Seorang wanita berparas cantik jelita terlihat termenung menatap kosong taman bunga yang indah yang ada didepannya, tapi semua keindahan itu tampak tak begitu dinikmatinya karena dia tengah tenggelam dalam lamunannya. Bahkan saat sesosok tubuh yang sudah berdiri dibelakangnyapun tak disadarinya.
“Yuan..!” terdengar suara lembut dibelakangnya yang membuat sosok wanita berparas cantik jelita yang ternyata adalah Yuan ini tersadar dari lamunannya, wajahnya menoleh kebelakang, dan ;
“Pangeran Zhu Biao” ucap Yuan tersenyum melihat sosok Pangeran Zhu Biao yang kini sudah duduk disebelahnya.
“Sedang melamun apa Yuan?” tanya Pangeran Zhu Biao.
“Ah tidak pangeran”
“Apa sedang teringat akan tuan Bintang?” tanya Pangeran Zhu Biao lagi, Yuan hanya tersenyum.
“Oh ya, bukankah sebentar lagi pangeran akan segera menikah.. putri Lan yan dari Goryeo kalau tak salah ya” goda Yuan tersenyu
Malam datang, angin berhembus kencang malam itu. Suasana terasa begitu sepi sunyi, tak lama rintik demi rintik hujan mulai turun membahasahi bumi.Dhuer !Sesekali terdengar suara guntur menggelegar.Di kamar Bintang dan Yuan, Bintang tengah menceritakan ikhwal pertemuanya dengan Jen Ting, walau Yuan tidak menanyakannya, tapi Bintang tau, Yuan pasti sangat ingin tahu mengenai hal itu.“Cantik ya orangnya kanda” goda Yuan. Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu, karena Bintang tau, Yuan hanya menggodanya.“Cantik.. Tapi tak secantik istri kanda.” ucap Bintang tersenyum. Yuan ikut tersenyum mendengar hal itu.“Semua didunia ini jadi tidak ada artinya dengan kecantikanmu Yuan..”. ucap Bintang lagi sehingga semakin membuat senyum indah Yuan mengembang diwajahnya, sesaat keduanya saling menatap mesra.Dalam jarak sedekat ini Bintang semakin menikmati kecantikan yang tiada duanya yang ada dihadapannya,
Setelah menerima stempel khusus dari Kaisar Zhu Yuan-Zhang, Bintangpun segera kembali ke kamarnya. di depan pintu kamarnya, tiba-tiba saja Bintang menghentikan langkahnya. Bintang tampak memperhatikan keadaan disekitarnya yang sudah sepi. Tiba-tiba saja Bintang tampak memejamkan kedua matanya dan merapatkan kedua tangannya didepan dada.Weeessshhh !Tiba-tiba saja sosok Bintang membelah menjadi dua, kedua mata Bintang kembali terbuka, salah satu sosok Bintang tampak melangkah masuk kedalam kamar tersebut, sementara satu sosok Bintang lagi tampak melangkah menjauh dari kamar tersebut.Dari sini kita melompat kearah sosok Jen Ting yang terlihat baru saja selesai menyelesaikan pekerjaannya diruang pengobatan, terlihat sekali keletihan dan kepenatan diwajahnya, tapi Jen Ting terlihat masih bersemangat, bisa membantu orang ternyata memberikan kepuasan batin yang selama ini belum pernah Jen Ting rasakan.Jen Ting membuka pintu kamarnya, terlihatlah kamarnya yan
Lautan membentang dengan sangat luasnya, ini yang kini menjadi pemandangan Bintang yang tengah berada diatas sembrani diudara, memantau keadaan lautan yang luas dengan kesaktian mata dewanya untuk melihat dikejauhan, Bintang saat ini tengah berada diatas punggung sembrani, memperhatikan keadaan laut dengan tatapan tajamnya. Tujuan Bintang jelas untuk mencari kapal yang ditumpangi oleh rombongan Lan yan. Beberapa kapal terlihat dalam pandangan Bintang, tapi orang-orang yang ada diatasnya bukan orang-orang yang Bintang cari.Bintang terus mengitari lautan, terbang tinggi diatas awan, agar dirinya bersama sembrani tidak menarik perhatian orang-orang yang ada dibawah. Setelah cukup lama mengitari lautan luas itu. Akhirnya Bintang menemukan sebuah kapal megah yang tampak dikawal oleh 4 kapal kecil di depan dan dibelakangnya. Bintangpun menajamkan pandangannya dan dapat melihat bendera negara Goryeo dipuncak menaranya dan Bintang meyakini kalau i
Pagi baru saja datang, bahkan mataharipun belum menampakkan dirinya di ufuk timur, hanya saja bias sinar keemasannya sudah lebih dulu sampai menerpa bumi. Didepan pintu gerbang kotaraja dinasti ming tampak berdiri tiga sosok tubuh yang mengenakan pakaian serba hitam, Ketiga sosok berpakaian dan berjubah hitam hingga menutupi wajah mereka ini tampak berdiri mengambang diatas tanah, kaki mereka tidak terlihat dibalik jubah yang mereka kenakan, padahal jubah tersebut terlihat mengambang diudara. Ketiganya tampak terbang melayang dengan sangat ringan kearah pintu gerbang besar yang ada dihadapan mereka.“BERHENTI!” Sebuah teriakan keras terdengar dari atas pintu gerbang yang langsung disusul dengan bermunculannya para prajurit yang memegang busur panah. Menatap heran dan bingung kearah tiga sosok hitam yang tampak mengambang diudara tersebut.“Siapa kalian? ada perlu apa?!” teriak prajurit yang berada diatas pintu gerbang.Ketiga sosok berjub
“Jen Ting!” ucap salah satu dari ketiga Penyihir Hitam yang mengenali sosok Jen Ting yang muncul.“Paman guru!” ucap Jen Ting langsung menjura hormat didepan ketiganya.“Jen Ting.. Apa yang terjadi ketiga gurumu?” tanya salah satu dari ketiga Penyihir Hitam lagi.“Guru..guru..guru.” Jen Ting terlihat tak mampu melanjutkan kata-katanya.“Cepat katakan Jen Ting.. apa yang terjadi pada gurumu?!” bentak ketiga Penyihir Hitam dengan keras“Guru sudah tewas!” ucap Jen Ting akhirnya, hingga membuat wajah-wajah yang ada dibalik jubah hitam itu berubah.“Tewas! siapa orang yang telah membunuh gurumu?!” bentak salah satu dari ketiga Penyihir Hitam lagi. Kali ini Jen Ting terlihat diam tertunduk.“Cepat katakan Jen Ting!” bentak salah satu dari ketiga Penyihir Hitam lagi.Tiba-tiba dua orang wanita cantik yang ada didekat Jen Ting terlihat maju
Tiba-tiba saja ditangan ketiganya muncul sebuah sinar merah yang membentuk batangan panjang seperti tongkat, hanya saja bentuknya mengecil diujungnya, bila dilihat lebih teliti, benda panjang itu lebih persis dikatakan seperti tongkat pancingan, tapi tidak ada benangnya. Kini ketiganya tampak memegang tongkat pancing tersebut.Bentuknya yang merah menyala, membuat para penyerangnya harus berhati-hati untuk menyerang kedepan, karena mereka tidak tau apa kehebatan benda tersebut.Hyattttt!Wuussshhh! Wuussshhh!Lilith mendahului dengan melepaskan kembali dua angin puting beliung kecilnya kearah ketiga Penyihir Hitam.Salah satu dari ketiga Penyihir Hitam tiba-tiba saja mengibaskan tongkat pancingan, dan ;Wuuutttt!Tiba-tiba saja diujung tongkat pancing, keluar sinar kecil yang begitu sangat lentur seperti sebuah benang yang juga mengeluarkan cahaya merah.Bleeeppp! Bleeeppp!Angin puting beliung kecil milik Lilith langsun
Salah satu dari Ketiga Penyihir Hitam yang menghadapi Yuan terlihat mulai terdesak dengan hebat oleh serangan beruntun yang dilancarkan oleh Yuan. Serangan yang bernama bermekaran bunga mentari itu mampu mendesaknya, bahkan ;Dhuarr!Akkkhhhh!Serangan Yuan berhasil mengenai sosok lawannya hingga lawannya terpental keras kebelakang, jatuh berguling-guling ditanah, ini untuk pertama kalinya salah satu dari Ketiga Penyihir Hitam jatuh ketanah.Huuaaakkkk!Kembali salah satu dari Ketiga Penyihir Hitam itu terlihat memuntahkan darah hitam dari mulutnya.Ggggrrrrr!Terdengar geraman kemarahan dari sosok Penyihir Hitam tersebut, dan salah satu dari Ketiga Penyihir Hitam itu tampak melepaskan jubah yang menutupi kepalanya, dan astaga, ternyata wajah dari salah satu Ketiga Penyihir Hitam itu hanya berbentuk tengkorak, sungguh menggidikkan sekali melihatnya. Bahkan Yuan yang ada ditempatnya juga ikut bergidik melihat seramnya wajah sa
Dari Istana Ming kita melompat ke kapal Pejabat Tinggi Yi In-Im, dimana malam itu Bintang tampak berdiri sendiri dianjungan kapal, menatap jauh kearah lautan luas dihadapannya. Menurut perkiraan Bintang beberapa hari lagi mereka akan sampai didataran tengah Tiongkok. Ingin rasanya Bintang kembali cepat ke Istana Ming dengan menggunakan sembrani, tapi tak mungkin Bintang meninggalkan rombongan Pejabat Tinggi Yi In-Im.Di ujung pandangan, Bintang dapat melihat awan hitam yang bergerombol, Bintang yakin malam ini akan terjadi badai, karena saat ini angin mulai terasa bertiup kencang, mengibar-ngibarkan pakaian yang Bintang kenakan. Sesekali Bintang dapat melihat kilatan guntur petir dari kejauhan. Bintang berbalik untuk melangkah pergi meninggalkan anjungan kapal, tapi baru saja sosok Bintang berbalik, kaki Bintang yang terangkat ingin melangkah tertahan, pandangan Bintang terpaku kedepan.Di depan Bintang, telah berdiri sesosok tubuh yang juga tengah menatap kea
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig