Weeessshhhh!
Dengan kecepatan yang sangat mengagumkan Raja Setan Neraka memperlihatkan kelasnya menghindari serangan cepat tongkat gemerincing Dalai Lama.
Deessshhhh!
Belum lagi Dalai Lama menyadari apa yang terjadi, satu pukulan keras telah menghantam punggungnya dengan sangat keras sekali, hingga langsung membuat Dalai Lama tersungkur kedepan, tongkat gemerincing emas ditangannya terlepas.
“Puncak Emas Sinar Budha, Heaaa!” Dalai Lama langsung melepaskan salah satu jurus budhanya, sosok Dalai Lama langsung memancarkan sinar terang keemasan yang sangat menyilaukan pandangan, tapi ;
Sseeetttt!
Tiba-tiba saja ujung tongkat gemerincing emas milik Dalai Lama sudah menempel dileher Dalai Lama, rupanya Raja Setan Neraka yang sudah menangkap tongkat gemerincing emas dan menempelkannya dileher Dalai Lama.
“Jurus budhamu bukan tandinganku Dalai Lama, menyerahlah!” ucap Raja Setan Neraka tersenyum penuh kemenang
Hampir setengah hari lamanya, Rahib Gye melakukan meditasi, kini Hawa sakti nirwananya sudah mulai pulih setengahnya. Rahib Gye terlihat membuka kedua matanya, lalu menatap kearah kedua kakinya yang buntung. Dari mulut Rahib Gye terdengar lantunan sutra, rupanya Rahib Gye mencoba menggunakan jurus jalan menuju nirwananya untuk mengembalikan kedua kakinya yang buntung. Tapi sudah beberapa kali dicoba, tidak ada perubahan yang terjadi, padahal seharusnya dengan jurus jalan menuju nirwananya, hal ini sangatlah mudah biasanya dilakukan karena memang jurus jalan menuju nirwana memiliki kemampuan regenerasi yang sangat hebat. Seperti yang pernah terjadi pada Iblis Kebajikan sewaktu menghadapi Bintang. Tapi saat ini, sepertinya hal itu tidak berguna, hal ini membuat wajah Rahib Gye semakin pucat, Rahib Gye heran dan bingung sekaligus takut bercampur menjadi satu melihat kemampuan jurus jalan menuju nirwana tidak bisa mengembalikan kedua kakinya
“Ratu Es adalah pengikut Iblis Langit juga seperti Iblis Kebajikan” sambung Bintang lagi hingga semakin membuat wajah Rahib Gye berubah mendengarnya.“Pengikut Iblis Langit.. lalu kenapa tuan bersamanya?” tanya Rahib Gye lagi heran.“Aku mencoba untuk membawanya kembali ke jalan yang benar nona Gye” jawab Bintang lagi seraya mengambil duduk disebelah Rahib Gye.“Melihat luka pada kaki nona Gye.. sepertinya Ratu Espun takkan mampu untuk mengembalikannya” ucap Bintang lagi hingga membuat wajah Rahib Gye kembali berubah, dan akhirnya Rahib Gye terlihat hanya bisa menarik nafas panjang. Rahib Gye tak dapat membayangkan kecacatan yang akan menimpa dirinya seumur hidupnya.“Aku akan membawa nona Gye kembali ke Aliran Jalan Menuju Nirwana, siapa tau guru nona Gye bisa menyembuhkannya.” ucap Bintang lagi. Hal ini cukup membuat wajah Rahib Gye kembali berubah, apa yang diucapkan oleh Bintang baru
Sseetttt! Sseetttt! Sseetttt! Sseetttt! Sseetttt!Tiba-tiba, dari mulut ulat-ulat sutra raksasa itu keluar menyembur serat-serat putih laksana serat laba-laba.Huuppp!Bintang bergerak cepat menghindarinya, seraya menghindar, Bintang terus mengamati kedalam goa, dimana selain gelap, Bintang juga dapat melihat ratusan ulat-ulat sutra raksasa disepanjang lorong goa tersebut. Jalan satu-satunya untuk masuk kedalam goa tersebut hanya dengan mengalahkan dan membunuh semua ulat-ulat sutra tersebut, tapi Bintang tak tega untuk melakukan hal itu.Sseetttt! Sseetttt! Sseetttt! Sseetttt! Sseetttt!Kembali ulat-ulat sutra menyemburkan serat-seratnya jauh lebih banyak dari sebelumnya, sehingga membuat sosok Bintang tak henti-hentinya bergerak menghindar. Di suatu kesempatan Bintang menghentikan gerakannya, dan ;Sseetttt! Sseetttt! Sseetttt! Sseetttt!Serat-serat sutra itu langsung melibat sosok Bintang sehingga dalam sekejap saja sosok Bintang s
“Sss..siapa rahib suci yang ada dihadapan hamba?” ucap Rahib Gye lagi dengan suara bergetar.“Aku bukan seorang rahib.. pakaian ini kebetulan kudapat dari seseorang rahib yang telah tewas” ucap kakek itu lagi.“Rahib yang tewas itu adalah kakak ke-7 hamba kek” ucap Rahib Gye lagi.“Di..dimana kakak ke-7 hamba itu kek?” tanya Rahib Gye lagi. Si kakek tidak menjawab tapi tampak mengarahkan pandangannya kearah salah satu kepompong ulat sutra yang tampak menggantung disalah satu dinding goa. Rahib Gye mengikuti pandangan sikakek dan meyakini kalau didalam kepompong ulat sutra itulah jasad kakak ke-7nya, Rahib Sakka.“Kenapa kalian sampai terjatuh kedalam jurang ulat sutra ini?” tanya kakek itu lagi.“Kami bertarung dengan seseorang kek” ucap Rahib Gye lagi.“Heemm.. siapa namamu dan berasal dari sekte mana?” tanya kakek.“Nama hamba Gye.. Gyeongok..h
Melihat Rahib Gye yang celingak celinguk menatap kesana kemari, Pendekar Ulat Sutra ikut-ikutan mengedarkan pandangannya kesana kemari seperti orang yang tengah mencari sesuatu. Dan wajah Pendekar Ulat Sutra tampak berubah saat merasakan ada tanda-tanda kehidupan disalah satu kepompong ulat sutranya.“Apakah dia juga saudara seperguruanmu?” tanya Pendekar Ulat Sutra kepada Rahib Gye. Secara reflek Rahib Gye menggelengkan kepalanya.“Kekasihmu?” tanya Pendekar Ulat Sutra lagi. Wajah Rahib Gye memerah mendengar ucapan Pendekar Ulat Sutra, lalu kepalanya menggeleng.“Dia penolongku kek.. sewaktu jatuh ke jurang ini” ucap Rahib Gye akhirnya. Hingga membuat Pendekar Ulat Sutra mengangguk-angguk.Creeettttt!Sebuah suara panjang dan menyayat terdengar, wajah Pendekar Ulat Sutra dan Rahib Gye terlihat sama-sama menoleh kearah asal suara yang berasal dari kep
“Boleh aku membukanya?” tanya Pendekar Ulat Sutra lagi kepada Bintang.“Silahkan kek” ucap Bintang mengizinkan, maka ;Sreeegggg!Dhuer !Begitu Keris Kyai Guntur terbuka dari sarungnya, tiba-tiba saja suara guntur menggelegar dilangit. Pendekar Ulat Sutra dan Rahib Gye sampai terkejut mendengar suara guntur yang secara tiba-tiba tersebut. Keris Kyai Guntur sampai terlepas dari tangan Pendekar Ulat Sutra. Untung Bintang dengan cepat menangkapnya.Plasshhhhh..!!!Tiba-tiba saja dari gagang keris, sinar kilat petir merambat keatas hingga mencapai ujung keris, kini ditangan Bintang. Keris Kyai Guntur memancarkan aura petir yang sinarnya menerangi tempat itu, terangnya bahkan keluar dari goa tersebut. Tapi walaupun begitu, ditangan Bintang, Keris Kyai Guntur masih mengeluarkan hawa dingin yang menyejukkan. Pendekar Ulat Sutra dan Rahib Gye menat
Pendekar Ulat Sutra sudah berhadapan kini dengan pendekar tanpa tanding kita, Ksatria Pengembara disebuah tempat lapang, dimana dari kejauhan terlihat Rahib Gye yang tengah memperhatikan keduanya akan bertarung. Ini kesempatan yang sangat langka bagi Rahib Gye untuk melihat secara langsung pertarungan antara Pendekar Ulat Sutra yang legendaris berhadapan langsung dengan sosok Ksatria Pengembara yang namanya begitu menggemparkan beberapa tahun yang lalu karena telah mengalahkan sosok Budha Hidup Jin Rulai Shan.Wuuussshhh!Dari tubuh Pendekar Ulat Sutra memancar gelombang tenaga dahsyat yang berasal dari hawa sakti ulat sutra.Wuuussshhh!Dari tubuh Bintangpun terjadi hal yang sama, hanya saja disekujur tubuh Bintang keluar aura putih yang berasal dari Energi Putih Jurus leluhur.“Jurus leluhur” ucap Pendekar Ulat Sutra mengenali aura putih yang keluar dari
MALAM datang, di goa tempat kediaman Pendekar Ulat Sutra terlihat semua penghuninya sudah tertidur lelap, demikian pula halnya dengan Pendekar Ulat Sutra yang sudah tidur dengan masuk kembali kedalam kepompong besar yang menjadi tempat tinggalnya. Sementara Bintang dan Rahib Gye terlihat masih belum tidur, karena keduanya terlibat dalam suatu percakapan serius.“Bagaimana menurut kakak?” tanya Rahib Gye kepada Bintang, sekarang Rahib Gye sudah memanggil kakak kepada Bintang. Bintang sendiri juga memanggil adik kepada Rahib Gye, tidak lagi menyebut Rahib Gye dengan sebutan nona. Rahib Gye saat ini tengah meminta pendapat Bintang tentang tawaran Pendekar Ulat Sutra untuk mempelajari ilmu ulat sutra agar kedua kakinya bisa kembali, tapi untuk mempelajari ilmu ulat sutra, Rahib Gye harus mengorbankan Hawa sakti nirwana dan ilmu jalan menuju nirwananya yang selama ini dipelajarinya.“Jangan ter