Weesshhh...!
Tapi pendekar wanita bayang-bayang kembali menghilang dan menjelma menjadi pakaian melayang terbang yang langsung bergerak memutari tubuh pendekar golok kembar .
Wuuutt ! Wuuutt !
Tapi pendekar golok kembar terus menebaskan golok ditangannya kearah pakaian melayang terbang yang terus memutari tubuhnya hingga tanpa sadar kini sosok pendekar golok kembar sudah terlilit dengan keras, bahkan golok ditangan pendekar golok kembar langsung terlepas akibat kuatnya lilitan pakaian melayang terbang tersebut. Pakaian melayang terbang itu sendiri yang sudah melilit tubuh pendekar golok kembar dari kaki hingga sebatas bahu tampak kini kembali menjelma dibagiannya menjadi kepala pendekar wanita bayang-bayang, seperti seekor ular tapi tanpa tubuh, hanya kepalanya saja yang terlihat dihadapan pendekar golok kembar, sedangkan bagian tubuhnya kebawah masih berbentuk pakaian melayang terbangnya yang sudah melilit tubuh pendekar golok kembar.
“Menyerah ata
Semua perhatian langsung tertuju kearah datangnya asal suara yang berasal dari rombongan peserta pendekar dari kelompok 3. bahkan rombongan dibarisan peserta pendekar juga ikut berpaling kearah asal suara yang ada didekat mereka, termasuk rombongan Sultan Malik Shah yang menghentikan langkah mereka untuk menuruni panggung kehormatan.Suara itu berasal dari sosok bertopeng biru dengan ikat kepala yang melingkar dikepalanya, sebilah pedang tampak tersampir dipunggungnya. Tentu kita kenal dengan sosok karena memang tak lain adalah Bintang yang sedang dalam penyamaran. Bintang segera melangkah kearah panggung arena pertarungan. Sementara itu Sultan Malik Shah dan rombongan tampak kembali duduk ditempatnya untuk mengetahui apa yang terjadi.Bintang yang sudah berada di arena pertarungan segera menjura hormat dihadapan Sultan Malik Shah. Putri Jodhaa Rai yang saat itu juga kembali ketempatnya tampak tak berkedip menatap kearah Bintang. Jubir istana yang tampak ingin marah ka
Lima orang pendekar yang namanya dipanggil segera naik kearena pertarungan, tapi anehnya, kelima pendekar tersebut tidak mengambil jarak seperti para pendekar di kelompok-kelompok sebelumnya, sepertinya mereka kompak untuk satu tujuan ;“Kita beri pelajaran dia bersama-sama, setelah kita mengalahkannya. Kita baru bertarung satu lawan satu!” ucap salah satu pendekar, rupanya para peserta pendekar telah bersepakat untuk mengeroyok Bintang secara bersama-sama, ini tak lain dan tak bukan karena ucapan Bintang yang dinilai terlalu sombong dan meremehkan mereka. Tapi Bintang justru tersenyum melihat hal itu.“Bagus. Itu yang kuharapkan, dengan begitu, tidak butuh lama waktu pertarungan ini!” ucap Bintang berdiri dengan gagah seraya mengangkat tangan kanannya dan memberikan tanda kepada lima pendekar yang ada dihadapannya untuk menyerang dirinya.“Ayo kita hajar orang sombong ini!” ucap salah satu pendekar.“Ayo!”
“Sekarang giliranku!” ucap Bintang dengan suara lantang dan keras.Wuuuttt!Dengan gerakan yang sangat cepat sekali, tubuh Bintang yang berada diudara berbalik kebawah dan seperti seekor rajawali yang menyambar mangsanya yang ada dibawah, Bintang meluruk kebawah.Kelima pendekar yang ada dibawah langsung bersikap waspada untuk menanti datangnya serangan yang dilancarkan lawan mereka dari atas.Blepp! Blepp! Blepp! Blepp! Blepp!Tapi wajah kelimanya langsung berubah saat sosok lawan mereka tiba-tiba saja lenyap dari pandangan dan muncul ditempat yang berbeda, lenyap lagi dan muncul lagi ditempat yang berbeda, begitu seterusnya yang Bintang lakukan.Saat ini Bintang memang tengah menggunakan salah satu kesaktian halimunnya, yang bernama ‘Langkah Siluman’. Sehingga sosok Bintang mampu menghilang dan muncul dimana tempat yang Bintang inginkan.TUK !Tau-tau saja satu totokan Bintang berhasil dilayan
Istana Ahmadnagar malam itu mengadakan perjamuan untuk menyambut bergabungnya tiga orang pendekar yang memenang uji kepandaian tadi sore. Mereka adalah Pendekar cambuk api, pendekar wanita yang menyebut dirinya sebagai sibayang-bayang dan yang terakhir adalah si bayang biru yang tak lain adalah Bintang.Semua pendekar dan pejabat istana telah berkumpul di aula perjamuan, hanya menunggu kedatangan Sultan Malik Shah. Sultan Malik Shah sendiri tampak baru saja keluar dari kamarnya.“Ayahanda..!” sebuah suara lembut terdengar menyapa dan membuat Sultan Malik Shah menghentikan langkahnya dan berpaling.Sesosok anggun tampak berdiri beberapa tombak darinya, lalu dengan anggun tampak berjalan mendekat kearahnya. Sosok ini tampak mengenakan pakaian serba merah dengan mengenakan sari kerudung dikepalanya, sosok yang kita kenal sebagai Putri Jodhaa Rai.“Apa yang kau lakukan disini, Jodhaa?” tanya Sultan Malik Shah lagi heran meliha
“Saat melihat pertarungan sibayang biru tadi sore, Jodhaa lihat jurus-jurusnya sangat indah dan menarik ayahanda, karena itulah Jodhaa tertarik untuk belajar ilmu beladiri” ucap Putri Jodhaa Rai lagi. Sultan Malik Shah tampak terdiam mendengar hal itu.“Jodhaa mohon ayahanda. Biarkan Jodhaa belajar ilmu beladiri darinya” ucap Putri Jodhaa Rai memelas.“Kau ini Jodhaa. Kalau sudah memelas begitu, ayahanda bisa apa” ucap Sultan Malik Shah menyerah dan menarik nafas panjangnya kembali. Putri Jodhaa Rai hanya tertawa kecil melihat dan mendengar hal itu.Keduanya lalu meneruskan langkah menuju aula perjamuan.-o0o-Di aula perjamuan. Semua tampak menunggu kedatangan Sultan Malik Shah, beda halnya dengan Bintang yang sejak tadi terlihat mengedarkan pandangannya keseluruh tempat itu, seperti tengah mencari sesuatu.“Dimana nona Anvesh?” batin Bintang yang rupanya mencari Ratu Neraka Es, karen
“Tuan bayang biru.. silahkan mendekat kehadapan tuan sultan” ucap pembantu utama Sultan Malik Shah dengan lantang.Seketika saja semua pandangan langsung mengarah kearah Bintang.“Silahkan kemari, tuan bayang biru” ucap pembantu utama Sultan Malik Shah lagi.Bintangpun bangkit berdiri dan berjalan menuju kearah Sultan Malik Shah dan Putri Jodhaa Rai. Lima tombak dihadapan Sultan Malik Shah dan Putri Jodhaa Rai, Bintang berhenti lalu menjura hormat.“Silahkan duduk, tuan” ucap Sultan Malik Shah.“Terima kasih, tuan sultan”“Tuan bayang biru. Boleh aku tau namamu?” tanya Sultan Malik Shah lagi. Bintang terlihat terdiam mendengar hal itu, hingga ;“Nama saya Bobou, tuan sultan” ucap Bintang akhirnya.“Tuan Bobou. Perkenalkan, ini putriku, Putri Jodhaa Rai” ucap Sultan Malik Shah lagi memperkenalkan sosok Putri Jodha
“Jurus seperti itu, apa bisa digunakan dalam pertarungan” ucap salah seorang pendekar mencibir sinis.Bahkan Sultan Malik Shah sendiri sampai berkerut keningnya melihat jurus yang diperagakan oleh Bintang, berbeda dengan Putri Jodhaa Rai yang ada disebelah Sultan Malik Shah, tampak memperhatikan Bintang dengan tatapan kagum. Gerakan demi gerakan yang dibuat oleh Bintang membuat Putri Jodhaa Rai semakin terpana kagum.Entah kenapa, awalnya Putri Jodhaa Rai yang meminta Bintang untuk menjadi gurunya kepada ayahandanya, Sultan Malik Shah hanya akal-akalan Putri Jodhaa Rai saja, karena Putri Jodhaa Rai memang ingin berbicara banyak dengan Bintang, tapi saat melihat jurus yang diperagakan oleh Bintang. Muncul keinginan kuat Putri Jodhaa Rai untuk mempelajari jurus itu. Bahkan tanpa sadar, Putri Jodhaa Rai terlihat mengangkat tangannya, mengikuti gerakan-gerakan tangan Bintang yang terus memainkan jurus tai chinya, hingga akhirnya pertunjukan jurus t
BINTANG memasang kuda-kuda tai chinya. Sementara dihadapannya, sosok Kartawarma tampak juga memasang kuda-kuda serangannya.“Khhhaaaaa!” Kartawarma lebih dulu menyerang kedepan, tapi Bintang memang sudah siap untuk menyambut serangan tersebut, serangan Kartawarma datang bagaikan badai gelombang yang berduyun-duyun, kedahsyatannya begitu terlihat dari deru angin yang ikut menyertai serangannya.Bintang memperlihatkan kemampuan jurus tai chinya, serangan dahsyat Kartawarma tidak dilawan secara frontal, tapi juga tidak dihindari, Bintang terlihat justru menyambut serangan itu dengan mengikutinya kemana arah serangan Kartawarma. Hal ini tentu saja mengejutkan bagi Kartawarma sendiri, karena tadi awalnya dia berharap si Bayang Biru yang menjadi lawannya akan menghadapi langsung serangannya.Kartawarma tak patah arang, serangan demi serangan terus dilancarkannya kepada Bintang, tapi sejauh itu pula Bintang bisa mematahkannya deng