Para prajurit langsung bersikap siaga dan langsung bergerak mengepung Bintang. Sementara itu Pangeran Khalil Sultan masih dengan sangat tenang melangkah kedepan, kehadapan Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, sosoknya berhenti.
“Siapa kau?” tanya Pangeran Khalil Sultan lagi.
“Aku hanyalah orang yang ingin memberi peringatan padamu pangeran” ucap Bintang lagi.
“Peringatan! Peringatan apa?”
“Jangan kau ganggu lagi hidup Putri Sheeva”
Wajah Pangeran Khalil Sultan berubah mendengar hal itu, ditatapnya dengan tajam sosok yang berdiri dihadapannya.
“Jadi kau adalah pesuruhnya Putri Sheeva rupanya” ucap Pangeran Khalil Sultan. “Orang sepertimu tak pantas untuk melarangku” ucap Pangeran Khalil Sultan.
“Putri Sheeva sudah menolak dirimu pangeran, apakah sudah tidak ada rasa malu didiri pangeran masih mengharapkan cinta Putri Sheeva” ucap Bintang lagi.
Kali ini senyum diwajah Pangeran Khalil Sultan langsung hilang mendenga
“Auuurggghhh!” tiba-tiba saja sosok Vero mengeluarkan lolongan panjang seperti seekor srigala. “Auuurggghhh!” tak lama sosok Zero mengeluarkan lolongan panjang seperti seekor srigala pula. “Aaakkhhhhhh!” Aaakkhhhhhh!” Bersamaan, Vero dan Zero tiba-tiba saja berteriak dengan keras dengan mengangkat wajah mereka kearah langit, Vero dan Zero menggeram seperti tengah merasakan sakit yang amat sangat. Kedua mata Bintang membesar saat dihadapannya, sosok Vero dan Zero tiba-tiba saja membesar dan urat-urat ditubuh mereka menyembul, semakin lama semakin membesar. “Aaakkhhhhhh !! Aaakkhhhhhh!” Vero dan Zero kembali berteriak dengan keras seiring dengan perubahan yang terjadi ditubuh mereka, kedua mata Bintang lagi-lagi dibuat membesar saat melihat disekujur tubuh keduanya mulai ditumbuhi oleh bulu-bulu hitam yang semakin lama semakin tumbuh dengan lebatnya. Kedua kaki dan tangan Vero dan Zero terlihat sedikit memanjang dan kuku-kuku kaki dan ta
Walaupun kedua mahluk manusia srigala itu tidak terluka, tapi ditempatnya, Pangeran Khalil Sultan juga cukup kaget melihat kedua pengawalnya terpental dengan sangat jauh, walaupun kemudian dapat menarik nafas lega melihat kedua pengawalnya tidak terluka akibat serangan itu. Berikutnya dengan sangat cepat sekali, kedua mahluk manusia srigala ini berlari seperti layaknya seekor srigala kearah Bintang. Ditempatnya Bintang sudah bersiap dengan serangan kedua mahluk manusia srigala tersebut. Tapi Bintang hanya berdiri tegak saja ditempatnya tampak mempersiapkan kuda-kudanya, sementara serangan kedua mahluk manusia srigala ini sudah semakin dekat. “Auuurggghhh!” “Auuurggghhh!” Kedua mahluk manusia srigala melompat dengan lompatan yang sangat jauh kearah Bintang. Anehnya sosok Bintang masih berdiri diam saja ditempatnya. Sregggghhh !!! Sregggghhh !!! Cakar tajam Kedua mahluk manusia srigala langsung mengenai sosok Bintang. Sregggghhh
Kreeetttt !!! Kreeetttt !!! Tiba-tiba saja dari kedua sarung tangan besi ditangan Pangeran Khalil Sultan keluar sepasang cakar yang terbuat dari besi baja putih berkilau. Tranggg !!! Tranggg !!! Pangeran Khalil Sultan terlihat mengadukan 2 cakar ditangannya hingga menimbulkan percikan bunga api yang berpijar. Seakan-akan Pangeran Khalil Sultan ingin memperlihatkan kalau kedua cakar ditangannya sangatlah tajam. Hyyyaatttt !!! Pangeran Khalil Sultan melesat kedepan dengan kedua cakar ditangannya. Bintang sendiri dengan menggunakan jurus “Kelana Pemabuk”nya. Akibatnya serangan-serangan maut Pangeran Khalil Sultan hanya lewat-lewat sedikit saja dari tubuh Bintang. Dan ini yang membuat Pangeran Khalil Sultan penasaran. Seraya terus menghindar, Bintang terus memperhatikan kedua cakar yang ada ditangan Pangeran Khalil Sultan, Bintang merasa tertarik dengan cakar tersebut, karena bahannya sangat berbeda dari bahan besi dan baja pada u
Disaat Pangeran Khalil Sultan terdesak sangat hebat, tiba-tiba saja Pangeran Khalil Sultan melompat mundur kebelakang. Bintang tidak mengejarnya.Kreeetttt !!! Kreeetttt !!!Cakar dikedua tangan Pangeran Khalil Sultan, kembali masuk kedalam sarungnya, dan Pangeran Khalil Sultan terlihat meraih sesuatu dari balik sabuk pinggangnya. Sebuah botol berisi cairan terlihat ditangan Pangeran Khalil Sultan.Glukk ! Glukk ! Glukk !Tanpa ragu, Pangeran Khalil Sultan tampak langsung meneguk air yang ada didalam botol kecil tersebut, dan ;“Auuurggghhh!” tiba-tiba saja sosok Pangeran Khalil Sultan mengeluarkan lolongan panjang seperti seekor srigala. Pangeran Khalil Sultan mulai tampak melepaskan pakaian atas yang dimilikinya dan tatto yang ada dimata sebelah kanan Pangeran Khalil Sultan tampak mengeluarkan sinar putih biru yang secara perlahan tatto itu menjalar keseluruh wajah Pangeran Khalil Sultan, turun ke leher, terus kedada, perut dan akhirn
ISTANA TIMUR GEGER. Pangeran Khalil Sultan beserta para prajuritnya yang baru saja kembali dari perburuan, pulang dalam keadaan terluka parah bersama kedua pengawalnya, sedangkan belasan orang prajurit yang ikut bersamanya tampak babak belur. Sultan Timur Lenk yang menyambutnya sampai terkejut melihat keadaan Pangeran Khalil Sultan dan para prajurtnya. “TABIB!” Sultan Timur langsung berteriak keras memanggil para tabib istana. Belasan orang tabib istana langsung datang dengan cepat memeriksa keadaan Pangeran Khalil Sultan dan pengawalnya yang datang dalam keadaan ditandu. Walau sebenarnya Sultan Timur sangat ingin bertanya apa yang telah terjadi pada putra mahkotanya, tapi hal itu ditahannya, karena melihat keadaan putranya yang lebih membutuhkan perawatan. Sultan Timur langsung mengumpulkan seluruh pejabat kerajaannya, juga para panglima dan komandan angkatan bersenjatanya, rapat darurat akan diadakan oleh Sultan Timur. Tak perlu menunggu lama, dalam sekejap aula me
Beberapa hari kemudian.Ditempat kediaman Gubernur Al-Musta'sim.Bintang sudah kembali ke tempat kediaman Gubernur Al-Musta'sim semalam, dan Bintang langsung menceritakan tentang perihal keberadaan ayah Sheeva dari informasi yang didapat Bintang, kalau Sultan Ahmad Jalair telah melarikan diri ke Mesir. Sheeva yang mendengar ayahnya selamat sangat bahagia mendengarnya. Tapi tentu saja Bintang tak menceritakan tentang peristiwa pertarungannya dengan Pangeran Khalil Sultan.Pagi itu, bersama Bintang dan Bruce, Sheeva tampak menghadap Gubernur Al-Musta'sim.“Kebetulan sekali tuan Bintang kemari!” ucap Gubernur Al-Musta'sim tiba-tiba hingga mengejutkan Bintang dan Sheeva yang kemudian saling pandang satu sama lain.“Memangnya ada apa tuan gubernur?” tanya BintangGubernur Al-Musta'sim tampak mengambil segulungan kertas dari atas mejanya dan segera menyerahkannya kepada Bintang. Bintang segera menerima dan membukanya, bersa
ISTANA TIMUR.Sultan Timur tampak berjalan dengan diiringi oleh Penasehat Malik. Keduanya tampak tengah menuju ke sebuah ruang yang dijaga oleh 10 orang prajurit bersenjata lengkap. Begitu melihat Sultan Timur datang bersama Penasehat Malik, ke-10 orang prajurit terlihat dengan cepat menjura hormat.Sultan Timur hanya terlihat mengangkat tangannya, dua orang prajurit terlihat dengan segera membuka pintu ruangan tersebut. Bersama Penasehat Malik, Sultan Timur segera memasuki ruangan tersebut. Di dalamnya terlihat 10 orang tabib yang juga langsung menjura hormat begitu melihat sosok Sultan Timur masuk bersama Penasehat Malik.“Ayah!” seorang pemuda yang tengah bersandar diperaduan terlihat ikut menjura hormat.“Bagaimana keadaanmu hari ini khalil?” tanya Sultan Timur kepada pemuda tersebut yang tak lain adalah Pangeran Khalil Sultan. Sekujur tubuh Pangeran Khalil Sultan terlihat dibaluti kain perban, termasuk kepalanya, hanya wajah s
Malam itu adalah malam bulan purnama, sinarnya yang terang menyinari sebagian permukaan bumi, karena dibelahan bumi lain hari masih siang. Malam yang semakin larut, membuat mata dengan cepat mengantuk, apalagi dihutan belantara yang menjadi tempat Bintang dan yang lain menginap, hanya suara-suara binatang malam yang terdengar hingga menambah suasana tidur semakin lelap.Di dalam gubuk yang sederhana tersebut, tak ada perabotan ataupun ranjang, hanya ruangan berukuran 3x3 saja, dan semuanya terlihat cukup menikmati dengan berbaring dilantai beralaskan tikar. Bruce terlihat tidur dengan dipeluk oleh Sheeva. Sementara sosok Bintang sendiri tampak masih duduk bersila, Bintang sepertinya tengah melakukan tapa bratanya.Ruangan gubuk yang hanya diterangi oleh lampu teplok, sebuah lampu yang nyalanya dari sumbu yg dibakar. Di antara keremangan malam, terlihat sepasang mata yang masih terbuka, mata indah itu adalah milik Putri Sheeva. Pandangan Sheeva tampak selalu tertuju kea
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig