SIANG itu, Sarah wayne menemui Jendral Saxon Draig bersama putranya Bruce, Jendral Saxon Draig segera menyambut kedatangan Sarah dengan suka cita. Begitu berada dihadapan Jendral Saxon Draig dan para perwira, Sarah wayne segera menjura hormat, tapi Jendral Saxon Draig dengan cepat menahannya.
“Jangan menghormat Sarah. Kami yang seharusnya menjura hormat padamu” ucap Jendral Saxon Draig dengan cepat balas menjura hormat diikuti para perwira yang lain.
“Bangun! Bangunlah Jendral!” ucap Sarah cepat karena merasa tak enak.
“Bruce...” ucap Jendral Saxon Draig tersenyum kearah bocah kecil yang ada didekat Sarah.
“Mari silahkan duduk Sarah” ucap Jendral Saxon Draig lagi mempersilahkan duduk Sarah didekatnya.
“Terima kasih Jendral” ucap Sarah duduk seraya memanggu Bruce.
“Mulai sekarang kau tak perlu mengkhawatirkan keselamatan Bruce lagi Sarah” ucap Jendral Saxon Draig tersenyu
Tak lama, Bintang sudah mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Rupanya Sarah tengah mandi, Bintang kemudian membaringkan dirinya disebelah Bruce sambil terus menatap Bruce. Dengan lembut Bintang membelai wajah tampan Bruce kecil. Entah kenapa perasaan Bintang bahagia sekali saat mendengar Bruce memanggilnya ayah. Tiba-tiba lampu jadi hidup terang benderang menerangi kamar itu. Ternyata Sarah yang telah selesai mandi menghidupkan lampu. Bintang bangkit dari tempat tidurnya dan menatap Sarah dengan pangling. Sekarang Sarah hanya mengenakan kaos ketat berwarna biru tua dipadu dengan celana pendek yang sewarna. Bintang melihat Sarah yang lain dari yang dikenalnya. Kaos ketatnya memperlihatkan lekuk tubuhnya yang nyaris sempurna yang biasanya tersembunyi di balik pakaian longgarnya. Kulit pahanya yang putih mulus biasanya terbungkus, kini terpampang jelas. Tanpa Bintang sadari dari mulut Bintang terlontar kata, “Kamu cantik dan seksi sekali Sarah”Sarah tampak tersipu mende
KEPERGIAN Bintang, Sarah dan Bruce dilepas dengan upacara kehormatan oleh Jendral Saxon Draig. Diantara banyak orang yang melepas kepergian mereka, hanya Saxon yang tampak terkejut melihat Bintang pergi bersama Sarah. Dengan Saxon menatap kepergian Bintang dengan tatapan penuh arti. Dengan kereta bertenaga mesin yang diberikan oleh Jendral Saxon Draig, Bintang dan Sarah bersama Bruce melanjutkan perjalanan mereka meninggalkan wilayah Atlas City.Perjalanan kali ini dirasakan Bintang sedikit berbeda, karena kali ini Bintang tidak sendiri, ditemani oleh Sarah, wanita berparas cantik jelita keibuan yang sungguh menarik hati bila dipandang terus menerus, bersama Bruce anak angkat Bintang yang kini sudah semakin dekat dengan Bintang. Sikap Bintang yang lembut dan begitu penuh perhatian baik kepada dirinya maupun putranya Bruce, membuat Sarah terhanyut semakin mencintai Bintang dengan segenap hatinya. Kebahagiaan yang telah lama pergi darinya, kini mulai datang lagi. Sarah rela bah
Malam semakin larut, saat Bruce tertidur dengan memeluk ibunya Sarah. Bintang sendiri kini hanya memperhatikan Sarah dan Bruce yang begitu terlihat bahagia dalam tidurnya.“Sarah...” terdengar suara Bintang begitu pelan hampir berbisik kepada Sarah.“Iya sayang” ucap Sarah menjawabnya pelan.“Sebenarnya sudah sejak siang tadi ada seseorang yang tengah mengikuti kita” ucap Bintang tiba-tiba hingga membuat wajah Sarah berubah. “Tapi jangan khawatir, sepertinya dia bukan orang jahat” sambung Bintang lagi untuk menenangkan Sarah, terbukti ucapan Bintang cukup membuat wajah Sarah berubah tenang.“Siapa dia sayang? dimana?” tanya Sarah algi.“Aku juga tidak tau Sarah, tapi sepertinya dia adalah seorang wanita, dia bersembunyi dibalik pohon dan semak disana” ucap Bintang memandang kesuatu arah, Sarah memalingkan pandangannya kearah yang diberitahu Bintang, tapi karena gelapnya malam,
Pagi datang.Bruce, Sheeva dan Sarah terlihat tengah asyik menikmati dinginnya air danau yang begitu segar terasa dikulit, mereka tengah membersihkan diri mereka. Bintang tidak terlihat diantara mereka, karena memang Bintang tengah pergi untuk mencari makanan.Bukan saja Sarah yang cepat akrab dengan Sheeva, tapi Brucepun juga terlihat cepat akrab dengan Sheeva, hal ini dapat terlihat Bruce yang tengah bermain air bersama Sheeva dengan sesekali tertawa gembira.“Ayo Bruce naik. Nanti kelamaan bisa masuk angin” ucap Sarah lagi.“Sebentar lagi bu” ucap Bruce yang masih terlihat senang bermain air.Sarah sendiri hanya tersenyum lalu memandang kearah Sheeva yang ada disebelahnya yang tampak sejak tadi hanya merenung.“Sheeva...” tegur lembut Sarah hingga menyadarkannya.“Oh.. eh iya, ada apa nyonya?” tanya Sheeva dengan kaget.“Sedang melamunkan apa Sheeva?” tanya Sarah.
DELAPAN orang yang membawa Sheeva tampak tengah menggiring Sheeva menuju kearah utara. Rupanya tak jauh berjalan, terlihat beberapa ekor kuda yang ditambatkan, dan kini mereka sudah siap membawa putri Sheeva dengan kuda tersebut. Sheeva sendiri tampak dinaikkan kedalam sebuah kereta kuda bersama beberapa yang menemaninya, didepan dan dibelakang kereta kuda tersebut tampak 2 ekor kuda yang mengiringinya. Tapi baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba saja kuda yang berada didepan menghentikan barisan. 2 kuda yang ada dibelakang dengan cepat ikut kedepan, bahkan yang berada dikereta kuda ikut bangkit berdiri untuk melihat apa yang terjadi didepan. Sheeva sendiri yang juga penasaran sebenarnya ingin mengangkat wajahnya untuk melihat kedepan, tapi hal itu tak mungkin dilakukannya.Apa yang sebenarnya terjadi?Di depan 4 sosok berkuda tampak berdiri sosok lelaki muda tampan yang tak lain adalah Bintang adanya. Dengan kemampuannya memang tak sulit bagi Bintang untuk menyusul
Bruce langsung menyambut gembira melihat Sheeva yang kembali bersama Bintang, tanpa menunggu lebih lama, Bruce langsung berlari memeluk Sheeva yang juga ikut menyambut pelukan Bruce dan terharu. Sementara itu Sarah sendiri tampak menyambut kedatangan Bintang.“Kau tidak apa-apa suamiku?” tanya Sarah. Bintang tersenyum dan menggelengkan kepalanya.“Aku tidak apa-apa Sarah” ucap Bintang tersenyum.“Ya sudah, ayo sekarang kita makan dulu. Nanti saja ceritanya” ucap Sarah cepat karena memang sejak tadi mereka belum makan. Bruce bersikeras untuk menunggu Bintang dan Sheeva kembali baru mau makan.Merekapun lalu menikmati nasi bungkus yang tadi dibawa oleh Bintang. Tak lama setelah selesai menyantap makan siang mereka.“Maafkan saya yang telah membuat repot tuan dan nyonya Sarah” ucap Sheeva dengan wajah tertunduk.“Tak perlu meminta maaf Sheeva, ceritakan saja yang sebenarnya” ucap Sarah
PAGI akhirnya datang, Sheeva tampak masih terlelap dalam tidurnya karena baru saja bergadang malam tadi melihat pergulatan birahi yang terjadi didepan matanya.“Kak! Kak Sheeva...” satu guncangan lembut membangunkan Sheeva dari tidurnya, Meski jelas-jelas kelihatan kalau baru saja bangun tidur, namun raut wajah Sheeva benar-benar membuat jantung setiap pria berdegup keras. Wajahnya demikian cantik dan memancarkan pesona luar biasa.“Bruce...” ucap Sheeva mencoba tersenyum saat menyadari Bruce yang telah membangunkannya.“Sssttt!” tapi Bruce dengan cepat memberikan tanda kepada Sheeva dengan menempelkan jarinya didepan bibirnya, sebagai tanda menyuruh Sheeva untuk diam. Hal ini membuat wajah Sheeva berubah, lalu ditatapnya kearah sekeliling, tidak ada seorangpun ditemuinya ditempat itu, hingga Sheeva dapat melihat bagaimana Sarah terlihat tengah mengintip disalah satu dinding lumbung padi tersebut.“Ada apa Bruce!&
Kita kembali kedepan lumbung, dimana sosok Bintang tengah berhadapan dengan 100 orang prajurit Timur Lenk dengan persenjataan lengkap. Semuanya tampak mengenakan sorban dikepala mereka.“Kapten, jadi benar dia orang yang telah menyelamatkan putri Sheeva itu?” tanya seorang laki-laki yang juga berjambang lebat diseluruh wajahnya, terlihat jelas dari pakaian perang yang dikenakannya, jabatannya cukup tinggi. Orang yang dipanggil kapten yang Bintang kenali sebagai orang yang pernah dipecundanginya beberapa waktu yang lalu.“Benar panglima. Dia orang yang telah menyelamatkan putri Sheeva kemarin” ucap si kapten lagi.Sosok yang dipanggil panglima itu tampak menatap kearah sosok Bintang dengan tatapan tajam. Lalu dengan perlahan kuda hitam yang menjadi tunggangannya kearah kedepan.Beberapa tombak dihadapan Bintang, sosok panglima ini menghentikan kudanya.“Siapa kau anak muda?” terdengar suara berat dan penuh wibawa