“Karena kita akan menikah.” ucap Bintang hingga membuat Dewi Awatara tersenyum mendengarnya.
“Tuan... benar-benar mau mengambilku sebagai istri?” tanya Dewi Awatara.
“Apa kau benar-benar ingin menjadi istriku Shorouq?!” tanya Bintang akhirnya. Dewi Awatara terlihat kembali tersenyum dan menganggukkan wajahnya.
“Seumur hidup... Aku belum pernah menikah” ucap Dewi Awatara lagi, kali ini Bintang yang tersenyum mendengar hal itu.
“Sebentar lagi, kau akan merasakan hal itu Shorouq, menjadi seorang istri” ucap Bintang lembut dan tersenyum. Dewi Awatara membalasnya dengan senyuman lembut.
Bintang bangkit berdiri dan menghadapkan tubuhnya kearah Dewi Awatara, Bintang terlihat mengembangkan kedua tangannya kearah Dewi Awatara. Dewi Awatara terlihat tersenyum melihat hal itu, lalu bangkit berdiri dan berjalan perlahan kearah Bin
“Lalu bagaimana dengan persiapan Maharatu Chayma Sultan Malik Shah?” tanya Sulthan Fathullah.“Dari informasi yang kudapat, besok Maharatu Chayma akan segera berangkat memimpin infanteri lautnya..” ucap Sultan Malik Shah lagi. Rupanya Maharatu Chayma dipercaya untuk memimpin infanteri armada laut mereka untuk menyerang dari arah laut. Itulah kenapa Maharatu Chayma tidak hadir dalam pertemuan itu.“Dengan kekuatan besar yang kita miliki, kita tak boleh kalah.” ucap Sultan Amir Qasim.“Benar. Aku sudah mempertaruhkan seluruh kekuatan pasukanku dalam peperangan kali ini” sambung Sultan Adilshahi.“Jangan khawatir tuan-tuan, dengan perhitungan dan perencanaan yang tepat, kita akan memenangkan perang ini.” ucap Sulthan Fathullah dengan mantap.-o0o-Malam itu. Di sebuah kamar megah di istana Wijayanagara, terlihat satu sosok tengah duduk termangu menghadap sebuah k
“Oh ya, apa kakak dan Putri Ahisma Raya...” Putri Jodhaa Rai tak meneruskan ucapannya, Bintang tersenyum dan mengangguk.“Ya. Dia istriku, Jodhaa” jawab Bintang pelan.“Betapa beruntungnya Putri Ahisma Raya.. bisa menikah dengan orang yang dicintainya” ucap Putri Jodhaa Rai lagi.“Kau tak harus melakukan ini Jodhaa, bila memang hatimu tak mau.” ucap Bintang lagi. Dengan tersenyum Putri Jodhaa Rai menggelengkan kepalanya.“Ini demi negara dan rakyat yang akan menderita karena peperangan ini kak. Jodhaa harus melakukannya.” ucap Putri Jodhaa Rai lagi, sehingga membuat Bintang semakin menarik nafas panjang.“Kau memang wanita yang sangat baik Jodhaa, mengorbankan hati dan perasaanmu demi negara” ucap Bintang lagi.“Itulah nasib seorang putri kerajaan kak” ucap Putri Jodhaa Rai lagi. Bintang menggenggam lembut kedua tangan halus Putri Jodhaa Rai. Putri Jodhaa Rai
Tangan kiri Bintang terangkat kearah nampan yang dibawa oleh Putri Jodhaa Rai. Tapi bukannya mewarnai jarinya dengan pewarna merah yang ada diatas nampan, Bintang justru mengambil belati kecil yang disebelahnya. Dengan belati itu Bintang menyayat tipis ibu jari jempolnya, hingga merembeskan darah. Putri Jodhaa Rai tersenyum melihat hal itu, Dengan jempol berdarah tersebut tangan Bintang terangkat kearah kepala Putri Jodhaa Rai, Putri Jodhaa Rai menurunkan sari selendang diatas kepalanya dan langsung merendahkan wajahnya seakan ingin menyambut uluran ibu jempol berdarah milik Bintang.Dengan penuh khidmat, Bintang usapkan ujung jari jempolnya yang berdarah tersebut pada belahan rambut kepala atas Putri Jodhaa Rai. Putri Jodhaa Rai terlihat memejamkan kedua matanya meresapi apa yang Bintang lakukan padanya. Ritual suci yang menandakan bahwa Putri Jodhaa Rai sudah menjadi istri Bintang dalam adat dan kebiasaan wanita india.Putri Jodhaa Rai kembali membuka kedua matanya s
Sementara itu kedua tangan Bintang mulai tampak melepaskan satu demi satu pakaian pengantin yang dikenakan oleh Putri Jodhaa Rai, sadar atau tidak Putri Jodhaa Rai justru membantu Bintang melucuti pakaiannya sendiri hingga dalam sekejap saja kini tak sehelai benangpun yang menutupi tubuh indah Putri Jodhaa Rai, hingga tubuh indah, mulus tanpa cacat itu terpampang jelas dibawah tindihan tubuh Bintang.Birahi benar-benar sudah membutakan mata hati keduanya, dalam beberapa helaan nafas saja, pakaian yang dikenakan oleh Bintangpun sudah tergeletak dilantai ditepi peraduan tersebut, hingga kini kedua tubuh polos alias bugil itu sudah saling tumpang tindih diatas peraduan itu, terus bergelut dan bercumbu satu sama lain.-o0o-Infanteri laut yang berada dibawah pimpinan Maharatu Chayma terlihat sudah mulai bergerak, dua kapal yang berukuran cukup besar tampak dikawal dikanan kiri dengan ribuan kapal-kapal kecil tampak sudah mulai berlayar. P
SEEKOR KUDA PUTIH bersih terlihat dipacu dengan sangat cepat oleh seorang laki-laki muda tampan berpakaian pendekar, hal ini juga dapat dilihat dari pedang yang tersampir dipunggungnya. Mengenakan pakaian merah berjubah biru dengan ikat kepala dikepala, matanya tajam, diantara kedua alisnya terlihat sebuah mutiara merah. Melihat ciri dan penampilannya, sosok yang menunggang kuda putih yang terlihat begitu jantan dan sangat kokoh itu, dia tak lain adalah Bintang, Ksatria Pengembara, sedangkan yang menjadi tunggangan Bintang saat ini tak lain adalah sembrani. Sembrani terlihat begitu jantan dengan urat-urat ditubuhnya yang terlihat menyembul hingga menambah keindahan sosok sembrani dipandangan mata, bahkan pelananyapun terlihat terbuat dari emas yang memancarkan kilau keemasan. Bintang sendiri terlihat begitu gagah berada diatasnya.Bintang saat ini memang sedang terburu-buru untuk menuju tempat Siren, Penguasa Laut Barat dari perompak li
Perjalanan yang cukup jauh ditempuh oleh Bintang, kalau biasanya jarak dari Wijayanagara menuju Goa (nama daerah di wilayah Bijapur) mencapai waktu sehari semalam. Tapi dengan menggunakan sembrani, Bintang hanya membutuhkan waktu seharian saja. Saat matahari sudah hampir tenggelam diufuk barat, Bintang sudah tiba tebing bebatuan dimana sebuah kapal besar tampak tengah berlabuh ditempat itu, dari benderanya Bintang sudah dapat menebak kalau itu adalah kapal Perompak 5 Samudra yang berada dibawah komando Siren. Penguasa Laut Barat dari kelompok Perompak 5 Samudra.Tanpa menunggu waktu lagi, Bintangpun segera mengarahkan sembrani menuju kapal besar itu, kapal itu memang berukuran sangat besar karena mampu menampung 1.000 orang lebih diatasnya. Kedatangan Bintang tentu saja sangat mengejutkan semua orang yang ada diatas kapal besar itu yang isinya adalah wanita semua.“KETUA!” semua langsung menjura hormat s
Tok..! Tok..! Tok..!Sebuah ketukan terdengar dipintu kamarnya. Bintangpun segera bangkit dari peraduan dan melangkah ke pintu.Kreettt !Di depan pintu, terlihat sosok wanita yang tadi memperkenalkan dirinya sebagai wakil ketua, bila ketua Siren sedang tidak ada ditempat. Tapi bukan sosok wanita itu yang mengejutkan Bintang, melainkan sosok-sosok gadis yang berdiri berjejer dibelakang wakil ketua tersebut yang bila Bintang hitung jumlahnya ada 10 orang.“Maaf telah menganggu istirahat ketua, apakah ketua butuh teman untuk menemani istirahat ketua malam ini” ucap wakil ketua tersebut yang rupanya menawarkan gadis-gadis muda yang berdiri dibelakangnya. Bintang terdiam sejenak seraya menoleh kearah ke-10 gadis muda yang kini sudah berdiri berjejer dihadapannya, sang wakil ketua tampak menggeser dirinya agar Bintang bisa melihat dengan jelas ke-10 gadis muda yang ditawarkannya.“Terima kasih wakil ketua. Aku hanya ingin beristirahat
Kini Bintang dapat melihat dengan jelas sosok gadis yang kini masih berdiri membelakanginya tersebut, menurut perkiraan Bintang, gadis ini mungkin baru berusia 22-23 tahun. Sementara itu, sosok gadis yang kini menjadi perhatian Bintang terlihat telah selesai menyalakan obor-obor tersebut dan segera berbalik ingin kembali ketempatnya, tapi baru saja berbalik. Sosoknya terhenti, kedua matanya sedikit membesar melihat siapa yang ada dihadapannya saat ini. Keringat dingin terlihat dipelipis dahinya.“Kk-ke-ketua!” ucap gadis itu terlihat gugup. Rupanya gadis itu mengenali sosok Bintang. Dan dengan cepat gadis itu langsung menjura hormat dengan menjatuhkan kedua lututnya dilantai.“Maa-maaf ketua..” ucap gadis itu dengan gugup.“Bangunlah” ucap Bintang lagi. Gadis itupun segera bangkit dari hormatnya.“Kemarilah, mendekatlah padaku” ucap Bintang.Dengan gugup gadis itu terlihat melangkah maju dan berhenti
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig