Semua terlihat menarik nafas mendengar ucapan Putri Ahisma Raya, ada rasa kecewa karena tidak mendengar langsung strategi peperangan Putri Ahisma Raya, tapi mereka juga membenarkan ucapan Putri Ahisma Raya tentang kebocoran strategi peperangan, karena bisa saja ada mata-mata diantara mereka. Hal ini tentu saja sangat berbahaya bagi Wijayanagara.
“Baik Tuan putri!” ucap semua orang yang ada ditempat itu hampir bersamaan menjawab perintah Putri Ahisma Raya. Putri Ahisma Raya tampak mengangguk mantap melihat hal itu.
Sementara itu Maharaja Harihara Raya, Perdana Menteri Bukka Raya dan Bintang hanya tampak tersenyum melihat semangat dan kekompakan semua orang yang ada ditempat itu untuk mendukung taktik peperangan yang akan digunakan oleh Putri Ahisma Raya.
Di akhir pertemuan.
“Tuan Bintang.” sebuah suara terdengar menyapa Bintang sebelum Bintang pergi beranjak meninggalkan tempat itu. Bintang yang saat itu bersama Putri Ahism
“Apa yang kau katakan Adriana!” ucap Prajurit Arkhan dengan sedikit keras dengan wajah sedikit memerah.“Kau sudah dengar. Aku tak bisa menikah denganmu, karena aku sudah tak mencintaimu lagi Arkhan!” ucap Putri Ahisma Raya tak kalah keras seraya ingin melangkah pergi. Tapi tangannya digenggam dengan keras oleh Prajurit Arkhan hingga langkah Adriana tertahan.“Kenapa? apa salahku? apa yang salah dengan hubungan kita?” ucap Prajurit Arkhan lagi keras.“Tidak ada salah dengan hubungan kita! hanya saja.. Aku telah mencintai laki-laki lain, Arkhan!” ucap Adriana lagi seraya menghempaskan tangannya dari genggaman tangan Prajurit Arkhan. Prajurit Arkhan terkejut merasakan tenaga yang sangat kuat menghempas tangannya hingga genggamannya terlepas.“Siapa laki-laki itu, Adriana?!” bentak Prajurit Arkhan.“Kau tak perlu tau Arkhan. Mulai sekarang, hubungan kita sudah berakhir.” ucap Adri
“Ikut denganku, kak.”Kembali terdengar suara kecil Adriana seraya terbang menjauh dari Bintang. Bintang sendiri tetap diam seolah ragu untuk melakukan permintaan Adriana, sejenak Bintang memperhatikan Ahisma yang tengah tertidur pulas dipelukannya.“Ayo kak.”Kembali terdengar suara kecil Adriana yang rupanya kembali terbang kedekat Bintang. Bintang terlihat menarik nafas panjang, karena kalau hal ini dibiarkan bisa-bisa Ahisma terbangun.Dengan kode tangannya, Bintang menyuruh nyamuk Adriana keluar terlebih dulu dari kamarnya, maka nyamuk jelmaan Adrianapun segera terbang meninggalkan kamar Bintang. Bintang sendiri kini dengan sangat hati-hati melepaskan dirinya dari pelukan Ahisma, turun dari peraduan dan segera mengenakan pakaiannya kembali.Kembali dengan sangat hati-hati Bintang keluar dari kamar, sebelum keluar, Bintang kembali menolehkan pandangannya kearah peraduannya dimana terlihat sosok Ahisma masih tertidur lela
“Seperti yang pernah kukatakan pada kakak, jadi istri gelap atau kekasih gelappun aku bersedia," kata Adriana lagi dengan serius. "Asal selalu tetap bersama kakak” sambung Adriana lagi.Bintang semakin terdiam mendengar hal itu, keduanya saling bertatapan cukup lama satu sama lain.“Aku kangen sama kakak” ucap Adriana seraya mendekatkan dirinya kembali kepada Bintang, dipeluknya kembali leher Bintang, kali ini tidak ada penolakan dari Bintang.Adriana menatap Bintang dengan mata yang seolah-olah ingin menerkam Bintang. Akhirnya Adriana melumat kembali bibir Bintang dan kali ini Bintang membalas lumatan bibirnya dengan hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama keduanya berciuman dan kemudian Adriana merebahkan dirinya kebelakang seraya menarik leher Bintang, Bintang mengikutinya dan terus saling berciuman mesra, seakan saling mengerti, keduanya segera saling melepas pakaian, tubuh indah, putih dan mulus Adriana kini terpampang
“Tuan putri” seorang jenderal angkat bicara. “Pertempuran darat sepertinya masih bisa kita atasi, lalu bagaimana dengan pertempuran laut?” tanya jenderal tersebut lagi.“Infanteri bawah tanah akan melakukan pertempuran didarat, sedangkan infanteri udara akan membantu di pertempuran laut. Bila pertempuran laut berhasil kita menangkan, maka infnteri udara akan langsung membantu pertempuran darat.” ucap Bintang menjawab pernyataan jenderal tersebut.“25.000 pasukan laut musuh akan menghadapi 10.500 pasukan kita.” ulang jenderal tersebut lagi.“Tenang saja, untuk pertempuran laut, aku akan meminta bantuan sahabat-sahabatku untuk menanganinya. Mudah-mudahan kemenangan akan bisa kita raih baik didarat dan dilaut” ucap Bintang lagi hingga membuat wajah-wajah yang ada ditempat itu berubah berseri penuh semangat.“Akan kita menangkan peperangan ini dan membuat sejarah” ucap Maharaja Harihara R
“Seperti yang pernah kukatakan pada kakak, jadi istri gelap atau kekasih gelappun aku bersedia," kata Adriana lagi dengan serius. "Asal selalu tetap bersama kakak” sambung Adriana lagi.Bintang semakin terdiam mendengar hal itu, keduanya saling bertatapan cukup lama satu sama lain.“Aku kangen sama kakak” ucap Adriana seraya mendekatkan dirinya kembali kepada Bintang, dipeluknya kembali leher Bintang, kali ini tidak ada penolakan dari Bintang.Adriana menatap Bintang dengan mata yang seolah-olah ingin menerkam Bintang. Akhirnya Adriana melumat kembali bibir Bintang dan kali ini Bintang membalas lumatan bibirnya dengan hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama keduanya berciuman dan kemudian Adriana merebahkan dirinya kebelakang seraya menarik leher Bintang, Bintang mengikutinya dan terus saling berciuman mesra, seakan saling mengerti, keduanya segera saling melepas pakaian, tubuh indah, putih dan mulus Adriana kini terpampang
“Tuan putri” seorang jenderal angkat bicara. “Pertempuran darat sepertinya masih bisa kita atasi, lalu bagaimana dengan pertempuran laut?” tanya jenderal tersebut lagi. “Infanteri bawah tanah akan melakukan pertempuran didarat, sedangkan infanteri udara akan membantu di pertempuran laut. Bila pertempuran laut berhasil kita menangkan, maka infnteri udara akan langsung membantu pertempuran darat.” ucap Bintang menjawab pernyataan jenderal tersebut. “25.000 pasukan laut musuh akan menghadapi 10.500 pasukan kita.” ulang jenderal tersebut lagi. “Tenang saja, untuk pertempuran laut, aku akan meminta bantuan sahabat-sahabatku untuk menanganinya. Mudah-mudahan kemenangan akan bisa kita raih baik didarat dan dilaut” ucap Bintang lagi hingga membuat wajah-wajah yang ada ditempat itu berubah berseri penuh semangat. “Akan kita menangkan peperangan ini dan membuat sejarah” ucap Maharaja Harihara Raya dengan penuh semangat. Putri Ahisma Raya ikut bangkit be
Dua sosok tampak duduk bersimpuh dengan sangat anggunnya di aula agung istana Wijayanagara, di aula agung itu pula tampak sudah duduk para pejabat dan petinggi istana Wijayanagara.Semua pandangan tampak tengah tertuju pada dua sosok anggun tersebut, yang satu tampak mengenakan cadar sari kerudung yang menutupi kepala hingga wajahnya, tapi sosok yang satu lagi ini yang sangat memancing perhatian. Wajahnya yang tidak tertutup oleh cadar tampak begitu sangat cantik jelita. Kecantikannya inilah yang membuat semua orang-orang yang ada ditempat itu yang rata-rata adalah laki-laki harus menegukkan ludah ditenggorokan mereka yang kering, begitu cantik dan sangat memukau pandangan sekali bagaikan seorang dewi. Dugaan orang-orang ditempat itu memang tak salah, karena sosok itu memanglah seorang dewi. Dewi Awatara.“MAHARAJA DAN ROMBONGAN TELAH TIBA!” sebuah suara terdengar keras dan nyaring ditempat itu, seketika semua orang yang ada ditem
“Mudah-mudahan dengan pernikahan ini, bisa menyatukan Ahmadnagar dan Wijayanagara” ucap Putri Jodhaa Rai lagi. Semua tetap terdiam mendengar hal itu. Maharaja Harihara Raya terlihat menatap kearah Pangeran Harihara Akbar.“Bagaimana menurutmu Akbar?” tanya Maharaja Harihara Raya kepada Pangeran Harihara Akbar.“Saya terserah ayahanda. Apapun yang ayahanda putuskan. Saya yakin itu yang terbaik” ucap Pangeran Harihara Akbar lagi.Maharaja Harihara Raya kali ini terdiam cukup lama. Lalu mengalihkan pandangannya kearah Putri Ahisma Raya yang terlihat menganggukkan kepalanya. Maharaja Harihara Raya kembali mengalihkan pandangannya kearah Perdana Menteri Bukka Raya yang juga terlihat menganggukkan kepalanya. Hingga ;“Putri Jodhaa Rai. Demi perdamaian kedua kesultanan. Baiklah, aku restui pernikahan kalian berdua” ucap Maharaja Harihara Raya akhirnya, terlihat semua yang hadir ditempat itu melepas nafas l