“Tak mungkin aku membiarkan pewaris tahta Kesultanan Golkonda tetap hidup” ucap Maharatu Chayma lagi dengan tegas.
“Dia bukan pewaris tahta Kesultanan Golkonda, tapi dia adalah calon anakku” ucap Bintang hingga mengejutkan Maharatu Chayma, bahkan Putri Rawan ikut terkejut mendengar ucapan Bintang.
“Apa maksudmu ?” tanya Maharatu Chayma lagi.
“Aku akan menikahi Putri Rawan... dan mengangkat anak yang dikandung Putri Rawan sebagai anakku. Dengan begitu dia bukan lagi pewaris tahta Kesultanan Golkonda“ ucap Bintang lagi hingga semakin membuat wajah Maharatu Chayma dan Putri Rawan berubah terkejut mendengar hal itu.
“Aku bukanlah wanita yang bisa kau tipu, tuan Bobou” ucap Maharatu Chayma dengan tegas. Maharatu Chayma kembali menatap kearah Putri Rawan.
“Rawan.. Saatnya kau putuskan. Minum obat penghilang kandungan itu atau dia mati!” ucap Maharatu Chayma seraya mengalihkan pandang
Sementara itu Maharatu Chayma dan kedua mahluk silumannya tampak mengedarkan pandangannya kesekeliling tempat itu.Graaauummmm..! Graaauummmm..!Kembali terdengar dua auman dahsyat itu hingga kembali membuat tempat itu bergetar dengan sangat hebat.“Tt...tuan..!!” ucap Putri Rawan dengan tubuh gemetar memeluk tubuh Bintang sangking takutnya mendengar auman yang sangat dahsyat itu. Terasa begitu dekat sekali ditempat itu.“Tenanglah putri. Itu sahabat-sahabatku!” bisik Bintang kepada Putri Rawan hingga mengejutkan dan membuat wajah Putri Rawan berubah mendengarnya, tapi Putri Rawan tak ingin banyak bertanya, terus menyaksikan kearah Maharatu Chayma dan kedua siluman bawahannya yang tampak kebingungan mencari asal suara tersebut, tapi kemudian Maharatu Chayma sadar dan segera memalingkan pandangannya kearah Putri Rawan dan Bintang.“Kalian berdua, cepat bunuh mereka berdua!” perintah Maharatu Chayma kepada kedua si
Graaauummmm..! Graaauummmm..!Kembali kedua harimau berbeda warna ini terlihat mengaum dengan dahsyat hingga membuat tempat itu bergetar dengan sangat hebat.Kedua siluman penjaga Maharatu Chayma terlihat saling pandang, terlihat jelas kegentaran diwajah-wajah kedua siluman itu melihat kemunculan dua harimau raksasa yang melindungi Bintang dan Putri Rawan. Bagaikan dikomando, kedua siluman inipun segera berkelebat pergi meninggalkan tempat itu. Maharatu Chayma yang melihat hal itupun sangat terkejut, kedua siluman bawahannya pergi begitu saja meninggalkannya.Sejenak Maharatu Chayma terlihat menatap tajam kearah kedua harimau yang kini juga telah memandangnya dengan tajam, entah kenapa Maharatu Chaymapun merasakan kengerian menatap kedua sosok harimau besar tersebut.Graaauummmm..! Graaauummmm..!Kembali kedua harimau ini mengaum dahsyat kearah Maharatu Chayma seakan memberikan peringatan kepada Maharatu Chayma untuk segera pergi meninggalkan tempa
“Maukah kau menjadi istriku. Putri Rawan?” ulang Bintang lagi dengan sedikit keras hingga menyadarkan Putri Rawan dari keterpakuannya.“Tt-tuan.. a..apa tuan tidak sedang bercanda?” tanya Putri Rawan dengan terbata-bata, seakan-akan Putri Rawan benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Bintang.“Pada Maharatu Chayma tadi juga sudah kukatakan, kalau aku akan menikahimu Putri Rawan, dan mengangkat anak yang dikandung ini menjadi anakku. Dengan begitu dia bukan lagi pewaris tahta Kesultanan Golkonda“ ucap Bintang lagi mengulangi ucapannya tadi pada Maharatu Chayma. Putri Rawan juga teringat akan ucapan Bintang itu pada Maharatu Chayma tadi. “Aku tak pernah bercanda dengan ucapanku itu” sambung Bintang lagi hingga semakin membuat wajah Putri Rawan berubah.“Ta...tapi... aku...aku hanya..!” ucapan Putri Rawan terhenti saat Bintang menekan bibir dibalik cadar kerudung yang dikenakanny
Sebuah gubuk indah yang dipenuhi dengan terang lampu berwarna warni tampak didalam sebuah hutan. Gubuk yang menjadi tempat Bintang dan Putri Rawan, karena didalamnya saat ini Bintang dan Putri Rawan berada. Di dalam gubuk, terlihat sebuah tempat tidur besar yang terbuat dari sutra, begitu sangat indah sekali, dengan lampu-lampu putih dan lilin-lilin kecil yang jumlahnya ratusan mengelilingi tempat tidur besar tersebut, diatas tempat tidur terlihat bunga-bunga berwarna merah terlihat bertaburan diatasnya.Di atas peraduan, terlihat sepasang sosok muda-mudi yang tak lain adalah Bintang Putri Rawan adanya, Putri Rawan tampak dengan manja sudah merebahkan dirinya diatas dada Bintang yang dengan lembut terus membelai kepalanya. Putri Rawan tak habis pikir dengan apa yang telah terjadi dalam beberapa waktu yang lalu, dirinya menikah bersama Bintang, tapi yang menikahkan mereka bukan berasal dari bangsa manusia, melainkan dari seorang bangsa jin yang menurut Bintang bernama MUSTOFA.
“Rawan cinta sama kanda” ucap Putri Rawan lagi seraya bangkit dan duduk dihadapan Bintang, tepat dihadapan Bintang, Putri Rawan terlihat ingin melepaskan pakaian yang melekat ditubuhnya, kedua mata Bintang membesar saat melihat hal itu. Sebelum semuanya terbuka, Bintang menggenggam tangannya.“Kenapa kanda?” tanya Putri Rawan heran melihat Bintang melarangnya melakukan hal itu. “Biarkan Rawan melaksanakan kewajiban Rawan sebagai seorang istri” sambung Rawan lagi.“Dinda kan sedang hamil, kanda takut berbahaya..” ucap Bintang mengemukakan alasannya, Putri Rawan justru tersenyum mendengar ucapan Bintang.Putri Rawan kembali menjatuhkan dirinya diatas tubuh Bintang dan kembali keduanya saling menatap, begitu dekatnya hingga desah nafas keduanya terasa menghampar diwajah masing-masing, Bintang dapat mencium bagaimana harumnya desah nafas yang Putri Rawan pada wajahnya.“Bercumbu itu justru sangat baik untu
Di hari-hari berikutnya, Bintang dan Putri Rawan benar-benar menikmati bulan madu mereka sebagai pengantin baru, Putri Rawan benar-benar merasakan kebahagiaannya yang telah hilang kini telah kembali lagi, mendapatkan suami yang sangat menyayangi dan memanjakannya, sungguh Putri Rawan sangat mensyukuri apa yang didapatnya saat ini.Kini Putri Rawan benar-benar tak malu ataupun canggung lagi untuk bersikap mesra dan manja kepada Bintang, karena Bintang kini sudah menjadi suaminya. Kadang seharian Putri Rawan ingin Bintang tetap berada disisinya, tidur saling berpelukan tanpa sehelai benangpun yang melekat ditubuh keduanya, Bintang kerap kali membelai-belai perutnya bahkan tanpa rasa canggung dan malu lagi, Bintang sering meletakkan wajahnya diperut buncit Putri Rawan untuk merasakan pergerakan bayi yang ada didalam Putri Rawan. Ini memang pengalaman pertama bagi Bintang sebagai seorang calon ayah, walaupun anak yang dikandung Putri Rawan, bukanlah anak kandungnya, tapi Bintang
Saat keduanya sudah saling melepas pagutan, kedua-duaya masih saling menatap mesra dengan senyuman penuh kebahagiaan.“Dinda” ucap Bintang memecah kesunyian diantara mereka.“Iya kanda”“Ada satu hal yang sangat rahasia yang ingin kanda sampaikan sama dinda” ucap Bintang dengan wajah serius, sehingga kini Putri Rawan menatap Bintang dengan wajah serius.“Kanda sebenarnya tengah menjalankan suatu misi yang diamanahkan oleh maharaja Wijayanagara untuk mencari tau tentang keberadaan putra mahkota Wijayanagara yang telah hilang” ucap Bintang.Bintang terus menceritakan tentang misi yang saat ini tengah dijalankannya kepada Putri Rawan. Putri Rawan terus mendengarkannya dengan seksama. Hingga akhirnya Bintang selesai menceritakan misi rahasianya kepada Putri Rawan.“Ya.. Rawan sudah mendengar tentang hal itu kanda. Bahkan, mantan suami Rawan juga tewas dalam peristiwa itu&rdq
SORE ITU, sebuah rumah megah dan besar terlihat berdiri disudut sebuah desa. Rumah megah itu tampak memiliki halaman yang cukup luas dan dikelilingi oleh pagar tinggi yang membentuk seperti sebuah benteng. Di pintu depan rumah tersebut terlihat pintu gerbang yang dijaga oleh beberapa orang lelaki berpakaian prajurit. Diantara mereka tampak 2 orang yang sepertinya merupakan pemimpin dari para prajurit.Semua pandangan prajurit termasuk 2 orang komandan tersebut tampak menatap kearah depan, diujung pandangan mereka, terlihat seekor kuda dimana diatasnya tampak dua orang yang menaikinya tengah menuju kearah mereka. Semakin dekat semakin berubah paras-paras para prajurit tersebut.“Tuan Bintang!” ucap 2 orang lelaki yang menjadi pemimpin diantara prajurit tersebut. Kedua dengan cepat menyongsong sosok penunggang kuda tersebut yang memang tak lain adalah Bintang. Keduanya mengenali sosok Bintang dari pakaian yang Bintang kenakan, Bintang pun mengenali sosok kedu