“Sekarang giliranku!” ucap Bintang dengan suara lantang dan keras.
Wuuuttt!
Dengan gerakan yang sangat cepat sekali, tubuh Bintang yang berada diudara berbalik kebawah dan seperti seekor rajawali yang menyambar mangsanya yang ada dibawah, Bintang meluruk kebawah.
Kelima pendekar yang ada dibawah langsung bersikap waspada untuk menanti datangnya serangan yang dilancarkan lawan mereka dari atas.
Blepp! Blepp! Blepp! Blepp! Blepp!
Tapi wajah kelimanya langsung berubah saat sosok lawan mereka tiba-tiba saja lenyap dari pandangan dan muncul ditempat yang berbeda, lenyap lagi dan muncul lagi ditempat yang berbeda, begitu seterusnya yang Bintang lakukan.
Saat ini Bintang memang tengah menggunakan salah satu kesaktian halimunnya, yang bernama ‘Langkah Siluman’. Sehingga sosok Bintang mampu menghilang dan muncul dimana tempat yang Bintang inginkan.
TUK !
Tau-tau saja satu totokan Bintang berhasil dilayan
Istana Ahmadnagar malam itu mengadakan perjamuan untuk menyambut bergabungnya tiga orang pendekar yang memenang uji kepandaian tadi sore. Mereka adalah Pendekar cambuk api, pendekar wanita yang menyebut dirinya sebagai sibayang-bayang dan yang terakhir adalah si bayang biru yang tak lain adalah Bintang.Semua pendekar dan pejabat istana telah berkumpul di aula perjamuan, hanya menunggu kedatangan Sultan Malik Shah. Sultan Malik Shah sendiri tampak baru saja keluar dari kamarnya.“Ayahanda..!” sebuah suara lembut terdengar menyapa dan membuat Sultan Malik Shah menghentikan langkahnya dan berpaling.Sesosok anggun tampak berdiri beberapa tombak darinya, lalu dengan anggun tampak berjalan mendekat kearahnya. Sosok ini tampak mengenakan pakaian serba merah dengan mengenakan sari kerudung dikepalanya, sosok yang kita kenal sebagai Putri Jodhaa Rai.“Apa yang kau lakukan disini, Jodhaa?” tanya Sultan Malik Shah lagi heran meliha
“Saat melihat pertarungan sibayang biru tadi sore, Jodhaa lihat jurus-jurusnya sangat indah dan menarik ayahanda, karena itulah Jodhaa tertarik untuk belajar ilmu beladiri” ucap Putri Jodhaa Rai lagi. Sultan Malik Shah tampak terdiam mendengar hal itu.“Jodhaa mohon ayahanda. Biarkan Jodhaa belajar ilmu beladiri darinya” ucap Putri Jodhaa Rai memelas.“Kau ini Jodhaa. Kalau sudah memelas begitu, ayahanda bisa apa” ucap Sultan Malik Shah menyerah dan menarik nafas panjangnya kembali. Putri Jodhaa Rai hanya tertawa kecil melihat dan mendengar hal itu.Keduanya lalu meneruskan langkah menuju aula perjamuan.-o0o-Di aula perjamuan. Semua tampak menunggu kedatangan Sultan Malik Shah, beda halnya dengan Bintang yang sejak tadi terlihat mengedarkan pandangannya keseluruh tempat itu, seperti tengah mencari sesuatu.“Dimana nona Anvesh?” batin Bintang yang rupanya mencari Ratu Neraka Es, karen
“Tuan bayang biru.. silahkan mendekat kehadapan tuan sultan” ucap pembantu utama Sultan Malik Shah dengan lantang.Seketika saja semua pandangan langsung mengarah kearah Bintang.“Silahkan kemari, tuan bayang biru” ucap pembantu utama Sultan Malik Shah lagi.Bintangpun bangkit berdiri dan berjalan menuju kearah Sultan Malik Shah dan Putri Jodhaa Rai. Lima tombak dihadapan Sultan Malik Shah dan Putri Jodhaa Rai, Bintang berhenti lalu menjura hormat.“Silahkan duduk, tuan” ucap Sultan Malik Shah.“Terima kasih, tuan sultan”“Tuan bayang biru. Boleh aku tau namamu?” tanya Sultan Malik Shah lagi. Bintang terlihat terdiam mendengar hal itu, hingga ;“Nama saya Bobou, tuan sultan” ucap Bintang akhirnya.“Tuan Bobou. Perkenalkan, ini putriku, Putri Jodhaa Rai” ucap Sultan Malik Shah lagi memperkenalkan sosok Putri Jodha
“Jurus seperti itu, apa bisa digunakan dalam pertarungan” ucap salah seorang pendekar mencibir sinis.Bahkan Sultan Malik Shah sendiri sampai berkerut keningnya melihat jurus yang diperagakan oleh Bintang, berbeda dengan Putri Jodhaa Rai yang ada disebelah Sultan Malik Shah, tampak memperhatikan Bintang dengan tatapan kagum. Gerakan demi gerakan yang dibuat oleh Bintang membuat Putri Jodhaa Rai semakin terpana kagum.Entah kenapa, awalnya Putri Jodhaa Rai yang meminta Bintang untuk menjadi gurunya kepada ayahandanya, Sultan Malik Shah hanya akal-akalan Putri Jodhaa Rai saja, karena Putri Jodhaa Rai memang ingin berbicara banyak dengan Bintang, tapi saat melihat jurus yang diperagakan oleh Bintang. Muncul keinginan kuat Putri Jodhaa Rai untuk mempelajari jurus itu. Bahkan tanpa sadar, Putri Jodhaa Rai terlihat mengangkat tangannya, mengikuti gerakan-gerakan tangan Bintang yang terus memainkan jurus tai chinya, hingga akhirnya pertunjukan jurus t
BINTANG memasang kuda-kuda tai chinya. Sementara dihadapannya, sosok Kartawarma tampak juga memasang kuda-kuda serangannya.“Khhhaaaaa!” Kartawarma lebih dulu menyerang kedepan, tapi Bintang memang sudah siap untuk menyambut serangan tersebut, serangan Kartawarma datang bagaikan badai gelombang yang berduyun-duyun, kedahsyatannya begitu terlihat dari deru angin yang ikut menyertai serangannya.Bintang memperlihatkan kemampuan jurus tai chinya, serangan dahsyat Kartawarma tidak dilawan secara frontal, tapi juga tidak dihindari, Bintang terlihat justru menyambut serangan itu dengan mengikutinya kemana arah serangan Kartawarma. Hal ini tentu saja mengejutkan bagi Kartawarma sendiri, karena tadi awalnya dia berharap si Bayang Biru yang menjadi lawannya akan menghadapi langsung serangannya.Kartawarma tak patah arang, serangan demi serangan terus dilancarkannya kepada Bintang, tapi sejauh itu pula Bintang bisa mematahkannya deng
“Suruh maju semuanya, tuan sultan!” ucap Bintang, rupanya tadi Bintang menggoyang-goyangkan jari telunjuknya bukan karena tak ingin melawan 3 orang, tapi Bintang ingin melawan semua prajurit pribadi Sultan Malik Shah yang jumlahnya ada belasan orang tersebut. Hal inilah yang membuat wajah Sultan Malik Shah berubah, tapi kemudian tersenyum.Sultan Malik Shah terlihat memerintahkan 10 orang prajurit pilihannya untuk maju. 10 orang prajurit segera bergerak maju dan langsung berdiri berjejer dihadapan Bintang. Secara bersamaan pula ke-10 prajurit memasang kuda-kuda menyerang.Di tempatnya, Bintang tak ingin ketinggalan, kuda-kuda tai chi diperlihatkan.Hyyyattttt! Hyyyattttt! Hyyyattttt!Ke-10 prajurit pilihan langsung menyerang kedepan berbarengan, Bintang tak bergerak mundur, tapi menanti serangan mereka hingga kini terjadilah pertarungan diantara mereka. Bintang memperlihatkan kelasnya sebagai pendekar nomor wahid didunia persilatan.
Tanpa sepengetahuan orang lain, Bintang melakukan sentilan jari.Tess.,.! Tess.,.! Tess.,.! Tess.,.!Buuhk...! Buuhk...! Buuhk...! Buuhk...!Ke-4 prajurit terlihat langsung terlempar lima langkah kebelakang dan terbanting kebawah dengan memegangi perut mereka, dari wajah ke-4nya, terlihat jelas ke-4nya sangat menderita kesakitan, bagaimana tidak, mereka semua telah terkena Sentilan dari jurus 'Jari Petir' milik Bintang. Jari Petir. Sebuah sentilan jari yang ringan namun mempunyai kekuatan seperti seekor kuda yang sedang menendang dengan berangnya. Sentilan jurus 'Jari Petir' itu tidak mempunyai wujud ataupun warna, namun gelombang tenaga dalam inti petir yang dikeluarkan cukup tinggi mampu menghancurkan benda.Apa yang terjadi didepan semua mata yang melihat hal itu, tentu saja sangat terkejut melihat ke-4 prajurit pilihan Sultan Malik Shah terlempar dan terkapar dan mengerang kesakitan, ke-4nya bahkan tak mampu untuk bangkit. S
Hingga mau tak mau keduanyapun sarapan berdua, sepanjang sarapan, Putri Jodhaa Rai terus menatap sosok Bintang dari balik sari kerudung milikinya, sementara Bintang sendiri seakan acuh tak acuh karena percuma juga Bintang ingin menatap wajah Putri Jodhaa Rai yang tertutup sari kerudungnya. Sesekali Bintang hanya melihat sekilas bibir merah merekah saat Putri Jodhaa Rai mengangkat sedikit sari kerudungnya untuk menyuap makanannya. Tak ada yang berbicara diantara keduanya selama mereka berdua makan, hingga suasana terasa begitu hening. Setelah semuanya selesai.“Ceritakan padaku tentang Jodhaa Bai, Tuan” ucap Putri Jodhaa Rai tanpa basa basi.Dengan menarik nafas panjang, Bintangpun menceritakan peristiwa yang terjadi di Sekte Budha Hidup sampai dengan peristiwa mengenaskan itu terjadi, tapi tentu saja Bintang tidak mengatakan kalau kehancuran Sekte Budha Hidup adalah akibat pertarungannya dengan Budha Hidup.“Seluruh m