“Ayo kita bertarung sepuas-puasnya untuk membuktikan siapa yang terhebat!” ucap Sultan Fathullah lagi.
Werrrrr....!
Sebuah gelombang kekuatan tiba-tiba saja keluar dari tubuh Sultan Fathullah dan langsung menyebar kearah Bintang. Bintang yang masih berada ditempatnya hanya memperhatikan saja gelombang kekuatan yang membentuk medan energi itu meringkupi dirinya.
Sosok Bintang dan Sultan Fathullah tiba-tiba saja sudah menghilang dari pandangan, hal ini tentu saja mengejutkan orang-orang yang melihat hal itu, termasuk Putri Ahisma Raya.
“Adinda.. Di mana tuan Bintang?” tanya Pangeran Harihara Akbar yang terkejut melihat sosok Bintang yang menghilang.
“Benar ahisma, dimana Bintang?” tanya Maharaja Harihara Raya.
“Sepertinya kanda Bintang dan Sultan Fathullah telah berpindah tempat untuk bertarung kakanda, ayahanda” jelas Putri Ahisma Raya.
-o0o-
Kita tinggalkan sejenak l
SEMENTARA ITU, Armada laut besar yang dipimpin Maharatu Chayma sudah memasuki wilayah kekuasaan Wijayanagara. Tiga kapal besar tampak melaju membelah lautan, kapal yang berada ditengah dimana menjadi tempat berdirinya sosok Maharatu Chayma yang berdiri dengan anggunnya dianjungan kapal menatap lautan dihadapannya, sementara itu dua kapal yang masing-masing berada dikiri dan kanan kapal Maharatu Chayma terlihat sedikit kecil dibanding kapal yang menjadi milik Maharatu Chayma. Ratusan kapal-kapal kecil lainnya tampak hampir memenuhi lautan.Maharatu Chayma tampak mengangkat tangan kanannya yang memegang sebuah tongkat yang terlihat mengeluarkan cahaya merah dari ujung tongkatnya, armada laut besar yang berada dibawah komandonya langsung berhenti berlayar. Dari kejauhan sudah terlihat bukit istana Wijayanagara yang berada dipinggir lautan. Cukup lama Maharatu Chayma dan para jenderal-jenderal yang ada disebelahnya menatap jauh kearah depan, hingga akhirnya tang
Tiba-tiba saja air laut bergolak, hingga kapal-kapal kecil yang ada disekitar kapal besar Maharatu Chayma ikut terombang ambing.“SIAGA!” perintah Maharatu Chayma menyadari sesuatu yang tidak beres akan segera terjadi.Baru saja Maharatu Chayma berteriak memperingatkan, tiba-tiba saja ;Bruussshh......!Sebuah ekor besar keluar dari dalam laut, begitu besarnya sampai-sampai menimbulkan bayangan besar dilaut.Pyarrr ......!Ekor besar itu menghempas kelaut sehingga menghempaskan kapal-kapal kecil yang ada didekat kapal besar Maharatu Chayma, kapal besar Maharatu Chayma sendiri ikut terombang-ambing walau tidak berdampak besar, tapi kapal-kapal kecil yang ada disekitarnya banyak yang karam tenggelam akibat gelombang besar yang tercipta dari hempasan ekor besar tersebut. Para prajurit yang berada dikapal yang karam langsung berpindah ke kapal yang masih mampu bertahan dari gelombang besar itu. Sungguh luar biasa dampak yang diakibat
Ikan gajah raksasa tampak diam menatap kearah kapal besar yang ada dihadapannya, Maharatu Chayma sendiri tampak berjalan ke ujung anjungan dan bertatapan langsung dengan kedua mata ikan gajah raksasa yang ada dihadapannya tersebut. Kedua mahluk yang berbeda wujud ini terlihat saling pandang, Maharatu Chayma sendiri meraakan aneh dengan tatapan mata ikan gajah tersebut.Blubb ... bluubb ... !Dari sosok ikan gajah raksasa tiba-tiba menyembur asap tebal bergulung-gulung dan menutupi pandangan Maharatu Chayma dan yang lain. Tiga-empat helaan napas, asap pun buyar. Dan satu sosok kini telah berdiri menggantikan sosok ikan gajah raksasa. Sosok wanita yang tadinya sempat mereka lihat kini telah berdiri dengan sangat ringannya diatas air.Semuanya terkejut saat menyadari kalau ikan gajah raksasa tadi adalah jelmaan sosok wanita cantik yang tadi sempat mereka lihat berdiri diatas perahu menghadang kapal mereka.Dughhhh !Tiba-tiba saja Maharatu Chayma kemb
Tappp !Sultan Fathullah terlihatkan merapatkan kedua tangannya didepan dada. Seiring dengan itu, Sultan Fathullah terlihat memejamkan mata kirinya. Sementara mata kanan dibiarkan terbuka. Seiring dengan itu mulut Sultan Fathullah terlihat berkomat kamit.Weerrr....!Hawa dingin langsung terhampar seiring dengan terbukanya mata kiri Sultan Fathullah. Ditempatnya Bintang terkejut saat melihat bola mata kiri Sultan Fathullah tampak berwarna putih bersinar dengan terang, tidak ada lagi titik hitam yang terlihat dibola mata kiri Sultan Fathullah.Hawa dingin semakin terasa ditempat itu. Padahal hari itu masih terang benderang, tapi justru hawa terasa dingin menusuk tulang. Bintang menyadari kalau hawa dingin ini bukan sekedar hawa dingin biasa.“Ini pasti ada hubungannya dengan mata kiri Sultan Fathullah” batin Bintang. Sejenak Bintang melirik kearah samping kanannya, Bintang dapat melihat keadaan ditempat itu sepertinya tidak terpengaruh o
Hawa panas langsung terhampar ditempat itu. Ditempatnya lagi-lagi Bintang menyadari kalau hawa panas ini berasal dari mata kanan Sultan Fathullah.“Ayo Ksatria Pengembara, apa kau mampu menghadapi Mata Matahari Siwaku ini......! ucap Sultan Fathullah. Rupanya Sultan Fathullah memiliki 2 jurus mata, yaitu Mata Bulan dan Mata Matahari.Tappp...!Bintang tampak kembali merapatkan kedua tangannya membentuk mudra.Blesshhh....!Tubuh Bintang yang tadinya diliputi energi kemerahan, tiba-tiba saja berubah, secara perlahan tubuh Bintang mulai diliputi energi putih keperakan, bahkan rambut Bintang ikut berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Kini Bintang telah berubah menjadi sosok Pangeran Bulan.Lagi-lagi Sultan Fathullah terkejut melihat perubahan wujud lawannya yang kini mengeluarkan aura dingin yang menandingi hawa panas miliknya.“Hebat..
Peperangan yang tengah terjadi, terlihat langsung berhenti dan memberikan jalan kepada pasukan gajah untuk maju kedepan, sementara itu prajurit-prajurit Wijayanagara yang melihat pasukan gajah sudah mulai bergerak maju ke garis depan.“Berikan jalan!” teriak Perdana Menteri Bukka Raya memberikan perintah, seketika saja ribuan prajurit Wijayanagara yang masih tersisa bergerak menyingkir dari jalan yang akan dilewati oleh pasukan gajah.Ditempatnya sultan-sultan persekutuan tampak tersenyum, hanya wajah Sultan Malik Shah yang masih terlihat tegang, matanya yang tajam terus mengamati keadaan.Pasukan gajah melewati medan pertempuran dengan mudah karena tidak seorangpun prajurit Wijayanagara yang berani menghalangi. Sementara itu Sultan Malik Shah ditempatnya terus memperhatikan pandangannya kearah Putri Ahisma Raya, Sultan Malik Shah yakin Putri Ahisma Raya pasti sudah merencanakan sesuatu dengan membiarkan lewat begitu saja p
“Jangan kalah, maju!” teriak Perdana Menteri Bukka Raya memerintahkan para prajurit Wijayanagaranya untuk kembali berperang. Keunggulan sesaat yang dimiliki oleh Wijayanagara, dimana pasukan elit bawah tanah berhasil menggagalkan serangan pasukan bergajah, menjadi modal utama para prajurit Wijayanagara untuk kembali bertempur dengan gagah berani menghadapi serangan kedua pasukan persekutuan 5 Kesultanan Dekkan.Pertempuran sengitpun kembali terjadi. Sementara itu pasukan elit bawah tanah yang dilatih langsung oleh Bintang kini sudah ikut bergabung dengan infanteri darat Wijayanagara, bertempur dengan kemampuan yang membuat bingung lawan. Karena pasukan elit bawah tanah mampu masuk kedalam tanah dan kemudian muncul dibelakang pasukan musuh seraya melancarkan serangan mematikan.Hyyyaattt !Tiba-tiba saja Sultan Malik Shah memerintahkan sais kereta kencananya untuk maju kemedan peperangan, maka kereta kencana emas ya
“Hebat juga kau Ksatria Pengembara!” ucap Sultan Fathullah mengacungkan jempolnya kepada Bintang.“Tuan sultan juga hebat. Saya kagum” ucap Bintang membalas pujian Sultan Fathullah.“Sepertinya kemampuan tuan lebih hebat dari Sultan Malik Shah” ucap Bintang lagi.“Tidak! kau salah Ksatria Pengembara. Sultan Malik Shah jauh lebih kuat dariku” ucap Sultan Fathullah lagi hingga membuat wajah Bintang berubah.“Sultan Malik Shah dianugerahi berbagai senjata para dewa yang bahkan para dewa sendiri bila masih hidup, takut jika harus berhadapan dengan Sultan Malik Shah” ucap Sultan Fathullah lagi hingga kembali membuat wajah Bintang berubah mendengarnya. “Dalam perang kali ini, jika Sultan Malik Shah mengeluarkan senjata-senjata dewanya, Wijayanagara takkan menang” sambung Sultan Fathullah lagi hingga membuat Bintang semakin terdiam.“Senjata-senjata dewa”