“Mungkin perlu juga berciuman di tengah badai di tengah laut, untuk menghilang rasa dingin ini" batin Bintang.
Perlahan Bintang menyentuh bibir Adriana dengan bibirnya. Nafas Adriana menyerbu wajahnya, terasa semakin panas. Lalu, bibir Adriana terbuka sedikit.
Bintang mengecupnya ringan, membiarkan masih ada jarak di antara kedua mulut mereka.Adriana terdengar mendesah. Gelisah. Terasa Adriana menggeser tubuh sintalnya semakin rapat ke tubuh Bintang. Jantung Bintang bergetar juga merasakan lengannya menekan dada Adriana yang turun naik dengan cepat.
Adriana kini merangkul leher Bintang, dan seperti tak sabar, ia menarik sosok Bintang sehingga bisa sepenuhnya berciuman. Bintang membiarkan Adriana yang mengulum bibirnya dengan desah yang semakin gelisah. Diam-diam Bintang khawatir juga, kemana arah percumbuan ini.
Lidah keduanya secara otomatis saling memagut, seperti dua ekor ular yang sedang bercengkrama. Bintang sebenarnya hanya ingin bercium
Di usianya yang matang, Adriana sebenarnya bukanlah gadis yang lugu-lugu amat dalam hal bercumbu, Adriana memiliki seorang kekasih yang juga seorang mata-mata, tapi selama memadu kasih, Adriana dan kekasihnya hanya berani melakukannya tanpa berani melewati batas. Baru kali ini Adriana merasakan mencapai puncak kenikmatannya, bersama Bintang, orang yang semula sangat dibencinya. Adriana sungguh tak menyangka mencapai puncak kenikmatan sungguh senikmat itu. Jauh di lubuk hatinya, ia merasa jengah. Membayangkan dirinya, seorang gadis, yang notabene masih benar-benar gadis, main peluk-cium dengan seorang laki-laki yang memang ia kagumi sejak awal meski belum kenal begitu lama.“Maaf atas yang terjadi tadi Adriana” ucap Bintang akhirnya.“Tidak apa-apa tuan, bukan tuan yang salah”Sesaat keduanya terdiam dan saling pandang satu sama lain, entah apa yang ada dibenak keduanya, tapi tatapan keduanya terlihat penuh arti.“Apakah kau b
“Oooohhh.. Apakah begini rasanya dipeluk dan dicium laki-laki?" keluhnya dalam hati, "caranya memperlakukan diriku begitu lembut dan penuh perasaan. Ada rasa getar-getar aneh-nikmat yang menelusuri seluruh aliran darahku..”Kembali Adriana tenggelam dalam desah napas kenikmatan. Bintang berbisik lirih di samping telinga Adriana, “Bajunya ... "Tanpa membuka mata, Adriana menarik lepas pakaian tanpa celana yang dikenakannya dalam satu tarikan.Tarik begitu saja. Srett!Bintang menatap sepasang bukit surga yang kini terbuka lepas, lalu dengan pelan ia menggeserkan hidungnya bergantian pada sepasang buah dada yang tertata dengan sempurna. Menghembuskan nafasnya yang hangat.“Ahhh .... Tu... an... "Adriana semakin tak tahan. Di dekapnya erat kepala Bintang, lalu menekannya kuat-kuat dalam pelukannya. Sesaat kemudian, ia menggelinjang berkepanjangan disertai desahan tertahan.“Aaa ... uughhh ... hmmph ... "
Bintang kembali menelusuri tubuh Adriana dengan bibirnya, lalu tangan yang satu lagi mulai bergerilya menyusuri paha kenyal, sedikit meremas-remas merasakan lembut dan halusnya daerah itu. Terus bergerak lambat-lambat hingga pada akhirnya sang tangan menemukan gundukan lunak dekat pintu area terlarang dengan belahan tepat ditengah-tengahnya.Kembali, tangan Bintang meremas-gemas disana.“Apa.. yang tuan... oughh.. lakukan” tanya Adriana dengan dengus napas memburu karena merasakan nikmat di bawah sana."Nikmati saja...” ucap Bintang pelan.Adriana memejamkan matanya rapat-rapat dan menggigit bibir bawahnya. Tangan kekar itu terus menyusuri belahan tersebut dari luar, naik-turun dengan perlahan."Hsss ... oooh!"Tanpa sadar, erangan haluspun keluar dari bibir indah Adriana sambil semakin melebarkan pahanya, seakan mempersilahkan tangan Bintang untuk menjelajahi daerah itu sepuasnya. Dan disana, Bintang melakukan gesekan-geseka
Sementara bersama Bintang, Adriana merasakan kehangatan kasih di sana, di antara gairahnya mengulum bibir. Ada semburat cinta di sana, di antara gigitan-gigitannya yang nakal. Ada penegasan pula di sana, di antara keliaran permainan lidah yang menerlenakan !Maka itu Adriana mengerang manja, mempererat pelukannya, merapatkan tubuhnya ke tubuh kokoh Bintang.“Aduh!" tiba-tiba Adriana mengeluh lirih, dan Bintang tersentak kaget, terburu-buru melepaskan ciumannya.“Ada apa?" sergah Bintang penuh kekuatiran sambil merenggangkan jarak di antara mereka.“Bagian bawah” desis Adriana dengan muka merah padam."Kenapa?" tanya Bintang, bahkan ia hendak melihat ke bawah. Tapi dua tangan Adriana semakin erat memeluknya sambil berbisik lirih,“Tadi sedikit kena... ""Sakit?"“Tidak! cuma.. sedikit aneh dan ngilu-ngilu nikmat," desis Adriana sambil kian merapatkan diri ke tubuh Bintang.“Ta ... "
Kembali Adriana mengerang manja, mendesah-desah gelisah. Sekujur tubuhnya terasa penuh dengan keinginan yang mendesak-desak. Tidak hanya dadanya ... Adriana ingin lebih dari sekedar itu. Ia memang ingin bercinta, sekarang juga, di tempat ini juga!Meski cuma di atas gubuk di tengah laut! Apa pun risikonya, ia ingin sekali.Maka... memohonlah ia lewat erangan dan desahan!“Ahhh ... shhh..!"Dalam desah kenikmatan dari bibir Adriana yang berkepanjangan, Bintang berniat menuntaskan pelayaran kali ini."Hemm... sudah waktunya," kata Bintang dalam hati. “Tekuk sedikit lututmu," kata lembut Bintang memberikan aba-aba pada Adriana. Meski sambil mengerang nikmat, Adriana menekuk sedikit lututnya sehingga daerah di sekitar lubang surga semakin terkuak."Jika kau merasakan sesuatu yang menerobos masuk, nikmati saja," kembali Bintang membisikkan lembut ditelinga Adriana. "Jangan di lawan. Paham?"Adriana hanya mengangguk pelan."H
Lagi-lagi Adriana hanya tersenyum. Lalu mengangguk sambil berkata,“Lanjutkan, Tuan”Kembali Bintang bergerak. Saat menarik keluar hingga tertinggal kepalanya saja, terlihat cairan merah kental melumuri benda tumpul besar yang baru keluar dari dalam sana.Serrr..! Kemudian menetes keluar dari celah-celah yang ada.Darah keperawanan!Dilumatnya bibir ranum Adriana untuk meredam rintihan yang keluar. Sejenak yang terdengar dalam gubuk aneh di tengah laut itupun hanya erangan dan rintihan yang tersumbat.“Adriana! Kaitkan kakimu ke punggungku," kata Bintang kemudian. Adriana segera melakukan apa yang diperintahkan Bintang.Pelan-pelan, area bawah Bintang yang luar biasa itu ditarik lalu majukan lagi. Tarik lagi, majukan lagi.Akan halnya Adriana, ia merasakan sebuah sensasi luar biasa antara sakit dan nikmat. Ada kalanya ia pun mengernyit kesakitan dan mendesis keras saat sedikit demi sedikit benda bulat kenyal itu
Bintang mendorong-menekan area bawahnya dalam-dalam sambil menyemburkan cairan birahinya ke dinding paling terujung.“Ahhh ... ooughhh..!"Sontak, Adriana merasakan sensasi luar biasa bersamaan dengan titik puncak kenikmatannya!Setelah beberapa saat, Adriana kembali ke jatidirinya.Posisi Bintang tetap menindih Adriana dengan area bawahnya masih dijepit oleh dinding-dinding kenyal di dalam liang kenikmatan Adriana meski telah memuntahkan sperma keperkasaan. Tetap kokoh bagai batu karang!“Tuan! Apa begini rasanya bercinta?" tanya Adriana dengan mata berbinar-binar."Seperti yang kau rasakan," sahut Bintang dengan lembut.“Tapi ... "“Tapi apa?"“Apa ... tuan tidak capek dengan posisi seperti itu?"“Apa kau mau posisi yang lain?"“Memangnya ada?" tanya Adriana, heran.“Bukan hanya ada, banyak malah!"“Aku mau posisi yang lain, tapi ... "
Bintang melihat bibir Adriana terbuka disertai erangan tertahan.“Errghhh..!"Tubuhnya meliuk-liuk binal menyambut gerakan maju-mundur Bintang. Hingga sekitar sepenanakan nasi kemudian, Adriana melengking panjang dan tubuhnya bergetar hebat.Puncak birahinya datang lagi!“Eeergghh..!"Dan kembali Bintang merasakan air hangat menyempot keluar dari dalam. Denyutan-denyutan yang kuat memberikan sensasi tersendiri pada area bawah yang masih asyik keluar-masuk dengan ritme yang berbeda-beda di dalam lubang hangat milik Adriana, hingga akhirnya Bintang sendiri sudah berniat menuntaskan posisinya kali ini.Bintang yang merasakan bahwa gelombang birahi akan datang lebih besar lagi dari sebelumnya dan ia ingin bisa saat yang bersamaan menggapai gelombang birahi yang sama dengan pasangannya. Bintang segera menarik mundur seluruh tenaga yang dipakai.Srepp!Begitu tenaga ditarik, Bintang mengganti dengan sebuah tarikan napas l