“Tidak terima kasih putri. kami akan menempuh jalur lewat darat saja” ucap Bintang lagi hingga membuat Bonnie dan Jossie terlihat saling pandang satu sama lain.
“Apa tuan tidak kasihan dengan anak-anak tuan untuk menempuh perjalanan sejauh itu?!” tanya Bonnie lagi. Hal ini membuat Bintang saling pandang dengan Sarah.
“Ayah kami, Gubernur Giza memiliki kapal cepat yang bisa membawa tuan dan keluarga lebih cepat sampai ke Alexandria” sambung Jossie lagi.
Bintang kemudian tampak menatap kearah Bruce dan William yang tengah asyik sendiri.
“Apakah jarak ke Giza tidak terlalu jauh dari sini?” tanya Bintang.
“Kalau kita menggunakan kuda, mungkin besok sore kita sampai” ucap Jossie cepat.
Bintang terlihat terdiam sejenak, lalu kembali menatap kearah Sarah.
“Sarah terserah kakak saja” ucap Sarah seakan mengerti arti pandangan Bintang kepadanya.
“Baiklah.. kami
“Sudah sejauh mana kemampuan yang kalian miliki?” tanya Bintang tiba-tiba hingga lagi-lagi membuat wajah Bonnie dan Jossie berubah dan saling pandang kemudian tersenyum senang.“Kami sudah...” ucapan Bonnie terhenti saat Bintang menyuruhnya untuk diam. Bonnie dan Jossie bingung melihat hal itu.“Duduk dihadapanku!” perintah Bintang. Walau bingung, Bonnie dan Jossie mengikuti apa yang diminta oleh Bintang. Keduanyapun kemudian duduk dihadapan Bintang.“Pejamkan kedua mata kalian. dan konsentrasilah!” ucap Bintang lagi.Kedua putri cantik kembar inipun segera memejamkan mata.Bintang sendiri perlahan mulai menempelkan kedua tangannya ke kening kedua putri cantik jelita itu.“Buka mata kalian!” kembali terdengar suara lembut Bintang.Bonnie dan Jossie segera membuka kedua mata mereka dan betapa terkejutnya mereka saat melihat keadaan disekitar mereka sangat terang benderang, pad
Rombongan Bintang tiba Giza, salah satu kota besar di mesir. Gubernur giza adalah ayah bagi Bonnie dan Jossie sehingga saat mereka tiba dipintu gerbang kota giza, para prajurit penjaga pintu gerbang langsung memberikan menjura hormat pada keduanya. Bonnie dan Jossie sendiri tampak menatap pintu gerbang kota, sudah lama sekali rasanya keduanya telah pergi mengembara.Di sepanjang perjalanan menuju istana Gubernur giza, Bintang sekeluarga disuguhkan dengan pemandangan yang sangat menakjubkan. Banyak bangunan berbentuk limas segitiga yang sangat besar dan ini cukup memukau pandangan.“Kak Jossie, itu bangunan apa?” tanya Bruce dengan kagumnya.“Itu namanya piramida Bruce.. besok-besok kalau ada waktu kita main kesana” ucap Jossie tersenyum. Memang disepanjang perjalanan, keakraban diantara mereka sudah terjalin hingga Bruce dan William sudah menganggap Bonnie dan Jossie seperti seorang kakak.Tak lama kemudian mereka tiba disebuah ban
“Ini benar-benar jodoh. kalian kembali disaat Pangeran Nasir ada disini” ucap Tuan muda Aziz tertawa ringan.“Pangeran” Bonnie dan Jossie langsung menjura hormat dihadapan Pangeran Nasir.Ditempatnya Bintang tampak terkejut mendengar nama Pangeran Nasir yang tadi disebutkan, Bintang tentu mengenal nama Pangeran Nasir sebagai putra mahkota Sultan Barquq, hanya saja baru sekarang Bintang bisa melihatnya langsung.Gubernur Giza kini sudah sudah turun dari singgasananya dan berjalan mendekati mereka.“Bagaimana hasil perburuan kalian?” tanya Gubernur Giza lagi.“Lumayan banyak ayah” jawab Tuan muda Aziz.“Benar paman.. hasilnya cukup memuaskan” jawab Pangeran Nasir lagi tertawa ringan.“Bonnie dan Jossie . kalian sudah cukup lama pergi belajar ilmu kesaktian. pasti kemampuan kalian saat ini sudah sangat hebat sekali” ucap Pangeran Nasir kepada Bonnie dan Jossie.
Tuan muda Aziz yang masih terkejut melihat perubahan kedua mata Bonnie semakin melihat dengan jelas bagaimana kedua pupil Bonnie tampak mengecil. Rupanya Bonnie saat ini tengah menggunakan mata dewanya, ajian pemberian Bintang kepadanya. Dengan mata dewanya, kini Bonnie dapat melihat dengan jelas serangan yang dilancarkan oleh Tuan muda Aziz tadi.Deebbttt!! Deebbttt!! Deebbttt!! Deebbttt!!Kini Bonnie dengan tenang memapaki dan menghindari serangan-serangan yang dilancarkan oleh kakaknya Tuan muda Aziz, hal ini membuat Tuan muda Aziz keheranan dengan kehebatannya adiknya saat ini, kemajuannya sangat pesat sekali.“Hati-hati kak, sekarang giliran Bonnie yang menyerang!” ucap Bonnie membuka langkah serangannya.Heaatttt!!Bonnie balik ganti menyerang Tuan muda Aziz kakaknya, Tuan muda Aziz sendiri tampak terkejut melihat serangan Bonnie yang mengincar beberapa bagian vital ditubuhnya. Bahkan ;Tuuk! Tuuk! Tuuk!
Putri Jossie dan Pangeran Nasir kini sudah saling berhadapan. Jossie lebih dulu menjura hormat.“Jangan sungkan-sungkan pangeran!” ucap Jossie mantap.“Bagaimana pertarungan ini kita jadikan pertaruhan Jossie?!” ucap Pangeran Nasir lagi hingga membuat Jossie heran dan mengurungkan niat bertarungnya.“Maksudnya?” tanya Jossie bingung“Kita bertaruh. jika aku menang dalam pertarungan ini, kau harus bersedia menerima lamaran dan menjadi istriku” ucap Pangeran Nasir lagi. Jossie terkejut dan berubah paras jelitanya mendengar hal itu.“Bukankah pangeran sudah dijodohkan dengan putri Sheeva?!” tanya Jossie lagi.“Tidak. putri Sheeva sudah meninggal. Sekarang aku ingin melamarmu!” ucap Pangeran Nasir lagi.“Sejak dulu aku selalu menyukaimu Jossie.. Kau pasti sudah tau itu” sambung Pangeran Nasir lagi. Jossie terdiam mendengar hal itu. Memang sejak dulu Panger
“Heaattt!”. Putri Jossie justru melompat tinggi menghindari serangan Pangeran Nasir. Melihat hal itu, Pangeran Nasirpun tak ingin serangannya lewat begitu saja. Begitu sosok Putri Jossie menghindari serangannya dengan melompat tinggi keatas, Pangeran Nasir serangan merubah serangannya dengan ikut melesat keatas. Bukannya terkejut dengan serangan itu, Putri Jossie justru terlihat tersenyum. Hal ini cukup mengejutkan bagi Pangeran Nasir.“Kenapa dia tersenyum. ah dia hanya menggertakku”. Batin Pangeran Nasir lagi tak mau ambil pusing dengan melanjutkan serangannya, Pangeran Nasir yakin ‘Telapak Dewa Api’ miliknya tak terkalahkan.Di udara, Putri Jossie tiba-tiba saja melakukan gerakan putaran yang sangat cepat sekali untuk menghindari serangan Pangeran Nasir dan langsung melancarkan serangan totokan 5 benuanya.Serangan yang tiba-tiba itu membuat Pangeran Nasir tak kuasa untuk menghindarinya, tapi Pangeran Nasi
Gubernur Giza kembali mengumpulkan semua orang di dalam kediaman megahnya. Termasuk Bintang dan keluarganya. Semua pandangan kini tampak menatap kearah Bintang dengan tatapan kagum, bahkan termasuk Gubernur Giza sendiri, Putri Jossie dan Putri Bonniepun ikut menatap kagum kearah Bintang, terutama Putri Jossie yang benar-benar berhutang nyawa kepada Bintang.“Saya benar-benar mengucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk tuan Bintang. karena telah menyelamatkan Jossie” ucap Gubernur Giza lagi.“Saya hanya melakukan yang saya bisa tuan gubernur” ucap Bintang lagi dengan penuh kerendahan hati.“Kalau saya boleh tau, siapakah tuan ini sebenarnya?!” tanya Pangeran Nasir tiba-tiba.“Saya hanyalah seorang pengembara biasa pangeran”Pangeran Nasir sendiri tampak menatap kearah sosok Bintang dengan tatapan seksama, hingga akhirnya Pangeran Nasir tampak mengeluarkan sebuah gulungan kertas dari balik pakaian
“Terima kasih Sarah. kau memang istri yang baik” ucap Bintang lagi.“Tapi. maukah kakak berjanji sama Sarah” ucap Sarah pelan hingga menarik perhatian Bintang.“Apapun yang terjadi. kakak tidak akan pernah meninggalkan Sarah dan William” ucap Sarah tertunduk.Bintang dengan cepat mengangkat wajah Sarah yang tertunduk dengan tangannya.“Apa yang kau katakan Sarah.. Sarah adalah istri kakak. William adalah anak kita. Seumur hidup akan selalu kakak jaga dan kakak sayangi kalian berdua” ucap Bintang lagi hingga membuat wajah Sarah tersenyum sumringah.“Terima kasih kak. terima kasih” ucap Sarah lagi seraya kembali membenamkan dirinya dipelukan Bintang. Bintangpun membalasnya dengan erat dan hangat.Cukup lama keduanya kembali tenggelam dalam pelukan penuh kehangatan dan kemesraan itu hingga akhirnya Sarah kembali merenggangkan pelukannya.“Kakak mau Sarah pijit. Sarah liat