Di dalam sebuah gubuk pemburu yang ada didalam sebuah hutan. Disinilah Bintang dan Putri Rawan berada saat ini.
Di dalam gubuk, Bintang tampak tengah duduk diatas ranjang tua yang ada didalam gubuk tersebut, Bintang tengah tenggelam dialam tapa bratanya, sementara didekatnya terlihat Putri Rawan yang sangat cemas melihat keadaan Bintang.
Sebelum tiba digubuk itu, Bintang hampir-hampir tersungkur, untung saja Putri Rawan yang ada didekat Bintang dengan cepat memapahnya.
“Tuan..!! tuan... apa yang terjadi pada tuan?” tanya Putri Rawan dengan cemas melihat keadaan Bintang yang sangat lemah. Dengan bantuan Putri Rawan, Bintang kemudian dipapah untuk duduk bersandar disebuah batu.
“Aku telah menggunakan Hawa Dewa Kehidupanku untuk menolong Panglima Surajh yang sekarat tadi putri... untuk itu aku akan kehilangan tenaga sampai 7 hari kedepan” ucap Bintang menjelaskan kenapa kondisinya selemah ini. Kini Putri Rawan baru mengerti k
Weeessshhh !Seberkas sinar hitam besar tampak muncul dihadapan kedua mahluk siluman mengerikan tersebut, dan ;Scrabbbb...!Menjelma menjadi sesosok wanita yang berpakaian serba hitam yang tentu saja Putri Rawan sangat mengenalinya.“Maharatu Chayma” ucap Putri Rawan lagi menyebutkan nama sosok wanita yang berpakaian serba hitam tersebut. Maharatu Chayma tampak mengenakan pakaian serba hitam dengan belahan dibagian dada yang sangat menantang, sosok cantik mempesona, ditangan kirinya tampak tergenggam sebatang tongkat dengan ujung bermata kristal biru yang mengeluarkan aura terang.“Rawan.... sepertinya memang aku sendiri yang harus datang untuk membawamu kembali” ucap Maharatu Chayma dengan dingin kearah Putri Rawan yang berdiri kaku didepannya.Putri Rawan terpaku ditempatnya, baik suara maupun tubuh, tak sedikitpun Putri Rawan berani beranjak dari tempatnya.Maharatu Chayma sendiri tampak menatap keadaan dis
SOSOK Putri Rawan masih berdiri kaku ditempatnya, sementara itu dihadapannya, tampak berdiri tiga sosok yang tengah menatapnya tajam, mereka adalah Maharatu Chayma dan kedua sosok mahluk siluman pengikut Maharatu Chayma. Sosok kedua mahluk siluman itu sangatlah besar, bahkan hampir-hampir 2x sosok Putri Rawan. Tapi anehnya, ketiganya tampak tidak sedikitpun tampak berani mendekati sosok Putri Rawan yang disekujur tubuhnya mengeluarkan semburat aura keemasan yang berasal dari Aji Nur Prasetya Bumi.Tiba-tiba saja Maharatu Chayma terlihat tersenyum sinis dan berkata ; “Kekuatan sihirku mungkin tak bisa menyentuhmu Rawan, tapi aku masih memiliki seribu macam cara..” ucap Maharatu Chayma lagi hingga membuat wajah Putri Rawan dibalik cadarnya berubah mendengar hal itu.Maharatu Chayma tampak menggerakkan tangan kirinya yang menggenggam tongkat dengan ujung bermata kristal biru yang mengeluarkan aura terang. Sinar kristal biru itu semakin terang saat Mah
“Tak mungkin aku membiarkan pewaris tahta Kesultanan Golkonda tetap hidup” ucap Maharatu Chayma lagi dengan tegas.“Dia bukan pewaris tahta Kesultanan Golkonda, tapi dia adalah calon anakku” ucap Bintang hingga mengejutkan Maharatu Chayma, bahkan Putri Rawan ikut terkejut mendengar ucapan Bintang.“Apa maksudmu ?” tanya Maharatu Chayma lagi.“Aku akan menikahi Putri Rawan... dan mengangkat anak yang dikandung Putri Rawan sebagai anakku. Dengan begitu dia bukan lagi pewaris tahta Kesultanan Golkonda“ ucap Bintang lagi hingga semakin membuat wajah Maharatu Chayma dan Putri Rawan berubah terkejut mendengar hal itu.“Aku bukanlah wanita yang bisa kau tipu, tuan Bobou” ucap Maharatu Chayma dengan tegas. Maharatu Chayma kembali menatap kearah Putri Rawan.“Rawan.. Saatnya kau putuskan. Minum obat penghilang kandungan itu atau dia mati!” ucap Maharatu Chayma seraya mengalihkan pandang
Sementara itu Maharatu Chayma dan kedua mahluk silumannya tampak mengedarkan pandangannya kesekeliling tempat itu.Graaauummmm..! Graaauummmm..!Kembali terdengar dua auman dahsyat itu hingga kembali membuat tempat itu bergetar dengan sangat hebat.“Tt...tuan..!!” ucap Putri Rawan dengan tubuh gemetar memeluk tubuh Bintang sangking takutnya mendengar auman yang sangat dahsyat itu. Terasa begitu dekat sekali ditempat itu.“Tenanglah putri. Itu sahabat-sahabatku!” bisik Bintang kepada Putri Rawan hingga mengejutkan dan membuat wajah Putri Rawan berubah mendengarnya, tapi Putri Rawan tak ingin banyak bertanya, terus menyaksikan kearah Maharatu Chayma dan kedua siluman bawahannya yang tampak kebingungan mencari asal suara tersebut, tapi kemudian Maharatu Chayma sadar dan segera memalingkan pandangannya kearah Putri Rawan dan Bintang.“Kalian berdua, cepat bunuh mereka berdua!” perintah Maharatu Chayma kepada kedua si
Graaauummmm..! Graaauummmm..!Kembali kedua harimau berbeda warna ini terlihat mengaum dengan dahsyat hingga membuat tempat itu bergetar dengan sangat hebat.Kedua siluman penjaga Maharatu Chayma terlihat saling pandang, terlihat jelas kegentaran diwajah-wajah kedua siluman itu melihat kemunculan dua harimau raksasa yang melindungi Bintang dan Putri Rawan. Bagaikan dikomando, kedua siluman inipun segera berkelebat pergi meninggalkan tempat itu. Maharatu Chayma yang melihat hal itupun sangat terkejut, kedua siluman bawahannya pergi begitu saja meninggalkannya.Sejenak Maharatu Chayma terlihat menatap tajam kearah kedua harimau yang kini juga telah memandangnya dengan tajam, entah kenapa Maharatu Chaymapun merasakan kengerian menatap kedua sosok harimau besar tersebut.Graaauummmm..! Graaauummmm..!Kembali kedua harimau ini mengaum dahsyat kearah Maharatu Chayma seakan memberikan peringatan kepada Maharatu Chayma untuk segera pergi meninggalkan tempa
“Maukah kau menjadi istriku. Putri Rawan?” ulang Bintang lagi dengan sedikit keras hingga menyadarkan Putri Rawan dari keterpakuannya.“Tt-tuan.. a..apa tuan tidak sedang bercanda?” tanya Putri Rawan dengan terbata-bata, seakan-akan Putri Rawan benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Bintang.“Pada Maharatu Chayma tadi juga sudah kukatakan, kalau aku akan menikahimu Putri Rawan, dan mengangkat anak yang dikandung ini menjadi anakku. Dengan begitu dia bukan lagi pewaris tahta Kesultanan Golkonda“ ucap Bintang lagi mengulangi ucapannya tadi pada Maharatu Chayma. Putri Rawan juga teringat akan ucapan Bintang itu pada Maharatu Chayma tadi. “Aku tak pernah bercanda dengan ucapanku itu” sambung Bintang lagi hingga semakin membuat wajah Putri Rawan berubah.“Ta...tapi... aku...aku hanya..!” ucapan Putri Rawan terhenti saat Bintang menekan bibir dibalik cadar kerudung yang dikenakanny
Sebuah gubuk indah yang dipenuhi dengan terang lampu berwarna warni tampak didalam sebuah hutan. Gubuk yang menjadi tempat Bintang dan Putri Rawan, karena didalamnya saat ini Bintang dan Putri Rawan berada. Di dalam gubuk, terlihat sebuah tempat tidur besar yang terbuat dari sutra, begitu sangat indah sekali, dengan lampu-lampu putih dan lilin-lilin kecil yang jumlahnya ratusan mengelilingi tempat tidur besar tersebut, diatas tempat tidur terlihat bunga-bunga berwarna merah terlihat bertaburan diatasnya.Di atas peraduan, terlihat sepasang sosok muda-mudi yang tak lain adalah Bintang Putri Rawan adanya, Putri Rawan tampak dengan manja sudah merebahkan dirinya diatas dada Bintang yang dengan lembut terus membelai kepalanya. Putri Rawan tak habis pikir dengan apa yang telah terjadi dalam beberapa waktu yang lalu, dirinya menikah bersama Bintang, tapi yang menikahkan mereka bukan berasal dari bangsa manusia, melainkan dari seorang bangsa jin yang menurut Bintang bernama MUSTOFA.
“Rawan cinta sama kanda” ucap Putri Rawan lagi seraya bangkit dan duduk dihadapan Bintang, tepat dihadapan Bintang, Putri Rawan terlihat ingin melepaskan pakaian yang melekat ditubuhnya, kedua mata Bintang membesar saat melihat hal itu. Sebelum semuanya terbuka, Bintang menggenggam tangannya.“Kenapa kanda?” tanya Putri Rawan heran melihat Bintang melarangnya melakukan hal itu. “Biarkan Rawan melaksanakan kewajiban Rawan sebagai seorang istri” sambung Rawan lagi.“Dinda kan sedang hamil, kanda takut berbahaya..” ucap Bintang mengemukakan alasannya, Putri Rawan justru tersenyum mendengar ucapan Bintang.Putri Rawan kembali menjatuhkan dirinya diatas tubuh Bintang dan kembali keduanya saling menatap, begitu dekatnya hingga desah nafas keduanya terasa menghampar diwajah masing-masing, Bintang dapat mencium bagaimana harumnya desah nafas yang Putri Rawan pada wajahnya.“Bercumbu itu justru sangat baik untu