Dua sosok tampak duduk bersimpuh dengan sangat anggunnya di aula agung istana Wijayanagara, di aula agung itu pula tampak sudah duduk para pejabat dan petinggi istana Wijayanagara.
Semua pandangan tampak tengah tertuju pada dua sosok anggun tersebut, yang satu tampak mengenakan cadar sari kerudung yang menutupi kepala hingga wajahnya, tapi sosok yang satu lagi ini yang sangat memancing perhatian. Wajahnya yang tidak tertutup oleh cadar tampak begitu sangat cantik jelita. Kecantikannya inilah yang membuat semua orang-orang yang ada ditempat itu yang rata-rata adalah laki-laki harus menegukkan ludah ditenggorokan mereka yang kering, begitu cantik dan sangat memukau pandangan sekali bagaikan seorang dewi. Dugaan orang-orang ditempat itu memang tak salah, karena sosok itu memanglah seorang dewi. Dewi Awatara.
“MAHARAJA DAN ROMBONGAN TELAH TIBA!” sebuah suara terdengar keras dan nyaring ditempat itu, seketika semua orang yang ada ditem
“Mudah-mudahan dengan pernikahan ini, bisa menyatukan Ahmadnagar dan Wijayanagara” ucap Putri Jodhaa Rai lagi. Semua tetap terdiam mendengar hal itu. Maharaja Harihara Raya terlihat menatap kearah Pangeran Harihara Akbar.“Bagaimana menurutmu Akbar?” tanya Maharaja Harihara Raya kepada Pangeran Harihara Akbar.“Saya terserah ayahanda. Apapun yang ayahanda putuskan. Saya yakin itu yang terbaik” ucap Pangeran Harihara Akbar lagi.Maharaja Harihara Raya kali ini terdiam cukup lama. Lalu mengalihkan pandangannya kearah Putri Ahisma Raya yang terlihat menganggukkan kepalanya. Maharaja Harihara Raya kembali mengalihkan pandangannya kearah Perdana Menteri Bukka Raya yang juga terlihat menganggukkan kepalanya. Hingga ;“Putri Jodhaa Rai. Demi perdamaian kedua kesultanan. Baiklah, aku restui pernikahan kalian berdua” ucap Maharaja Harihara Raya akhirnya, terlihat semua yang hadir ditempat itu melepas nafas l
“Tapi aku ingin meminta bantuanmu untuk membantu Wijayanagara dalam perang kali ini, Dewi” ucap Putri Ahisma Raya lagi.“Bantuan apa yang putri inginkan?”“Suamiku sudah menceritakan tentang semua kemampuanmu. Aku ingin kau membantu infanteri laut Wijayanagara untuk menghadapi infanteri laut musuh” ucap Putri Ahisma Raya lagi. Dewi Awatara terlihat terdiam sejenak.“Baik. Akan kubantu Wijayanagara!” ucap Dewi Awatara lagi tanpa ragu. Hal ini membuat Putri Ahisma Raya tersenyum senang mendengarnya.“Ingat dewi. Sampai kau dan suamiku resmi menikah. Aku melarang kalian melakukan hubungan itu..” ucap Putri Ahisma Raya lagi dengan tegas. Lagi-lagi wajah Bintang dan Dewi Awatara berubah mendengar hal itu. Tentu keduanya faham dan mengerti maksud ucapan Putri Ahisma Raya. Bintangpun tak bisa berbicara apa-apa lagi. Ketegasan Putri Ahisma Raya membua
“Karena kita akan menikah.” ucap Bintang hingga membuat Dewi Awatara tersenyum mendengarnya.“Tuan... benar-benar mau mengambilku sebagai istri?” tanya Dewi Awatara.“Apa kau benar-benar ingin menjadi istriku Shorouq?!” tanya Bintang akhirnya. Dewi Awatara terlihat kembali tersenyum dan menganggukkan wajahnya.“Seumur hidup... Aku belum pernah menikah” ucap Dewi Awatara lagi, kali ini Bintang yang tersenyum mendengar hal itu.“Sebentar lagi, kau akan merasakan hal itu Shorouq, menjadi seorang istri” ucap Bintang lembut dan tersenyum. Dewi Awatara membalasnya dengan senyuman lembut.Bintang bangkit berdiri dan menghadapkan tubuhnya kearah Dewi Awatara, Bintang terlihat mengembangkan kedua tangannya kearah Dewi Awatara. Dewi Awatara terlihat tersenyum melihat hal itu, lalu bangkit berdiri dan berjalan perlahan kearah Bin
“Lalu bagaimana dengan persiapan Maharatu Chayma Sultan Malik Shah?” tanya Sulthan Fathullah.“Dari informasi yang kudapat, besok Maharatu Chayma akan segera berangkat memimpin infanteri lautnya..” ucap Sultan Malik Shah lagi. Rupanya Maharatu Chayma dipercaya untuk memimpin infanteri armada laut mereka untuk menyerang dari arah laut. Itulah kenapa Maharatu Chayma tidak hadir dalam pertemuan itu.“Dengan kekuatan besar yang kita miliki, kita tak boleh kalah.” ucap Sultan Amir Qasim.“Benar. Aku sudah mempertaruhkan seluruh kekuatan pasukanku dalam peperangan kali ini” sambung Sultan Adilshahi.“Jangan khawatir tuan-tuan, dengan perhitungan dan perencanaan yang tepat, kita akan memenangkan perang ini.” ucap Sulthan Fathullah dengan mantap.-o0o-Malam itu. Di sebuah kamar megah di istana Wijayanagara, terlihat satu sosok tengah duduk termangu menghadap sebuah k
“Oh ya, apa kakak dan Putri Ahisma Raya...” Putri Jodhaa Rai tak meneruskan ucapannya, Bintang tersenyum dan mengangguk.“Ya. Dia istriku, Jodhaa” jawab Bintang pelan.“Betapa beruntungnya Putri Ahisma Raya.. bisa menikah dengan orang yang dicintainya” ucap Putri Jodhaa Rai lagi.“Kau tak harus melakukan ini Jodhaa, bila memang hatimu tak mau.” ucap Bintang lagi. Dengan tersenyum Putri Jodhaa Rai menggelengkan kepalanya.“Ini demi negara dan rakyat yang akan menderita karena peperangan ini kak. Jodhaa harus melakukannya.” ucap Putri Jodhaa Rai lagi, sehingga membuat Bintang semakin menarik nafas panjang.“Kau memang wanita yang sangat baik Jodhaa, mengorbankan hati dan perasaanmu demi negara” ucap Bintang lagi.“Itulah nasib seorang putri kerajaan kak” ucap Putri Jodhaa Rai lagi. Bintang menggenggam lembut kedua tangan halus Putri Jodhaa Rai. Putri Jodhaa Rai
Tangan kiri Bintang terangkat kearah nampan yang dibawa oleh Putri Jodhaa Rai. Tapi bukannya mewarnai jarinya dengan pewarna merah yang ada diatas nampan, Bintang justru mengambil belati kecil yang disebelahnya. Dengan belati itu Bintang menyayat tipis ibu jari jempolnya, hingga merembeskan darah. Putri Jodhaa Rai tersenyum melihat hal itu, Dengan jempol berdarah tersebut tangan Bintang terangkat kearah kepala Putri Jodhaa Rai, Putri Jodhaa Rai menurunkan sari selendang diatas kepalanya dan langsung merendahkan wajahnya seakan ingin menyambut uluran ibu jempol berdarah milik Bintang.Dengan penuh khidmat, Bintang usapkan ujung jari jempolnya yang berdarah tersebut pada belahan rambut kepala atas Putri Jodhaa Rai. Putri Jodhaa Rai terlihat memejamkan kedua matanya meresapi apa yang Bintang lakukan padanya. Ritual suci yang menandakan bahwa Putri Jodhaa Rai sudah menjadi istri Bintang dalam adat dan kebiasaan wanita india.Putri Jodhaa Rai kembali membuka kedua matanya s
Sementara itu kedua tangan Bintang mulai tampak melepaskan satu demi satu pakaian pengantin yang dikenakan oleh Putri Jodhaa Rai, sadar atau tidak Putri Jodhaa Rai justru membantu Bintang melucuti pakaiannya sendiri hingga dalam sekejap saja kini tak sehelai benangpun yang menutupi tubuh indah Putri Jodhaa Rai, hingga tubuh indah, mulus tanpa cacat itu terpampang jelas dibawah tindihan tubuh Bintang.Birahi benar-benar sudah membutakan mata hati keduanya, dalam beberapa helaan nafas saja, pakaian yang dikenakan oleh Bintangpun sudah tergeletak dilantai ditepi peraduan tersebut, hingga kini kedua tubuh polos alias bugil itu sudah saling tumpang tindih diatas peraduan itu, terus bergelut dan bercumbu satu sama lain.-o0o-Infanteri laut yang berada dibawah pimpinan Maharatu Chayma terlihat sudah mulai bergerak, dua kapal yang berukuran cukup besar tampak dikawal dikanan kiri dengan ribuan kapal-kapal kecil tampak sudah mulai berlayar. P
SEEKOR KUDA PUTIH bersih terlihat dipacu dengan sangat cepat oleh seorang laki-laki muda tampan berpakaian pendekar, hal ini juga dapat dilihat dari pedang yang tersampir dipunggungnya. Mengenakan pakaian merah berjubah biru dengan ikat kepala dikepala, matanya tajam, diantara kedua alisnya terlihat sebuah mutiara merah. Melihat ciri dan penampilannya, sosok yang menunggang kuda putih yang terlihat begitu jantan dan sangat kokoh itu, dia tak lain adalah Bintang, Ksatria Pengembara, sedangkan yang menjadi tunggangan Bintang saat ini tak lain adalah sembrani. Sembrani terlihat begitu jantan dengan urat-urat ditubuhnya yang terlihat menyembul hingga menambah keindahan sosok sembrani dipandangan mata, bahkan pelananyapun terlihat terbuat dari emas yang memancarkan kilau keemasan. Bintang sendiri terlihat begitu gagah berada diatasnya.Bintang saat ini memang sedang terburu-buru untuk menuju tempat Siren, Penguasa Laut Barat dari perompak li