahatkan persendian ditubuhnya, namun baru saja akan terlelap Bintang lihat dicermin yang mengarah kekamar mandi Putri Rawan sedang membuka pakaiannya, sosok telanjang Putri Rawan tengah membersihkan tubuhnya. Setelah itu Putri Rawan mengambil hand
EMPAT Ekor kuda dipacu dengan cepat melewati jalan berdebu yang tampak mengepul tinggi diudara. Ke-4 sosok penunggang kuda tersebut dapat dipastikan adalah para pendekar. Hal ini dapat terlihat dari pakaian yang mereka kenakan, juga senjata yang ada dipunggung kuda-kuda mereka, kecuali sosok yang berkuda paling depan, pedangnya tampak disampirkan dipunggung. Wajah ke-4nya tertutup oleh caping bambu, tapi dari pakaian yang mereka kenakan, dapat dipastikan kalau sosok berkuda paling depan adalah laki-laki, sedangkan tiga penunggang kuda lainnya adalah perempuan.Saat ke-4nya tiba dikaki sebuah bukit, ke-4 penunggang kuda tampak menghentikan lari kuda mereka, wajah-wajah yang ada dibalik caping terangkat dan kini terlihatlah raut-raut wajah itu yang ternyata adalah Bintang dan ketiga istrinya, Ahisma, Yuan Ming Zhu dan Kim si hyang. Dihadapan ke-4nya tampak Bukit Bayangan yang terbentang.“Ayo!” ucap Bintang seraya kembali memacu kudanya menaiki B
Malam sudah begitu sangat larut saat Bintang mengadakan pertemuan secara pribadi dengan Danzo dan Yukimura. Kini ketiganya sudah duduk saling berhadapan.“Bagaimana kabar kalian berdua?”“Kami baik-baik saja tuan.. Terima kasih” jawab Danzo dan Yukimura berbarengan.“Cukup lama juga tuan pergi kali ini..” ucap Yukimura. Bintang hanya tersenyum dan mengangguk. Sesaat suasana hening ditempat itu.“Aku sengaja memanggil kalian berdua kemari karena ada sesuatu yang ingin kubicarakan, terutama kepada Tuan Danzo” ucap Bintang. Danzo dan Yukimura tetap diam menantikan apa yang akan diucapkan Bintang berikutnya. Tapi Bintang justru tidak melanjutkan ucapannya, melainkan mengambil sesuatu dari balik pakaiannya.Benda itu adalah sebuah botol kecil transparan berisi air, wajah Danzo dan Yukimura terlihat berubah melihat botol kecil tersebut, yang paling berubah adalah wajah Danzo yang terlihat pucat seperti meli
“Jangan mengada-ngada kau Danzo!” bentak Yukimura.“Aku tidak mengada-ngada Yukimura. Ryuki adalah keturunan generasi ke-28 di Klan Zhe Ninja. Tapi nyonya Kozuki wajahnya tidak pernah berubah sampai sekarang” ucap Danzo hingga membuat Bintang dan Yukimura terlihat saling pandang.“Tuan harus berhati-hati, hamba yakin kalau nyonya Kozuki sudah mengetahui tentang kematian Ryuki, pasti nyonya Kozuki akan membuat perhitungan dengan tuan” ucap Danzo lagi. Bintang tampak mengangguk mantap.“Lalu akan tuan apakan kedua mata ini?”“Ryuki memintaku untuk memberikan kedua matanya kepada nona Zhang Yuqi”“Nona Zhang Yuqi dari aliran Pedang Walet Terbang!” ucap Danzo dan Yukimura hampir bersamaan.“Benar”“Tapi untuk sementara kau boleh menyimpannya tuan Danzo” ucap Bintang lagi seraya menyerahkan botol itu kepada Danzo. Dengan tangan bergetar Danzo me
SATU MINGGU lamanya Bintang berada diBukit Bayangan menemani keluarganya, kini saatnya Bintang untuk kembali ke kerajaan Setyo Kencana. Dengan menggunakan sembrani, akhirnya Bintang pergi meninggalkan Bukit Bayangan menuju Setyo Kencana, tapi ditengah perjalanan, tiba-tiba saja Bintang mengubah arah. Bintang berniat menuju Kerajaan Antapura terlebih dahulu untuk memboyong istrinya, Putri Aurellya ke Setyo Kencana.Antapura adalah sebuah kerajaan kecil yang terkenal sangat makmur, karena terkenal sebagai penghasil rempah-rempah. Karena kemakmurannyalah yang membuat kerajaan Antapura menjadi incaran-incaran kerajaan lain yang ingin menguasainya. Tapi karena Putri Aurellya merupakan istri dari gusti prabu Setyo Kencana, maka kerajaan Antapura masih aman dari rongrongan kerajaan lain.Saat ini Putri Aurellya tengah berada dikamarnya, ditemani sang ibunda tercinta. Sudah beberapa mingg
“Orang yang tuan putri tunggu-tunggu selama ini, gusti prabu Setyo Kencana.” ucap dayang istana tersenyum hingga membuat wajah Putri Aurellya langsung berubah dengan mata membesar.“Kanda prabu Bintang ?!” ulang Putri Aurellya. Dayang istana hanya mengangguk tersenyum.Seketika itu juga Putri Aurellya langsung berbalik arah dan berlari menuju ke kamar mandinya, terdengar dari luar kamar mandi, Putri Aurellya sedang mandi dengan terburu-buru, keluar dari kamar mandi, Putri Aurellya hanya tampak mengenakan sehelai handuk dan tanpa memperdulikan pandangan permaisuri dan dayang istana, Putri Aurellya langsung berlari kearah meja riasnya, dengan cepat Putri Aurellya merias wajahnya. Bahkan sambil merias wajahnya, Putri Aurellya tampak bangkit berdiri lalu memilah pilih pakaian yang ada dilemari kamarnya. Semuanya hanya disaksikan oleh permaisuri dan dayang istana dengan heran, tapi kemudian keduanya tampak saling pandang dan tersenyum.
Dihadapan keduanya tampak pula duduk seorang laki-laki berpakaian pendekar yang membelakangi pandangan Putri Aurellya dan permaisuri, sosok ini pula yang kini menjadi perhatian Putri Aurellya. Dengan sangat perlahan, Putri Aurellya tampak melangkahkan kakinya kedepan, keringat dingin tampak memancar keluar dari wajah jelita Putri Aurellya.“K..A..NDA..” terdengar suara bergetar Putri Aurellya menyebutkan satu nama. Ucapan Putri Aurellya cukup menyita perhatian, gusti prabu Antapura dan sosok yang membelakanginya terlihat berpaling kearahnya. Sosok itu kemudian bangkit berdiri dan membalikkan tubuhnya menghadap kearah Putri Aurellya.“Kanda” kembali Putri Aurellya mengucapkan nama itu dengan suara bergetar. Bahkan kedua mata indah Putri Aurellya terlihat langsung berkaca-kaca, sementara sosok yang ada dihadapannya yang memang tak lain adalah Bintang, terlihat tersenyum kearahnya dengan mengangkat kedua tangannya.Tanpa menunggu la
SETYO KENCANA. Kerajaan yang selalu menjadi buah bibir setelah mencapai kemenangan gemilang atau pertempuran hebat yang telah lalu. Kerajaannya makmur, rakyatnya juga sejahtera. Inilah gambaran kerajaan Setyo Kencana saat ini, dibawah kepemimpinan Bintang dan atas bantuan Mahapatih Suryo Barata yang menjalankan roda pemerintahan bila Bintang tidak ada. Setyo Kencana benar-benar menjadi kerajaan yang gemah ripah loh jinawi.Gerbang kotaraja Setyo Kencana terlihat begitu ramai dengan lalu lalang orang-orang, baik yang keluar maupun yang masuk kedalam kotaraja, begitu ramainya, sampai-sampai setiap orang yang menggunakan kuda tunggangan, harus turun dan membawa kudanya berjalan bersamanya.Hal ini pula yang dilakukan sepasang muda mudi yang tampak mengenakan caping dikepala mereka. Keduanya tampak menuntun kuda mereka beriringan melewati pintu gerbang kotaraja. Bila menilik pakaian keduanya, dapat dipastikan kalau sosok lelaki bercaping adalah s
Tapi walaupun begitu, Mahapatih Suryo Barata tetap mempersiapkan pesta atas kembalinya Bintang ke Setyo Kencana dan pesta kemeriahan itu akan dihadiri oleh seluruh masyarakat kotaraja.Malam itu, semua masyarakat kotaraja tampak bergembira, hiasan disepanjang jalan ibukota dan istana Setyo Kencana tampak penuh gemerlap. Berita kembalinya raja mereka sudah tersebar dan masyarakat kotaraja menyambutnya dengan suka cita.Hiburan jaipong dan ronggengpun ikut memeriahkan suasana, para penari yang cantik-cantik terlihat mempersembahkan tarian mereka diatas sebuah panggung yang dipersiapkan, tentu saja yang menarik perhatian pada malam itu adalah bintang utamanya, sosok cantik dan jelita Melati juga sosok anggun dan jelita Pudjasari, kedua wanita inilah yang menjadi perhatian dan Bintang utama malam itu, sehingga sorak sorai tepuk tangan bergemuruh terdengar begitu membahana dikotaraja Setyo Kencana menyambut penampilan keduanya yang memikat perhati